Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Sholawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam keluarga serta para sobat dan pengikut yang istiqamah menuruti Baginda sampai ke hari kiamat. Wahai Sahabatku yang senantiasa di rahmati oleh Allah Subhanahu wa ta'ala.
Amal yang dilandasi Iman dalam menjalankannya maka Amalnya akan diterima Allah ta'ala.
وَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ نَقِيرًا
“Barangsiapa yang melaksanakan amal-amal saleh, baik pria maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam nirwana dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.” (QS. An-Nisa : 124) Seringkali Allah menggandengkan doktrin dan amal salih dalam ayat-ayat Al-Quran. Ini mengindikasikan bahwa kedua kasus tersebut sungguh berhubungan erat.
Orang yang bederma shalih akan diterima dikala amal tersebut dilandasi dengan keimanan yang benar sebagaimana isyarat Allah Ta’ala dan sunnah Rasul-Nya.
Sedangkan amal yang banyak dan bervariasi dengan tujuan untuk mendekatkan diri terhadap Allah akan tidak bermanfaat belaka dikala dijalankan tanpa landasan ilmu yang benar.
Lebih merugi lagi tatkala amal yang dijalankan tanpa aspek doktrin dan ikhlas.
Amal salih yakni amal yang mengikuti isyarat Allah (Al-Quran) dan sunnah Nabi-Nya.
Artinya, amal salih itu merupakan setiap amal yang disyariatkan oleh Allah dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, baik itu amal yang wajib maupun yang sunnah.
Oleh alasannya yakni itu, untuk sanggup bederma salih juga disyariatkan adanya ilmu. Tanpa ilmu yang benar, sanggup jadi kita akan melaksanakan amal yang salah (bukan amal salih), sebagaimana doktrin juga disyariatkan dengan ilmu yang benar (Tafsir Ibnu Katsir, 2/566).
Syaikh As-Sa’di menuturkan, “(Amal salih) Ini meliputi seluruh perbuatan baik lahir maupun batin, yang berhubungan dengan hak-hak Allah dan hak-hak hamba-Nya, yang wajib dan yang dianjurkan” (Tafsir As-Sa’di, 7/633).
Jadi, amal shalih sanggup mengirimkan hamba pada keridhaan Allah tatkala hamba tersebut tidak mempersekutukan Allah dalam beribadah kepada-Nya.
Dua rukun amal yang diterima Allah yakni tulus alasannya yakni Allah dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Sebagaimana dalam surah Al-Kahfi ayat 110, Allah berfirman:
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya, maka hendaklah ia melaksanakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah terhadap Rabb-nya.”
Seorang muslim hendaknya memperkokoh benteng aqidah mudah-mudahan tauhidnya lurus dan selaras dengan syariat Islam. Juga terus menuntut ilmu untuk tulus dalam bederma untuk menghendaki ridha-Nya dan berusaha mewujudkan ittiba’ sehingga hati selamat dari hawa nafsu.
Tak perlu berkecil hati bila amal kita secara kuantitas masih kecil dan sedikit. Yakinlah bahwa selama dijalankan sesuai syarat-syaratnya, insyaallah berpahala dan bertabur barakah.
Kita tak tahu dari sekian amal salih yang kita lakukan, yang manakah dari amal-amal tersebut yang diterima Allah Ta’ala. Sungguh taufik dan karunia dari Allah dikala kita dimudahkan jalan dalam bederma shalih.
Seorang mukmin mesti senantiasa memohon petunjuk-Nya mudah-mudahan segala yang dijalankan selaras dengan perintah syariat.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Sebagian salaf berkata, ‘Tidak ada satu perbuatan pun walaupun kecil kecuali pelakunya akan ditanyakan dengan pertanyaan, ‘Mengapa engkau melakukannya? Dan bagaimana engkau melakukannya?’’
Demikian mudah-mudahan kita tidak salah dalam bederma salih. Semoga berharga terima kasih.
0 Komentar untuk "Amal Yang Di Landasi Iman"