Permenkes Nomor 4 Tahun 2020 Perihal Kewajiban Rumah Sakit Dan Kewajiban Pasien

Permenkes Nomor 4 Tahun 2020 atau Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2020 mengatur Tentang Kewajiban Rumah Sakit Dan Kewajiban Pasien. Menurut Permenkes ini yang dimaksud Rumah  Sakit  adalah  institusi  pelayanan  kesehatan  yang menyelenggarakan  pelayanan  kesehatan  perorangan secara  paripurna  yang  menyediakan  pelayanan  rawat  inap, rawat jalan, dan gawat darurat.  Sedangkan yang dimaksud Pasien  adalah  setiap  orang  yang  melakukan  konsultasi masalah  kesehatannya  untuk  memperoleh  pelayanan kesehatan  yang  diperlukan,  baik  secara  langsung maupun tidak langsung di Rumah Sakit. 

Pada Permenkes Nomor 4 Tahun 2020 atau Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2020, Kewajiban Rumah Sakit diatur mulai pasal 2 hingga dengan pasal 25,  sedangkan Kewajiban Pasien diatur pada pasal 26 dan 27

KEWAJIBAN RUMAH SAKIT

Pasal 2  Permenkes Nomor 4 Tahun 2020
(1)  Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban : 
a.  memberikan  informasi  yang  benar  tentang pelayanan Rumah Sakit kepada masyarakat;
b.  memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi,  dan  efektif  dengan  mengutamakan kepentingan  pasien  sesuai  dengan  standar pelayanan Rumah Sakit;
c.  memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan pelayanannya;
d.  berperan  aktif  dalam  memberikan  pelayanan kesehatan  pada  bencana,  sesuai  dengan kemampuan pelayanannya;
e.  menyediakan  sarana  dan  pelayanan  bagi masyarakat tidak bisa atau miskin;
f.  melaksanakan fungsi sosial;
g.  membuat,  melaksanakan,  dan  menjaga  standar mutu  pelayanan  kesehatan  di  Rumah  Sakit  sebagai pola dalam melayani pasien;
h.  menyelenggarakan rekam medis;
i.  menyediakan  sarana  dan  prasarana  umum  yang layak meliputi sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana  untuk  orang  cacat,  wanita  menyusui,  anak-anak, lanjut usia;
j.  melaksanakan sistem rujukan;
k.  menolak  keinginan  pasien  yang  bertentangan dengan  standar  profesi  dan  etika  serta  peraturan perundang-undangan;
l.  memberikan  informasi  yang  benar,  jelas  dan  jujur mengenai hak dan kewajiban pasien;
m.  menghormati dan melindungi hak pasien;
n.  melaksanakan susila Rumah Sakit;
o.  memiliki  sistem  pencegahan  kecelakaan  dan penanggulangan bencana;
p.  melaksanakan  program  pemerintah  di  bidang kesehatan baik secara regional maupun nasional;
q.  membuat  daftar  tenaga  medis  yang  melakukan praktik  kedokteran  atau  kedokteran  gigi  dan  tenaga kesehatan lainnya;
r.  menyusun  dan  melaksanakan  peraturan  internal Rumah Sakit (hospital by laws);
s.  melindungi  dan  memberikan  bantuan  hukum  bagi semua  petugas  Rumah  Sakit  dalam  melaksanakan tugas; dan
t.  memberlakukan  seluruh  lingkungan  rumah  sakit sebagai daerah tanpa rokok.
(2)  Selain  kewajiban  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1), Rumah Sakit mempunyai kewajiban mengupayakan:
a.  keamanan  dan  pembatasan  akses  pada  unit  kerja tertentu  yang  memerlukan  pengamanan  khusus; dan
b.  keamanan  Pasien,  pengunjung,  dan  petugas  di Rumah Sakit.

Pasal 3 
Kewajiban  Rumah  Sakit  memberikan  informasi  yang  benar tentang  pelayanan  Rumah  Sakit  kepada  masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) abjad a berupa: 
a.  informasi umum ihwal Rumah Sakit; dan 
b.  informasi  yang  berkaitan  dengan  pelayanan  medis kepada Pasien. 

Pasal 4 
(1)  Informasi  umum  tentang  Rumah  Sakit  sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 abjad a meliputi: 
a.  status  perizinan,  klasifikasi  dan  akreditasi  Rumah Sakit; 
b.  jenis dan kemudahan pelayanan Rumah Sakit; 
c.  jumlah,  kualifikasi,  dan  jadwal  praktik  Tenaga Kesehatan; 
d.  tata  tertib  dan  peraturan  yang  berlaku  di  Rumah Sakit; 
e.  hak dan kewajiban Pasien; 
f.  mekanisme pengaduan; dan 
g.  pembiayaan. 
(2)  Dalam  hal  Rumah  Sakit  ditetapkan  sebagai  tempat pendidikan  bagi  Tenaga  Kesehatan,  Rumah  Sakit  wajib memberikan  informasi  kepada  Pasien  dan  masyarakat mengenai  status  Rumah  Sakit  sebagai  Rumah  Sakit pendidikan. 
(3)  Informasi  umum  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1) sanggup diberikan secara langsung dan tidak langsung. 
(4)  Pemberian  informasi  secara  langsung  sebagaimana dimaksud  pada  ayat  (3)  dilakukan  dengan  menyediakan kemudahan pelayanan informasi atau dilakukan oleh petugas Rumah Sakit. 
(5)  Pemberian  informasi  secara  tidak  langsung  sebagaimana dimaksud  pada  ayat  (3)  dilakukan  antara  lain  melalui papan  pengumuman,  brosur,  rambu,  pamflet,  dan  situs web. 

Pasal 5
(1)  Informasi  yang  berkaitan  dengan  pelayanan  medis kepada  Pasien  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  3 abjad b meliputi: 
a.  pemberi pelayanan; 
b.  diagnosis dan tata cara tindakan medis; 
c.  tujuan tindakan medis; 
d.  alternatif tindakan; 
e.  risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; 
f.  rehabilitatif; 
g.  prognosis terhadap tindakan yang dilakukan; dan 
h.  perkiraan pembiayaan. 
(2)  Selain  informasi  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1) Rumah  Sakit  wajib  memberikan  informasi  dan  meminta persetujuan  kepada  Pasien  untuk  melibatkan  Pasien dalam penelitian kesehatan. 
(3)  Informasi  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)  harus diberikan  sejak  Pasien  masuk  ke  Rumah  Sakit,  selama menerima  pelayanan,  hingga  Pasien  meninggalkan Rumah Sakit. 
(4)  Penyampaian informasi yang berkaitan dengan pelayanan medis  kepada  Pasien  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat (1)  dilakukan  oleh  Dokter,  Dokter  Gigi  atau  Tenaga Kesehatan  lain  yang  merawat  Pasien  sesuai  dengan kewenangannya. 
(5)  Informasi  yang  berkaitan  dengan  pembuatan keputusan atas  tindakan  medik  dilaksanakan  sesuai  dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 

Pasal 6
(1)  Kewajiban  Rumah  Sakit  memberikan  pelayanan kesehatan  yang  aman,  bermutu,  anti  diskriminasi,  dan efektif dengan mengutamakan kepentingan Pasien sesuai dengan  standar  pelayanan  Rumah  Sakit  sebagaimana dimaksud  dalam  Pasal  2  ayat  (1)  huruf  b  melalui ratifikasi Rumah Sakit.
(2)  Pelayanan kesehatan yang aman dan efektif sebagaimana dimaksud  pada  ayat  (1)  paling  sedikit  dilaksanakan melalui target keselamatan Pasien Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 
(3)  Pelayanan  kesehatan  yang  bermutu  sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pelayanan kesehatan yang  dilaksanakan  sesuai  dengan  standar  pelayanan Rumah  Sakit  sebagai  bagian  dari  tata  kelola  klinis  yang baik. 
(4)  Standar  pelayanan  Rumah Sakit sebagaimana  dimaksud pada  ayat  (3)  disusun  dan  diterapkan  dengan memperhatikan  standar  profesi,  standar  pelayanan masing-masing  Tenaga  Kesehatan,  standar  prosedur operasional, isyarat etik profesi dan isyarat etik Rumah Sakit. 
(5)  Pelayanan  kesehatan  yang  antidiskriminasi  sebagaimana dimaksud  pada  ayat  (1)  diwujudkan  dengan  tidak membedakan  pelayanan  kepada  Pasien  dalam memberikan  pelayanan  kesehatan,  baik  menurut  ras, agama,  suku,  gender,  kemampuan  ekonomi,  orang dengan kebutuhan khusus (difable), latar belakang sosial politik dan antar golongan. 



Pasal 7
(1)  Kewajiban  Rumah  Sakit  memberikan  pelayanan  gawat darurat  kepada  Pasien  sesuai  dengan  kemampuan pelayanannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)  huruf  c  dilakukan  pada  instalasi  gawat  darurat berupa: 
a.  triase; dan 
b.  tindakan  penyelamatan  nyawa  (life  saving)  atau pencegahan kecacatan.
(2)  Kemampuan  pelayanan  sebagaimana  dimaksud  pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan standar instalasi gawat darurat berdasarkan jenis dan pembagian terstruktur mengenai Rumah Sakit. 
(3)  Triase  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)  huruf  a merupakan investigasi awal atau skrining secara cepat terhadap  semua  Pasien  yang  datang  ke  instalasi  gawat darurat  untuk  mengidentifikasi  status kegawatdaruratannya  dan  prioritas  penanganan  yang harus segera ditindaklanjuti dengan pertolongan pertama sesuai dengan kebutuhan medisnya. 
(4)  Triase  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (3)  harus dilakukan  pada  setiap  Pasien  yang  datang  ke  instalasi gawat darurat.
(5)  Prioritas penanganan Pasien didasarkan pada hasil triase sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (3)  dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan.
(6)  Selain  mendapatkan  pelayanan  gawat  darurat sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)  setiap  Pasien  yang datang  ke  instalasi  gawat  darurat  wajib  memiliki  dokter penanggung jawab pelayanan yang berada ditempat. 

Pasal 8 
(1)  Kewajiban  Rumah  Sakit  berperan  aktif  dalam memberikan  pelayanan  kesehatan  pada  bencana  sesuai dengan  kemampuan  pelayanannya  sebagaimana dimaksud  dalam  Pasal  2  ayat  (1)  huruf  d  termasuk  juga kewajiban  memberikan  pelayanan  kesehatan  pada  Krisis Kesehatan  lainnya  sesuai  dengan  kemampuan pelayanan. 
(2)  Krisis  Kesehatan  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1) merupakan  peristiwa  atau  rangkaian  peristiwa  yang mengancam  kesehatan  individu  atau  masyarakat  yang disebabkan oleh Bencana dan/atau berpotensi Bencana. 
(3)  Kewajiban  berperan  aktif  dalam  memberikan  pelayanan kesehatan  pada  Bencana  sesuai  kemampuan pelayanannya  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1) dilakukan melalui: 
a.  pembentukan  tim  tanggap  darurat  Bencana  untuk membuat  dan  melaksanakan  manajemen penanggulangan Bencana; 
b.  memberikan  pelayanan  langsung  kepada  korban Bencana  di  lokasi  Bencana  atau  di  Rumah  Sakit; dan
c.  melakukan  mitigasi  dampak  Bencana  melalui penyediaan  pelayanan  rehabilitasi  psikososial  dan rehabilitasi fisik. 
(4)  Rumah  Sakit  dalam  memberikan  pelayanan  kesehatan pada  Bencana  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1) dilarang  menolak  Pasien  dan/atau  meminta  uang  muka terlebih dahulu. 

Pasal 9 
Kewajiban  Rumah  Sakit  menyediakan  sarana  dan  pelayanan bagi  masyarakat  tidak  mampu  atau  miskin  sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) abjad e dilaksanakan dengan menyediakan  tempat  tidur  perawatan  Kelas  III  untuk masyarakat  tidak  mampu  atau  miskin,  dan/atau  untuk peserta jaminan sosial kesehatan. 

Pasal 10 
Kewajiban  Rumah  Sakit  melaksanakan  fungsi  sosial sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  2  ayat  (1)  huruf  f dilaksanakan melalui: 
a.  memberikan  pelayanan  kesehatan  Pasien  tidak  mampu atau miskin;
b.  pelayanan gawat darurat tanpa meminta uang muka; 
c.  penyediaan ambulans gratis; 
d.  pelayanan korban Bencana dan insiden luar biasa;
e.  bakti sosial bagi misi kemanusiaan; dan/atau 
f.  melakukan  promosi  kesehatan  melalui  komunikasi, informasi, dan edukasi.

Pasal 11 
Kewajiban  Rumah  Sakit  membuat,  melaksanakan,  dan menjaga  standar mutu  pelayanan  kesehatan  di  Rumah  Sakit sebagai pola dalam melayani Pasien sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) abjad g dilaksanakan dengan; 
a.  menyusun,  menetapkan,  melaksanakan  dan mengevaluasi standar pelayanan Rumah Sakit; 
b.  membentuk  dan  menyelenggarakan  komite  medik, satuan  pemeriksaan  internal,  dan  unsur  organisasi Rumah  Sakit  lain  sesuai  dengan  ketentuan  peraturan perundang-undangan; 
c.  melakukan audit medis; dan 
d.  memenuhi ketentuan ratifikasi Rumah Sakit. 

Pasal 12
(1)  Kewajiban Rumah Sakit dalam menyelenggarakan rekam medis  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  2  ayat  (1) huruf  h  dilaksanakan  melalui  penyelenggaraan administrasi informasi kesehatan di Rumah Sakit. 
(2)  Penyelenggaraan  manajemen  informasi  kesehatan  di Rumah  Sakit  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat (1) dilaksanakan  sesuai  dengan  ketentuan  peraturan perundang-undangan. 

Pasal 13 
Kewajiban  Rumah  Sakit  dalam  menyediakan  sarana  dan prasarana  umum  yang  layak  meliputi  sarana  ibadah,  parkir, ruang  tunggu,  sarana  untuk  orang  cacat,  wanita  menyusui, anak-anak, lanjut usia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat  (1)  huruf  i  dilaksanakan  sesuai  dengan  pedoman  yang ditetapkan oleh Menteri. 

Pasal 14
(1)  Kewajiban  Rumah  Sakit  melaksanakan  sistem  rujukan sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  2  ayat  (1)  huruf  j dilaksanakan  sesuai  dengan  ketentuan  peraturan perundang-undangan. 
(2)  Dalam  melaksanakan  sistem  rujukan  sebagaimana dimaksud  pada  ayat  (1),  Rumah  Sakit  wajib  menjadi bagian  dari  jaringan  sistem  rujukan  yang  dibentuk  oleh Pemerintah Daerah. 
(3)  Upaya referensi oleh Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada  ayat  (1)    dilaksanakan  secara  aktif  dan berkoordinasi dengan Pasien/keluarga.
(4)  Upaya referensi oleh Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (3), paling sedikit berupa: 
a.  melakukan  pertolongan  pertama  dan/atau  tindakan stabilisasi kondisi Pasien sesuai indikasi medis serta sesuai  dengan  kemampuan  untuk  tujuan keselamatan Pasien selama pelaksanaan rujukan; 
b.  melakukan  komunikasi  dengan  penerima  rujukan dan  memastikan  bahwa  penerima  dapat  menerima Pasien dalam hal keadaan Pasien gawat darurat; dan
c.  membuat surat referensi untuk disampaikan kepada peserta rujukan. 

Pasal 15
(1)  Kewajiban  Rumah  Sakit  menolak  keinginan  Pasien  yang bertentangan  dengan  standar  profesi  dan  etika  serta ketentuan  peraturan  perundang-undangan  sebagaimana dimaksud  dalam  Pasal  2  ayat  (1)  huruf  k  dilakukan dengan cara: 
a.  melakukan komunikasi, informasi dan edukasi; 
b.  membuat peraturan internal Rumah Sakit; dan 
c.  memberdayakan  unsur  Rumah  Sakit  yang  memiliki kiprah dan tanggung jawab di bidang etik dan aturan Rumah Sakit. 
(2)  Keinginan  Pasien  yang  bertentangan  dengan  standar profesi  dan  etika  serta  ketentuan  peraturan  perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa: 
a.  permintaan untuk melaksanakan pengguguran ilegal; 
b.  permintaan  untuk  eutanasia  dan physician  assisted suicide; 
c.  pemberian keterangan palsu; 
d.  melakukan fraud; dan
e.  keinginan  Pasien  lain  yang  bertentangan  dengan standar profesi dan susila serta ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3)  Penolakan harapan Pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sehabis diberikan penjelasan mengenai alasan  penolakan  tersebut  dan  dicatat  dalam  dokumen tertulis. 
(4)  Dokumen  tertulis  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (3) sanggup berupa rekam medis atau dokumen tersendiri. 

Pasal 16 
(1)  Kewajiban  Rumah  Sakit  untuk  memberikan  informasi yang benar, terang dan jujur mengenai hak dan kewajiban Pasien  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  2  ayat  (1) huruf  l  dilaksanakan  kepada  Pasien  yang  memerlukan informasi  lengkap  tentang  hak  dan  kewajibannya termasuk  informasi  tentang  biaya  pelayanan  kesehatan dan jaminan kesehatan. 
(2)  Informasi  tentang  hak  Pasien  sebagaimana  dimaksud pada  ayat  (1)  mencakup  informasi  hak  Pasien  dalam menentukan  persetujuan  tindakan  medis  atau pengobatan yang akan dilakukan terhadap Pasien. 
(3)  Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan secara lisan, tertulis, atau dengan cara lain. 


Pasal 17 
(1)  Kewajiban  Rumah  Sakit  untuk  menghormati  dan melindungi  hak  Pasien  sebagaimana  dimaksud  dalam Pasal  2  ayat  (1)  huruf  m  dilaksanakan  dengan memberlakukan  peraturan  dan  standar  Rumah  Sakit, melakukan  pelayanan  yang  berorientasi  pada  hak  dan kepentingan  Pasien,  serta  melakukan  monitoring  dan penilaian penerapannya. 
(2)  Hak  Pasien  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1) meliputi: 
a.  memperoleh  informasi  mengenai  tata  tertib  dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
b.  memperoleh  informasi  tentang  hak  dan  kewajiban Pasien;
c.  memperoleh  layanan  yang  manusiawi,  adil,  jujur, dan tanpa diskriminasi;
d.  memperoleh  layanan  kesehatan  yang  bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar mekanisme operasional;
e.  memperoleh  layanan  yang  efektif  dan  efisien sehingga  Pasien  terhindar  dari  kerugian  fisik  dan materi;
f.  mengajukan  pengaduan  atas  kualitas  pelayanan yang didapatkan;
g.  memilih  dokter,  dokter  gigi,  dan  kelas  perawatan sesuai  dengan  keinginannya  dan  peraturan  yang berlaku di Rumah Sakit;
h.  meminta  konsultasi  tentang  penyakit  yang dideritanya  kepada  dokter  lain  yang  mempunyai Surat  Izin  Praktik  (SIP)  baik  di  dalam  maupun  di luar Rumah Sakit;
i.  mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data medisnya;
j.  mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara  tindakan  medis,  tujuan  tindakan  medis, alternatif  tindakan,  risiko  dan  komplikasi  yang mungkin  terjadi,  dan  prognosis  terhadap  tindakan yang dilakukan serta asumsi biaya pengobatan;
k.  memberikan  persetujuan  atau  menolak  atas tindakan  yang  akan  dilakukan  oleh  Tenaga Kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;
l.  didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
m.  menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang  dianutnya  selama  hal  itu  tidak  mengganggu Pasien lainnya;
n.  memperoleh  keamanan  dan  keselamatan  dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit;
o.  mengajukan  usul,  saran,  perbaikan  atas  perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya;
p.  menolak  pelayanan  bimbingan  rohani  yang  tidak sesuai  dengan  agama  dan  kepercayaan  yang dianutnya;
q.  menggugat  dan/atau  menuntut  Rumah  Sakit apabila Rumah Sakit diduga menunjukkan pelayanan yang  tidak  sesuai  dengan  standar  baik  secara perdata ataupun pidana; dan
r.  mengeluhkan  pelayanan  Rumah  Sakit  yang  tidak sesuai  dengan  standar  pelayanan  melalui  media cetak  dan  elektronik  sesuai  dengan  ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3)  Mendapatkan  privasi  dan  kerahasiaan  penyakit  yang diderita termasuk data medisnya sebagaimana diamksud pada  ayat  (2)  huruf  i  termasuk  mendapatkan  akses terhadap isi rekam medis. 
(4)  Memberikan  persetujuan  atau  menolak  atas  tindakan yang  akan  dilakukan  oleh  Tenaga  Kesehatan  terhadap penyakit  yang  dideritanya  sebagaimana  dimaksud  pada ayat  (2)  huruf  k,  termasuk  hak  untuk  memberikan persetujuan  atau  menolak  menjadi  bagian dalam  suatu penelitian kesehatan.
(5)  Dalam  rangka  memenuhi  hak  Pasien  untuk menyampaikan  keluhan  atau  pengaduan  sebagaimana dimaksud  pada  ayat  (2)  huruf  f  dan  huruf  r,  setiap Rumah  Sakit  wajib  menyediakan  unit  pelayanan pengaduan. 
(6)  Unit  pelayanan  pengaduan  sebagaimana  dimaksud  pada ayat  (5)  melakukan  pengumpulan  informasi,  klarifikasi dan  penyelesaian  keluhan  Pasien  atas  ketidakpuasan terhadap  pelayanan  yang  diberikan  oleh  Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit dan/atau mekanisme pelayanan di Rumah Sakit. 
(7)  Keluhan  atau  pengaduan  sebagaimana  dimaksud  pada ayat  (5)  tersebut  harus  ditindaklanjuti  secara  cepat,  adil dan objektif. 

Pasal 18 
(1)  Kewajiban  Rumah  Sakit  untuk  melaksanakan  etika Rumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)  huruf n dilakukan dengan: 
a.  menyusun  kebijakan  yang  kondusif  bagi  pelayanan kesehatan  yang  sesuai  dengan  kode  etik  Rumah Sakit; dan 
b.  melakukan  monitoring  dan  evaluasi  pelaksanaan serta pemberian hukuman bagi pelanggaran etik rumah sakit. 
(2)  Selain  melaksanakan  kewajiban  sebagaimana  dimaksud pada  ayat  (1),  Rumah  Sakit  dapat    membentuk  komite etik  dan  hukum  dalam  memenuhi  kewajiban melaksanakan susila Rumah Sakit. 

Pasal 19 
(1)  Kewajiban  Rumah  Sakit  dalam  memiliki  sistem pencegahan  kecelakaan  dan  penanggulangan  Bencana sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  2  ayat  (1)  huruf  o ditujukan  untuk  mencegah  dan  mengendalikan  potensi ancaman meliputi: 
a.  kebakaran  dan  kecelakaan  lain  yang  berhubungan
dengan instalasi listrik; 
b.  radiasi  atau  pencemaran  bahan-bahan  kimia  yang berbahaya; 
c.  gangguan psikososial; dan/atau 
d.  masalah ergonomis. 
(2)  Pengelolaan  sistem  pencegahan  kecelakaan  dan penanggulangan  Bencana  sebagaimana  dimaksud  pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 

Pasal 20 
(1)  Kewajiban  Rumah  Sakit  untuk  melaksanakan  program pemerintah  di  bidang  kesehatan  baik  secara  regional maupun  nasional  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  2 ayat  (1)  huruf  p  dilaksanakan  sesuai  dengan  ketentuan peraturan-perundang-undangan. 
(2)  Program  pemerintah  dibidang  kesehatan  sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: 
a.  imunisasi Dasar; 
b.  keluarga berencana; 
c.  inisiasi menyusui dini (IMD) dan pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif; 
d.  penyediaan ruang menyusui; 
e.  program  penanggulangan  penyakit,  antara  lain tuberkulosis, HIV/AIDS, malaria; 
f.  pelayanan darah; 
g.  rujukan kasus gizi berat; 
h.  sistem penanggulangan gawat darurat terpadu;
i.  penggunaan  alat  kesehatan  dengan  mengutamakan produk dalam negeri: dan
j.  program  pemerintah  bidang  kesehatan  lain  sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3)  Pelaksanaan  program pemerintah  dibidang  kesehatan sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (2)  dicatat  dan dilaporkan  oleh  Rumah  Sakit  melalui  sistem  informasi Rumah Sakit. 

Pasal 21 
(1)  Kewajiban  Rumah  Sakit  untuk  membuat  daftar  tenaga medis  yang  melakukan  praktik  kedokteran  atau kedokteran  gigi  dan  tenaga  kesehatan  lainnya sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  2  ayat  (1)  huruf  q dilaksanakan  sesuai  dengan  ketentuan  peraturan perundang-undangan. 
(2)  Daftar  tenaga  medis  dan  Tenaga  Kesehatan  lainnya sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)  harus  dapat diakses oleh pengguna pelayanan. 
(3)  Daftar  tenaga  medis  dan  Tenaga  Kesehatan  lainnya sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)  memuat  nama, gelar,  jabatan  di  Rumah  Sakit,  dan  nomor  serta  masa berlaku Surat Izin Praktik (SIP). 

Pasal 22 
(1)  Kewajiban  Rumah  Sakit  menyusun  dan  melaksanakan peraturan  internal  Rumah  Sakit  (hospital  bylaws) sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  2  ayat  (1)  huruf  r dilaksanakan  sesuai  dengan  ketentuan  peraturan perundang-undangan. 
(2)  Peraturan  internal  Rumah  Sakit  (hospital  bylaws) sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)  terdiri  dari peraturan organisasi Rumah Sakit (corporate bylaws) dan peraturan staf medis Rumah Sakit (medical staff bylaws).
(3)  Peraturan  internal  Rumah  Sakit  (hospital  bylaws) sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)  berisi  kebijakan umum  pelayanan  rumah  sakit  yang  mendukung  tata kelola  korporasi (corporate  governance)  dan  tata  kelola klinis (clinical governance) yang baik.

Pasal 23 
(1)  Kewajiban  Rumah  Sakit  melindungi  dan  memberikan tunjangan aturan bagi semua petugas Rumah Sakit dalam melaksanakan kiprah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2  ayat  (1)  huruf  s  dilaksanakan  dengan  memberikan konsultasi  hukum,  memfasilitasi  proses  mediasi  dan proses  peradilan,  memberikan  advokasi  hukum, menunjukkan pendampingan dalam penyelesaian sengketa medik,  dan  mengalokasikan  anggaran  untuk  pendanaan proses aturan dan ganti rugi.
(2)  Selain  kewajiban  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1), Rumah  Sakit  memiliki  kewajiban  menjamin  hak  petugas yang bekerja di Rumah Sakit. 
(3)  Kewajiban menjamin hak petugas yang bekerja di Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan dengan:
a.  memberikan imbalan jasa yang adil dan layak sesuai dengan  beban  kerja,  tanggung  jawab  dan  risiko pekerjaannya; 
b.  menetapkan  prosedur  keselamatan  kerja  dan melakukan  pencegahan  risiko  penyakit  akibat  kerja termasuk  melakukan  pengujian  kesehatan  secara berkala; 
c.  memberikan hak cuti; 
d.  memberikan jaminan sosial tenaga kerja; dan
e.  melaksanakan pengembangan kompetensi dan/atau kemampuan melalui pendidikan dan pelatihan. 

Pasal 24
Kewajiban  Rumah  Sakit  dalam  memberlakukan  seluruh daerah di dalam Rumah Sakit sebagai daerah tanpa rokok sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  2  ayat  (1)  huruf  t dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 

Pasal 25
(1)  Kewajiban Rumah Sakit dalam mengupayakan keamanan dan  pembatasan  akses  pada  unit  kerja  tertentu  yang memerlukan  pengamanan  khusus  sebagaimana dimaksud  dalam  Pasal  2  ayat  (2) huruf  a  meliputi  ruang bayi,  ruang  bersalin,  ruang  perawatan  intensif,  ruang pemulihan,  ruang  psikiatri,  ruang  informasi  dan teknologi,  ruang  penyimpanan  berkas  rekam  medis, ruang lain yang dibatasi aksesnya.
 (2)  Kewajiban Rumah Sakit dalam mengupayakan keamanan Pasien,  pengunjung  dan  petugas  yang  bekerja  di  Rumah Sakit  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  2  ayat  (2) abjad b dilaksanakan meliputi dengan: 
a.  menyediakan  petugas  keamanan  untuk meminimalisasi  risiko  kehilangan  barang  milik pribadi  serta  aksesibilitas  pengunjung  yang  tidak mempunyai kepentingan dengan Pasien atau pelayanan Rumah Sakit; 
b.  memelihara kondisi gedung, halaman, dan peralatan Rumah  Sakit  untuk  mengilangkan  risiko  bahaya bagi  Pasien,  Tenaga  Kesehatan  dan  pengunjung Rumah Sakit; dan 
c.  menyusun  rencana  tertulis  tentang  perlindungan terhadap  berbagai  potensi  bahaya  atau  risiko  yang terjadi di Rumah Sakit. 
(3)  Rencana  tertulis  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1) abjad c meliputi: 
a.  manajemen proteksi keamanan; 
b.  perlindungan keamanan sarana dan prasarana; dan 
c.  syarat dan mekanisme keamanan. 


KEWAJIBAN PASIEN 

Pasal 26  Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2020
Dalam  menerima  pelayanan  dari  Rumah  Sakit,  Pasien mempunyai kewajiban:
a.  mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit; 
b.  menggunakan  fasilitas  Rumah  Sakit  secara  bertanggung jawab; 
c.  menghormati  hak  Pasien  lain,  pengunjung  dan  hak Tenaga  Kesehatan  serta  petugas  lainnya  yang  bekerja  di Rumah Sakit ; 
d.  memberikan informasi  yang  jujur,  lengkap  dan  akurat sesuai dengan kemampuan dan pengetahuannya ihwal duduk kasus kesehatannya; 
e.  memberikan  informasi  mengenai  kemampuan  finansial dan jaminan kesehatan yang dimilikinya; 
f.  mematuhi  rencana  terapi  yang  direkomendasikan  oleh Tenaga  Kesehatan  di  Rumah  Sakit  dan  disetujui  oleh Pasien  yang  bersangkutan  setelah  mendapatkan penjelasan  sesuai  dengan  ketentuan  peraturan perundang-undangan; 
g.  menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk  menolak  rencana  terapi  yang  direkomendasikan oleh  Tenaga  Kesehatan  dan/atau  tidak  mematuhi petunjuk  yang  diberikan  oleh  Tenaga  Kesehatan  untuk penyembuhan penyakit atau duduk kasus kesehatannya; dan 
h.  memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima. 

Pasal 27 
(1)  Imbalan  jasa  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  26 huruf  h  merupakan  pembayaran  atas  konsultasi, pemeriksaan  medis,  tindakan  medis,  dan  pelayanan  lain yang  diterima,  yang  didasarkan  atas  itikad  baik  Pasien sesuai dengan jasa yang diterima. 
(2)  Dalam  hal  Pasien  belum  dapat  memenuhi  kewajiban pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pasien sanggup diberikan batas waktu tenggang sesuai dengan perjanjian antara Pasien atau keluarganya dengan Rumah Sakit. 
(3)  Perjanjian  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (2)  paling sedikit  memuat  tenggang  waktu,  cara  pelunasan kekurangan pembayaran, dan ditandatangani oleh kedua belah pihak. 
(4)  Pasien  dapat  meninggalkan  rumah  sakit  apabila  Pasien atau  keluarga  telah  menandatangani  perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (3). 

Selengkapnya silahkan download Permenkes Nomor 4 Tahun 2020 atau Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2020 ---DISINI---

Demikian info ihwal Permenkes Nomor 4 Tahun 2020 atau Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2020 biar bermanfaat.





Related : Permenkes Nomor 4 Tahun 2020 Perihal Kewajiban Rumah Sakit Dan Kewajiban Pasien

0 Komentar untuk "Permenkes Nomor 4 Tahun 2020 Perihal Kewajiban Rumah Sakit Dan Kewajiban Pasien"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close