Semua guru berkeinginan melakukan proses dan hasil pembelajaran yang tuntas dan memuaskan. Ada beberapa pandangan yang menyoroti duduk masalah keberhasilan dalam proses pembelajaran antara lain berdasarkan Surya (2004: 17), menyatakan bahwa: ”Hasil proses pembelajaranialah perubahan sikap individu”. Lindgren (dalam Surya, 2004: 17) menyebutkan bahwa hasil pembelajaran terdiri atas: (1) kecakapan; (2) informasi; (3) pengertian; dan (4) sikap. Bloom (dalam Surya, 2004: 17) menyebutkan ada tiga daerah sikap sebagai hasil pembelajaran, yaitu: (1) kognitif; (2) afektif; dan (3) psikomotor. Gagne (dalam Surya, 2004: 17) menyebutkan bahwa hasil pembelajaran berupa kecakapan manusiawi (human capabilities) yang meliputi: (1) isu verbal; (2) kecakapan intelektual, yang terdiri atas: (a) diskriminasi, (b) konsep konkrit, (c) konsep abstrak, (d) aturan, dan (e) hukum yang lebih tinggi; (3) taktik kognitif; (4) sikap; (5) kecakapan motorik.
Dalam konteks CTL dan KTSP, hasil pembelajaran tersebut mengacu kepada standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan yang ingin dicapai. Adapun kriteria ketercapaiannya ditentukan melalui kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Adapun Faktor-faktor yang menghipnotis keberhasilan pembelajaran berdasarkan Bahri (1997: 123), yaitu:
1) Faktor tujuan; yaitu sebagai pedoman sekaligus target yang akan dicapai dalam acara pembelajaran dan sekaligus merupakan tolak ukur terang dan tidaknya perumusan tujuan pengajaran, artinya tercapainya tujuan sama halnya keberhasilan dalam pengajaran.
2) Faktor guru; yaitu sebagai pelaksana acara pembelajaran yang menuntut upaya pengelolaan kelas secara kondusif, aktif, efektif, dan efesien.
3) Faktor siswa itu sendiri; sebagai subjek pembelajaran dalam hal ini, pembelajaran akan berhasil manakala adanya kesiapan mental psikologis untuk belajar.
4) Faktor acara pembelajaran; dalam hal ini bagaimana guru menyediakan strategi, pendekatan, metode, dan media pembelajaran yang betul-betul akurat sesuai dengan kesiapan siswa.
5) Faktor insrtrumen; menyangkut ketepatan alat ukur yang disajikan guru untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai oleh siswa.
6) Faktor materi evaluasi; di dalam menyusun materi penilaian harus adanya kesesuaian dengan rumusan tujuan yang sudah ditentukan.
7) Suasana evaluasi; untuk menghindari kesan bahwa penilaian merupakan pengetesan terhadap siswa, maka siasati dengan cara membuat suasana penilaian yang kondusif, sehingga tidak terkesan adanya evaluasi.
Daftar Pustaka
Bahri (1997). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Surya.(2004). Psikologi Pembelajaran & Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy
0 Komentar untuk "Keberhasilan Dalam Pembelajaran"