Bagaimana Aturan Berhakim Kepada Selain Allah Dan Rasul-Nya?

Bagaimana Hukum Berhakim Kepada Selain Allah dan Rasul-Nya?

Pertanyaan: Gos Fakhru, bagaimana aturan berhakim kepada selain Allah dan Rasul-Nya? Berikan klarifikasi kepada kami, biar kami tercerhakan. Baarokallahu fiik.

Jawaban: Wa fiika baarakallaah!
Alahmdulillaah, wash-shalaatu was-salaamu 'alaa rasuulillaah. Amma ba'du. Saudaraku penanya. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab telah menjelaskan kaitannya dengan Berhakim Kepada Selain Allah dan Rasul-Nya. Beliau rahimahullah berkata dalam Kitabnya:
Bagaimana Hukum Berhakim Kepada Selain Allah dan Rasul Bagaimana Hukum Berhakim Kepada Selain Allah dan Rasul-Nya?

Allah Ta'ala Firman:

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا (60) وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنْكَ صُدُودًا (61) فَكَيْفَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ ثُمَّ جَاءُوكَ يَحْلِفُونَ بِاللَّهِ إِنْ أَرَدْنَا إِلَّا إِحْسَانًا وَتَوْفِيقًا (62)

(artinya): 
"Tidakkah kau memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan sebelum-mu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintahkan untuk mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kau (tunduk) kepada aturan yang Allah telah turunkan dan kepada aturan Rasul", pasti kau lihat orang-orang munafik itu menghalangi (manusia) dari (mendekati) kau dengan sekuat-kuatnya. Maka bagaimanakah halnya, apabila mereka ditimpa sesuatu petaka disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, lalu mereka tiba kepadamu seraya bersumpah: "Demi Allah, sekali-kali kami tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna."." (An-Nisa': 60-62) 

"Dan apabila dikatakan kepada mereka (orang-orang munafik): "Janganlah kau berbuat kerusakan di muka bumi*)", mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan." (Al-Baqarah: 11) 

*) maksudnya: janganlah kau menciptakan kerusakan di muka bumi dengan kekafiran dan perbuatan maksiat lainnya. 

"Dan janganlah kau menciptakan kerusakan di muka bumi, setelah (Allah) memperbaikinya ..." (Al-A'raf: 56) 

"Apakah aturan jahiliyah yang mereka kehendaki; dan tidak ada yang lebih baik hukumnya daripada Allah bagi orang-orang yang yakin?" (Al-Ma'idah: 50) 

Diriwayatkan dari 'Abdullah bin 'Amr Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 
"Tidaklah beriman (sempurna) seseorang diantara kamu, sebelum impian dirinya menuruti apa yang telah saya bawa (dari Allah)." (Kata An-Nawawi: "Hadits shahih kami riwayatkan dari kitab Al-Hujjah dengan sanad shahih). 

Asy-Sya'bi menuturkan: "Pernah terjadi pertengkaran antara seorang munafik dan seorang Yahudi. Berkatalah orang Yahudi itu: "Mari kita berhakim kepada Muhammad", lantaran ia mengerti bahwa dia tidak mengambil risywah (sogok). Sedangkan orang munafik itu berkata: "Mari kita berhakim kepada orang-orang Yahudi", lantaran ia tahu bahwa mereka mau mendapatkan risywah. Maka bersepakatlah keduanya untuk tiba berhakim kepada seorang dukun di Juhainah. Lalu turunlah ayat: "Tidakkah kau memperhatikan orang-orang yang mengaku ..." dst. (Diriwayatkan Ibnu Jarir Ath-Thabari dalam kitab tafsirnya) 

Dikatakan pula bahwa ayat di atas diturunkan berkenaan dengan dua orang yang bertengkar. Salah seorang mengatakan: "Mari kita bahu-membahu mengadukan kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam", sedangkan yang lainnya mengatakan: "Kepada Ka'b Al-Asyraf". Kemudian keduanya mengadukan kasus mereka kepada 'Umar. Salah seorang diantara keduanya menjelaskan kepadanya perihal masalah yang terjadi. Lalu 'Umar bertanya kepada orang yang tidak rela dengan keputusan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam: "Benarkah demikian?" Ia menjawab: "Ya." Akhirnya, dihukumlah orang itu oleh 'Umar dengan dipancung pakai pedang." 

Kandungan goresan pena ini: 

1. Tafsiran ayat dalam surah An-Nisa'. Ayat ini menunjukkan kewajiban berhakim kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah, dan mendapatkan aturan keduanya dengan ridha dan tunduk. Barangsiapa yang berhakim kepada selainnya, berarti berhakim kepada thaghut, apapun sebutannya. Dan menunjukkan kewajiban mengingkari thaghut serta menjauhkan diri dan waspada terhadap budi amis syaitan. Menunjukkan pula bahwa barangsiapa diajak berhakim dengan aturan Allah dan Rasul-Nya haruslah menerima; apabila menolak maka dia yaitu munafik, dan apapun dalih yang dikemukakan menyerupai menghendaki penyelesaian yang baik dan perdamaian yang tepat bukanlah merupakan alasan baginya untuk mendapatkan selain aturan Allah dan Rasul-Nya. Dan ayat ini membantu untuk memahami pengertian thaghut. 

2. Tafsiran ayat dalam surah Al-Baqarah. Ayat ini menunjukkan bahwa barangsiapa yang mengajak berhukum kepada selain aturan yang diturunkan Allah maka ia telah berbuat kerusakan yang sangat berat di muka bumi, dan dalih mengadakan perbaikan bukan alasan sama sekali untuk meninggalkan hukum-Nya; menunjukkan pula bahwa orang yang sakit hatinya akan memutarbalikkan nilai-nilai, dimana yang haq dijadikan bathil dan yang bathil dijadikan haq. 

3. Tafsiran ayat dalam surah Al-A'raf. Ayat ini menunjukkan bahwa barangsiapa yang mengajak berhukum kepada selain aturan Allah maka ia telah berbuat kerusakan yang sangat berat di muka bumi; dan menunjukkan bahwa perbaikan di muka bumi yaitu dengan menerapkan aturan yang diturunkan Allah. 

4. Tafsiran ayat dalam surah Al-Ma'idah. Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang menghendaki selain aturan Allah, berarti ia menghendaki aturan Jahiliyah. 

5. Sebab turunnya ayat yang pertama, sebagaimana dijelaskan Asy-Sya'bi. 

6. Pengertian doktrin yang benar dan doktrin yang palsu. (Iman yang benar yaitu berhakim kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah serta mendapatkan hukumnya dengan tunduk dan ridha. Dan doktrin yang palsu yaitu mengaku beriman tetapi tidak mau berhakim kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah, bahkan berhakim kepada thaghut). 

7. Kisah 'Umar dengan orang munafik (bahwa 'Umar memenggal leher orang munafik tersebut lantaran tidak rela dengan keputusan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam). 

8. Seseorang tidak akan beriman (sempurna dan benar) sebelum impian dirinya mengikuti tuntunan yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. 

["Kitab Tauhid" karangan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, Kantor Kerjasama Da'wah dan Bimbingan Islam, Riyadh 1418 H]

Related : Bagaimana Aturan Berhakim Kepada Selain Allah Dan Rasul-Nya?

0 Komentar untuk "Bagaimana Aturan Berhakim Kepada Selain Allah Dan Rasul-Nya?"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close