Ayat Al-Quran Dan Hadits Wacana Berbuat Baik Atau Ihsan Terhadap Insan (Lanjutan Bahan Memperoleh Rahmat Allah Dengan Berbuat Ihsan)

Ayat Al-Quran dan Hadits ihwal Berbuat Baik atau Ihsan Terhadap Manusia 
(Lanjutan Materi Memperoleh Rahmat Allah Dengan Berbuat Ihsan)
Quran dan Hadits ihwal Berbuat Baik atau Ihsan Terhadap Manusia Ayat Al-Quran dan Hadits ihwal Berbuat Baik atau Ihsan Terhadap Manusia (Lanjutan Materi Memperoleh Rahmat Allah Dengan Berbuat Ihsan)

Ayat Al-Quran Tentang Berbuat Baik Terhadap Manusia: QS. Al-Baqarah/2: 83 

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِنْكُمْ وَأَنْتُمْ مُعْرِضُونَ

“Dan (ingatlah), dikala Kami mengambil akad dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kau menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, bawah umur yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kau tidak memenuhi akad itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kau selalu berpaling.” (QS. Al-Baqarah/2: 83)

Hukum Tajwid QS. Al-Baqarah/2: 83

Quran dan Hadits ihwal Berbuat Baik atau Ihsan Terhadap Manusia Ayat Al-Quran dan Hadits ihwal Berbuat Baik atau Ihsan Terhadap Manusia (Lanjutan Materi Memperoleh Rahmat Allah Dengan Berbuat Ihsan)

Isi QS. Al-Baqarah/2: 83

Dalam ayat di atas Allah Swt. mengingatkan Nabi Muhammad saw. atas janji  Bani Israil yang harus mereka penuhi, yaitu bahwa mereka tidak akan menyembah sesuatu selain Allah Swt.. Hal ini merupakan hak yang paling tinggi dan paling besar, yaitu hak Allah Swt. yang mengharuskan semoga Dia semata yang disembah, tiada sekutu bagi-Nya.

Setelah itu gres hak makhluk, yaitu disusul dengan perintah berbuat baik kepada orangtua, amal kebajikan tertinggi, alasannya yakni melalui kedua orangtua itulah Allah Swt. membuat manusia. Karena itu, Allah Swt. selalu membarengi hak kedua orang renta dengan hak-Nya.

Sesudah Allah Swt. menyebut hak kedua orangtua, disebutkan pula hak kerabat (kaum keluarga), yaitu berbuat kebajikan kepada mereka. Kemudian Allah Swt. menyebut hak orang-orang yang memerlukan bantuan, yaitu anak yatim dan orang miskin. Allah Swt. mendahulukan menyebut anak yatim daripada orang miskin alasannya yakni orang miskin sanggup berusaha sendiri, sedangkan anak yatim alasannya yakni masih kecil belum sanggup untuk itu. 

Setelah memerintahkan berbuat baik kepada orangtua, keluarga, anak yatim, dan orang miskin, Allah Swt. memerintahkan semoga mengucapkan kata-kata yang baik kepada sesama manusia.

Kemudian Allah Swt. memerintahkan kepada Bani Israil semoga melaksanakan salat dan menunaikan zakat. Ruh salat itu yakni keikhlasan dan ketundukan kepada Allah Swt.. Tanpa ruh itu salat tidak ada maknanya apaapa. Orang-orang Bani Israil mengabaian ruh tersebut dari dulu hingga turun al-Qur'an, bahkan hingga sekarang. Demikian juga dengan zakat. Kewajiban zakat bagi kaum Bani Israil juga mereka ingkari. Hanya sedikit orang-orang yang mau mentaati perintah Allah Swt. pada masa Nabi Musa dan pada setiap zaman.

Pada selesai ayat Allah menayatakan “dan kau masih menjadi pembangkang”. Ini memperlihatkan kebaiasaan orang-orang Bani Israil dalam menyikapi perintah Allah, yaitu “membangkang”, sehingga tersebarlah kemungkaran dan tuunlah azab Allah kepada mereka.

2. Hadits Riwayat Muslim Tentang Berbuat Baik Kepada Sesama

Hadis yang terkait dengan perintah berbuat Ihsan juga banyak sekali. Setiap hadis yang mengandung perintah berbuat baik kepada sesama manusia, melarang berbuat kerusakan, atau perintah beribadah kepada Allah Swt., itu semua merupakan perintah berbuat Ihsan. Di antara hadis yang dengan tegas menyatakan semoga kita berbuat Ihsan yakni sabda Rasulullah saw. berikut:

عن شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ قَالَ: ثِنْتَانِ حَفِظْتُهُمَا عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَالَ : إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ، وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَ، وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ، فَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ ِ – رواه مسلم في صحيحه

Artinya: Dari Syadad bin Aus, bahwa Rasulullah saw. bersabda:“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan berbuat Ihsan atas segala sesuatu, maka apabila kau membunuh hendaklah membunuh dengan cara yang baik, dan kalau kau menyembelih maka sembelihlah dengan cara yang baik dan hendaklah menajamkan pisaunya dan menyenangkan binatang sembelihannya”. (HR. Muslim).

Isi Hadits

Dalam hadis riwayat Muslim di atas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menegasan bahwa sikap dan sikap Ihsan itu diperintahkan oleh Allah Swt. dalam semua bidang kehidupan. Pada surat al-Baqarah terdapat pola pihak-pihak yang berhak mendapat perlakuan Ihsan. 

Lebih lanjut, dalam hadis ini Rasulullah saw menawarkan pola lain ihwal cara berlaku Ihsan. Jika harus membunuh (dalam peperangan), maka harus dilakukan dengan baik, dilakukan alasannya yakni Allah Swt., bukan alasannya yakni dendam atau yang lain, dan tidak pula menganiaya. Bahkan kalau musuh menyerah, maka dilarang dibunuh. 

Kemudian pada cuilan selesai dari hadis, Rasulullah saw mengajarkan cara berlaku Ihsan kepada binatang dengan menjelaskan adat menyembelih, yaitu semoga pisau ditajamkan, dan binatang yang mau disembelih pun dibentuk senang, dengan menawarkan makan yang cukup. Jika binatang saja harus dipelakukan demikian, apalagi sesama manusia.

Berperilaku Mulia Sesuai Tuntunan Al-Quran dan Hadits

Ketika kita mencermati pengertian ihsan dengan sempurna, maka kita akan mendapat kesimpulan bahwa ihsan mempunyai dua sisi yaitu: Pertama, ihsan yakni kesempurnaan dalam berinfak sambil menjaga keikhlasan dan jujur dalam beramal. Kedua, ihsan yakni senantiasa memaksimalkan amalan-amalan sunnah yang yang sanggup mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala selama hal itu yakni sesuatu yang diridhaiNya dan dianjurkan untuk melaksanakannya.

Untuk sanggup naik ke maratabat ihsan dalam segala amal, hanya bisa dicapai melalui amalan-amalan wajib dan amalan-amalan sunnah yang dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala serta dilakukan atas dasar mencari ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sikap dan sikap terpuji  yang harus dikembangkan terait dengan Ihsan ialah semua perbuatan baik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kepada sesama makhluk ciptaanNya. Secara ringkas sikap tersebut ialah: 
1. Menjadikan persoalan tauhid dan larangan syirik sebagai bahan utama dalam memberikan nasihat
2. Melakukan ibadah ritual (salat, zikir, dan sebagainya) dengan penuh kekhusyukan dan keikhlasan;
3. Birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orangtua), dengan mengikuti semua keinginannya kalau memungkinkan, dengan syarat tidak bertentangan dengan aturan Allah Subhanahu wa Ta’ala;
4. Menjalin hubungan baik dengan kerabat;
5. Menyantuni anak yatim dan fakir miskin;
6. Berbuat baik kepada tetangga;
7. Berbuat baik kepada teman sejawat;
8. Berbuat baik kepada tamu dengan menawarkan jamuan dan penginapan sebatas kemampuan;
9. Berbuat baik kepada karyawan/pembantu dengan membayarkan upah sesuai perjanjian;
10. Membalas semua kebaikan dengan yang lebih baik;
11. Membalas kejahatan dengan kebaikan, bukan dengan kejahatan serupa;
12. Berlaku baik kepada binatang, dengan memelihara atau memperlakukannya dengan baik. Jika  menyembelih ataupun membunuh, lakukan dengan adat yang baik dan tidak ada unsur penganiayaan;
13. Menjaga kelestarian lingkungan, baik daratan maupun lautan dan tidak melaksanakan tindakan yang merusak.  

Untuk bahan sebelumnya yang masih satu cuilan dengan bahan ini silahkan buka link berikut ini: Memperoleh Rahmat Allah Dengan Berbuat Ihsan

0 Komentar untuk "Ayat Al-Quran Dan Hadits Wacana Berbuat Baik Atau Ihsan Terhadap Insan (Lanjutan Bahan Memperoleh Rahmat Allah Dengan Berbuat Ihsan)"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close