Kedudukan Dan Fungsi Al-Quran (Aqidah Kelas Xi)

Kedudukan dan Fungsi Al-Quran (Aqidah Kelas XI)

A. Kedudukan dan Fungsi Al-Quran

1. Pengertian al-Quran


Al-Quran (Quraan) merupakan bentuk masdar dari kata qara:a - yaqrau - quraanan (قرأ - يقرأ - قرآنا) yang artinya bacaan. Jadi menurut bahasa al-Quran artinya bacaan.


Sedangkan secara istilah al-Quran sanggup didefinisikan dengan kalaamullaah atau firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam lewat mediator malaikat Jibril, diriwayatkan secara mutawatir, bagi yang membacanya dinilai ibadah, dimulai dari surat al-Fatihah dan ditutup dengan surat an-Nas.
Jadi, meskipun kitab-kitab terdahulu yang diturunkan sebelum al-Quran itu disebut wahyu/firman Allah, tapi tidak disebut al-Quran. 



Al-Quran diriwayatkan secara mutawatir artinya diriwayatkan oleh banyak orang (periwayat) yang berdasarkan kebiasaan tidak mungkin mereka berdusta. Disamping itu, dengan tegas dinyatakan oleh Allah bahwa Allah 'Azza wa jalla yang menurunkan al-Quran dan senantiasa akan menjaganya. Lihat QS. Al-Hijr (15): 9



Membaca al-Quran dinilai sebagai ibadah. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi disebutkan bahwa Rasulullah bersaba: "Siapa yang membaca satu aksara dari al-Quran maka ia akan menerima satu kebaikan, dan satu kebaikan bernilai sepuluh kebaikan. Saya tidak menyampaikan alif lam mim satu huruf, tapi alif satu huruf, lam satu huruf, mim satu huruf." (HR. At-Tirmidzi).



Dari hadits diatas kiat tahu bahwa pahala membaca al-Quran tidak dinilai setiap ayat (per ayat) yang dibaca. Tapi oleh Allah diberi pahala setiap aksara al-Quran yang kita baca.



B. Dalil Naqli Tentang Kedudukan dan Fungsi Al-Quran



Al-Quran yakni mu'jizat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam yang paling besar, paling agung. Al-Quran merupakan sumber aturan Islam yang paling tinggi. Memiliki keistimewaan dibandingkan dengan kitab-kitab terdahulu. Jika kitab-kitab terdahulu diperuntukkan untuk umat tertentu dan berlaku pada masa tertentu saja, maka al-Quran yakni kitab petunjuk untuk seluruh umat insan (hudal linnaas) dan berlaku dimana saja serta untuk semua zaman. 



Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam QS. Al-A'raf ayat 158:

قُلْ يٰۤاَيُّهَا النَّاسُ اِنِّيْ رَسُوْلُ اللّٰهِ اِلَيْكُمْ جَمِيْعًا الَّذِيْ لَهٗ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ  ۚ  لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ يُحْيٖ وَيُمِيْتُ  ۖ  فَاٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهِ النَّبِيِّ الْاُمِّيِّ الَّذِيْ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَكَلِمٰتِهٖ وَاتَّبِعُوْهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ



Qul yaaa ayyuhan-naasu innii rosuulullohi ilaikum jamii'anilladzii lahuu mulkus-samaawaati wal-ardh, laaa ilaaha illaa huwa yuhyii wa yumiitu fa aaminuu billaahi wa rosuulihin-nabiyyil-ummiyyilladzii yu`minu billaahi wa kalimaatihii wattabi'uuhu la'allakum tahtaduun



Artinya:
"Katakanlah (Muhammad), Wahai manusia! Sesungguhnya saya ini utusan Allah bagi kau semua, Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kau kepada Allah dan Rasul-Nya, (yaitu) Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya). Ikutilah dia, semoga kau menerima petunjuk." (QS. Al-A'raf [7]: Ayat 158)



Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 2:

ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ  ۛ  فِيْهِ  ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ 



Dzaalikal-kitaabu laa roiba fiih, hudal lil-muttaqiin



Artinya:
"Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,". (QS. Al-Baqarah [2]: Ayat 2)



C. Al-Quran Sebagai Penyempurna Kitab Sebelumnya



Sebagai penyempurna kitab-kitab suci sebelumnya, Al-Quran memeliki beberapa fungsi, di antaranya:



1. Al-Quran berfungsi sebagai Nasikh (ناسخ)
Nasikh artinya penghapus. Maksudnya al-Quran berfungsi sebagai penghapus lafal maupun aturan yang ada pada kitab-kitab terdahulu.
Setelah al-Quran diturunkan, maka wajib mengakibatkan al-Quran satu-satunya kitab yang diikuti dan dilaksanakan isinya. Hal ini disebabkan: 
a. Pertama, kitab suci sebelumnya sudah tidak terjaga kemurniannya (keasliannya)
b. Kedua, kitab suci sebelumnya hanya berlaku untuk masa tertentu dan umat tertentu saja



2. Al-Quran berfungsi sebagai Muhaimin (مهيمن)
Muhaimin artinya kerikil ujian (terhadap kebenaran kitab-kitab suci sebelumnya). Maksudnya al-Quran sebagai korektor terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada kitab-kitab suci sebelumnya.



3. Al-Quran berfungsi sebagai Mushoddiq (مصدق)
Mushaddiq artinya pembenar. Maksdunya al-quran menguatkan kebenaran-kebenaran yang ada pada kitab-kitab suci sebelumnya. 
Contohnya menyerupai bukti kebenaran akan datangnya Nabi kiamat yang ada dalam kitab Taurat dan Injil, yakni seorang Nabi yang berjulukan Ahmad atau Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.



D. Al-Quran Sebagai Pedoman Hidup



Al-Quran yakni kitab suci yang menjadi petunjuk untuk seluruh manusia. Maka mengakibatkan al-Quran sebagai anutan hidup merupakan keharusan yang tak terbntahkan kalau insan ingin selamat dunia dan akhirat. Al-Quran yakni kitab suci yang tidak ada keraguan sedikitpun di dalamnya. Menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa.



Sebagai anutan hidup al-Quran berisi aneka macam macam hal. Berikut ini isi kandungan al-Quran:
1. Aqidah/Tauhid: Allah-lah satu-satunya sembahan (hanya Allah yang berhak disembah)
2. Ibadah: menyerupai sholat, zakat, puasa, dll
3. Akhlaq: Allah mengutus Nabi untuk menyempurnakan moral mulia
4. Hukum-hukum: menyerupai jual beli (ekonomi), pernikahan, aturan waris, dll
5. Tadzkir (peringatan): kabar baik yang beriman serta bersedekah shalih dengan surga, dan bahaya yang zalim dengan neraka
6. Kisah/sejarah
7. Dorongan berfikir



E. Al-Quran sebagai Pedoman Hidup

Al-Quran diturunkan empat belasan era yang lalu. Meskipun demikian al-Quran terbukti bisa bertahan walau di zaman yang berbeda. Al-Quran tetap sebagai acuan dan anutan pada era modern. Al-Quran tetap pantas untuk setiap zaman dan di setiap tempat. Oleh lantaran itu, hendaknya seorang muslim mengakibatkan al-Quran sebagai:

- Sumber spiritual
Kehidupan dunia hanyalah sementara. Manusia tak akan pernah puas dengan dunia yang diraihnya. Jika mereka menerima satu gunung emas, maka akan mencari gunung emas berikutnya. Bahkan kalau dua gunung emas sudah dalam kekuasaannya, pasti masih akan berburu gunung emas lainnya lagi. Maka, dikala kejenuhan melanda, kebosanan dengan kehidupan dunia dirasakan, pasti akan mencari jakan kebenaran (jalan spiritual). Ya, jalan kembali kepada Tuhan. Jalan menuju kebahagiaan abadi. Jalan tersebut yakni dengan kembali kepada al-Quran

- Dasar Hukum dan Moral
Al-Quran yakni sumber yang utama untuk menuntun insan kepada jalan kebaagiaan dan keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat.

- Sumber Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Ayat-ayat Allah ada yang sifanya Qouliyyah (ucapan) yaitu yang termaktub atau tertulis dalam al-Quran dan ada yang Kauniyyah (ciptaan) yaitu segala cipataan Allah yang hendaknya dijadikan penelitian untuk membuatkan ilmu pengetahuan dan teknologi

F. Hikmah Menjadikan Al-Quran Sebagai Pedoman Hidup

Dengan mengakibatkan al-Quran sebagai anutan hidup kita akan memperoleh manfaat, di antarnya:
1. Hati menjadi tenang
2. Hidup lebih terarah

Related : Kedudukan Dan Fungsi Al-Quran (Aqidah Kelas Xi)

0 Komentar untuk "Kedudukan Dan Fungsi Al-Quran (Aqidah Kelas Xi)"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close