Abdullah Bin Umar Radhiyallahu 'Anhu
Abdullah bin Umar yaitu putra Umar bin Khaththab, ia telah memeluk Islam sejak kanak-kanak. Ia melihat seorang lelaki yang selalu mendatangi Nabi SAW untuk menceritakan mimpinya jikalau ia bermimpi, hasilnya ia sangat ingin dapat bermimpi dan menceritakan mimpinya kepada Nabi SAW ibarat lelaki tersebut. Saat itu ia masih muda dan ia sering tidur di masjid.
Suatu ketika ia bermimpi melihat dua malaikat tiba dan membawanya ke neraka. Di sana ia melihat bangunan ibarat sumur yang memiliki dua cabang, dan di dalamnya banyak orang yang dikenalinya, sehingga ia berkata, "Semoga Allah melindungiku dari neraka ini…!"
Datanglah malaikat yang lain dan menyampaikan biar ia tidak takut, dan ia terbangun.
Ia tidak punya keberanian untuk menceritakan mimpinya tersebut kepada Nabi SAW ibarat yang diinginkan sebelumnya, alasannya itu ia menceritakannya kepada kakaknya yang juga istri Nabi SAW, Hafshah. Ketika Hafshah menceritakan mimpi tersebut kepada Nabi SAW, dia bersabda, "Abdullah bin Umar yaitu anak yang baik, saya berharap semoga ia selalu melaksanakan shalat malam."
Sejak itulah ia banyak mengerjakan shalat malam, dan tidur hanya sebentar, padahal dikala itu ia masih sangat muda remaja.
Abdullah bin Umar dikenal sebagai sahabat yang paling banyak meneladani Nabi SAW, bahkan pada hal-hal yang bergotong-royong tak berarti. Ia selalu memperhatikan apa yang dilakukan beliau, dan kemudian ditirunya dengan cermat dan teliti. Misalnya ia melihat Nabi SAW shalat di suatu tempat, maka di daerah yang sama, ia akan melaksanakan shalat ibarat beliau. Jika Nabi SAW berdoa dengan berdiri, ia juga akan berdoa dengan berdiri di daerah tersebut. Pernah, di suatu daerah di Makkah, iamelihat Nabi SAW berputar dua kali dengan untanya sebelum turun dan shalat dua rakaat. Maka setiap kali ia melewati daerah itu, ia akan memutar untanya dua kali, kemudian turun dan shalat dua rakaat ibarat yang pernah dilakukan Nabi SAW. Padahal dapat saja unta Nabi SAW itu memutar sekedar untuk mencari daerah yang sempurna untuk berhenti dan beristirahat.
Begitulah kesetiaannya dalam mengikuti jejak langkah Nabi SAW, sehingga Ummul Mukminin Aisyah RA pernah berkata,"Tak seorangpun mengikuti jejak Rasulullah SAW di tempat-tempat pemberhentian beliau, ibarat yang dilakukan oleh Ibnu Umar…."
Hampir tidak ada suatu sikap Nabi SAW, yang diketahuinya yang tidak ditirunya. Setelah usang waktu berlalu sepeninggal Nabi SAW, ia ingat sesuatu yang ia tidak tahu apa yang dilakukan oleh dia dan ia belum menirunya. Waktu Fathul Makkah, dia masuk ke dalam Ka'bah. Yang diketahuinya dia menghancurkan berhala-berhala, sesudah itu ia tidak tahu. Karenanya ia segera mencari Bilal bin Rabah yang dikala itu mengikuti dia masuk ke dalam Ka'bah untuk menanyakan hal tersebut. Atas pertanyaannya ini Bilal berkata, "Beliau berdiri di antara dua tiang Ka'bah dan shalat dua rakaat…."
Mendengar klarifikasi ini Abdullah bin Umar menangis penuh penyesalan. Beberapa kali ia mengunjungiKa'bah dan ia tidak pernah meneladani sikap dia ini. Seolah sekian banyak ibadah, jihad dan kedermawanan dalam membelajakan hartanya di jalan Allah, tidak dapat menebus kelalaiannya dalam mengamalkan dua rakaat yang dilakukan Nabi SAW di dalam Ka'bah tersebut.
Abdullah bin Umar yaitu putra Umar bin Khaththab, ia telah memeluk Islam sejak kanak-kanak. Ia melihat seorang lelaki yang selalu mendatangi Nabi SAW untuk menceritakan mimpinya jikalau ia bermimpi, hasilnya ia sangat ingin dapat bermimpi dan menceritakan mimpinya kepada Nabi SAW ibarat lelaki tersebut. Saat itu ia masih muda dan ia sering tidur di masjid.
Suatu ketika ia bermimpi melihat dua malaikat tiba dan membawanya ke neraka. Di sana ia melihat bangunan ibarat sumur yang memiliki dua cabang, dan di dalamnya banyak orang yang dikenalinya, sehingga ia berkata, "Semoga Allah melindungiku dari neraka ini…!"
Datanglah malaikat yang lain dan menyampaikan biar ia tidak takut, dan ia terbangun.
Ia tidak punya keberanian untuk menceritakan mimpinya tersebut kepada Nabi SAW ibarat yang diinginkan sebelumnya, alasannya itu ia menceritakannya kepada kakaknya yang juga istri Nabi SAW, Hafshah. Ketika Hafshah menceritakan mimpi tersebut kepada Nabi SAW, dia bersabda, "Abdullah bin Umar yaitu anak yang baik, saya berharap semoga ia selalu melaksanakan shalat malam."
Sejak itulah ia banyak mengerjakan shalat malam, dan tidur hanya sebentar, padahal dikala itu ia masih sangat muda remaja.
Abdullah bin Umar dikenal sebagai sahabat yang paling banyak meneladani Nabi SAW, bahkan pada hal-hal yang bergotong-royong tak berarti. Ia selalu memperhatikan apa yang dilakukan beliau, dan kemudian ditirunya dengan cermat dan teliti. Misalnya ia melihat Nabi SAW shalat di suatu tempat, maka di daerah yang sama, ia akan melaksanakan shalat ibarat beliau. Jika Nabi SAW berdoa dengan berdiri, ia juga akan berdoa dengan berdiri di daerah tersebut. Pernah, di suatu daerah di Makkah, iamelihat Nabi SAW berputar dua kali dengan untanya sebelum turun dan shalat dua rakaat. Maka setiap kali ia melewati daerah itu, ia akan memutar untanya dua kali, kemudian turun dan shalat dua rakaat ibarat yang pernah dilakukan Nabi SAW. Padahal dapat saja unta Nabi SAW itu memutar sekedar untuk mencari daerah yang sempurna untuk berhenti dan beristirahat.
Begitulah kesetiaannya dalam mengikuti jejak langkah Nabi SAW, sehingga Ummul Mukminin Aisyah RA pernah berkata,"Tak seorangpun mengikuti jejak Rasulullah SAW di tempat-tempat pemberhentian beliau, ibarat yang dilakukan oleh Ibnu Umar…."
Hampir tidak ada suatu sikap Nabi SAW, yang diketahuinya yang tidak ditirunya. Setelah usang waktu berlalu sepeninggal Nabi SAW, ia ingat sesuatu yang ia tidak tahu apa yang dilakukan oleh dia dan ia belum menirunya. Waktu Fathul Makkah, dia masuk ke dalam Ka'bah. Yang diketahuinya dia menghancurkan berhala-berhala, sesudah itu ia tidak tahu. Karenanya ia segera mencari Bilal bin Rabah yang dikala itu mengikuti dia masuk ke dalam Ka'bah untuk menanyakan hal tersebut. Atas pertanyaannya ini Bilal berkata, "Beliau berdiri di antara dua tiang Ka'bah dan shalat dua rakaat…."
Mendengar klarifikasi ini Abdullah bin Umar menangis penuh penyesalan. Beberapa kali ia mengunjungiKa'bah dan ia tidak pernah meneladani sikap dia ini. Seolah sekian banyak ibadah, jihad dan kedermawanan dalam membelajakan hartanya di jalan Allah, tidak dapat menebus kelalaiannya dalam mengamalkan dua rakaat yang dilakukan Nabi SAW di dalam Ka'bah tersebut.
0 Komentar untuk "Abdullah Bin Umar Radhiyallahu 'Anhu"