Download Naskah/Teks Pidato Sambutan Menpora, Imam Nahrawi pada Peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) ke-88 Tahun 2016_Bagi para calon pembina upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda 2016 di sekolah-sekolah dan/atau instansi lainnya, pada program penyampaian amanat bisa dengan cara membacakan SAMBUTAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI SUMPAH PEMUDA KE-88 TAHUN 2016 menyerupai di bawah ini.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Salam sejahtera bagi kita semua
Om Swasti Astu
Namo Budaya
Pertama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa. Atas perkenan rahmat dan hidayah-Nya kita semua masih diberi kesempatan dalam kondisi sehat wal’afiat untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-88 Tahun 2016.
Melalui peringatan hari sumpah perjaka tahun ini kami memberikan salam hangat bagi tokoh tokoh perjaka di seluruh penjuru negeri dan manca negara beserta keluarga untuk tetap berjuang dan berupaya sekuat tenaga demi kemajuan dan kemakmuran Bangsa Indonesia, dan terus menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Penghargaan dan hormat kita semua kepada Bung Karno Bapak Bangsa tokoh perjaka masa itu, yang meneriakkan kalimat yang sangat terkenal
Saat pertama kali mendengar pidato Bung Karno ini, kita mungkin sempat bertanya-tanya. Apakah mungkin dan bagaimana caranya, hanya dengan 10 pemuda, sebuah negara bisa mengguncangkan dunia?
Jawaban atas pertanyaan ini akan kita temukan melalui fakta-fakta berikut ini. Data demografi Indonesia menyebutkan bahwa jumlah perjaka di Indonesia sesuai dengan UU No 40 Tahun 2009 perihal kepemudaan dengan range usia antara 16-30 tahun, berjumlah 61,8 juta orang, atau 24,5% dari total jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 252 juta orang (BPS, 2014)
Secara kuantitas angka 24,5% ini cukuplah besar. Ditambah lagi dalam waktu erat ini mulai Tahun 2020 hingga 2035, Indonesia akan menikmati suatu kala yang langka yang disebut dengan Bonus Demografi. Dimana jumlah usia produktif Indonesia diproyeksikan berada pada grafik tertinggi dalam sejarah bangsa ini, yaitu mencapai 64% dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar 297 juta jiwa.
Bonus demografi menjadi windosw opportunity (peluang) yang sangat strategis bagi sebuah negara untuk sanggup melaksanakan percepatan pembangunan ekonomi dengan pertolongan ketersediaan sumber daya insan usia produktif dalam jumlah yang cukup signifikan. Rasio sederhananya sanggup digambarkan bahwa disetiap 100 penduduk Indonesia, terdapat 64 orang yang berusia produktif, sisanya 46 orang ialah usia belum dewasa dan lansia. Rasio usia produktif di atas 64% sudah lebih dari cukup bagi Indonesia untuk melesat menjadi negara maju. Itu ialah rasio usia produktif terbaik Indonesia yang mulai kita nikmati nanti Tahun 2020 dan akan berakhir pada tahun 2035.
Lantas, pertanyaan lainnya adalah, apa relevansinya bonus demografi Indonesia dengan pidato Bung Karno perihal sepuluh perjaka mengguncang dunia?
Jika kita merenung dan merefleksikan pidato Bung Karno, maka sejatinya jumlah besar saja tidaklah cukup untuk bisa membawa bangsa ini menjadi bangsa yang maju dan diperhitungkan di kancah dunia. Bung Karno tidak perlu menunggu bonus demografi untuk bisa menunjukkan kehormatan yang layak bagi bangsa dan negaranya. Bung Karno hanya membutuhkan pemuda-pemudi unggul yang mempunyai kualitas dan visi yang besar dalam menatap dunia.
Hadirin para perjaka Indonesia yang saya banggakan,
Ketika beberapa waktu yang lalu, Indonesia berhasil mengantarkan seorang Pemuda Indonesia usia 23 tahun berjulukan Rio Haryanto ke level tertinggi balap kendaraan beroda empat internasional F.1, kita gres menyadari pernyataan Bung Karno bukan isapan jempol semata. Seluruh mata dunia terbelalak. Dunia Balap internasional seolah tidak percaya ada anak Indonesia yang berhasil menembus balapan paling
bergengsi di dunia.
Begitu pun dikala kita berhasil mengembalikan tradisi emas di ajang Olimpiade Rio de Jeneiro Brasil melalui cabang olahraga Bulutangkis, dunia juga berguncang. Semua orang pun tahu peraih medali emas itu ialah Owi-Butet, anak muda berusia 27 dan 30 tahun.
Bukan hanya di ajang olahraga, di sektor-sektor lain menyerupai Industri kreatif, kita juga menemukan talenta-talenta muda Indonesia yang berhasil mengharumkan negara dan bangsa di kancah internasional. Ada Joe Taslim, bintang film muda yang berhasil mengguncang panggung Hollywood melalui film fast and furious. Ada juga sutradara muda usia 27 tahun asal Blitar Jawa Timur, Livi Zheng yang berhasil mengguncang panggung perfilman Hollywood melalui karya-karya berkelasnya.
Di dunia musik, kita punya Sandhy Sundoro musisi muda Indonesia yang di usianya 28 tahun telah berhasil menyabet penghargaan Internasional Contest of Young Pop Singer di Latvia pada 2009 dengan mendapat nilai nyaris tepat dari seluruh juri. Data BPS menyebutkan bahwa Industri Kreatif hari ini menyumbang tidak kurang dari 7 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Sebuah bantuan yang tidak bisa dianggap kecil ditengah pelambatan ekonomi dunia.
Hari ini, kita juga mempunyai belum dewasa muda potensial dibidang start up, yang omzetnya mengundang decak kagum pebisnis online dunia. Ada Nadiem Makarim, pendiri Go-Jek, ada Achmad Zaky, CEO Bukalapak dan ratusan CEO-CEO muda Indonesia di bidang Teknologi Informasi yang dipercaya oleh perusahaan multinasional Tahun 2015, dilaporkan terdapat 62 start up Indonesia yang kebanjiran dana investasi hingga puluhan triliun rupiah. Omzet belanja online (e-commerce) Indonesia sendiri pada Tahun 2015 dilaporkan telah mencapai Rp. 200 triliun lebih (Kemendag, 2015). Jika tren ini bisa dikelola dengan baik, maka perekonomian Indonesia akan maju pesat. Tentu, dengan catatan bahwa dari kemudian lintas dan mata rantai bisnis online tersebut, para perjaka Indonesia harus berada pada posisi sebagai produsen bukan sekedar sebagai konsumen.
Selain pencapaian di bidang teknologi informasi, kita juga punya belum dewasa muda jago sekelas Gamal Ali Bin Said, 27 tahun asal Malang Jawa Timur yang berhasil mencuri perhatian Pangeran Charles Inggris atas penemuan Asuransi Bank Sampahnya. Termasuk, beberapa waktu kemudian kita juga dibentuk gembira oleh diplomat Muda Indonesia, Nara Masista Rakhmatia yang bisa mengguncang persidangan PBB sebab diplomasinya yang keras, cerdas dan tegas melindungi Papua dari rongrongan negara-negara asing.
Hadirin para perjaka Indonesia yang saya banggakan,
Hari ini ialah hari kebangkitan anak muda Indonesia. Dengan kemajuan teknologi, pemuda-pemuda Indonesia dari Sabang hingga Merauke terus bergerak menunjukkan sumbangsih pedoman dan gagasannya untuk kesejahteraan dan kebesaran Bangsa Indonesia, terutama di mata dunia.
Rasanya tidak cukup jikalau harus menuliskan semua nama perjaka Indonesia yang hari ini mengharukan nama Indonesia di kancah internasional. Tokohtokoh perjaka yang disebutkan tadi hanyalah teladan untuk mengingat kembali pesan Bung Karno bahwa dengan perjaka yang hebat, kita benar-benar bisa menaklukkan dunia. Jumlah yang besar saja tidaklah cukup tanpa diimbangi dengan kualitas yang baik. Tugas kita semua untuk mengakibatkan Bonus Demografi ini mempunyai makna bagi percepatan pembangunan di Indonesia.
Mari kita buktikan dalam sejarah Indonesia, untuk kesekian kalinya perjaka Indonesia menjadi motor utama penentu perubahan Indonesia. Bonus demografi menjadi kesempatan kita satu-satunya untuk memastikan percepatan pembangunan ekonomi Indonesia menjadi negara maju sejajar dengan negaranegara besar lainnya. Di depan mata kita ada MEA dan Perdagangan bebas Asia dan dunia. Saatnya perjaka Indonesia membangun visi yang besar menatap dunia.
Terima Kasih.
Silakan Download Naskah/Teks Pidato Sambutan Menpora, Imam Nahrawi pada Peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) ke-88 Tahun 2016 (file PDF). Semoga bermanfaat.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Salam sejahtera bagi kita semua
Om Swasti Astu
Namo Budaya
Pertama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa. Atas perkenan rahmat dan hidayah-Nya kita semua masih diberi kesempatan dalam kondisi sehat wal’afiat untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-88 Tahun 2016.
Melalui peringatan hari sumpah perjaka tahun ini kami memberikan salam hangat bagi tokoh tokoh perjaka di seluruh penjuru negeri dan manca negara beserta keluarga untuk tetap berjuang dan berupaya sekuat tenaga demi kemajuan dan kemakmuran Bangsa Indonesia, dan terus menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Penghargaan dan hormat kita semua kepada Bung Karno Bapak Bangsa tokoh perjaka masa itu, yang meneriakkan kalimat yang sangat terkenal
“Beri saya 1.000 orang tua, pasti akan kucabut Semeru dari akarnya Beri saya 10 pemuda, pasti akan kuguncangkan dunia”Hadirin para perjaka Indonesia yang saya banggakan.
Saat pertama kali mendengar pidato Bung Karno ini, kita mungkin sempat bertanya-tanya. Apakah mungkin dan bagaimana caranya, hanya dengan 10 pemuda, sebuah negara bisa mengguncangkan dunia?
Jawaban atas pertanyaan ini akan kita temukan melalui fakta-fakta berikut ini. Data demografi Indonesia menyebutkan bahwa jumlah perjaka di Indonesia sesuai dengan UU No 40 Tahun 2009 perihal kepemudaan dengan range usia antara 16-30 tahun, berjumlah 61,8 juta orang, atau 24,5% dari total jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 252 juta orang (BPS, 2014)
Secara kuantitas angka 24,5% ini cukuplah besar. Ditambah lagi dalam waktu erat ini mulai Tahun 2020 hingga 2035, Indonesia akan menikmati suatu kala yang langka yang disebut dengan Bonus Demografi. Dimana jumlah usia produktif Indonesia diproyeksikan berada pada grafik tertinggi dalam sejarah bangsa ini, yaitu mencapai 64% dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar 297 juta jiwa.
Bonus demografi menjadi windosw opportunity (peluang) yang sangat strategis bagi sebuah negara untuk sanggup melaksanakan percepatan pembangunan ekonomi dengan pertolongan ketersediaan sumber daya insan usia produktif dalam jumlah yang cukup signifikan. Rasio sederhananya sanggup digambarkan bahwa disetiap 100 penduduk Indonesia, terdapat 64 orang yang berusia produktif, sisanya 46 orang ialah usia belum dewasa dan lansia. Rasio usia produktif di atas 64% sudah lebih dari cukup bagi Indonesia untuk melesat menjadi negara maju. Itu ialah rasio usia produktif terbaik Indonesia yang mulai kita nikmati nanti Tahun 2020 dan akan berakhir pada tahun 2035.
Lantas, pertanyaan lainnya adalah, apa relevansinya bonus demografi Indonesia dengan pidato Bung Karno perihal sepuluh perjaka mengguncang dunia?
Jika kita merenung dan merefleksikan pidato Bung Karno, maka sejatinya jumlah besar saja tidaklah cukup untuk bisa membawa bangsa ini menjadi bangsa yang maju dan diperhitungkan di kancah dunia. Bung Karno tidak perlu menunggu bonus demografi untuk bisa menunjukkan kehormatan yang layak bagi bangsa dan negaranya. Bung Karno hanya membutuhkan pemuda-pemudi unggul yang mempunyai kualitas dan visi yang besar dalam menatap dunia.
Hadirin para perjaka Indonesia yang saya banggakan,
Ketika beberapa waktu yang lalu, Indonesia berhasil mengantarkan seorang Pemuda Indonesia usia 23 tahun berjulukan Rio Haryanto ke level tertinggi balap kendaraan beroda empat internasional F.1, kita gres menyadari pernyataan Bung Karno bukan isapan jempol semata. Seluruh mata dunia terbelalak. Dunia Balap internasional seolah tidak percaya ada anak Indonesia yang berhasil menembus balapan paling
bergengsi di dunia.
Begitu pun dikala kita berhasil mengembalikan tradisi emas di ajang Olimpiade Rio de Jeneiro Brasil melalui cabang olahraga Bulutangkis, dunia juga berguncang. Semua orang pun tahu peraih medali emas itu ialah Owi-Butet, anak muda berusia 27 dan 30 tahun.
Bukan hanya di ajang olahraga, di sektor-sektor lain menyerupai Industri kreatif, kita juga menemukan talenta-talenta muda Indonesia yang berhasil mengharumkan negara dan bangsa di kancah internasional. Ada Joe Taslim, bintang film muda yang berhasil mengguncang panggung Hollywood melalui film fast and furious. Ada juga sutradara muda usia 27 tahun asal Blitar Jawa Timur, Livi Zheng yang berhasil mengguncang panggung perfilman Hollywood melalui karya-karya berkelasnya.
Di dunia musik, kita punya Sandhy Sundoro musisi muda Indonesia yang di usianya 28 tahun telah berhasil menyabet penghargaan Internasional Contest of Young Pop Singer di Latvia pada 2009 dengan mendapat nilai nyaris tepat dari seluruh juri. Data BPS menyebutkan bahwa Industri Kreatif hari ini menyumbang tidak kurang dari 7 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Sebuah bantuan yang tidak bisa dianggap kecil ditengah pelambatan ekonomi dunia.
Hari ini, kita juga mempunyai belum dewasa muda potensial dibidang start up, yang omzetnya mengundang decak kagum pebisnis online dunia. Ada Nadiem Makarim, pendiri Go-Jek, ada Achmad Zaky, CEO Bukalapak dan ratusan CEO-CEO muda Indonesia di bidang Teknologi Informasi yang dipercaya oleh perusahaan multinasional Tahun 2015, dilaporkan terdapat 62 start up Indonesia yang kebanjiran dana investasi hingga puluhan triliun rupiah. Omzet belanja online (e-commerce) Indonesia sendiri pada Tahun 2015 dilaporkan telah mencapai Rp. 200 triliun lebih (Kemendag, 2015). Jika tren ini bisa dikelola dengan baik, maka perekonomian Indonesia akan maju pesat. Tentu, dengan catatan bahwa dari kemudian lintas dan mata rantai bisnis online tersebut, para perjaka Indonesia harus berada pada posisi sebagai produsen bukan sekedar sebagai konsumen.
Selain pencapaian di bidang teknologi informasi, kita juga punya belum dewasa muda jago sekelas Gamal Ali Bin Said, 27 tahun asal Malang Jawa Timur yang berhasil mencuri perhatian Pangeran Charles Inggris atas penemuan Asuransi Bank Sampahnya. Termasuk, beberapa waktu kemudian kita juga dibentuk gembira oleh diplomat Muda Indonesia, Nara Masista Rakhmatia yang bisa mengguncang persidangan PBB sebab diplomasinya yang keras, cerdas dan tegas melindungi Papua dari rongrongan negara-negara asing.
Hadirin para perjaka Indonesia yang saya banggakan,
Hari ini ialah hari kebangkitan anak muda Indonesia. Dengan kemajuan teknologi, pemuda-pemuda Indonesia dari Sabang hingga Merauke terus bergerak menunjukkan sumbangsih pedoman dan gagasannya untuk kesejahteraan dan kebesaran Bangsa Indonesia, terutama di mata dunia.
Rasanya tidak cukup jikalau harus menuliskan semua nama perjaka Indonesia yang hari ini mengharukan nama Indonesia di kancah internasional. Tokohtokoh perjaka yang disebutkan tadi hanyalah teladan untuk mengingat kembali pesan Bung Karno bahwa dengan perjaka yang hebat, kita benar-benar bisa menaklukkan dunia. Jumlah yang besar saja tidaklah cukup tanpa diimbangi dengan kualitas yang baik. Tugas kita semua untuk mengakibatkan Bonus Demografi ini mempunyai makna bagi percepatan pembangunan di Indonesia.
Mari kita buktikan dalam sejarah Indonesia, untuk kesekian kalinya perjaka Indonesia menjadi motor utama penentu perubahan Indonesia. Bonus demografi menjadi kesempatan kita satu-satunya untuk memastikan percepatan pembangunan ekonomi Indonesia menjadi negara maju sejajar dengan negaranegara besar lainnya. Di depan mata kita ada MEA dan Perdagangan bebas Asia dan dunia. Saatnya perjaka Indonesia membangun visi yang besar menatap dunia.
Terima Kasih.
Silakan Download Naskah/Teks Pidato Sambutan Menpora, Imam Nahrawi pada Peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) ke-88 Tahun 2016 (file PDF). Semoga bermanfaat.
0 Komentar untuk "Naskah Pidato Sambutan Menpora Pada Upacara Peringatan Hari Sumpah Cowok (Hsp) Ke-88 Tahun 2016"