4 Kebiasaan Yang Perlu Dihilangkan Di Saat Menghadiri Resepsi

Ada empat hal yang menurut aku perlu dikesampingkan di saat menjadi tamu dalam jamuan makan, utamanya resepsi.
Ada empat hal yang menurut  aku perlu dikesampingkan di saat  menjadi tamu dalam jamuan makan 4 Kebiasaan Yang Perlu Dihilangkan Saat Menghadiri Resepsi

Nomor 3 bekerjsama debatable, boleh pro boleh kontra. Tapi 1 dan 2 bekerjsama telah terang sekali dalam agama.

1. Menyisakan Makanan.

Demi apa bekerjsama kita mengambil banyak kuliner di prasmanan, apabila belum pasti bisa kita habiskan?

Saat nasi yang kita ambil secara sadar, hanya kita makan seaproh, kemudian sisanya terbuang percuma ...

Pernahkah kita pertimbangkan perasaan yang punya hajatan; yang mungkin secara finansial pas-pasan. Makanan yang dapat jadi dihidang dari hasil memasarkan harta terakhir yang mereka punya.

Ambil semampu perut saja, jangan termakan oleh mata, alasannya merupakan belum pasti sajian itu pas di pengecap kita.

Sini aku bongkar malu sedikit.

Kalian jangan terkejut apabila aku tanpa malu berdiri kedua kali, hanya untuk tambah urap.
Itu tidak berdosa. Yang dosa itu ambil kuliner banyak, trus dibuang.

Dengan menghabiskan makanan, kita juga menolong mengendorkan kiprah tim pencuci piring, menolong mengendorkan kiprah tim pengurus sampah.
Ingat, mubazir itu kawannya Marcon.

Eh salah, kawannya setan maksudnya.

2. Mencela Makanan.

"Kuahnya gak ada lagi dagingnya ya?"
"Nasinya keras."

"Kuahnya hambar."

"Padahal orang kaya ya ... tetapi masakannya biasa aja."

Bukan satu atau dua kali aku mendengar kalimat serupa apabila lagi duduk disamping ibu-ibu. Mengomentari sajian seolah mirip sesuatu yang lazim saja.

Padahal Nabi telah mengingatkan agar jangan mencela makanan.

Jangan hingga kita kena pasal berlapis di saat resepsi. Satu: pasal mencela makanan, dua: ghibah.

Memenuhi permohonan padahal hukumnya wajib, tetapi apabila sehabis tertunaikan kewajiban, malah sekaligus tertunaikan yang diharamkan?

Ini apabila menyerupai pepatah : "Sambil menyelam ... minum sianida."

3. Merias Diri.

Bukan, bukan suatu imbauan untuk melarang pemakaian make up. Hanya saja suatu imbauan agar jangan berlebihan.

Make tipis-tipis saja. Jangan juga bajunya terlalu wah, jangan luar biasa. Kita mau hadiri resepsi bukan mau ikut fashion show.

Bukan apa-apa ... aku kasihan sama pengantinnya.

Biarkan mereka merasa paling manis dihari bahagianya.

Karena tujuan kita hadir kesana yakni untuk ikut merayakan kebahagiaannya, bukan ikut menyaingi penampilannya.

Kalau memang pengen sekali tampil paripurna, mungkin ada moment lain, gak harus di resepsi orang.

Boleh coba di saat pawai 17 agustus, misalnya.

4. Mengomentari Apapun.

Tentang kamar pengantin, dekor pelaminan, versi baju pengantin, MUA, dan segala wacana hari itu ... bukan kiprah kita mengevaluasinya bagus atau tidak.

Bahkan ini anehnya, ada pula ikut mengecek kecocokan pengantinnya.

"Menang banget istrinya ya?"

"Cocok, sama-sama gendut."

"Tua kali sanggup suami."

Astoge.

Hai Buk, neu jak wo keudeh leh!

Jak keumit sidom-sidom di rumoh, kadang ka abeh di bajoh camplie.

Sumber: Facebook Safrina Syams

Sumber https://www.juragandesa.id

Related : 4 Kebiasaan Yang Perlu Dihilangkan Di Saat Menghadiri Resepsi

0 Komentar untuk "4 Kebiasaan Yang Perlu Dihilangkan Di Saat Menghadiri Resepsi"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close