Kenali Perubahan Istilah dalam Kurikulum Merdeka - Kurikulum Merdeka mulai dipraktekkan pada Tahun Pelajaran 2022/2023 pada Satuan Pendidikan di seluruh Indonesia. Implementasi Kurikulum Merdeka / IKM sanggup dilaksanakan lewat Program Sekolah Penggerak dan Sekolah Menengah kejuruan Pusat Keunggulan / Sekolah Menengah kejuruan PK. Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) sanggup dilaksanakan lewat tiga mekanisme, yakni :
- Mandiri Belajar
- Mandiri Berubah
- Mandiri Berbagi
Satuan Pendidikan sanggup memutuskan salah satu dari tiga opsi tersebut dalam melakukan Implementasi Kurikulum Merdeka Jalur Mandiri. Perubahan Kurikulum pastinya disertai dengan hal-hal serta perumpamaan baru. Lantas, istilah-istilah apa saja yang timbul di Kurikulum Merdeka?
16 Istilah Baru Dalam Kurikulum Merdeka
1. Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP)
Kurikulum operasional sekolah (KOS) atau kurikulum operasional satuan pendidikan disingkat KOSP berisi seluruh planning proses pembelajaran dalam satuan pendidikan tertentu. Oleh alasannya merupakan disusun untuk kepentingan satu satuan pendidikan, isinya mesti dikembangkan sesuai dengan kondisi, visi-misi, serta keperluan forum pendidikan tersebut. Pada Kurikulum 2013, perumpamaan ini disebut juga KTSP atau dalam teknis penamaannya eksklusif disertai nama sekolahnya, umpamanya Kurikulum Sekolah Menengah Pertama Ma’arif Imogiri.
2. Kompetensi Inti diganti Capaian Pembelajaran (CP)
Capaian pembelajaran merupakan pengganti KI dan KD dalam Kurikulum 2013. Hanya saja, kalau pada Kurikulum 2013 kita mengenal perumpamaan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku secara terpisah, dalam Kurikulum Merdeka, ketiga hal tersebut terintegrasi.
Terkait capaian pembelajaran ini, dimengerti perumpamaan fase, Fase A, B, dan C didedikasikan bagi sekolah dasar, fase D untuk SMP, dan Fase E untuk SMA. Adanya dua fase pada Sekolah Menengan Atas dikarenakan adanya peminatan sehingga struktur kurikulum pada kelas XI dan XII menjadi berbeda. Lebih lengkapnya selaku berikut.
- Fase A, kelas I s.d. II SD/sederajat
- Fase B, kelas III s.d. IV SD/sederajat
- Fase C, kelas V s.d. VI SD/sederajat
- Fase D, kelas VII s.d. IX SMP/sederajat
- Fase E, kelas X SMA/sederajat
- Fase F, kelas XI s.d. XII SMA/sederajat
3. Silabus diganti Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Alur tujuan pembelajaran (ATP) mempunyai faedah yang seakan-akan dengan silabus pada Kurikulum 2013, yakni selaku pola penyusunan rencana pembelajaran. Secara sederhana, sanggup dibilang bahwa alur tujuan pembelajaran merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang disusun secarfa sistematis dan logis menurut urutan pembelajaran sejak permulaan sampai final suatu fase. ATP menampung kompetensi, konten, dan variasi.
4. RPP diganti Modul Ajar
Pada dasarnya, modul latih seakan-akan dengan planning pelaksanaan pembelajaran atau RPP pada Kurikulum 2013. Hanya saja, pada Kurikulum Merdeka ini, RPP tersebut dilengkapi materi, lembar kesibukan siswa, sampai penilaian untuk mengukur ketercapaian. Oleh alasannya merupakan itu, ada yang menyebutnya RPP plus. Jika dilihat-lihat, modul latih ini seakan-akan juga dengan modul yang selama ini kita kenal, cuma istilahnya dan kosepnya ditarik dalam KOSP.
5. Profil Pelajar Pancasila
Profil Pelajar Pancasila telah cukup usang kita dengar, bahkan sebelum diluncurkannya Protitipe Kurikulum Merdeka. Pada Kurikulum 2013, Profil Pelajar Pancasila ini kita kenal dengan perumpamaan Penguatan Pendidikan Karakteri atau PPK.
Profil Pelajar Pancasila merupakan citra abjad serta kompetensi lulusan yang diperlukan dari lulusan suatu sekolah. Karakter atau kompetensi lulusan diharpkan merefleksikan nilai luhur Pancasila. Profil Pelajar Pancasila ini dibagi menjadi enam elemen. yakni (1) beriman, bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, (2) berkebinekaan global, (3) mandiri, (4) bergotong royong, (5) bernalar kritis, dan (6) kreatif.
6. Teaching at The Right Level
Sebagaimana perumpamaan yang lain, teaching at the right level atau TaRL ini gotong royong juga bukan merupakan perumpamaan baru. TaRL merupakan pendekatan berguru yang mengacu terhadap tingkatan capaian atau kesanggupan penerima didik, bukan menurut tingkat kelas. Pendekatan ini dipandang sanggup menjadi respon dari permasalahan kesenjangan pengertian yang selama ini terjadi pada siswa di kelas. Pada prosesnya, perlu ada intervensi guru untuk memberi pembelajaran yang berkaitan dan spesifik dalam rangka menangani permasalahan perbedaan yang ditemukan.
7. Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran berdeferinsiasi merupakan pengajaran yang memamerkan bervariasi cara dalam mengerti informasi. Hal ini dalam tujuan untuk menjawab kebutuhan, gaya, serta minat siswa yang bervariasi.
8. Promes diganti Prosem (Program Semester)
9. KD diganti TP (Tujuan Pembelajaran)
10. KKM diganti KKTP (Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran)
11. IPK diganti IKTP (Indikator Ketercapaian Tujuan Pembelajaran)
12. PH diganti Sumatif
13. Perguruan Tinggi Swasta diganti STS (Sumatif Tengah Semester)
14. PAS diganti SAS (Sumatif Akhir Semester)
15. Indikator Soal diganti dengan Indikator Asesmen
16. Penilaian Teman Sejawat diganti Formatif
Demikian keterangan tentang Istilah Baru Pada Kurikulum Merdeka yang dapat paperplane bagikan, agar ada faedah didalamnya dan terima kasih.
Sumber https://www.sinau-thewe.com
0 Komentar untuk "Istilah Gres Pada Kurikulum Merdeka"