Contoh Soal Essay Paibp Kelas 12 Penggalan 11 Memaksimalkan Potensi Diri Untuk Menjadi Yang Terbaik (Kelas Xii Sma/Ma/Smk/Mak)

Contoh Soal Essay PAIBP  Kelas 12 Bab 11 Memaksimalkan Potensi Diri untuk Menjadi yang Terbaik (Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK). Pembaca Sekolahmuonline, berikut ini kami posting buat anda tumpuan soal PAIB kelas XII SMA/MA/SMK/MAK. Kali ini kita pelajari Bab 11 Memaksimalkan Potensi Diri untuk Menjadi yang Terbaik. Soal kami buat menurut sumber buku paket elektronik Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIBP) edisi Revisi 2018. Silahkan dibaca dan dipelajari.
 Memaksimalkan Potensi Diri untuk Menjadi yang Terbaik  Contoh Soal Essay PAIBP  Kelas 12 Bab 11 Memaksimalkan Potensi Diri untuk Menjadi yang Terbaik (Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK)

Islam yakni agama yang mengharuskan terhadap pemeluknya untuk berkarya. Bahkan Sayid Sabiq dalam bukunya ”Unsur-unsur Kekuatan dalam Islam” terjemahan Muhammad Abdai Rathomy mengatakan: “Islam yakni agama gerak dan membanting tulang dalam segala bidang kehidupan dan penghidupan manusia, sehingga dengan demikian ia sanggup menampilkan cara pembimbingan yang bagus dan terpuji”. Dan Dr. Yusuf Al-Qardhamy dalam bukunya “Al-Imaanu Wal Hayaatu” mengatakan: yang dikenali dalam Islam hanyalah orang beriman itu bekerja, bersusah payah, menunaikan kewajibannnya dalam hidup ini, mengambil dan memberi, memperkenankan kehendak Allah Swt. terhadap manusia, mereka dijadikan khalifah di wajah bumi untuk memakmurkan bumi dan mempergunakan isinya sebanyak mungkin, untuk kepentingan kemanusiaan.

Agama Islam tidak memedulikan satu hari yang khusus untuk beribadah, sehingga di hari itu orang berhenti bekerja. Dalam aliran Islam, saban hari yakni hari kerja, dan melakukan pekerjaan untuk problem dunia yakni apabila dijalankan dengan niat yang jujur. Hari Jum’at yang dianggap hari besar dalam Islam, tiadalah dihari itu ditugaskan agar berhenti bekerja, melainkan gres sehabis mendengar panggilan adzan hingga hingga shalat Jum’at selesai disuruh berhenti bekerja, sebagaimana disebutkan dalam Firman Allah Swtdalam Q.S. al-Jum’at/62:9-10. 
Artinya: “Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, Maka bersegeralah kau terhadap mengingat Allah Swt. dan tinggalkanlah perdagangan yang demikian itu lebih baik bagimu kalau kau mengetahui. Apabila sudah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kau di wajah bumi; dan carilah karunia Allah Swt. dan camkan Allah Swt. banyakbanyak agar kau beruntung.” (Q.S. al-Jum’at/62:9-10).

Contoh Soal Essay PAIBP  Kelas 12 Bab 11 Memaksimalkan Potensi Diri untuk Menjadi yang Terbaik

Untuk membuat lebih mudah dalam belajar, berikut ini Sekolahmuonline buatkan daftar isi soal. Anda sanggup pribadi loncat menuju soal yang Anda cari cukup dengan menekan judul soal yang ada pada daftar isi berikut ini.

Daftar Isi Soal (Cukup tekan: SHOW):
Di sini --> 

Jawablah soal-soal berikut ini dengan jawaban yang benar dan tepat!

1. Jelaskan bagaimana cara yang dipakai oleh Islam untuk mendelegasikan terhadap para pemeluknya biar bersusah payah di dalam segala lapangan penghidupan mereka?


Jawaban:
Islam sudah memerintahkan/mewajibkan terhadap pemeluknya untuk melakukan pekerjaan dan berkarya dengan banyak sekali cara, diantaranya yakni selaku berikut.
a. Dengan tegas mendelegasikan terhadap orang-orang beriman untuk melakukan pekerjaan dan berkarya, karena;
- Karya seseorang yang mau menyeleksi mutu seorang beriman, sebagaimana tersebut dalam Q.S. al-Ahqaaf/46:9 dan
Q.S.Thaha/20:75.
- Allah Swt., Rasul-Nya dan orang-orang beriman akan memperhatikan karya seseorang, sebagaimana tersebut dalam Q.S.at-Taubah/9:105
- Karya orang-orang beriman mesti dipertanggung jawabkan di hadapan Allah Swt. nanti di akhirat, sebagaimana tersebut dalam Q.S. an-Nahl/16:93.

b. Diperintahkan untuk mencari karunia Allah Swt., sebagaimana tersebut dalam Q.S.al-Jum’at/62:10 dan ayat yang semakna dalam Q.S. alIsra’/17:12, karena; 
- Karunia Allah Swt. cuma sanggup dicari dengan berusaha, jerih payah untuk berkarya. Tanpa berkarya tidak mungkin karunia Allah Swt. itu akan diperoleh.
- Sahabat Umar bin Khatab pernah menyaksikan sekelompok orang disudut masjid sehabis shalat Jum’at. Umar bertanya; ”Siapakah kamu? Mereka menjawab; Kami orang-orang yang tawakal terhadap Allah Swt. kemudian Umar menghalau mereka dan mengatakan: Janganlah seorang kau berhenti mencari rizki dan cuma berdo’a: Ya Allah, berilah saya rizki, padahal ia mengenali bahwa langit belum pernah menurunkan hujan emas, dan Allah Swt. sudah berfirman; ”Dan apabila selesai melaksanakan shalat, maka bertebaranlah kau di wajah bumi dan carilah karunia Allah Swt.”

c. Diperintahkan untuk meneliti segala sesuatu yang ada di dalam alam ini, sebagaimana tersebut dalam Q.S.al-A’raf/7:185.
- Perintah untuk meneliti alam ini banyak sekali didapatkan dalam alQurān, umpamanya dalam Q.S.ar-Rum/30:8, Q.S.ali-Imran/3:190.
- Penelitian itu mesti dilakukan sedemikian rupa, sehingga hingga kesimpulan, bahwa segala sesuatu yang ada di dalam alam ini yakni ciptaan Allah Swt. dan Allah Swt. menciptakannya tidaklah sia-sia.

d. Diperintahkan untuk mengatasi kemiskinan, kebodohan, penyakit dan kedzaliman.
- Orang yang tidak berupaya untuk mengatasi kemiskinan yakni pendusta agama.
- Orang yang mau diangkat derajatnya hanyalah orang yang beriman dan mempunyai ilmu yang banyak.
- Allah Swt. melarang untuk mencelakakan diri dan berbuat dzalim alasannya dzalim yakni sumber malapetaka atau kehancuran.

e. Diperintahkan untuk menyantap makanan yang baik, memakai busana yang bagus, bikin rumah yang luas dan punya kendaraan yang bagus, serta mendidik bawah umur menjadi shaleh.
- Allah Swt. mendelegasikan insan untuk mencari rizki yang halal dan tayyib.
- Allah Swt. mendelegasikan untuk mempertahankan dirinya, anak isterinya dari api neraka.
- Hanya orang-orang yang shalih yang mau masuk surga.

f. Diperintahkan untuk menyiapkan semua kekuatan untuk menghadapi musuh, sehingga lawan itu menjadi cemas karenanya, sebagaimana tersebut dalam Q.S. al-Anfal/8:60.

2. Jelaskan pemahaman melakukan pekerjaan keras!


Jawaban:
Bekerja Keras mempunyai arti berupaya atau berikhtiar secara sungguh-sungguh, dengan kata lain bersusah payah yakni melakukan pekerjaan dengan gigih dan sungguhsungguh untuk meraih sebuah yang dicita-citakan. Orang yang bersusah payah tidak mempunyai arti mesti “banting tulang” dengan mengeluarkan tenaga secara fisik, akan namun sanggup dilakukan dengan berpikir betul-betul dalam melaksanakan pekerjaannya atau berguru betul-betul untuk mencari ilmu. 

3. Jelaskan pemahaman tanggung jawab!


Jawaban:
Tanggung Jawab secara bahasa artinya kondisi wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus Bahasa Indonesia yakni berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau menampilkan jawab dan menanggung akibatnya. 

Secara ungkapan tanggung jawab yakni kesadaran insan akan tingkah laris atau tindakan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Bertanggung jawab juga mempunyai arti berbuat selaku perwujudan kesadaran akan kewajibannya.

Artinya bertanggung jawab itu sudah ialah serpihan kehidupan manusia, bahwa setiap insan niscaya dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu sanggup dilihat dari dua sisi, yakni dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain.

Tanggung jawab yakni serpihan dari aliran Islam yang disebut mas’uliyyah. Setiap insan mesti mengajukan pertanyaan terhadap dirinya sendiri apa yang mendorongnya dalam berperilaku, bertutur kata, bertindak dan mempersiapkan sesuatu. Apakah sikap itu berlandaskan logika sehat dan ketakwaan, atau malah dipicu oleh pemujaan diri, hawa nafsu, atau ambisi pribadi. Jika insan sanggup menentramkan hati nuraninya dan menyikapi panggilan jiwanya yang paling dalam, maka ia niscaya bisa bertanggung jawab terhadap yang lain.

4. Sebutkan dan jelaskan empat prinsip jerih payah dan tanggung jawab yang sebaiknya dimiliki oleh setiap mukmin menurut Al-Baihaqi!


Jawaban:
Al-Baihaqi dalam kitab ‘Syu’bul Iman’ ada empat prinsip jerih payah dan tanggung jawab atas bentuk pekerjaannya terhadap Allah Swt. yang diajarkan Rasulullah saw. Keempat prinsip itu mesti dimiliki oleh setiap mukmin kalau ingin menghadap Allah Swt. dengan wajah berseri kolam bulan purnama.

Pertama, melakukan pekerjaan secara halal (thalaba ad-dunya halalan).

Halal dari sisi jenis pekerjaan sekaligus cara menjalankannya. Antitesa dari halal yakni haram, yang dalam terminologi fiqih terbagi menjadi ‘haram lighairihi’ dan ‘haram lidzatihi’. Analoginya, menjadi pegawai negeri sipil yakni halal. Tetapi kalau jabatan pegawai negeri sipil dipakai mengkorupsi duit rakyat, status hukumnya terang menjadi haram. Jabatan yang semula halal menjadi haram alasannya ada aspek penyebabnya. Itulah ‘haram lighairihi’. Berbeda dengan perampok. Dimodifikasi bagaimanapun ia tetap haram. Keharamannya bukan alasannya aspek dari luar, melainkan jenis pekerjaan itu memang ‘haram lidzatihi’.

Kedua, melakukan pekerjaan demi mempertahankan diri agar tidak menjadi beban hidup orang lain (ta’affufan an al-mas’alah).

Orang beriman tidak boleh menjadi parasit bagi orang lain. Rasulullah saw. pernah menegur seorang teman dekat yang muda dan berdampak namun pekerjaannya meminta-minta (mengemis). Beliau kemudian bersabda; “Sungguh orang yang mau menenteng tali atau kapak kemudian mengambil kayu bakar dan memikulnya di atas punggung lebih baik dari orang yang mengemis terhadap orang kaya, diberi atau ditolak” (HR Bukhari dan Muslim). 

Dengan demikian, setiap pekerjaan asal halal yakni mulia dan terhormat dalam Islam. Lucu kalau masih ada orang yang merendahkan jenis pekerjaan tertentu alasannya dipandang remeh dan hina. Padahal pekerjaan demikian justru lebih mulia dan terhormat di mata Allah Swt. dibandingkan dengan memintaminta.

Ketiga, melakukan pekerjaan demi memadai keperluan keluarga (sa’yan ala iyalihi). 

Mencukupi keperluan keluarga hukumnya fardlu ain. Tidak sanggup diwakilkan, dan menunaikannya tergolong klasifikasi jihad. Hadis Rasulullah saw. yang cukup populer, “Tidaklah seseorang mendapatkan hasil terbaik melampaui yang dihasilkan tangannya. Dan tidaklah sesuatu yang dinafkahkan seseorang terhadap diri, keluarga, anak, dan pembantunya kecuali dijumlah selaku sedekah” (H.R. Ibnu Majah).

Tegasnya, seseorang yang memerah keringat dan membanting tulang demi keluarga akan dicintai Allah Swt. dan Rasulullah saw. Ketika berjabat tangan dengan Muadz bin Jabal, Rasulullah saw. mengajukan pertanyaan soal tangan Muadz yang kasar. Setelah dijawab bahwa itu akhir saban hari dipakai melakukan pekerjaan untuk keluarga, Rasulullah saw. memuji tangan Muadz seraya bersabda, “Tangan menyerupai inilah yang dicintai Allah Swt. dan Rasul-Nya”.

Keempat, melakukan pekerjaan untuk mengendorkan beban hidup tetangga (ta’aththufan ala jarihi). 

Penting dicatat, Islam mendorong jerih payah untuk keperluan diri dan keluarga, namun Islam melarang kaum beriman bersikap egois. Islam merekomendasikan solidaritas social dan tanggung jawab sosial, dan mengecam keras sikap tutup mata dan pendengaran dari jerit tangis lingkungan sekitar. “Hendaklah kau beriman terhadap Allah Swt. dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian harta yang Allah Swt. sudah menjadikanmu berkuasa atasnya.” (Q.S. al-Hadid/57: 7).

5. Sebutkan dan jelaskan tumpuan penerapan sikap jerih payah dan bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari!


Jawaban:
Menerapkan sikap jerih payah dan bertanggung jawab sanggup diwujudkan
antara lain dengan tindakan berikut:
- Menggunakan waktu secara efektif dan efisien
- Gali dan kembangkan potensi diri secara baik
- Selalu Fokus, Melabelkan diri dan Berkata Positif
- Tekun dalam Bekerja

1. Menggunakan waktu secara efektif dan efisien

Waktu yang diberikan Allah Swt. untuk insan sehari semalam tidak lebih dari 24 jam. Dan waktu 24 jam ini sebaiknya dimanfaatkan secara efektif untuk beribadah terhadap Allah Swt., untuk bekerja, dan dipakai untuk beristirahat.

2. Gali dan kembangkan potensi diri secara baik

Allah Swt. melengkapi insan dengan fithrah cerdas, pandai fisik, pandai emosi, pandai intelektual, pandai kebajikan dan pandai akhlak. Dengan jerih payah dan tanggung jawab insan sanggup berbagi banyak sekali potensi cerdasnya untuk menjangkau kesuksesan. Kemampuan-kemapuan menggali dan berbagi potensi diri inilah yang pada akhirnya sanggup mengisi aktivitas insan dalam menghabiskan waktunya.

3. Selalu Fokus, Melabelkan diri dan Berkata Positif

Bentuk jerih payah yang sanggup dilakukan dalam kehidupan sehari-hari mesti senantiasa fokus, dan berani melabelkan diri bahwa niscaya berhasil dan berhasil dengan diiringi kata-kata kasatmata niscaya bisa dan menjauhkan diri dari kata putus asa, tidak dapat dan sebagainya. Seseorang sanggup berhasil dalam bisnisnya kalau mereka melakukan pekerjaan keras.

4. Tekun dalam Bekerja

Pekerjaan apapun yang ditekuni oleh seseorang, hendaknya dilakukan dengan niat baik, professional dan azam (kemauan) yang kuat. Jangan melaksanakan pekerjaan yang tidak bermanfaat yang tidak ada manfaatnya. Jangan sekalikali melaksanakan sebuah pekerjaan didasari dengan sikap malas.

0 Komentar untuk "Contoh Soal Essay Paibp Kelas 12 Penggalan 11 Memaksimalkan Potensi Diri Untuk Menjadi Yang Terbaik (Kelas Xii Sma/Ma/Smk/Mak)"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close