Sahabat paperplane yang berbahagia… Di kurun kontemporer, di mana zaman sudah sungguh meningkat yang disokong oleh tekhnologi canggih, menyebabkan perlunya reinterpretasi makna j1had. Karena tafsir di kurun klasik pasti sudah tidak berkaitan lagi jikalau dipraktekkan di kurun kontemporer. Karena perbedaan ruang dan waktu memerlukan suatu transformasi gres dalam melakukan pedoman j1had. Dalam sejarah Islam, j1had ialah salah satu dari realitas utama Islam, dan realitas yang lain yakni Alquran. Sementara kitab suci ini (dan Sunah Rasul) selaku sumber keimanan,
Maka j1had ialah manifestasi dari keimanan. Nabi Muhammad SAW sudah mengimplementasikan dan menumbuhkan j1had ke dalam realitas hidupnya. Sejarah yang dilalui membuktikan senyatanya sifat dan sikap Rasul yang merepresentasikan keluhuran nilai-nilai dan pedoman Quran tersebut. Bagi Rasulullah, keadilan yakni sesuatu yang tidak sanggup ditawar-tawar, tetapi pada di saat yang sama kasih sayang tetap menjadi pecahan dari keseluruhan sikap dan perilakunya. Akan namun walau realitasnya dalam sejarah menjelaskan bahwa pada masa Nabi sejumlah peper4ngan terjadi antara umat Islam dan kaum kafir, sehingga terlihat berseberangan dengan nilai kedamaian dan sejenisnya.
Kejadian-kejadian ini sanggup menghantarkan perspektif bahwa Islam identik dengan keker4san, Islam disebarkan dengan agama pedang dan sebagainya penyimpulan menyerupai itu menurut abd A’la senyatanya terlalu terburu-buru, dan ialah simplifikasi persoalan. Jika ditilik lebih dalam maka per4ng yang ditangani oleh Nabi itu lebih bersifat defensif. Sehingga peper4ngan yang memiliki kualifikasi ofensif, sejatinya sudah keluar dari pedoman Islam itu sendiri. Dalam perspektif Islam yang diketahui secara utuh oleh Rasulullah, per4ng ialah preferensi terakhir manakala jalan lain sudah tertutup dan tidak ada cara lain untuk menjaga diri selain mengangkat senjata.
Untuk itulah suatu gerakan j1had di kurun kekinian mesti lebih ramah dan bersifat konstruktif. Karena di kurun sekarang, peper4ngan sudah tidak penting lagi alasannya yakni ada hal yang perlu diperbaiki dalam penduduk Islam. yakni membangun peradaban yang maju dengan memberantas kemiskinan dan keterbelakangan pendidikan. jih4d ialah pedoman yang sanggup menghantarkan umat Islam selaku khalifah Allah yang mengisi kehidupan dengan peradaban agung dalam aneka macam aspeknya. Peradaban Islam dari waktu ke waktu yakni konkretisasi dari jih4d. Dari jih4d semacam itu, umat Islam menggapai puncak prestasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Perkembangan zaman yang berlanjut memunculkan penafsiran gres akan makna jih4d. Reduksi makna jih4d yang makin memunculkan ambivalensi agama mesti secara tegas dipangkas dari peradaban Islam modern. Beberapa tokoh Muslim kekinian meyakini bahwa jih4d sama sekali tidak identik dengan per4ng. menyerupai dikutip oleh Abd A’la bahwa tokoh muslim berbincang ekspansi lahan yaitu jih4d sesuai dengan konteks kekinian, misalnya, mengeksplorasi jih4d dalam konteks dunia kekinian ke dalam tiga hal.
Pertama, eco-political jih4d merupakan upaya keras untuk melakukan reforestasi, pelestarian hewan langka, gerakan anti polusi dan pengembangan politik lingkungan.
Kedua, humanist jih4d, mengarahkan terhadap gerakan melawan tirani, opresi dan pelanggaran hak-hak asasi manusia.
Ketiga, j1had against international terrorism, selain upaya eliminasi terorisme, juga terkait dengan upaya solusi keker4san dan pencucian etnis, serta endemik global.
Kemudian, alasannya yakni j1had memiliki spektrum yang luas maka alat dan objeknya juga bervariasi. Dalam sisi alat misalnya, menyerupai saran dari Abdul Karim Zaidan membaginya menjadi dua, yaitu: 1) J1had dengan lisan. Ini memiliki arti menjelaskan ajaran-ajaran Islam dan menangkis pemikiran-pemikiran yang berlawanan dengan Islam. 2) J1had dengan harta. Yaitu mendermakan harta dalam amal-amal kebajikan.
Maka dalam konteks modernitas kekinian, dilema umat dan bangsa yang cukup menantang untuk dijadikan lahan j1had yakni permasalahan kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan dan sifat hedonisme. Sebab faktor kehidupan ini berada dalam ambang cukup memprihatinkan yang sanggup menjauhkan umat muslim dan bangsa dari keutuhan eksistensial selaku manusia, Wacana perihal j1had yang tidak identik, bahkan berlawanan sama sekali, dengan per4ng terlebih terorisme sebenarnya mulai menyebar dan menguat di golongan umat Islam remaja ini. Namun mereka tidak sanggup berhenti sebatas itu. Mereka jangan hingga terperangkap dengan sikap apologetik. Umat Islam mesti membumikan makna j1had yang holistik lewat praksis nyata, yang di antaranya dengan melakukan pemberdayaan ekonomi dan penguatan intelektual. Untuk melakukan j1had ini pasti tidak semudah membalikan telapak tangan. Komitmen yang kuat, ketulusan dan kesabaran dari umat Islam menjadi moral utama yang serupa sekali tidak sanggup diabaikan demi terwujudnya keutuhan umat di dunia ini.
Pengirim : Wildan Mahmud H (wildanhanafi19@gmail.com) – Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Jurusan Pendidikan Agama Islam.
0 Komentar untuk "Aktualisasi Makna Jihad Di Masa Kekinian Oleh Wildan Mahmud H, Mahasiswa Uin Maulana Malik Ibrahim Malang Jurusan Pendidikan Agama Islam"