Menurut Fisher, tahapan dinamika pertentangan merupakan selaku berikut:
Prakonflik
Tahap ini terjadi pada di saat terjadap sebuah ketidaksesuaian sasaran di antara dua pihak atau lebih sehingga muncul konflik. Konflik tersembunyi dari persepsi umum, walaupun satu pihak atau lebih mungkin mengtahui agresi konfrontas lainnya.
Konfrontasi
Tahap konfrontasi menyediakan sebuah tahap pada di saat pertentangan mulai terbuka. Jika cuma satu pihak yang merasa ada masalah, mungkin para pendukungnya mulai menjalankan agresi demonstrasi atau menjalankan lainnya.
Krisis Adalah Puncak Konflik
Tahap ini terjadi di saat pertentangan pecah menjadi bentuk aksi-aksi kekerasan yang dijalankan secara intens dan massal.
Konflik skala besar ini merupakan periode perang, di saat banyak terdapat korban jiwa dari kedua belah pihak. Hal tersebut pertanda pada suasana yang disebabkan oleh pecahnya pertentangan pada tahap krisis.
Bisa saja salah satu pihak menang atau kalah bahkan keduanya mengalami kekalahan bersama. Situasi ini bergantung pada penanganan konflik.
Jika kedua belah pihak bisa menjalankan negosiasi, kemungkinan suasana yang dihasilkan cukup nyata dan meminimalkan jumlah kerugian bersama.
Pascakonflik
Tahap pascakonflik sanggup terjadi apabila pertentangan telah terselesaikan, baik dengan cara menyelesaikan banyak sekali konfrontasi kekerasan, berkurangnya ketegangan, atau terkait hubungan mengarah ke lebih wajar di antara kedua belah pihak.
Tahapan pascakonflik ini disebut tahapan deeskalasi pertentangan kekerasan. Adapun faktor-faktor yang membuat terjadinya deeskalasi pertentangan kekerasan selaku berikut:
- Kedua belah pihak berkonflik menerima pemecahan problem dari konflik
- Salah satu pihak mengalami kekalahan yang hebat tanpa mendapat apapun yang diperebutkannya
- Semua pihak berkonflik tidak dapat melanjutkan konflik
- Pihak berkonflik menghentikan beberapa waktu pertentangan untuk menyusun taktik selanjutnya.
0 Komentar untuk "4 Tahapan Dinamika Pertentangan Menurut Fisher Yaitu"