Banyak yang mengajukan pertanyaan apakah aku mendapat juara 1 kepala SD Berprestasi?
Baik aku jawab : terima kasih semua atas doa dan dukungannya. Terutama disdik Kabupaten Bireuen. Saya Minta Maaf terhadap keluarga, guru, siswa dan kerabat juga teman-teman yang mendo'akan dan mensuport saya.
Awalnya aku optimis juara. Tetapi sehabis mengikuti serangkaian tes, tulis, penyajian best practice dan jadinya hingga analisa portofolio aku dinyatakan tidak menyanggupi syarat utama. Kalau pemain bola dianggap telah diluar lapangan. Begitu kata juri. Yaitu bukan kepala sekolah telah sertifikasi(tidak ada akta pendidik), meskipun menurut aku itu bukan indikator yang penting.
Maklum aku bukan kepala sekolah PNS. Saya kepala sekolah Muhammadiyah, Tidak terlalu konsentrasi soal sertifikasi. Karena aku menerka itu bukan syarat mutlak. Akhirnya aku tidak ada juara dan nrimo menerimanya. Selamat terhadap yang juara 1,2 dan 3.
Ternyata menjadi kepala sekolah berprestasi mesti sertifikasi. Ini syarat mutlak. Ini menjadi pelajaran buat aku dan kepala sekolah swasta yg lain untuk mengikuti kontes ini kedepan.
Alhamdulillah aku bersyukur sanggup berjumpa dengan juri-juri dan guru-guru di provinsi menceritakan kehendak aku terhadap pendidikan aceh dimasa yang hendak datang. Terutama pendidikan tahfiz Alquran.
Hal ini tidak melemahkan semangat aku untuk meningkatkan pendidikan di Aceh. Saya mesti terus berbuat dan berdakwah didunia pendidikan.
Penulis: Rizki Dasilva
0 Komentar untuk "Kepala Sekolah Berprestasi Itu Bersertifikasi. Benarkah?"