Semalam duduk bareng teman-teman guru dan seseorang yang senantiasa menimbang-nimbang kemakmuran dan kenaikan kompetensi guru, menghidupkan semangatku untuk terus menimbang-nimbang hal-hal nyata dalam pengembangan jadwal pendidikan Aceh yang lebih baik di masa yang hendak datang.
Ingin rasanya duduk santai membuka dialog lepas dan menyimpan sementara alasan aliran terhadap program-program pendidikan. Tapi mustahil, alasannya merupakan dalam hati, kami memiliki cinta yang awet untuk generasi negeri.
Mengajar bukanlah sesuatu untuk cuma sekedar mendapat keperluan finansial.
Guru bukanlah profesi di mana kita menjumlah mundur jam yang tersisa dalam sehari.
Menjadi guru bukan saja menjadi suatu profesi yang mulia, tetapi masih lebih dari itu. Dengan menjadi seorang guru, kita sanggup meninggalkan warisan awet di dunia dengan menampilkan cinta dan dukungan terhadap generasi bangsa ini.
Kita seakan memberi generasi bangsa ini alat untuk mereka sanggup menjalani kehidupan yang senang dan produktif demi masa depan yang lebih cerah
== Ending==
Guru yang ahli menyadari bahwa apa yang kita laksanakan hanyalah siapa kita. Kita mengerti bahwa mengajar merupakan perpanjangan dari siapa kita seharusnya.
Selamat Hari Guru Nasional 2020
Penulis: Istiarsyah Iskandar, M.Ed
0 Komentar untuk "Guru, Cinta, Dan Warisan Abadi"