Kiat Untuk Mendapat Ilmu Yang Bermanfaat

Kiat Untuk Mendapatkan Ilmu Yang Bermanfaat Kiat Untuk Mendapatkan Ilmu Yang Bermanfaat

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji cuma milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan sallam atas Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wa sallam, keluarga, dan para sahabatnya, serta pengikutnya yang senantiasa dirahmati-Nya

Setiap orang yang mencar ilmu pasti mengharapkan ilmu yang bermanfaat. Karena ilmu yang berharga sanggup menjinjing pergantian kasatmata pada diri dan lingkungannya.

Selain itu, ilmu yang berharga sanggup menjadi amal yang senantiasa mengalirkan pahala walaupun yang punya sudah tiada.

Rasulullah sholallahu 'alaihi wassallam. bersabda:

إذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُولَهُ

“Apabila insan meninggal dunia., maka terputus amalnya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya.” (H.R. Muslim).

Dengan demikian, cara yang paling baik untuk mendapat ilmu yang berharga yakni dengan memiliki atau menghiasi diri dengan budbahasa sebelum belajar. 

Pepatah arab mengatakan, “Al adabu fauqal ‘ilmi” yakni “Adab di atas Ilmu” 

Artinya, orang yang ingin mendapat ilmu, maka ia mesti memiliki budbahasa apalagi dahulu.

Orang yang mencar ilmu tanpa memiliki budbahasa maka ia tidak akan mendapat yang dicarinya. Karena, ilmu menyerupai binatang buruan, kalau ingin menerimanya maka pemburu mesti memiliki bekal dan teknik berburu yang baik. 

Dengan memiliki bekal dalam berburu yang baik, sehingga ia akan mendapat binatang burungan yang diingikannya dan kesannya pun akan sesuai yang diharapkanya.

Begitu pula dengan orang yang berburu ilmu, mesti memiliki sifat, teknik dan tips untuk mendapat ilmu yang bermanfaat. 

Sifat, teknik, dan cara mendapat ilmu itu sanggup dirangkum dalam satu perumpamaan yang meliputi semuanya, yakni adab.


Adab bagi pencari ilmu setidaknya dibagi dalam tiga klasifikasi : 

1. Adab terhadap diri sendiri. 

2. Adab terhadap guru. 

3. Adab terhadap sesama pencari ilmu (teman). 

1. Adab terhadap diri sendiri. 

Seorang murid dalam menuntut ilmu apa pun mesti mengerti dan menghiasi diri dengan budbahasa terhadap diri sendiri. Yaitu, membersihkan diri dari sifat sombong. 

Kebalikan sifat angkuh yakni rendah hati (tawadlu’). Sifat inilah yang diusulkan bagi seorang pelajar.

Sifat angkuh yakni benalu atau penyakit yang sanggup menghasilkan murid sakit. Jika tidak dibuang akan menghancurkan dirinya sendiri. 

Sombong akan menghalangi bahkan membatasi seseorang mendapat ilmu yang bermanfaat. Karena beliau menilai dirinya sudah bisa, sehingga tidak mau mendengar dari orang lain.

Bahkan, kalau ada orang yang lebih tahu darinya, beliau merasa tersaingi dan tidak senang orang tersebut. 

Sombong kata nabi, “Menolak kebenaran dan tidak senang manusia.” Membenci insan di sini tergolong tidak senang yang menyodorkan kebenaran dan insan yang akan menyimak kebenaran.

Termasuk budbahasa terhadap diri sendiri yakni cara berlangsung yang baik, tidak terburu-buru atau terlalu lambat. 

Karena terburu-buru yakni perbuatan syetan dan sifat lambat menyediakan diri tidak rajin dalam belajar.

Bagian budbahasa terhadap diri sendiri selain angkuh yakni mempertahankan persepsi dari yang diharamkan. 

Karena maksiat sanggup menetralisir ilmu yang sudah di dapat. Ketika ilmu sudah didapat, maka mesti dijaga dengan senantiasa melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan.

2. Adab terhadap guru. 

Seorang murid mesti memiliki dogma bahwa gurunya memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari dirinya dan orang lain. Karena selain mendidik akal, ia juga mendidik rohani muridnya. 

Maka, sepatutnya bagi murid menghormatinya dan merendahkan diri di hadapan gurunya. Duduk dengan baik dan menyimak dengan seksama terhadap apa yang disampaikan gurunya, serta menahan diri dengan tidak bercanda atau berbincang-bincang di hadapannya.

Termasuk serpihan budbahasa terhadap guru yakni tidak memuji guru lain di hadapannya, alasannya kalut dikira murid tersebut mencibir gurunya. Selain itu, murid juga dihentikan aib mengajukan pertanyaan terhadap sesuatu yang belum dimengerti. 

karena guru tidak mengenali dengan niscaya apakah muridnya sudah mengerti atau belum terhadap ilmu yang disampaikan.

3. Adab terhadap teman. 

Menghargai teman dekat dan tidak menghinanya, walaupun ia mengalami kesusahan dalam belajar. Jangan hingga terlontar kata-kata bodoh, idiot dan kalimat merendahkan lainnya, atau bersorak bahagia di saat temannya tidak sanggup mengerjakan. Sebab, hal itu sanggup melukai hatinya dan menjadikannya minder untuk mencar ilmu bareng kita.

Termasuk budbahasa terhadap teman dekat yakni menguatkan mental dan semangatnya di saat ia menghadapi masalah. Teman yang bagus yakni teman dekat yang sanggup menguatkan bukan melemahkan. Adab terhadap teman dekat yang lain yakni mengingatkan temannya di saat melaksanakan kesalahan. 

Jangan hingga ada prinsip, yang penting saya tidak melakukan, sedangkan temannya terjerumus dalam kesalahan. 

Pepatah arab mengatakan, “Khoiru al- ashabi man yadulluka ‘ala al-khoiri.” 

Artinya, “Sebaik-baik teman dekat yakni yang mengarahkanmu terhadap kebaikan.”

Inilah tiga macam budbahasa yang mesti dimiliki oleh seorang murid biar sanggup mendapat ilmu yang bermanfaat. 

Dengan memiliki budbahasa mencar ilmu maka di mana pun dan kapan pun seseorang mencar ilmu akan mendaptkan ilmu yang diinginkan.

Dalam mencari ilmu, tidak mesti di sekolah atau forum formal. Di luar sekolah mirip masjid dan masjlis taklim seseorang sanggup mendapatkannya. Sekolah cuma salah satu wilayah untuk belajar.

Dan yang mesti senantiasa dikenang bahwa mencar ilmu di sekolah dihentikan menomorsatukan ijazah dan nilai. Karena proses dalam mencar ilmu itulah yang sesungguhnya lebih dibutuhkan. 

Ijazah fungsinya selaku tanda atau bukti bahwa seseorang pernah sekolah, tetapi belum pasti pernah belajar.

Belajar yakni suatu proses panjang yang membutuhkan keseriusan dan keistikomahan. Belajar membutuhkan pengorbanan yang tidak sedikit, baik korban waktu, kesenanagan, dan dana yang besar.

Dalam pepatah arab dikatakan, “Wahai saudaraku, engkau tidak akan memperoleh ilmu kecuali dengan enam perkara; kecerdasan, tamak (pada ilmu), sungguh-sungguh, dirham (uang) mengunjungi guru, dan waktu yang lama.”

Demikian Kiat Untuk Mendapatkan Ilmu Yang Bermanfaat mudah-mudahan berharga dan sanggup memperbesar wawasan kita

Related : Kiat Untuk Mendapat Ilmu Yang Bermanfaat

0 Komentar untuk "Kiat Untuk Mendapat Ilmu Yang Bermanfaat"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close