Apa Yang Dimaksud Dengan Malu?

Malu yakni menahan diri dari perbuatan jelek, kotor, tercela, dan hina. 

Sifat aib itu kerap kali ialah sifat bawaan dan juga sanggup ialah hasil latihan. Namun demikian, untuk menumbuhkan rasa aib perlu usaha, niat, ilmu serta pembiasaan. 

Rasa aib ialah penggalan dari dogma sebab sanggup mendorong seseorang untuk melaksanakan kebaikan dan mencegahnya dari kemaksiatan. Mari kita amati hadis berikut ini

"Dari Abu Hurairah dari Nabi saw., dia bersabda: “Iman yakni pokoknya, cabangnya ada tujuh puluh lebih, dan aib tergolong cabangnya iman.” (H.R. Muslim)

Hadis di atas memastikan bahwa aib ialah salah satu cabang iman. Seseorang aib untuk mencuri kalau ia beriman, aib berdusta kalau ia beriman. 

Seorang perempuan aib membuka atau menyediakan auratnya kalau ia beriman. Jika sifat aib menyusut dan mulai luntur maka pertahanan diri dalam menghadapi godaan nafsu mulai menipis. 

Malu ialah salah satu benteng pertahanan seseorang dalam menyingkir dari perbuatan maksiat. Malu juga ialah aspek pendorong bagi seseorang untuk melaksanakan kebaikan.

Selama rasa aib masih terpelihara dengan baik, maka seseorang akan hidup dalam kebaikan. Ia akan memiliki kekuatan dalam berbuat kebaikan dan menolak kemaksiatan. 

Seorang pejabat yang memiliki rasa aib akan melaksanakan tugasnya dengan sarat tanggung jawab dan bebas dari korupsi.

Seorang pelajar akan yakin diri dalam melakukan soal ulangan tanpa menjiplak sebab didasari rasa malu.

Seorang pedagang akan aib berbuat curang sebab merasa dilihat Allah Swt. Seorang polisi akan aib menemukan suap dari pelanggar rambu kemudian lintas.

Aparat penegak aturan seumpama hakim dan jaksa akan aib menemukan suap dari tersangka sebab ia takut azab dari Allah Swt. 

Seorang lelaki dan perempuan akan berpakaian menutup aurat sebab mempertahankan harga diri dan kehormatannya. Mereka semua terhindar dari perbuatan dosa dan maksiat sebab adanya rasa aib dalam diri mereka.  

Sebaliknya, apabila seseorang tidak lagi memiliki rasa aib maka ia akan hidup dalam keburukan. Begitu hilang rasa malunya maka hilang pula kepribadiannya selaku seorang muslim. 

Ia akan sudah biasa berbuat dosa, baik sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Jika seorang lelaki maupun perempuan tak punya rasa malu, ia akan mengumbar auratnya.

Seorang pejabat yang tak punya rasa aib akan menggunakan kekuasaanya untuk menindas rakyat guna memperkaya diri. 

Seorang pedagang yang tak punya rasa malu, ia akan mendustai pembelinya, barang jelek dibilang bagus, barang murah dibilang mahal. 

Jika seorang pelajar tak punya sifat malu, ia dengan gampangnya berkata kotor, menyontek, memperolok-olok kawan dekat sendiri. 

Sungguh, dengan tidak adanya rasa aib ini maka kejadian sopan santun dan kerusakan adat akan merajalela.

Wahai generasi muda Islam yang cerdas, ketahuilah bahwa aib bukan memiliki arti sangsi diri, minder atau merasa rendah diri. 

Misalnya, seseorang aib berjilbab sebab takut diejek teman-temannya, atau aib sebab memperoleh giliran maju penyajian di depan kelas.  

Terhadap hal-hal yang bagus dan faktual kalian dihentikan malu.

Malu seumpama itu tidaklah tepat. Rasa aib haruslah dilandasi sebab Allah Swt. bukan sebab selain-Nya. Pada dikala kita aib berbuat sesuatu tanyalah terhadap hati kita: “Apakah aib ini

karena Allah  Swt. atau bukan?” Jika bukan sebab Allah Swt. sanggup jadi hal itu yakni sifat malas, minder, atau rendah diri. Sifat malas, minder atau rendah diri ialah sikap tercela yang mesti dihindari.

Tahukah kalian dari mana bergotong-royong sumber rasa malu? Malu berasal dari keimanan dan legalisasi akan keagungan Allah Swt. 

Rasa aib akan timbul kalau kita beriman dan menghayati betul bahwa Allah Swt. itu Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Allah Swt. Maha Melihat, Maha Mengetahui dan Maha Mendengar. 

Tidak ada yang sanggup kita sembunyikan dari Allah Swt. Semua aktivitas badan, fikiran dan hati kita semua dikenali oleh Allah Swt

Related : Apa Yang Dimaksud Dengan Malu?

0 Komentar untuk "Apa Yang Dimaksud Dengan Malu?"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close