Beberapa kepala desa menyampaikan beli tanah itu penting mengingat membangunnya membutuhkan lahan. Eko play on words menjelaskan bahwa duduk kasus pembelian tanah memicu banyak masalah.
"Kita mau nomor satu itu infrastruktur dulu menyerupai air bersih, PAUD, MCK, bangkit infrastruktur yang ada pemberdayaan ekonomi menyerupai membangun jalan dan pasar. Kenapa melarang beli tanah masalahnya banyak," individualized organization Eko di lokasi, Kamis (25/7/2019).
Justru berdasarkan Eko, kepala desa harusnya melihat ini sebagai tantangan untuk semakin kreatif.
Eko menyebut ada satu desa yang tidak memiliki lahan namun berhasil mendapat laba alasannya ialah penemuan mereka.
"Mereka cuma membersihkan kebun sawit punya Sinar Mas kemudian mereka mencincang pelepah pohon sawit yang berjatuhan difermentasi menjadikannya kompos. Tahun kemudian mereka produksi 3000 kompos dan berhasil mempekerjakan 500 orang. Padahal ia nggak punya tanah tergantung kreativitas masing-masing," tandas Eko.
Sementara, jikapun ingin membangun sarana olahraga menyerupai lapangan bola, kepala desa dapat bekerja sama dengan empunya lahan untuk membuat lapangan futsal yang hasil untungnya dapat dibagi dua.
"Nggak punya tanah sama sekali beli meja pingpong. Atau beli papan catur di kedai kopi bikin liga catur nanti ada penonton dan itu ekonomi berkembang, yang penting kreatif," sambungnya.
Pilihan lainnya, kepala desa dapat membuat occasion yang dapat dijual bahkan dalam skala internasional dan sifatnya konsisten.
"Bisa dibangun dari dana desa. Kalau dana desa miliaran nanti cuma beli tanah aja. Beli tanah masih belum dapat dari dana desa. Ini dibikin untuk menghindari kecurigaan juga," tutupnya.
Sumber: https://finance.detik.com
0 Komentar untuk "Mendes Jelaskan Alasan Dana Desa Tak Dapat Buat Beli Tanah"