"AKU TIDAK BISA BERNAFAS!!". Kalimat ini diucapkan George Floyd sebelum dia menemui ajalnya sebab lehernya ditindih dengan lutut seorang polisi Amerika Serikat yang durjana.
Tak terduga, publik negara Paman Sam bergolak sebab bencana rasis yang menimpa Floyd ini. Seandainya rakyat AS tahu bahwa begitu banyak org2 meninggal tak dapat bernafas sebab serangan senjata2 mutakhir tentara AS.
Belum pernah terjadinya sebelumnya, protes ganas jadinya melebar ke banyak sekali negara bagian. Rakyat Amerika Serikat (AS) memperlihatkan kemarahannya.
Penjarahan, pembakaran dan perusakan dikabarkan terjadi di banyak sekali negara kepingan AS ketika dimana negara adikuasa ini masih kelimpungan menghadapi wabah virus corona.
Sepertinya ini hanyalah akumulasi kemarahan dan kekecewaan. Sebab, rasisme menurut warna kulit semakin hari semakin meningkat, dimana warga kulit gelap tidak jarang dizalimi. Plus, juga rasisme menurut agama dimana mereka menempatkan Islam sebagai ancaman.
Protes atas maraknya rasisme bahwasanya sudah dilakukan berkali-kali. Sebab, sudah tak terhitung warga kulit gelap menjadi korban dari rasisme.
Dan rasisme yang menimpa George Floyd, selain sebab kemarahan yang memuncak, nampaknya juga memperlihatkan polarisasi masyarakat yang begitu parah yang terjadi di negara tersebut di masa Donald Trump.
Apakah ini akan menjadi rentetan gejala zaman bahwa superioritas AS akan segera ambruk?
Yang pasti, api kemarahan niscaya akan memperabukan pelaku kezaliman. Siapapun, sekuat apapun kekuasaannya dan dimanapun dia berada. Di dunia maupun di akhirat.
Maka, siapapun jangan pernah zalim kepada siapapun. Jika anda mempunyai kekuasaan, gunakan untuk menawarkan kemaslahatan manusia.
Jangan berbuat kezaliman atau mendukungnya, sebab cepat atau lambat kezaliman itu akan menjadi api yang akan menghanguskan pelakunya.
Belum pernah terjadinya sebelumnya, protes ganas jadinya melebar ke banyak sekali negara bagian. Rakyat Amerika Serikat (AS) memperlihatkan kemarahannya.
Penjarahan, pembakaran dan perusakan dikabarkan terjadi di banyak sekali negara kepingan AS ketika dimana negara adikuasa ini masih kelimpungan menghadapi wabah virus corona.
Sepertinya ini hanyalah akumulasi kemarahan dan kekecewaan. Sebab, rasisme menurut warna kulit semakin hari semakin meningkat, dimana warga kulit gelap tidak jarang dizalimi. Plus, juga rasisme menurut agama dimana mereka menempatkan Islam sebagai ancaman.
Protes atas maraknya rasisme bahwasanya sudah dilakukan berkali-kali. Sebab, sudah tak terhitung warga kulit gelap menjadi korban dari rasisme.
Dan rasisme yang menimpa George Floyd, selain sebab kemarahan yang memuncak, nampaknya juga memperlihatkan polarisasi masyarakat yang begitu parah yang terjadi di negara tersebut di masa Donald Trump.
Apakah ini akan menjadi rentetan gejala zaman bahwa superioritas AS akan segera ambruk?
Yang pasti, api kemarahan niscaya akan memperabukan pelaku kezaliman. Siapapun, sekuat apapun kekuasaannya dan dimanapun dia berada. Di dunia maupun di akhirat.
Maka, siapapun jangan pernah zalim kepada siapapun. Jika anda mempunyai kekuasaan, gunakan untuk menawarkan kemaslahatan manusia.
Jangan berbuat kezaliman atau mendukungnya, sebab cepat atau lambat kezaliman itu akan menjadi api yang akan menghanguskan pelakunya.
Penulis: TEUKU ZULKHAIRI
0 Komentar untuk "Jangan Zalim, Dan Jangan Biarkan Kezaliman"