A. Latar Belakang Masalah
Manajemen merupakan suatu hal penting yang menyentuh, mensugesti dan bahkan merasuki hampir seluruh aspek kehidupan insan layaknya darah dalam raga. Dengan manajemen, insan bisa mengenali kemampuan, kelebihan dan kekurangannya dirinya sendiri. Manajemen memperlihatkan cara-cara yang lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan suatu pekerjaan. “Manajemen telah memungkinkan insan untuk mengurangi hambatan-hambatan dalam rangka pencapaian suatu tujuan. Manajemen juga memperlihatkan prediksi dan imajinasi semoga insan sanggup mengantisipasi perubahan lingkungan yang serba cepat”.[1]
Manajemen juga mengatur segala sesuatu semoga dilakukan dengan baik, tepat, dan tuntas merupakan hal yang disunnahkan dan menjadi norma aturan dalam pemikiran agama Islam. “Dalam Islam juga diatur bagaimana proses melaksanakan suatu pekerjaan dengan rasa tanggung jawab, disiplin dan tidak menzalimi rekan/partner yang lain, sehingga keduanya mendapatkan keuntungan”.[2]
Peningkatan mutu pendidikan di sekolah perlu didukung kemampuan manajerial guru di sekolah. Sekolah yang menginginkan kemajuan dan perkembangan harus ada hubungan baik antar sesama guru dan juga perlu diciptakan suasana kerja yang aman dan menyenangkan. Demikian halnya penataan penampilan fisik dan administrasi sekolah perlu dibina semoga sekolah menjadi lingkungan pendidikan yang sanggup menumbuhkan kereativitas, disiplin, dan semangat berguru penerima didik. Dalam kerangka inilah dirasakan perlunya implementasi administrasi sekolah. Untuk mengimplementasikan administrasi kelas yang bernuansa Islami secara efektif dan efisien, guru agama harus mempunyai pengetahuan yang matang wacana ilmu pendidikan dan ilmu pengetahuan agama.
Demikian pula dalam rangka mengimplementasikan administrasi kelas yang bernuansa Islami secara efektif dan efisien, guru harus berkreasi dalam meningkatkan administrasi kelas. Guru ialah teladan dan panutan pribadi para penerima didik di kelas. Oleh lantaran itu, guru perlu siap dengan segala kewajiban, baik administrasi maupun persiapan isi materi pengajaran.
Guru juga harus mengorganisasikan kelasnya dengan baik. Jadwal pelajaran, pembagian kiprah penerima didik, kebersihan, keindahan dan ketertiban kelas, pengaturan daerah duduk penerima didik, penempatan alat-alat dan lain-lain harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Suasana kelas yang menyenangkan dan penuh disiplin sangat diharapkan untuk mendorong semangat berguru penerima didik.
Hasil penelitian Balai penelitian dan pengembangan pendidikan dan kebudayaan menunjukkan bahwa:
Manajemen sekolah secara pribadi akan mensugesti dan menentukan efektif tidaknya kurikulum, banyak sekali peralatan berlajar, waktu mengajar dan proses pembelajaran. Dengan demikian upaya peningkatan kualitas pendidikan harus dimulai dengan pembenahan administrasi sekolah, disamping peningkatan kualitas guru dan pengembangan sumber belajar.”[3]
Implementasi menejemen kelas yang bernuansa islami, hal yang paling penting ialah administrasi terhadap komponen-komponen sekolah itu sendiri. Sedikitnya terdapat tujuh komponen sekolah yang harus dikelola dengan baik, yaitu “Kurikulum dan jadwal pengajaran, tenaga kependidikan, kesiswaan, keuangan, sarana dan prasarana pendidikan, pengelolaan kekerabatan sekolah dan masyarakat, serta pelayanan khusus forum pendidikan”.[4] Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak sanggup dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Alasannya tanpa manejemen mustahil tujuan pendidikan sanggup diwujudkan secara optimal, efektif dan efisien.
Seorang guru pendidikan agama Islam (PAI) mempunyai sebuah tanggung jawab untuk mendidik dan membina siswanya ke arah yang pendidikan yang bernuansa Islami. Dalam hal ini seorang guru agama harus bisa untuk menerapkan administrasi kelas yang bernuansa Islami. Demikian pula bila guru agama tidak bisa memanajemen kelas yang Islami, maka tujuan pendidikan Islam tidak akan tercapai dengan baik dan efektif.
Proses berguru mengajar merupakan inti dari acara pendidikan. Seorang guru mempunyai peranan penting dalam proses berguru mengajar. Guru mempunyai kiprah untuk memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa dan siswa menerimanya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Mentransfer ilmu pengetahuan merupakan hal yang mudah, tetapi untuk membentuk tabiat dan jiwa anak didik merupakan hal yang sulit, sehingga guru harus merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengontrol acara siswa belajar.
Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan pada objek penelitian ini, yaitu di SD Negeri 1 Dewantara, bahwa problem kemampuan seorang guru merupakan problem yang serius lantaran pendidikan agama Islam merupakan pondasi berpijak bagi penerima didik guna menata kepribadian yang utuh.
Kemampuan erat sekali kaitannya dengan profesionalitas seorang guru, lantaran guru yang profesional akan gampang mengembangkan pembelajaran di dalam kelas. Selain itu guru yang profesional tidak hanya menguasai materi tetapi jauh dari itu guru profesional memahami motode dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Alat penunjang yang tidak kalah penting yang biasa disebut dengan sarana pembelajaran atau media pembelajaran. Media dalam hal ini merupakan wahana penyalur pesan atau informasi belajar, “yakni segala sesuatu yang sanggup dipakai untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan penerima didik sehingga sanggup mendorong terjadinya proses berguru pada diri penerima didik”.[5] Guru pendidikan Agama Islam harus bisa menentukan dan memanfaatkan segala sarana pembelajaran yang ada, sehingga pembelajaran menjadi efektif dan efisien dan guru pendidikan Agama Islam benar-benar layak disebut sebagai guru yang profesional.
Profesionalisme guru, masa depan tidak lagi sebagai pengajar (teacher), ibarat fungsinya yang menonjol selama ini, tetapi beralih sebagai instruktur (coach), pembimbing (counselor), dan manajer berguru (learning manager)”.[6] Hal ini memperlihatkan bahwa seorang guru bisa dan berhak berbagi pendidikan sesuai dengan kondisi siswa dan lingkungan sekolah yang ada. Sehingga pembelajaran menjadi menarik dan sanggup meningkatkan gairah berguru siswa.
Masalah yang harus diperhatikan oleh guru, bagaimana seorang guru berkreatif dalam meningkatkan kualitas proses berguru mengajar, ibarat membuat acara berguru mengajar lebih menarik, mengecek pekerjaan siswa, memperlihatkan kiprah atau mungkin membuat kelompok berguru semoga siswa saling berdiskusi dan sebagainya, supaya anak didik mempunyai peluang untuk berperan aktif sehingga anak didik bisa mengubah tingkah lakunya secara lebih efektif dan efisien.[7]
Pendidik yang dikehendaki ketika ini diharapkan bisa menampilkan sosok guru yang tidak hanya memberikan materi pelajaran, akan tetapi juga memperlihatkan kemampuannya, dan berbagi kreativitas. Ini berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam menentukan dan berbagi metode serta pengelolaan kelas yang baik dan aman dalam proses pembelajaran.
Sekolah merupakan forum pendidikan kedua sehabis keluarga (rumah tangga). Peranan sekolah sebagai forum pendidikan ialah berbagi potensi manusiawi yang dimiliki oleh siswa supaya bisa menjalani kiprah kehidupan baik secara individu maupun sosial. Sekolah sebagai organisasi kerja terdiri atas beberapa kelas. Setiap kelas mempunyai kekhususan sendiri-sendiri. Guru atau wali kelas ialah yang ditunjuk untuk mengelola dan memajukan kelas yang dipimpinnya yang kuat pada perkembangan kemajuan sekolah secara keseluruhan.
Dari latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul “Kemampuan Guru PAI dalam Mengembangkan Manajemen Kelas Yang Bernuansa Islami Pada SD Negeri 1 Dewantara.”
B. Rumusan Masalah
Rumusan problem dalam penulisan proposal skripsi ini ialah sebagi berikut:
1. Bagaimana kemampuan guru Pendidikan Agama Islam dalam berbagi administrasi kelas yang bernuansa islami di SD Negeri 1 Dewantara?
2. Upaya-upaya apa sajakah yang dilakukan oleh Guru Pendidikan Agama Islam dalam berbagi administrasi kelas yang bernuansa islami di SD Negeri 1 Dewantara?
3. Apa faktor-faktor yang menghambat dalam berbagi administrasi kelas yang bernuansa Islami pada SD Negeri 1 Dewantara?
C. Penjelasan Istilah
Istilah yang terdapat dalam judul proposal skripsi ini yang perlu penulis jelaskan ialah sebagai berikut:
1. Kemampuan
Kemampuan mengandung dua arti, “yaitu (1) kesanggupan, kecakapan, kekuatan dan (2) Kekayaan”.[8] Dari pengertian di atas, sanggup dipahami bahwa kemampuan ialah suatu kesanggupan atau kecakapan serta ketaatan yang dimiliki baik yang berupa fisik maupun psikis. Kemampuan juga bisa diartikan sebagai suatu kondisi atau suatu kualitas yang dimiliki individu yang memungkinkan individu itu berkembang pada masa akan datang.
Kemampuan yang dimaksud dalam skripsi ini adalah, kemampuan kesanggupan atau kecakapan yang di miliki oleh guru agama dalam menerapkan administrasi kelas yang bernuansa Islami.
2. Guru
Guru ialah orang yang berfungsi sebagai pendidik dan pengajar yang mentransfer ilmu pengetahuan kepada anak didik dan juga memberi pola teladan yang baik dalam segala segi kehidupan sebagai upaya dalam menanamkan sikap, nilai dan minat berguru kepada para siswa. Sedangkan agama Islam ialah suatu sistem akidah, syariat dan sopan santun yang mengatur hidup dan kehidupan insan dari banyak sekali kekerabatan Islam. Sehingga agama Islam yang terakhir diturunkan ini menyempurnakan agama wahyu yang ada sebelumnya”.[9]
3. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan ialah “usaha insan untuk membawa anak yang belum remaja dalam arti sadar dan bisa memikul tanggung jawab atas segala perbuatannya secara moral”.[10] Pendidikan ialah “bimbingan yang diberikan oleh orang remaja kepada anak yang belum remaja untuk mencapai kedewasaannya.”[11] “Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik berlangsung sepanjang hayat semenjak insan lahir”.[12]
Pendidikan agama merupakan “Segala perjuangan orang remaja dalam pergaulan bawah umur untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani ke arah kedewasaan”.[13] Sedangkan pendidikan Islam itu ialah “Bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama berdasarkan ukuran Islam”.[14]
Pendidikan Agama Islam ialah “usaha membimbing jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum Islam”.[15] Pendidikan agama Islam “memberikan hati, mensucikan jiwa serta mendidik hati nurani dan mencetak anak dengan kelakuan yang baik dan mendorong mereka untuk berbuat pekerjaan yang mulia”.[16] Pendidikan agama Islam ialah “segala perjuangan dan daya upaya untuk membimbing insan ke taraf yang mulia di sisi Tuhan”.[17]
Berdasarkan klarifikasi di atas, yang penulis maksudkan dengan pendidikan agama Islam ialah suatu perjuangan atau perbuatan yang dilakukan oleh pendidik untuk membawa penerima didik kearah yang lebih dewasa,serta mempunyai kepribadian yang tepat dan melaksanakan segi perbuatan sesuai dengan tuntutan pemikiran agama Islam.
4. Manajemen Kelas
“Manajemen ialah ketatalaksanaan proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu.”[18] “Manajemen merupakan proses pendayagunaan semua sumber daya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendayagunaan melalui tahapan proses yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.”[19]
Manajemen kelas yang bernuansa Islami yang dimaksud dalam skripsi ini ialah kemampuan guru agama dalam menerapkan administrasi pembelajaran di kelas dalam proses berguru mengajar yang efektif dan sesuai dengan tuntunan agama Islam untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam penulisan proposal skripsi ini ialah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kemampuan guru pendidikan agama Islam dalam berbagi administrasi kelas yang bernuansa Islami di SD Negeri 1 Dewantara.
2. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam dalam berbagi administrasi kelas yang bernuansa islami di SD Negeri 1 Dewantara.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat dalam berbagi administrasi kelas yang bernuansa islami pada SD Negeri 1 Dewantara.
E. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian dalam penulisan proposal skripsi ini ialah sebagi berikut:
Pembahasan ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum sanggup menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai kemampuan guru PAI dalam berbagi administrasi kelas yang bernuansa islami pada SD Negeri 1 Dewantara. Selain itu hasil pembahasan ini sanggup di jadikan materi kajian bidang study pendidikan.
Hasil pembahasan ini sanggup memperlihatkan arti dan nilai tambah dalam memperbaiki dan mengaplikasikan kemampuan guru PAI dalam berbagi administrasi kelas yang bernuansa Islami pada SD Negeri 1 Dewantara ini dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, pembahasan ini di harapkan sanggup menjadi pelengkap rujukan dalam dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan Islam.
F. Landasan Teori
Pendidikan nasional berfungsi untuk berbagi kemampuan dan membentukk tabiat serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk berbagi potensi penerima didik semoga menjadi insan beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, berdikari dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Meningkatkan mutu pendidikan diharapkan peningkatan dan penyempurnaan pendidikan, yang berkaitan erat dengan peningkatan mutu Proses Belajar Mengajar (PBM) secara operasional yang berlangsung dalam kelas yang baik sehingga tujuan pembelajaran sanggup tercapai. Karenanya administrasi kelas memegang peranan yang sangat menentukan dalam PBM. Manajemen kelas ialah perjuangan yang dilakukan oleh guru membantu tercapainya kondisi yang optimal, sehingga terlaksananya acara berguru sebagaimana yang diharapkan.[20]
Proses Belajar Mengajar merupakan inti dari proses pendidikan formal dengan guru sebagai pemeran utama. Guru sangat menentukan suasana berguru mengajar di dalam kelas. Guru yang kompeten akan lebih bisa dalam membuat lingkungan berguru yang efektif dan efesien di dalam kelas, sehingga hasil berguru siswa berada pada tingkat yang optimal. Keberhasilan tersebut, dipengaruhi banyak faktor terutama terletak pada pengajar (guru) dan yang diajar (siswa), yang berkedudukan sebagai pelaku dan subyek dalam proses tersebut.
Kegiatan administrasi kelas sanggup diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: 1) yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat fisik, dan 2) yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat non-fisik. Kedua hal tersebut perlu dikelola secara baik dalam rangka menghasilkan suasana yang aman bagi terciptanya pembelajaran yang baik.
Hal-hal fisik yang perlu mendapat perhatian dalam administrasi kelas mencakup; pengaturan ruang berguru dan perabaot dalam kelas, serta pengaturan penerima didik dalam belajar. Sedangkan hal-hal yang bersifat non-fisik lebih memfokuskan pada aspek interaksi penerima didik dengan penerima didik lainnya, penerima didik dengan guru dan lingkungan kelas maupun konsidi kelas menjelang, selama, dan simpulan pembelajaran. Atas dasar inilah maka hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam administrasi kelas ialah aspek psikologis, sosial dan kekerabatan interpersonal menjadi sangat dominan.[21]
Proses berguru mengajar sanggup terwujud dengan baik apabila ada interaksi antara guru dan siswa, sesama siswa atau dengan sumber berguru lainnya. Dengan kata lain "belajar dikatakan efektif apabila terjadi interaksi yang serasi dan prima".
G. Kajian Terdahulu
Nama: Darni Yanti Nim: A. 294474/3424 Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Almuslim Matangglumpangdua Bireuen Pada tahun 2014 dengan judul dengan judul skripsi Strategi Peningkatan Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Simpang Mamplam metode yang dipakai dalam penelitiannya ialah metode Library Reserch dengan kesimpulan sebagai berikut:
1. Strategi peningkatan mutu proses pembelajaran PAI ialah dengan cara peningkatan kualifikasi pendidikan guru dan pengembangan profesional guru berkelanjutan
2. Strategi peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran PAI di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Simpang Mamplam yaitu dengan penerapan pembelajaran kontekstual dan memakai media dalam pembelajaran.
3. Strategi peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran PAI di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Simpang Mamplam ialah melaksanakan supervisi bagi guru PAI dan melaksanakan training untuk meningkatkan pemahaman guru Pendidikan Agama Islam.
4. Strategi peningkatan prestasi berguru siswa dalam pembelajaran PAI di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Simpang Mamplam ialah memperlihatkan bimbingan berguru secara intensif, membuat pembelajaran siswa secara individu, memakai metode pembelajaran bervariasi dan melaksanakan jadwal home visit.
H. Metodelogi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Dewantara terletak Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara Provinsi Aceh. Penulis mengambil SD Negeri 1 Dewantara sebagai daerah penelitian lantaran belum ada mahasiswa yang membuat penelitian wacana judul yang penulis teliti.
2. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini ialah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian dilakukan dengan cara penulis terjun langsung ke lokasi (objek) penelitian yaitu SD Negeri 1 Dewantara untuk mendapatkan data yang penulis perlukan yaitu data wacana kemampuan guru PAI dalam berbagi administrasi kelas yang bernuansa Islami.
Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini ialah pendekatan kualitatif, “yakni pendekatan yang lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif, serta pada analisis terhadap dinamika kekerabatan antar fenomena yang diamati, dengan memakai logika ilmiah”[22].
3. Metode Penelitian
Metode yang penulis dipakai dalam penulisan ini ialah penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif serta memakai pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif ialah “suatu pendekatan penelitian yang diarahkan dalam memahami fenomena sosial dari perpektif partisipan, serta memakai taktik multi metode, dengan metode utama interview, observasi, dan studi dokumenter, dalam pelaksanaan penelitian peneliti menyatu dengan situasi yang di teliti”.[23] Penelitan kualitatif berlangsung secara natural, data yang di kumpulkan dari orang-orang yang terlibat dalam tingkah laris alamiah, hasil penelitian kulitatif berupa deskripsi analisis.
4. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ialah pembahasan mengenai kerangka penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto bahwa: “Ruang Lingkup Penelitian ialah bab teori dari penelitian yang menjelaskan wacana alasan atau argumentasi bagi rumusan masalah”[24] Ruang lingkup penelitian ini ialah sebagai berikut:
NO | Ruang Lingkup Penelitian | Hasil Yang diharapkan |
1 | Kemampuan guru pendidikan agama Islam dalam berbagi administrasi kelas yang bernuansa islami di SD Negeri 1 Dewantara | a) Strategi Belajar b) memotivasi siswa |
2 | Upaya-upaya apa sajakah yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam dalam berbagi administrasi kelas yang bernuansa Islami di SD Negeri 1 Dewantara | a) Penciptaan tertib berguru dikelas b) Penciptaan suasana senang dalam belajar. c) Pemusatan perhatian pada materi ajar. d) Mengikut-sertakan siswa berguru aktif. e) Pengorganisasian berguru sesuai dengan kondisi siswa. |
3 | Faktor-faktor yang menghambat dalam berbagi administrasi kelas yang bernuansa islami pada SD Negeri 1 Dewantara | a) Guru b) Siswa c) Media pembelajaran |
5. Objek Penelitian
“Objek penelitian ialah sarana ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaa tertentu wacana sesuatu hal objektif, valid, dan reliable wacana suatu hal.”[25] Dari definisi diatas sanggup diambil kesimpulan bahwa objek penelitian adalah suatu target ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk mendapatkan data tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini ialah guru SD Negeri 1 Dewantara.
6. Sumber Data
1) Data primer ialah “sumber data yang pribadi dan segera diperoleh dari sumber data dan penyelidik untuk tujuan penelitian”.[26]. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah
a) Kepala Sekolah
b) Wakil Kepala Sekolah
c) Guru
d) Siswa
2) Data skunder yaitu sumber data yang mendukung dan melengkapi sumber data primer tersebut yaitu buku:
a) Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Cet ke-7, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003
b) Rayamulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1994.
c) Arifin, Hubungan Timbal BalikPendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga, Jakarta, departemen P dan K : 1973.
d) Ali Imran dkk., Manajemen Pendidikan, Malang: Universitas Negeri Malang, 2003.
e) Cece Wijaya, A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994.
f) Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1999.
g) Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas Sebagai Lembaga Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 1982.
h) Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru, 1991.
7. Tehnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data ialah “prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan”.[27] Karena penelitian ini merupakan penelitian lapangan yaitu pribadi terjun ke lokasi penelitian, sesuai dengan pendapat tersebut untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini, dilakukan pengumpulan data dengan memakai teknik, yaitu field research (penelitian lapangan) merupakan suatu metode pengumpulan data dengan memakai penelitian pribadi ke lapangan untuk memperoleh informasi dan data-data dari objek penelitian, melalui penelitian ini akan dilaksanakan sebaik mungkin untuk memperoleh data yang valid.
Pelaksanaan penelitian ini juga dikumpulkan data dengan memakai teknik sebagai berikut:
a. Observasi partisipasi, yaitu penelitian yang mengadakan pengamatan secara lagsung melibatkan dari dalam acara yang dijadikan sebagai subjek penelitian.
b. Interview (wawancara) ialah dengan cara berkomunikasi pribadi dengan orang-orang yang dijadikan objek penelitian.
c. Dokumentasi yaitu untuk memperoleh data-data wacana keadaan guru dan siswa pada SD Negeri 1 Dewantara.
8. Tehnik Analisa Data
Menganalisis data dan menginterpretasikan data tersebut berdasarkan Nasution sanggup dilakukan 3 tahapan yaitu:
1. Tahap Reduksi
Tahap ini hal yang dilakukan ialah menelaah seluruh data yang telah terhimpun dari lapangan, sehingga sanggup ditemukan hal-hal pokok dari objek yang diteliti. Kegiatan ini dilakukan untuk mengumpulkan data atau informasi dari catatan hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi untuk mencari nilai inti atau pokok-pokok yang dianggap penting dari setiap aspek yang diteliti.
2. Tahap Display
Tahap ini dilakukan ialah untuk merangkul data temuan data temuan dalam penelitian ini yang di susun secara sistematis untuk mengetahui wacana hal yang diteliti di lapangan, sehingga melalui display data sanggup memudahkan bagi peneliti untuk menginterpretasikan terhadap data yang terkumpul.
3. Tahap Verifikasi
Nasution mengemukakan: “tahap ini dilakukan untuk mengadakan pengkajian terhadap kesimpulan yang telah diambil dengan data perbandingan dari teori yang relevan. Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat kebenaran hasil analisa, sehingga melahirkan kesimpulan yang sanggup dipercaya”[28].
“Penelitian sanggup diverifikasi, dalam arti dikonfirmasikan, direvisi dan diulang dengan cara yang sama atau berbeda. Verifikasi dalam penelitian kualitatif berbeda dengan kuantitatif”[29]. Penelitian kualitatif memberikan interpretasi deskriptif , verifikasi berupa perluasan, pengembangan tetapi bukan pengulangan. Verifikasi juga bermakna memperlihatkan pertolongan kepada ilmu atau studi lain. Semua data yang terkumpul dari responden diolah dalam bentuk uraian-uraian wacana apa yang didapatkan di lokasi penelitian.
Tehnik penulisan dalam skripsi ini penulis berpedoman pada Buku Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Almuslim Peusangan Bireuen Aceh tahun 2014. Mengenai terjemahan ayat Al-Qur’an, penulis mengambil Buku Lajnah Pentashihan Mushaf Al- Qur’an Kementrian agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya Perkata, penerbit Kalim, Jakarta Tahun 2010.
I. Garis Besar Isi Proposal Skripsi
Garis besar dalam penulisan proposal skripsi ini ialah sebagai berikut:
Bab satu terdapat pendahuluan meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, klarifikasi istilah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, Landasan Teori, Kajian terdahulu, metode penelitian dan garis besar isi proposal skripsi.
Bab dua terdapat kemampuan guru PAI dalam berbagi administrasi kelas meliputi: kreativitas guru pendidikan agama Islam dalam proses pembelajaran, kreativitas guru PAI dalam menentukan dan memakai metode, kreativitas guru PAI dalam menentukan dan memakai media, kreatiitas guru PAI dalam pengelolaan kelas serta kualitas pembelajaran..
Bab tiga terdapat metodelogi penelitian meliputi: lokasi penelitian, jenis penelitian, metode penelitian, ruang lingkup penelitian, objek penelitian, sumber data, tehnik pengumpulan data, tehnik analisa data.
Bab empat terdapat temuan penelitian meliputi: Temuan Umum Penelitian, Gambaran Umum SD Negeri 1 Dewantara, Visi dan Misi SD Negeri 1 Dewantara, Organisasi dan Kepemimpinan SD Negeri 1 Dewantara, Keadaan Guru dan Murid SD Negeri 1 Dewantara, Sarana dan Prasarana SD Negeri 1 Dewantara, Temuan Khusus Penelitian kemampuan guru Pendidikan Agama Islam dalam berbagi administrasi kelas yang bernuansa islami di SD Negeri 1 Dewantara, upaya-upaya yang dilakukan oleh Guru Pendidikan Agama Islam dalam berbagi administrasi kelas yang bernuansa Islami di SD Negeri 1 Dewantara, faktor-faktor yang menghambat dalam berbagi administrasi kelas yang bernuansa Islami pada SD Negeri 1 Dewantara.
Bab lima terdapat epilog meliputi: kesimpulan dan saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma’rifat 1974.
Ali Imran dkk., Manajemen Pendidikan, Malang: Universitas Negeri Malang, 2003.
Departemen Pendidikan, Islam Untuk Disiplin Ilmu Hukum, t.t.p, 2002.
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Kunandar, Guru Profesional, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan sukses dalam sertifikasi, Jakarta: RajaGrafindi Persada, 2002.
Lexy J. .Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda Karya, 2005.
Mahmud Yunus, Metode Khusus Pendidikan Agama Islam, Cet. IV, Jakarta: Hidayah, 1968.
Masud Khasan Abdul Kahar, Kamus Ilmiah Populer, Jakarta: Bintang Pelajar, 1989.
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002.
Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, Pemberdayaan Pengembangan Kurikulum sampai Redefinisi Islamisasi Pengetahuan, Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia, 2003.
M. Karebet Widjajakusuma, M. Ismail Yusanto, Pengantar Manajemen Syariat, Cet. I, Jakarta: Khairul Bayan, 2002.
Nazir, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Rajawali Press, 1999.
Nasution, Teknologi Pendidikan, Cet. III, Bandung: Jemmars, 2000.
Nana Syoadih Sukmadita, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.
Rayamulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1994.
Ramli Maha, Pendidikan Agama dan Pembangunan Nasional, Sinar Darussalam, No. 62: 1975.
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif, Jakarta: Rajawali Pers, 1992.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeda,2010.
, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD, Bandung: Alfabeta, 2012.
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Soeganda Poerbakawatja, Ensiklopedia Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 1999.
Uyoh Sadulloh, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: Alfa Beta, 2003.
W.J.S Peordarminta, Kamus Bahasa Indonasia, Cet. V, Jakarta: Balai Pustaka, 1975.
Winarmo Surachmad,. Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah, Bandung: Angkasa, 1987.
[2] Ibid., hal. 2.
[4] Ibid., hal. 39.
[5]Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, Pemberdayaan Pengembangan Kurikulum sampai Redefinisi Islamisasi Pengetahuan, (Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia, 2003), hal. 132-133.
[6]Kunandar, Guru Profesional, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi, (Jakarta: RajaGrafindi Persada, 2002), hal. 50.
[7]Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal. 80.
[8] W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet. V, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), hal. 628.
[9] Departemen Pendidikan, Islam Untuk Disiplin Ilmu Hukum, (t.t.p, 2002), hal. 24.
[10]Soeganda Poerbakawatja, Ensiklopedia Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1999), hal. 12.
[12]Ibid., hal. 56.
[13]Rayamulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), hal. 1.
[14]Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’rifat 1974), hal. 128.
[15]W.J.S Peordarminta, Kamus Bahasa Indonasia, Cet. V, (Jakarta: Balai Pustaka, 1975), hal. 36.
[16]Mahmud Yunus, Metode Khusus Pendidikan Agama Islam, Cet. IV, (Jakarta: Hidayah, 1968), hal. 19.
[17] Ramli Maha, Pendidikan Agama dan Pembangunan Nasional, (Sinar Darussalam, No. 62: 1975), hal. 47.
[18] Masud Khasan Abdul Kahar, Kamus Ilmiah Populer, (Jakarta: Bintang Pelajar, 1989), hal. 208.
[19] Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hal.1.
[23] Lexy J. .Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2005), hal. 6.
[24] Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hal. 76.
[25] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Jakarta: Alfabeta, 2010), hal. 13.
[26] Winarmo Surachmad, Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah, (Bandung: Angkasa, 1987), hal. 163.
[27] Nazir, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Rajawali Press, 1999), hal. 127.
[28] Nasution, Teknologi Pendidikan, Cet. III, (Bandung: Jemmars, 2000), hal. 190.
[29] Nana Syoadih Sukmadita, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 8.
0 Komentar untuk "Kemampuan Guru Pai Dalam Membuatkan Administrasi Kelas Yang Bernuansa Islami"