Keturunan Iblis Dan Kiprah Mereka Dalam Tafsir At-Thabari

Keturunan Iblis dan Tugas Mereka dalam Tafsir At Keturunan Iblis dan Tugas Mereka dalam Tafsir At-Thabari
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji cuma milik Allah Subhanahu wa ta'ala. Shalawat dan sallam atas junjungan kita nabi Muhammad shalallahu alaihi wassallam, keluarga, sahabat, dan pengikutnya  yang setia dan istiqomah.

Karena keangkuhan serta ketidak patuhan untuk sujud, hormat terhadap Nabi Adam AlaihiSalam, Iblis hasilnya dikutuk dan diusir Allah dari nirwana ke tampang bumi dalam kondisi terhina. Sebab, tak selayaknya makhluk yang takabur dan merasa paling baik berada dalam surga.

Sebelum diturunkan ke tampang bumi, Iblis mengajukan penangguhan umur terhadap Allah hingga hari Kiamat. Allah pun mengabulkan permintaannya sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran.

قَالَ إِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ

“Sesungguhnya engkau tergolong mereka yang diberi tangguh,” (Surat Al-A‘raf ayat 15).

Selain itu, Iblis berjanji terhadap Allah akan menghalang-halangi insan dari jalan yang lurus, dari arah mana saja dan dengan cara apa saja, sebagaimana ikrar pernyataannya, dalam Al-Quran

ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ

“Kemudian saya akan mengunjungi mereka dari depan, dari belakang mereka, dari arah kanan, dan dari arah kiri mereka,” (Surat Al-A‘raf ayat 17).   

Karena itu, wajarlah bila lewat satu firman-Nya, Allah mempertanyakan sikap insan yang condong menyebabkan Iblis dan keturunannya selaku pemimpin atau penolong selain diri-Nya? 

Dikarenakan, bagi insan Iblis jelas-jelas merupakan musuh yang nyata. Firman Allah,

اَفَتَتَّخِذُوۡنَہٗ وَ ذُرِّیَّتَہٗۤ اَوۡلِیَآءَ مِنۡ دُوۡنِیۡ وَ ہُمۡ لَکُمۡ عَدُوٌّ ؕ بِئۡسَ لِلظّٰلِمِیۡنَ بَدَلًا

“Patutkah kalian menyebabkan ia (Iblis) dan turunannya selaku pemimpin selain-Ku, sedangkan mereka yakni musuh kalian?” (Surat Al-Kahfi ayat 50). 

Dalam retorika Arab, ayat tersebut disampaikan dengan gaya bahasa istifham inkari atau pertanyaan negatif. Ini menampilkan pesan bahwa sebenarnya insan sama sekali tidak pantas menyebabkan Iblis dan keturunannya selaku auliya (pemimpin/penolong) selain Allah. 

Alasannya, Iblis merupakan musuh yang faktual mereka. Musuh yang terbaik sekali pun, tidak ada yang mengharapkan pihak lawannya selamat. Demikian halnya dengan Iblis terhadap manusia.   

Kendati demikian, insan kadang kala tidak sadar akan tipu dayanya, baik pada di saat bermaksiat maupun pada di saat beribadah. Yang lebih berbahaya lagi yakni tipu dayanya pada di saat mereka beribadah. 

Karena merasa sedang beribadah, mereka tidak menyadari bila dirinya sanggup diselewengkan oleh Iblis dan keturunannya dari jalan yang benar. Padahal, dengan sungguh gampangnya ia menawan hati mereka, seumpama lewat sifat riya, bahagia pamer, perasaan lebih baik, tidak ikhlas, dan seterusnya. 

Atas dasar itu, penting sekali kita mengenali Iblis dan tipu dayanya. Tujuannya mudah-mudahan kita tetap berhati-hati dari godaan, kedengkian, dan tipu muslihatnya, di mana pun dan dalam kondisi apa pun. 

Hanya saja, dalam mengerjakan misinya, Iblis tidak sendirian, melainkan dibantu oleh keturunannya, yakni para setan, sebagaimana disebutkan dalam Surat Al-Kahfi ayat 50 di atas. Mengutip riwayat Mujahid, (Lihat At-Thabari, [Mu’assasatur Risalah: 2000 M], cetakan pertama, jilid XVIII, halaman 43) menyebutkan bahwa ada lima setan keturunan Iblis. 

1. Setan Zalanbur 

Dia yakni shâhib al-aswâq atau setan penggoda insan di pasar-pasar. Tujuannya mudah-mudahan mereka berlaku curang, bersumpah palsu, memperdaya pembeli, bertingkah boros atau memboroskan uang, dan sebagainya. Karena itu, semestinya minimalkan masuk pasar, alasannya yakni pasar merupakan kawasan kelalaian dan kawasan setan-setan jahat, baik setan jin maupun setan manusia. 

Kendati sungguh diinginkan untuk memasukinya, seumpama untuk berjualan atau berbelanja, maka perbanyaklah berlindung terhadap Allah dari keburukannya:

   اَللَّهُمَّ إِنّي أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أَكْسِبَ فِيْهَا يَمِيْناً فَاجِرَةً أَوْ صَفْقَةً خَاسِرَةً 

Artinya, “Ya Allah, saya berlindung kepada-Mu dari perbuatan sumpah artifisial dan transaksi yang merugikan di pasar.
” Atau, berdoa sebagaimana yang diajarkan Rasulullah Sholallahu 'Alaihi Wassallam berikut ini:

 لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَه، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ يُحْيي وَيُمِيْت، بيَدِهِ الخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِير  

Artinya, “Tiada dewa selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Hanya milik-Nya seluruh kerajaan. Hanya miliknya seluruh pujian/kebaikan. Dialah Dzat yang maha menggugah dan mematikan. Di tangan-Nya seluruh kebaikan. Dan Dia yakni Dzat yang maha kuasa atas segala sesuatu.” 

2. Setan Tsabur 

Dia yakni shâhib al-masha’ib atau setan penggoda insan yang tengah ditimpa musibah. Tujuannya mudah-mudahan insan yang digoda benci terhadap ketetapan Allah, tidak sabar dalam menghadapi ujian, bahkan tak jarang membujuknya untuk menyelesaikan hidup atau meminta selesai hidup mudah-mudahan terlepas dari jeratan petaka atau ujian. 

Padahal, Rasulullah Sholallahu 'Alaihi Wassallam telah melarang semua itu. Yang dianjurkannya di saat cobaan tiba yakni bersabar, mengharap pahalanya dari Allah, dan menyerahkan segala urusan kepada-Nya. Sesungguhnya, Allah sudah memuji orang-orang yang bersabar dan prospektif jawaban besar bagi mereka.  

3. Setan A‘war 

Dia yakni shâhib al-zinâ atau setan penggoda insan berbuat zina. Setan inilah yang menghasilkan insan merasa indah, tertarik, dan terpengaruhi oleh performa musuh jenisnya. Selanjutnya, ia membujuk mereka melaksanakan perbuatan nista. 

Setelah perbuatan nista terjadi, lazimnya setan pergi berlepas diri kemudian kembali lagi menimpakan penyesalan atas apa yang sudah mereka lakukan. Saat itulah ia kembali membujuk mudah-mudahan mereka berani melaksanakan pembunuhan, baik terhadap wanita rekan zinanya atau terhadap bayi hasil perzinaan mereka. 

Setan ini pula yang dimaksud Rasulullah Sholallahu 'Alaihi Wassallam dalam haditsnya, “Janganlah seorang dari kalian berduaan dengan wanita (yang bukan haknya), alasannya yakni pihak ketiganya yakni setan.”  

4. Setan Masuth 

Dia yakni shâhib al-akhbar atau setan penggoda insan mudah-mudahan menghasilkan atau membuatkan gunjingan bohong (hoaks). Setan ini pula yang membisiki para tukang ramal atau tukang sihir dengan banyak sekali kebohongan yang dibuatnya. 

Ia tampil kolam sosok yang paling tahu urusan gaib. Padahal, yang menguasai problem mistik cuma Allah. Dalam hadits al-Bukhari, Rasulullah Sholallahu 'Alaihi Wassallam pernah ditanya tentang tukang ramal. 

Beliau menjawab, “Mereka itu tidak tahu apa-apa.” Ditanya lagi, “Mengapa terkadang mereka menyodorkan sesuatu yang benar terhadap kami?” Beliau membantah, “Berita yang diterima dari jin (setan) itu mungkin saja ada yang benar. 

Namun, setelah dicampuri dengan seratus kebohongan.” Orang yang yakin atau membenarkan apa kata tukang ramal, oleh Rasulullah Sholallahu 'Alaihi Wassallam dinyatakan selaku orang yang kufur terhadap apa yang diturunkan terhadap dirinya. Bahkan, dalam hadits lain diancam dengan tidak diterima shalat selama empat puluh hari. Na‘udzu billah.  

5. Setan Dasim

Dia yakni shâhib al-buyût atau setan penggoda di rumah. Kebiasaannya antara lain turut masuk masuk dengan orang yang masuk rumah tanpa menyebut nama Allah dan mengucapkan salam sehingga di saat seseorang masuk rumah tak mengucap nama Allah, maka setan ini turut masuk dan terlibat dalam segala acara di dalamnya, seumpama makan, minum, tidur, bahkan bermitra suami istri. 

Pantaslah Rasulullah Sholallahu 'Alaihi Wassallam senantiasa berlindung dari godaannya. Antara lain lewat doa berikut: 

أَعُوذُ بِاللهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، مِنْ هَمْزِهِ، وَنَفْخِهِ، وَنَفْثِهِ 

Artinya, “Aku berlindung terhadap Allah, yang maha mendengar dan maha melihat, dari setan yang terkutuk, baik dari godaan, tiupan, maupun dari sihirnya.” 

Demikianlah keturunan Iblis dan tipu dayanya, sebagaimana yang disampaikan oleh Mujahid. Semoga uraian ini sanggup memajukan kewaspadaan kita semua dari segala bentuk tipu daya dan godaan setan. 

Related : Keturunan Iblis Dan Kiprah Mereka Dalam Tafsir At-Thabari

0 Komentar untuk "Keturunan Iblis Dan Kiprah Mereka Dalam Tafsir At-Thabari"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close