Selain sosok yang santun dan sederhana, mantan bupati bireuen ini yakni salah satu tokoh aceh yang paham tentang sejarah dan peradaban Islam. Dalam beberapa konferensi kami berdiskusi tentang bagaimana peradaban Islam masa lalu. Tentang pertama periode klasik, periode kedua pertengahan (jatuhnya Baghdad hingga ke penghujung era ke-17 M), dan periode ketiga, yakni periode modern.
Saya tertegun di saat Tgk Nurdin Abdul Rahman
Menjelas tentang peradaban Islam, kata tgk nurdin, pada periode klasik yakni masa pertumbuhan Islam yang sesungguhnya. Karena sungguh bersahabat dengan masa kenabian. Rasul Saw selaku masa keemasan Islam. Pada masa inilah tempat Islam meluas dari Afrika utara hingga ke Spanyol di cuilan Barat dan lewat Persia hingga ke India di cuilan Timur. Daerah-daerah itu tunduk terhadap kekuasaan Islam.
Setelah itu lahir sejumlah ulama besar bermunculan di fase ini. Seperti Imam Malik, Imam Abu anifah, Imam Syafi’i dan Imam Ibn Hambal dalam bidang Fiqh. Imam al-Maturidi,Imam al-Asya’ri, dalam bidang teologi. Lalu masa ini pula lahir ilmuan-ilmuan Islam menyerupai ibnu sina, Ibnu Miskawaih, al-Farabi,dan alkindi dalam bidang Falsafat. al-Khawarizmi, Ibn Hayyam, al-Mas’udi dan al-Razi dalam bidang Ilmu Pengetahuan.
Pada periode kedua yakni pertengahan yakni fase kemunduran dan fase tiga kerajaan besar. Pertama, fase kemunduran (1250 – 1500 M). Di masa ini desentralisasi dan disintegrasi kembali bertambah meningkat. Perbedaan antara Sunni dan Syi’ah dan juga antara Arab dan Persia bertambah positif kelihatan. Dunia Islam terbagi dua. Bagian Arab yang berpusat di Mesir terdiri dari Irak, Arabia,Suria, Palestina, Mesir dan Afrika utara. Bagian Persia yang berpusat di Iran berisikan Balkan, Asia kecil, Persia dan Asia tengah. Kebudayaan Persia mendesak kebudayaan Arab. Pada fase tiga kerajaan besar (1500 – 1700 M) dan masa kemunduran (1700 – 1800 M). Tiga kerajaan besar tersebut yakni kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia dan kerajaan Mughal di India.
Saya meminta mencatat dalam buku catatan aku sama Tgk Nurdin, dia mengizinkan. Pada masa ini perhatian pada ilmu wawasan kurang sekali di masa ini. Ini yakni masa yang sungguh menyedihkan. Ujungnya yakni umat Islam kian mundur dan statis di saat tiga kerajaan memperoleh banyak tekanan. Kerajaan Safawi dihancurkan oleh serangan-serangan bangsa Afghan. Kerajaan Mughal diperkecil oleh pukulan-pukulan raja-raja India. Kerajaan Usmani terpukul di Eropa.
Fase ke 3 Periode Modern kira-kira (1800 - sekarang) ialah zaman kebangkitan umat Islam." Umat Islam mulai sadar bahwa di Barat sudah timbul peradaban gres yang lebih tinggi dan menjadi ancaman. Itu dimulai sejak jatuhnya Mesir ke tangan Barat. Pada periode terbaru umat Islam heran menyaksikan kebudayaan dan pertumbuhan Barat. Raja-raja dan para pemuka Islam mulai mempertimbangkan bagaimana mengembangkan kualitas dan kekuatan umat Islam kembali.
Kini timbullah ide-ide mengapa umat Islam lemah, mundur, dan bagaimana mengatasinya, dan perlu adanya pembaharuan dalam Islam. Salah satunya kata tgk Nurdin dengan meningkat budaya literasi membaca dan menulis, mengasihi Ilmu Islam dan pengetahuan. Dan yang terpenting kata dia ummat Islam mesti kembali terhadap Quran dan sunnah. Tentu menyerupai masa KeNabian. Dan minimalisir perdebatan teologi terlebih tentang khilafiyah yang merusak ukhwah di antara ummat Islam.
Saya meminta tgk nurdin untuk mengisi kajian peradaban sehabis pandemi ini nantinya. Saya berjanji akan menghimpun beberapa anak muda yang terpesona menkaji peradaban Islam. Sambil membersiapkan diri selaku pioner kebangkitan Islam. Ternyata Allah berkehendak lain, senin kemaren di waktu subuh dia menghadap Illahi. Kami kehilangan samudra ilmu. Kami kehilangan guru. Kami kehilangan orangtua teladan. Ya Allah masukkan dia kejannah bareng orang-orang yang shalih. Amiin.
Penulis: Rizki Dasilva, S.Pd.I, M.A
Kepala SD IT Muhammadiyah Bireuen
0 Komentar untuk "(In Memorian Tgk Nurdin Abdulrahman) Kami Kehilangan Samudra Ilmu Dan Orangtua Teladan"