Pengalaman Suka Murung Menjadi Sdm Pkh

Sudah nyaris enam tahun saya menjadi SDM Program Keluarga Harapan  Pengalaman Suka Duka Menjadi SDM PKH

Sudah nyaris enam tahun saya menjadi SDM Program Keluarga Harapan (PKH). Tekad saya sudah bulat. ingin hidup menjinjing faedah untuk orang lain. Karena itulah, pada tahun 2014 lalu, lelaki kelahiran Juli Tambo Tanjong, Juli-Bireuen ini menentukan untuk mendaftar menjadi SDM Program Keluarga Harapan (PKH). “Saya menjadi lebih peduli dengan nasib orang lain”.

Saat ini saya bertugas di kawasan Desa Garab, Cot Geulumpang, Teupin Panah, Seuneubok Nalan dan Seuneubok Plimbang, Kecamatan Peulimbang, Kabupaten Bireuen. Sudah enam tahun saya bertugas disana. Mengawali bertugas selaku SDM PKH di Kecamatan Peulimbang saya akui banyak tantangan yang saya hadapi. Maklum di saat itu Kecamatan Peulimbang belum tersentuh kegiatan Keluarga Harapan (PKH).

Kemiskinan masih menjadi dilema pelik yang mesti dihadapi penduduk Kecamatan Peulimbang. Begitupun fasilitas dan prasarana yang dimiliki juga masih minim. “Untung saja lokasi dampingan saya tidak jauh dan masih sanggup dijangkau.

Namun, sekarang Saya bersyukur. Sejak digulirkannya Program Keluarga Harapan, penduduk di Kecamatan Peulimbang makin berdaya. Berbagai kepraktisan sosial juga sudah mulai dibangun. Hanya saja, di sekarang ini untuk media elektronik memang belum ada. Padahal bagi Saya, medsayaelektronik sungguh dikehendaki selaku pendamping sanggup menolong untuk konferensi kelompok. Dengan adanya media elektronik akan menghasilkan KPM tertarik mengikuti program.

Saya menceritakan keluarga yang saya dampingi memang pada biasanya dari golongan yang kurang beruntung. Namun saya menyayangkan, kesadaran mereka untuk bangun dari keterpurukan ekonomi masih rendah lantaran masih mengandalkan dan berharap pada sokongan pemerintah.

Meski begitu saya bersyukur dengan adanya kegiatan PKH yang sudah banyak menolong penduduk dari beban ekonomi.

“Alhamdulillah banyak yang sudah terbantu dengan adanya PKH, sehingga sanggup meminimalisir beban pengeluaran mereka”.

Selama ini menurut Saya, pelaksanaan PKH sudah berlangsung dengan baik. Koordinasi dengan operator Kabupaten dan Koordinator Kabupaten juga tak ada masalah. Hanya saja, terkait penyaluran bansos lewat metode non tunai dalam pelaksanaannya masih didapatkan sejumlah permasalahan, menyerupai ATM terblokir lantaran KPM belum familiar dalam menggunakan ATM.

Kendala lain merupakan penduduk juga masih banyak yang belum mengenal teknologi. Hal ini disebabkan lantaran mutu SDM yang rendah. “Bayangkan untuk ke ATM saja, kadang mereka mesti dikirim SDM PKH.

Ke depannya Saya berharap mudah-mudahan PKH mesti sanggup bersinergi dengan pihak-pihak lain menyerupai Baitul Mal. Tujuannya mudah-mudahan sanggup saling bersinergi dan mendukung dalam penurunan angka kemiskinan. Menurut Saya, pengentasan kemiskinan berbasis penduduk perlu dikembangkan. Salah satunya dengan cara subsidi silang dengan pengelolaan zakat.

Dengan begitu upaya pengentasan kemiskinan tidak hanya mengandalkan pemerintah, tetapi juga melibatkan partisipasi masyarakat. “Masyarakat mesti sanggup mengambil kiprah dalam menolong pengentasan kemiskinan ini.

Sedangkan untuk para SDM PKH, Saya, menghendaki mudah-mudahan mereka tidak hanya mengedepankan jiwa kekaryawanan tetapi juga ditanamkan jiwa-jiwa kerelawanan. Saya membayangkan apabila PKH sanggup bersinergi dengan Baitul Mal dan SDMnya yang memiliki jiwa kerelawanan yang tinggi, nampaknya akan menjadi kekuatan besar yang sanggup menolong pemerintah dalam percepatan penanggulangan kemiskinan di negeri ini.

Related : Pengalaman Suka Murung Menjadi Sdm Pkh

0 Komentar untuk "Pengalaman Suka Murung Menjadi Sdm Pkh"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close