Pemerintah Diminta Serius Hadapi Serbuan Tenaga Kerja Asing



Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK Indonesia) mengatakan, pemerintah Indonesia mesti serius dalam merespon warta terkait kian banyaknya tenaga kerja abnormal asal Tiongkok maupun negara lain yang melakukan pekerjaan di Indonesia.

Menurut Presiden ASPEK Indonesia Mirah Sumirat mengatakan, dengan banyaknya tenaga kerja abnormal sanggup menyebabkan pengaruh domino dikemudian hari, menyerupai terbatasnya lapangan pekerjaan untuk penduduk Indonesia. 

Jika itu terjadi, Mirah kalut akan mengancam stabilitas ekonomi dan menyebabkan pengangguran besar-besaran."Sekarang saja pengangguran sudah banyak, terlebih di masa depan. Terlebih, tenaga kerja abnormal ini pada lazimnya ilegal," ungkap Mirah di Auditorium Adhiyana, Wisma Antara, Jakarta Pusat, selasa (2/8/2016). 

"Kami ASPEK mendesak pemerintah untuk serius dalam merespon warta terkait membanjirnya tenaga kerja asal Tiongkok," tegasnya.

Informasi perihal serbuan tenaga kerja abnormal ilegal sudah berhembus sejak beberapa bulan terakhir. Mirah menganggap pemerintah sudah kecolongan menyusul kian banyaknya pekerja abnormal utamanya pekerja asal Tiongkok yang melakukan pekerjaan di Indonesia.

Mirah menjelaskan, salah satu kasus yang disorot oleh ASPEK Indonesia yakni adanya 500 pekerja asal Tiongkok di PT Virtue Dragon Nikel Industri di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. 

Hal serupa juga terjadi di proyek PLTU Celukan, Bawang, di Buleleng, Bali. Mirah menekankan, dengan kian gampangnya tenaga kerja abnormal masuk ke Indonesia menunjukan perilaku pemerintah yang belum berpihak terhadap pekerja atau buruh Indonesia.  

Selain itu, ada beberapa aspek yang memudahkan tenaga kerja abnormal masuk ke Indonesia yakni kebijakan investasi abnormal yang memungkinkan para penanam modal untuk menenteng tenaga kerja dari negara asal. Selain itu, juga aktivitas bebas visa kunjungan juga menjadi salah satu penyebab serbuan tenaga kerja abnormal ke Indonesia. 

Sementara itu, menurut temuan ASPEK, dari banyak sekali kasus penangkapan tenaga kerja asing, dikenali belakangan para pekerja itu masuk menggunakan visa turis. 

Seperti kasus penangkapan 26 tenaga abnormal ilegal asal China di Sukabumi alasannya yakni kedapatan menggunakan visa kunjungan untuk melakukan pekerjaan selaku buruh di PT Shanghai Electric Group. 

"Kebanyakan mereka (TKA) ini ilegal, ke Indonesia untuk jalan-jalan, jadi turis, tetapi justru malah mengebor laba dan buka usaha disini," pungkas Mirah.

"Sebaiknya Presiden dan pemerintah sadar, masuknya tenaga abnormal yang legal maupun ilegal ialah bahaya bagi negara. Buruh setempat banyak yang di PHK, tetapi tenaga kerja abnormal justru kian menjamu," imbuhnya.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, pekerja Indonesia sesungguhnya tidak anti pekerja abnormal asalkan ada prosedur yang adil dalam santunan upah antara tenaga kerja Indonesia dengan tenaga kerja asing.

Saat ini, menurut Iqbal, yang terjadi yakni banyak pekerja abnormal yang tiba ke Indonesia memiliki kesanggupan di bawah standar. Kalah dengan kesanggupan pekerja Indonesia. Namun, mereka memperoleh upah yang jauh lebih besar dibandingkan pekerja Indonesia. 

"Mereka yang tiba ini selain ilegal, juga unskill, tetapi bayarannya bisa meraih 13 juta rupiah perbulan. Coba bayangkan perusahaan besar di sekarang ini supir dan tukang kerikil saja kini orang asing, buruh Indonesia bagaimana? Pengangguran," kata Said kepada 

Said menilai, di sekarang ini negara tidak berpihak terhadap para buruh lokal. "Kebijakan pemerintah justru malah kian mencekik buruh, tax amnesty, kunjungan bebas visa, itu malah kian mengancam kemakmuran buruh kecil, membuat lebih gampang buruh abnormal masuk ke Indonesia," kata Said.

Sumber: CNNindonesia.com

Related : Pemerintah Diminta Serius Hadapi Serbuan Tenaga Kerja Asing

0 Komentar untuk "Pemerintah Diminta Serius Hadapi Serbuan Tenaga Kerja Asing"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close