Mengenal Indikator Keimanan

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji cuma milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga, dan para sahabatnya, serta pengikutnya yang senantiasa dirahmati dan Istiqom

Bahwasanya Iman memiliki tanda-tanda, dan memiliki rasa serta menampilkan dampak, juga memiliki cahaya dan ikatan yang senantiasa di pegang oleh pemiliknya. Maka perlu bagi kita kaum muslimin yang notaben juga mukmin mengenal gejala keimanan, mudah-mudahan sanggup mengukur diri kita masing-masing apakah kita masuk selaku orang orang yang difirmankan Allah:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَٰنُ وُدًّا

“Sesungguhnya orang-orang beriman dan berinfak saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka kasih sayang.” (QS. Maryam  [19]:96).

Di antara indikator dogma yang benar merupakan selaku berikut:

1. Ittiba' Kepada Rasul Shalallaahu alaihi wasalam Dengan Sebenarnya

Seorang mukmin senantiasa menemukan apa saja yang disampaikan oleh Nabinya, alasannya khawatir tergolong golongan yang disabdakan oleh dia :

"Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian, sehingga kemauan (hawa nafsunya) tunduk terhadap segala yang kusampaikan."

Hawanya, cintanya, angan-angan dan keinginanya senantiasa diukur dengan apa yang dibawa oleh Nabinya Shalallaahu 'alaihi wassalam, tidak menyelisihi perintahnya dan tidak melanggar larangannya, lisannya senantiasa berucap, Firman Allah:

رَبَّنَاۤ اٰمَنَّا بِمَاۤ اَنۡزَلۡتَ وَ اتَّبَعۡنَا الرَّسُوۡلَ فَاکۡتُبۡنَا مَعَ الشّٰہِدِیۡنَ

“Ya Rabb kami, kami sudah beriman terhadap apa yang sudah Engkau turunkan dan sudah kami ikuti rasul, lantaran itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)". (QS.Al-Imran [3]:53)

2. Tunduk Terhadap Hukum Allah

Apabila sudah ada ketetapan dari Allah baik berupa perintah atau pun larangan, maka seorang mukmin tidak pikir-pikir lagi atau mencari alternatif yang lain. Namun menemukan dengan sepenuh hati terhadap apa yang ditetapkan Allah tersebut dalam segala permasalahan hidup. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman :

وَ مَا کَانَ لِمُؤۡمِنٍ وَّ لَا مُؤۡمِنَۃٍ اِذَا قَضَی اللّٰہُ وَ رَسُوۡلُہٗۤ اَمۡرًا اَنۡ یَّکُوۡنَ لَہُمُ الۡخِیَرَۃُ مِنۡ اَمۡرِہِمۡ ؕ وَ مَنۡ یَّعۡصِ اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلٰلًا مُّبِیۡنًا

“Dan tidakkah patut bagi pria yang mu'min dan tidak (pula) bagi perem-puan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya sudah menentukan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka opsi (yang lain) perihal urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguhlah dia sudah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al Ahzab [33]:36)

3. Membenarkan Apa yang Di-sampaikan Allah dan Rasul-Nya, Tanpa Ragu Sedikitpun

Seorang mukmin mesti yakin dan membenarkan segala yang disampaikan Allah Subhannahu wa Ta'ala dan Rasul Shalallaahu alaihi wasalam, walaupun belum mengenali fadhilah atau hikmahnya. Jika kita sudah memiliki sifat yang demikian, maka pasti akan menjadi orang yang beruntung. Sebab Allah Subhannahu wa Ta'ala akan memasukkan kita dalam golongan yang disebutkan Allah Subhannahu wa Ta'ala dalam firman :

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang yakin (beriman) terhadap Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak tidak yakin dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar..” (QS. Al Hujurat [49]:15)

Sebagai contoh, saat Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam mengatakan, bahwa perempuan (pada mulanya) diciptakan oleh Allah dari tulang rusuk yang memiliki sifat bengkok, maka seorang mukmin dan mukminah mesti membenarkannya tanpa ragu sedikit pun. 

Wanita mukminah sejati tidak keberatan menemukan hadits ini dan tidak meragukannya, demikian pula terhadap ayat-ayat yang berhubungan dengan hukum-hukum yang khusus berkenaan dengan wanita.

4. Senantiasa Bertaubat, Beristighfar dan Takut Su'ul Khatimah

Di antara ucapan seorang mukmin merupakan sebagaimana yang difirmankan Allah Subhannahu wa Ta'ala:

رَبَّنَاۤ اِنَّنَا سَمِعۡنَا مُنَادِیًا یُّنَادِیۡ لِلۡاِیۡمَانِ اَنۡ اٰمِنُوۡا بِرَبِّکُمۡ فَاٰمَنَّا ٭ۖ رَبَّنَا فَاغۡفِرۡ لَنَا ذُنُوۡبَنَا وَ کَفِّرۡ عَنَّا سَیِّاٰتِنَا وَ تَوَفَّنَا مَعَ الۡاَبۡرَارِ

“Ya Rabb kami, bekerjsama kami mendengar (seruan) yang menyeru terhadap iman, (yaitu), “Berimanlah kau terhadap Rabbmu", maka kami pun beriman. Ya Rabb kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang- orang yang berbakti.” (QS. Al Imran [3]:193)

Seorang mukmin senantiasa menyaksikan kejelekan dirinya dan takut serta bersedih atas dosa-dosa yang pernah diperbuatnya. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:

"Barang siapa yang bersedih terhadap keburukannya dan bergembira terhadap kebaikannya, maka dia seorang mukmin." (HR. Ahmad)

Maka bukan merupakan sifat seorang mukmin kalau gembira tatkala sanggup melakukan kejelekan dan kejahatan, atau malah bersedih apabila berbuat kebaikan.

5. Besar Rasa Takut dan Harapnya

Rasa takut dan harap yang sungguh besar berkumpul di dalam hati seorang mukmin, dia takut nanti kalau pada Hari Kiamat masuk ke dalam neraka, tetapi sekaligus berharap mudah-mudahan Allah menyelamatkannya, yakin akan rahmat Allah dan berharap mudah-mudahan segala amal perbuatannya diterima. Mereka memohon terhadap Allah:

رَبَّنَا وَ اٰتِنَا مَا وَعَدۡتَّنَا عَلٰی رُسُلِکَ وَ لَا تُخۡزِنَا یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ ؕ اِنَّکَ لَا تُخۡلِفُ الۡمِیۡعَادَ

“Ya Rabb kami, berilah kami apa yang sudah Engkau janjikan terhadap kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di Hari Kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji".(QS. Al Imran [3]:194)

6. Sungguh-Sungguh dan Taat Beribadah

Seorang mukmin senantiasa rajin dan taat dalam beribadah terhadap Allah, senantiasa beristighfar, utamanya di waktu sahur. Firman Allah:

الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

 الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالأسْحَارِ 

“(Yaitu) orang-orang yang berdo'a, "Ya Rabb kami, bekerjsama kami sudah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka". (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap ta'at, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.”(QS.AL Imran [3]:16-17)

Inilah di antara beberapa gejala iman, dan pastinya masih banyak lagi gejala lain yang tidak dapat disebutkan di sini. Yang penting merupakan kita menjajal mengukur diri sendiri hingga di mana keimanan kita, kalau seluruh tanda keimanan yang tersebut di atas ada pada diri kita, maka hendaklah memuji Allah alasannya sudah menampilkan karunia yang amat besar. 

Dan sebaliknya kalau masih banyak yang belum ada pada diri kita, maka marilah bersegera menjangkau dan memburu ketertinggalan kita, sebelum pintu kehidupan ini tertutup.

Ikatan Iman yang Terkuat

Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda,

"Ikatan dogma yang paling kokoh merupakan cinta lantaran Allah dan benci lantaran Allah." (HR. Abu Dawud)

Seorang mukmin hendaknya senantiasa menyaksikan apakah dirinya sudah menda-patkan tali terkuat ini atau kah belum? 

Sudahkah dirinya bisa menyayangi lantaran Allah dan tidak suka lantaran Allah, atau kah malah justru menyayangi dan tidak suka tergantung pada hawa nafsu dan usulan sendiri?

Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu pernah berkata:

"Barang siapa yang menyayangi lantaran Allah, tidak suka lantaran Allah, memusuhi lantaran Allah, loyal (berwala) lantaran Allah, maka sungguh dia sudah menemukan perwalian (cinta dan pembelaan) dari Allah dengan alasannya tersebut. seorang hamba tidak akan mencicipi lezatnya iman, walaupun banyak shalat dan puasa, sehingga dia bersikap demikian itu."

Sinar Keimanan

Iman akan memancarkan sinar yang terbit menyoroti di dalam hati, sehingga hati menjadi hidup. Amr Ibnu Qais berkata: 

"Aku mendengar bukan cuma dari seorang shahabat saja yang berkata, "Cahaya dogma merupakan tafakkur."

Yaitu merenungkan dan menimbang-nimbang segala kebesaran dan kekuasaan Allah, segenap makhlukNya, menimbang-nimbang asma' dan sifat sifat Allah yang Maha Luhur, sehingga kalau itu semua menyanggupi hati, maka akan menjadikannya bersinar dan bercahaya, yang itu akan terus memperbesar kedekatan dan rasa cinta terhadap Allah Rabb Pencipta dan Pemeliharanya.

Iman, Musik dan Lagu

Musik dan lagu tidak akan sanggup bersatu di dalam hati seorang mukmin sejati, sehingga amatlah susah untuk sanggup meraih keutuhan dan kesempurnaan iman. 

Sebab hati yang semestinya ditempati secara keseluruhan untuk iman, ternyata ada jatah yang di sediakan untuk nyanyian dan musik, akan berbahaya kalau jatah untuk musik dan nyanyian lebih besar dari pada jatah untuk keimanan. 

Sebab musik dan lagu sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam sanggup menumbuhkan kemunafikan.

Maka seorang mukmin hedaknya memakmurkan dan menyanggupi hatinya dengan iman, jangan hingga nyanyian mendominasi hati lantaran itu sanggup menjerumuskan ke dalam su'ul khatimah. 

Sebagaimana hal itu pernah terjadi di dalam cerita nyata, yakni seorang yang hendak meninggal dunia saat dituntun untuk membaca syahadat dia tidak dapat mengucapkannya dan justru malah menyanyi. Na'udzu billah min dzalik.

Manisnya Iman

Manisnya dogma sanggup dicapai dengan tiga hal sebagaimana yang disabdakan Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, yang artinya:

"Tiga hal yang barang siapa memilki ketiganya, maka akan mencicipi manisnya iman, (yaitu) Allah dan Rasulnya lebih dia cintai ketimbang selain keduanya, apabila menyintai seseorang, maka tidaklah dia mencintai, kecuali lantaran Allah, serta benci untuk kembali terhadap kekufuran setelah Allah menyela-matkan darinya sebagaimana bencinya kalau dilemparkan ke neraka."(HR. Al-Bukhari)

Maka masing-masing kita hedaklah melihat, apakah Allah dan Rasul sudah kita tempatkan di atas semua orang, tergolong anak, istri atau suami, serta segala kesenangan hidup? 

Lalu kita lihat juga apakan cinta kita terhadap sesama insan sudah lantaran Allah, atau kah lantaran ada sebab-sebab lain mirip materi, tujuan keduniaan, kalangan dan golongan dan sebagai-nya? 

Lalu yang ketiga, apakah kita sudah tidak suka kekufuran, tergolong pelakunya dan segala yang berhubungan dengan diri, kehidupan dan gayanya? Atau kah sebaliknya kita malah menggandakan (tasyabbuh), taklid dan ikut-ikutan terhadap prilaku kaum kufar?

Sikap Mukmin Terhadap Dosa

Abdullah Ibnu Mas'ud Radhiallaahu anhu berkata: 

"Sesungguhnya seorang mukmin menyaksikan dosanya mirip kalau dia sedang duduk di bawah gunung dan takut kalau gunung itu runtuh menimpanya. Sedangkan seorang fajir (pelaku dosa) menyaksikan dosanya mirip (melihat) lalat yang melayang di depan hidungnya seraya menyampaikan begini." 

Para ulama manafsirkan, yakni dengan menggerak-kan tangannya di depan hidung layak-nya menghalau lalat.

Sikap seseorang terhadap dosa akan sungguh kokoh terhadap sikap-sikapnya di dalam seluruh faktor kehidupan. 

Hal ini disebabkan lantaran tatkala seseorang menilai kecil dan remeh suatu dosa, maka condong akan berbuat semaunya.

Maka seorang mukmin kalau berbuat dosa akan merasa sedih, takut dan gusar lantaran kekuatan imannya mendorong demikian. Ia tidak menyaksikan besar kecilnya dosa, tetapi menyaksikan terhadap siapa berbuat dosa. 

Demikian hendaknya masing-maing kita menyi-kapi dosa, lantaran hal itu akan mendorong ke arah sikap-sikap positif mirip introspeksi (muhasabah), mawas diri, hati-hati serta banyak beristighfar.

Mudah-mudahan Allah Subhannahu wa Ta'ala memasukkan kita semua ke dalam golongan hamba-hamba-Nya yang beriman, dengan dogma yang sejati dan benar, serta menghapuskan dosa dan kesalahan kita baik yang sudah kemudian maupun yang hendak datang. Amin.

Related : Mengenal Indikator Keimanan

0 Komentar untuk "Mengenal Indikator Keimanan"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close