Lupa Hafalan Al-Qur’An, Bolehkah Membaca Istirja

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji cuma milik Allah  Rabb semesta alam shalawat dan salam mudah-mudahan tercurah terhadap junjungan kita nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam keluarga sobat dan para pengikutnya yang setia dan istiqamah

Suatu kejadian alam yang paling besar merupakan kejadian alam yang menimpa dien (agama). Di antara bentuk kejadian alam ini merupakan gegabah dari Al-Qur’an, Lalai dari petunjuk-Nya. Dan kepingan dari kelalaian seseorang dari kitabullah merupakan lupa atau dilupakan dari hafalan Al-Qur’an. Jika seseorang mengalami kejadian alam tersebut, apakah mesti ia mengucapkan istirja’, yakni kalimat  إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Membaca istirja’ di saat tertimpa kejadian alam merupakan sunnah. Termasuk ibadah untuk mendekatkan diri terhadap Allah. Dengannya, seseorang diingatkan untuk kembali terhadap Allah sehingga musibah-musibah terasa ringan. Lebih dari itu, dengan kalimat itu ia mengharap pahala terhadap Allah dan meminta ganti yang lebih baik dari segi Allah Ta’ala.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ ,.الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

“Dan berikanlah informasi bangga terhadap orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.” (QS. Al-Baqarah: 154 – 155)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ مَا أَمَرَهُ اللَّهُ: {إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ}، اللَّهُمَّ أَجِرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا، إِلَّا أَخْلَفَ اللَّهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا

“Apabila ada seorang muslim yang mengalami musibah, kemudian ia mengucapkan kalimat menyerupai yang Allah perintahkan, ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun’  Ya Allah berikanlah pahala untuk musibahku, dan gantikan untukku dengan sesuatu yang lebih baik darinya.’ Maka Allah akan menampilkan ganti untuknya dengan yang lebih baik.” (HR. Muslim 918)

Adapun kejadian alam agama merupakan kejadian alam terbesar. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam berdo’a terhadap Allah tidak tertimpa kejadian alam agama.

اَللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِي دِيْنِنَا

“Ya Allah, jangan Engkau jadikan kejadian alam kami menimpa agama kami.” (HR. Al-Tirmidzi dan dihassakan Syaikh Al-Albani)

Lupa hafalan Al-Qur'an tergolong kepingan dari kejadian alam agama seseorang. Al-Hafidz Ibnul Hajar dalam Fathul Baari berkata, “Abu Ubaidah meriwayatkan dari jalur al-Dhuhak bin Muzahim secara mauquf, ia berkata: tidaklah seseorang menimba ilmu Al-Qur'an kemudian lupa terhadapnya melainkan disebabkan dosa yang dikerjakannya; lantaran Allah berfirma, “Dan kejadian alam apa saja yang menimpa kalian maka itu disebabkan perbuatan tangan kalian.” Dan lupa (hafalan) Al-Qur'an tergolong kejadian alam yang terbesar.”  

Termasuk dalam kejadian alam agama ini menyimpang dari Sunnah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, meninggalkan perintah Allah dan Rasul-Nya, serta menerjang larangan keduanya.

Jika seseorang tertimpa musibah-musibah ini pada dasarnya- ia boleh mengucapkan istirja’ sehingga ia secepatnya kembali terhadap Allah dengan taubat dan meminta biar dikembalikan kenangan (hafalan)-nya itu, mengajarkan kepadanya apa yang tidak diketahuinyna, dan membantunya untuknya berpegang teguh dengan Sunnah Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, mempertahankan perintah-perintah Allah dan Rasul-Nya. Wallahu A’lam.

Related : Lupa Hafalan Al-Qur’An, Bolehkah Membaca Istirja

0 Komentar untuk "Lupa Hafalan Al-Qur’An, Bolehkah Membaca Istirja"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close