Istri Durhaka Kepada Suami

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji cuma milik Allah Subhanahu wa ta'ala shalawat dan salam mudah-mudahan tercurah terhadap junjungan kita nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam keluarga kawan dekat dan para pengikutnya yang setia dan istiqamah.

Tentu saja setiap orang mengharapkan untuk sanggup membina suatu korelasi keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah, di mana terdapat keserasian serta kebahagian dalam korelasi yang terjalin di dalam rumah tangga tersebut, sehingga besar kemungkinan keluarga yang mereka bina akan langgeng. Salah satu aspek pendorong terciptanya keluarga yang serasi yakni datangnya seorang istri yang senantiasa melaksanakan kewajibannya selaku seorang istri, salah satunya yakni taat terhadap perintah suaminya.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda :

لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لأَحَدٍ لأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا

Artinya “Andai boleh kuperintahkan seseorang untuk bersujud terhadap lainnya pasti kuperintahkan seorang istri untuk bersujud terhadap suaminya.” (HR. Tirmidzi)

Akan tetapi, banyak dari para istri yang kurang mengetahui mengenai arti pentingnya hal itu, bahkan baik disadari ataupun tidak mereka justru melaksanakan hal-hal yang mendurhakai suaminya. Hal-hal tersebut di antaranya :

1. Tidak taat pada suami

Ciri ciri istri durhaka pada suami yang pertama yakni istri tidak taat pada perintah suami. Seorang istri yang bagus dan shalihah yakni istri yang senantiasa taat pada suami dalam kondisi dan kondisi apapun. Dengan taat pada suami, hal itu akan sanggup menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang serta kesetiaan suami terhadap istrinya. Akan namun sebaliknya, kalau istri tidak taat pada suami, maka besar kemungkinan rasa kasih sayang, rasa cinta, serta kesetiaan suami akan  hilang.

Islam menyebut perbuatan seorang istri yang tidak taat terhadap suaminya selaku nusyus yang artinya perilaku membangkang. Artinya, istri yang melaksanakan nusyus yakni istri yang melawan dan melanggar perintah suami (tidak taat pada suami), serta tidak ridho atas kedudukan yang sudah diberikan Allah SWT kepadanya.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda :

قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ

Artinya:

 “Pernah ditanyakan terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah perempuan yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menggembirakan kalau dilihat suaminya, mentaati suami kalau diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga menghasilkan suami benci.” (HR. An-Nasai dan Ahmad)

Dalam hadist yang lain, Beliau Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda :

إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

Artinya:

“Jika seorang perempuan senantiasa mempertahankan shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul mempertahankan kemaluannya (dari perbuatan zina) dan sungguh-sungguh taat pada suaminya, maka dibilang pada perempuan yang mempunyai sifat mulia ini, “Masuklah dalam nirwana lewat pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)

Dari dua hadist di atas kita bisa tahu bahwa seorang istri yang taat pada suami yakni salah satu ciri perempuan yang baik, dan bagi perempuan seumpama itu, maka Allah SWT prospektif nirwana bagi mereka. Akan namun kenyataannya banyak para perempuan yang tidak paham akan arti pentingnya mentaati perintah suami. Banyak argumentasi yang menyebabkannya seumpama status sosial serta latar belakang pendidikan yang dimiliki istri lebih tinggi dari suami, dan lain sebagainya.

Banyak sekali perbuatan-perbuatan yang mempunyai kecenderungan pada ketidaktaatan seorang istri terhadap suami, seumpama :
  • Keluar rumah tanpa seizin dari suami
  • Berkata-kata yang menyakiti hati suami
  • Membuka diam-diam suami pada orang lain
  • Membelanjakan duit suami secara berlebihan tidak pada tempatnya
  • Menghianati suami, misalnya berselingkuh dengan lelaki lain
  • Lalai atau tidak mau melayani suami, baik secara terang-terangan maupun secara samar.

2. Menuntut adanya kesempurnaan dalam rumah tangga

Segala sesuatu yang ada di dunia ini tidak sempurna, tergolong suatu rumah tangga. Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata. Ketika seorang perempuan menyaksikan film atau dengan membaca novel yang mengisahkan mengenai kehidupan rumah tangga yang dianggapnya sempurna, maka ia pun berangan ingin mempunyai hal yang sama.

Dan dikala sudah menikah, kemungkinan besar ia akan terkejut dan bisa jadi tidak dapat menerima dengan kehidupan berkeluarga yang dijalaninya, di mana kehidupan tersebut tidak sama dengan apa yang ia angankan sebelumnya. Lalu ia pun menuntut suami biar menyanggupi kesmpurnaan yang ia harapkan tanpa menyadari bahwa semua hal itu tidak sama, masing-masing mempunyai keistimewaan dan kelemahan sendiri-sendiri, tergolong dalam suatu keluarga.

3. Mengingkari segala bentuk kebaikan yang ditangani suami kepadanya

Islam sungguh memuliakan seorang wanita, bahkan dalam islam seorang ibu mempunyai tiga kali lipat hak untuk lebih dihormati dibandingkan dengan seorang ayah dan nirwana berada di bawah telapak kaki seorang ibu. Akan namun Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam perban menyampaikan bahwa dominan penghuni neraka yakni para wanit. Mengapa bisa seumpama itu?

Salah sat penyebab seorang perempuan menjadi penghuni neraka yakni alasannya kekufurannya atas lezat yang diberikan Allah SWT. Dalam hal ini yakni alasannya mereka mengingkari semua kebaikan yang sudah ditangani oleh suami terhadap mereka.

Misalnya saja, seorang suami senantiasa berupaya melaksanakan kebaikan terhadap istrinya, akan namun istri menyaksikan sesuatu yang tidak digemari dari suami, maka ia pun menyampaikan bahwa tidak ada sedikitpun kebaikan yang dapat ia lihat dari sang suami.

4. Tidak suka pada keluarga suami

Hubungan ijab kabul tidak cuma berniat untuk menyatukan dua insan yakni lelaki dan perempuan ke dalam korelasi yang sah, akan namun suatu ijab kabul juga berniat untuk menyatukan dua keluarga. Kecintaan, kasih sayang, dan penghormatan seorang suami akan kian bertambah apabila istrinya bisa menempatkan dirinya dengan baik dalam keluarga si suami.

Akan namun seringkali seorang istri menuntut biar perhatian dan kasih sayang suami cuma ditujukan padanya saja, tanpa menyadari bahwa suami juga mempunyai keharusan untuk berbakti terhadap orangtuanya. Hal inilah yang sering mengakibatkan kecemburuan istri pada keluarga suami dan berupaya untuk menjauhkan suami dari keluarganya.

5. Hilangnya rasa Qona’ah dan ridho istri terhadap apa yang diberikan suami

Terkadang, messkipun suami sudah berupaya semaksimal mungkin untuk bisa menyanggupi cita-cita sang istri, akan namun dikala cita-cita tersebut tidak terwujud, justru apa yang ia kerjakan tadi dianggap tidak berguna oleh istrinya. Kenapa? Karena istri menilai bahwa upaya yang ditangani suami kurang, bahkan cuma dianggap main-main. Ia tidak dapat mengetahui bahwa setiap orang, tergolong suaminya mempunyai kekurangan kesanggupan untuk melaksanakan sesuatu.

6. Mengungkit-ungkit kebaikan yang dilakukan

Tak sanggup disangkal bahwa setiap orang, tergolong seorang istri pernah melaksanakan kebaikan, walaupun cuma sebiji kurma. Akan namun akan menjadi suatu bentuk kedurhakaan apabila seorang istri mengungkit-ungkit kebaikan yang sudah ia kerjakan terhadap suami atau keluarganya, bahkan menilai bahwa kebaikan yang ditangani suami terhadapnya tidak lebih besar dari kebaikan yang ia lakukan. Hal ini tentu akan menyakiti perasaan sang suami.

7. Cemburu yang berlebihan

Ciri ciri istri durhaka terhadap suami berikutnya terletak pada rasa kecemburuan, hal ini banyak tak disadari oleh para istri. Salah satu sifat alami manusia, utamanya kaum hawa yakni cemburu. Cemburu boleh saja, asal mempunyai dasar dan masih berada dalam batas kewajaran. Rasa cemburu seorang istri terhadap suaminya menurut syariat islam yakni apabila suami melaksanakan kemaksiatan seumpama berzina, mendzalimi istri, meminimalkan hak-hak istri, dan lain sebagainya.

Rasa cemburu seorang istri akan menjadi suatu bentuk kedurhakaan terhadap suami apabila cemburu tersebut tidak mempunyai dasar berupa fakta atau bukti dan cemburu yang terlalu berlebihan (cemburu buta).

8. Kurang atau tidak dapat mempertahankan perasaan suami

Seorang istri yang bagus mesti senantiasa berupaya menggembirakan suaminya, seumpama menyediakan wajah yang ramah, tidak mermuka masam, serta sejuk dikala suami memandangnya. Selain itu, istri juga mesti senantiasa mempertahankan perbuatan dan ucapannya biar tidak menyakiti hati suami, misalnya tidak mencaci, suka mengkritik, berbicara keras, maupun sering memojokkan suami. Hal ini akan menghasilkan perasaan suami terluka.

9. Terlalu sibuk dengan aktivitas di luar rumah

Tidak ada salahnya kalau sorang istri mempunyai aktivitas di luar rumah, akan namun setiap kali melaksanakan aktivitas tersebut, istri mesti menerima ijin dari suami dan dilarang mengabaikan kiprah serta tanggungjawabnya di rumah.

10. Kurang atau tidak dapat mempertahankan penampilan

Seorang istri mesti bisa mempertahankan penampilannya di depan suami, tidak cuma dikala ia sedang bepergian ke luar rumah. Jika seorang istri terlihat kotor, lusuh, dan anyir dikala berada di hadapan suami, maka tak heran kalau usang kelamaan suami akan menjadi tidak betah di rumah. Akan namun juga ialah hal yang tidak baik apabila seorang istri terlalu sibuk berdandan sehingga lupa akan kewajibannya selaku istri

Itulah beberapa hal yang dapat memunculkan Seorang Istri Durhaka terhadap suaminya, terimakasih atas kunjungannya semoga, bermanfaat.

Related : Istri Durhaka Kepada Suami

0 Komentar untuk "Istri Durhaka Kepada Suami"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close