Segala puji cuma milik Allah. Rabb semesta alam, shalawat dan salam mudah-mudahan tercurah terhadap Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam, Keluarga, para sahabat, dan pengikutnya yang senantiasa istiqamah.
Tabiat atau kebiasaan insan yakni senang berkumpul dengan keluarga dan orang dekat.
Siapa yang tidak merasa senang dan bangga saat berkumpul dengan orang-orang dekat, kumpul dengan suami/istri, anak-anak, orang bau tanah dan lainnya.
Sebagai Contoh Masyarakat di Indonesia saat ada momen kumpul mirip Iedul Fitri, walimah, arisan keluarga atau yang yang lain orang secara lazim akan bahagia.
Bahkan walaupun dalam keadaan yang sarat kekurangan orang tetap merasa tentram saat mereka sanggup kumpul dengan keluarganya.
Ada pepatah terkenal dari bahasa Jawa “mangan ora mangan waton kumpul” (makan tidak makan asal kumpul).
Orang yang terpisah dari keluarganya umumnya akan merasa kesepian walaupun dia memiliki banyak sekali kenikmatan.
Sebagai teladan ketika dia tinggal jauh bareng keluarganya sebab merantau atau yang lainnya.
Berkumpul dengan keluarga yakni suatu kenikmatan. Apalagi kalau berkumpulnya dalam keadaan sarat kenikmatan yakni di nirwana nanti.
Tentu ini yakni kenikmatan diatas kenikmatan. Bisakah kita masuk kedalam nirwana bareng keluarga yang kita cintai?
Allah sudah prospektif orang-orang yang beriman akan dikumpulkan dengan anak keturunan mereka yang beriman juga:
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
Ayat diatas dengan terperinci menyebutkan bahwa orang yang beriman akan dikumpulkan bareng anak keturunannya juga yang beriman.
Bahkan tidak sekedar anak, dalam ayat yang yang lain Allah juga menerangkan bahwa mereka juga akan dikumpulkan dengan bapak-bapak dan istri-istri mereka.
Allah berfirman:
Allah berfirman:
جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ
Terkait ayat ini Imam Ibnu Katsir menjelaskan: “Allah menghimpun mereka dengan orang-orang yang mereka cintai di dalam nirwana yakni orang tua, istri dan anak keturunan mereka yang mukmin dan layak masuk surga. Sampai-sampai, Allah mengangkat derajat yang rendah menjadi tinggi tanpa meminimalisir derajat keluarga yang tinggi.”
Masuk nirwana bareng keluarga yakni kebahagian yang sungguh besar. Namun bagaimana caranya?
Ada beberapa hal yang perlu diamati di bawah ini:
1. Menjaga keimanan dalam keluarga
Syarat utama agar sanggup dikumpulkan disurga yakni anggota keluarga itu sama-sama beriman.
Lihat dalam QS Ath Thur 21 dan QS Ar Ra’du 23 diatas. Jika ada yang kafir maka sulit dipercayai akan dikumpulkan di nirwana nanti bareng dengan keluarganya yang beriman.
1. Menjaga keimanan dalam keluarga
Syarat utama agar sanggup dikumpulkan disurga yakni anggota keluarga itu sama-sama beriman.
Lihat dalam QS Ath Thur 21 dan QS Ar Ra’du 23 diatas. Jika ada yang kafir maka sulit dipercayai akan dikumpulkan di nirwana nanti bareng dengan keluarganya yang beriman.
Nabi Nuh tidak akan dikumpulkan dengan anak dan istrinya yang tidak beriman, demikian juga Nabi Luth. Asiyah yang sholehah tidak akan dikumpulkan dengan suaminya yang kafir (Fi’aun).
Penting sekali mempertahankan keimanan dalam keluarga agar nantinya sanggup kembali berkumpul di surga.
2. Membiasakan amal sholih dalam keluarga
Iman saja tidak cukup, mesti diiringi dengan amal sholih. Keluarga yang diberkahi yakni keluarga yang dipenuhi dengan banyak sekali amal sholih.
Iman saja tidak cukup, mesti diiringi dengan amal sholih. Keluarga yang diberkahi yakni keluarga yang dipenuhi dengan banyak sekali amal sholih.
Tidak sepantasnya kita cuma konsentrasi dengan ibadah atau amal yang kita laksanakan sendiri tapi melalaikan keluarga kita. Mari kita ajak mereka untuk beribadah dan berzakat bersama.
Diantara amal yang paling agung yakni menegakkan sholat. Bahkan dalam Al Qur’an Allah secara khusus mewakilkan kita untuk mewakilkan keluarga menegakkan sholat:
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا
“Dan perintahkanlah terhadap keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kau dalam mengerjakannya.” (QS Thoha: 132)
Tidak boleh kita gegabah dalam mengajak keluarga kita untuk shalat sebab hal ini ialah tanggung jawab. Sangat disayangkan di hari ini kita dapati keluarga yang hirau dalam perkara ini.
Banyak sekali anak atau pintar balig cukup akal yang tidak sholat dan orang tuanya cuma hirau saja!!
Ketika anaknya masih kecil sebagian gegabah mengarahkan mereka untuk sholat dengan argumentasi “kasihan”, karenanya saat sudah besar sulit untuk ditugaskan melakukan sholat.
Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
مُرُوا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِينَ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِى الْمَضَاجِعِ
3. Menjaga diri dan keluarga dari api neraka
Selain membiasakan amal sholih dalam keluarga, hal penting yang lain yakni berupaya mempertahankan diri dan keluarga dari dosa dan hal-hal yang sanggup menyeret ke neraka. Allah berfirman:
Selain membiasakan amal sholih dalam keluarga, hal penting yang lain yakni berupaya mempertahankan diri dan keluarga dari dosa dan hal-hal yang sanggup menyeret ke neraka. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS Tahrim: 6)
Jika terjadi kemungkaran dalam keluarga maka wajib diingkari, jangan dibiarkan. Apalagi bagi kepala rumah tangga. Misal suami mengenali istrinya keluar rumah tidak memahai jilbab atau busana yang menutup aurat maka mesti ditegur, jangan dibiarkan!
4. Saling mengerti tanggung jawab
Keluarga menyerupai suatu tim maka mesti saling menolong dalam kebaikan. Masing-masing mesti mengerti hak dan kewajibannya. Seorang suami mesti berupaya membimbing istri dan juga anak-anaknya. Seorang istri juga demikian mesti mengerti hak dan tanggung jawabnya.
Keluarga menyerupai suatu tim maka mesti saling menolong dalam kebaikan. Masing-masing mesti mengerti hak dan kewajibannya. Seorang suami mesti berupaya membimbing istri dan juga anak-anaknya. Seorang istri juga demikian mesti mengerti hak dan tanggung jawabnya.
Orang bau tanah mesti berupaya secara optimal mendidik dan membimbing anak-anaknya. Demikian juga sebaliknya, seorang anak hendaknya berupaya secara optimal berbakti dan menolong orang tuanya.
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً
“Dan Tuhanmu sudah mewakilkan agar kau jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kau berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. (QS Isra’: 23)
5. Jangan cuma menimbang-nimbang bahan dalam keluarga!!
Dizaman yang makin maju mirip kini banyak sekali keluarga yang jauh dari nilai-nilai ruhiyah dan moralitas.
Mereka cuma sibuk menimbang-nimbang bahan baik itu makanan, busana atau wilayah tinggal. Mereka jauh sekali dari sentuhan agama dan juga akhlak-akhlak yang mulia.
Dizaman yang makin maju mirip kini banyak sekali keluarga yang jauh dari nilai-nilai ruhiyah dan moralitas.
Mereka cuma sibuk menimbang-nimbang bahan baik itu makanan, busana atau wilayah tinggal. Mereka jauh sekali dari sentuhan agama dan juga akhlak-akhlak yang mulia.
Orang bau tanah cuma menimbang-nimbang anaknya makan apa dan nanti kerjanya apa. Jarang sekali menimbang-nimbang bagaimana agama dan juga adat anaknya.
Lihat apa yang dicontohkan Nabiyullah Ya’qub, saat dia menjelang wafat:
أَمْ كُنتُمْ شُهَدَاء إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِن بَعْدِي قَالُواْ نَعْبُدُ إِلَـهَكَ وَإِلَـهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَـهاً وَاحِداً وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
Ketika Tergeletak tak berdaya di atas tikar dan janjkematian akan secepatnya menjemputnya. Nabi Ya’kub Alaihi Sallam tetap untuk menimbang-nimbang keamanan aqidah putra-putranya.
Orang bau tanah yang bagus wajib senantiasa menyaksikan dan menimbang-nimbang sisi-sisi ruhiyah dan keagaaman anaknya.
Jangan cuma untuk menimbang-nimbang bahan dan hal-hal duniawi saja yang dipenuhi bagi anak-anaknya.
Demikian, mudah-mudahan bermanfaat. Semoga Allah senantiasa mudahkan langkah kita masuk nirwana bareng keluarga yang kita cintai. Terima kasih sudah membaca.
0 Komentar untuk "Nikmatnya Dapat Berkumpul Bareng Di Surga"