Kultum Ramadhan: Menyikapi Wabah Virus Corona

Kultum Ramadhan: Menyikapi Wabah Virus Corona. Pembaca Sekolahmuonline, berikut ini kami posting untuk Anda, kultum Ramadhan dengan tema atau judul Menyikapi Wabah Virus Corona. Kultum ini kami ambil dari group WhatsApp. Tidak ada nama penulisnya. Silahkan dibaca untuk rujukan kultum Ramadhan dan lainnya. Semoga bermanfaat.

Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh. Alhamdulillah, ash-sholaatu was-salaamu 'alaa rasuulillah, wa ba'd.

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Wallahu A'lam Bisshowab,..

Sehubungan dengan Global Pandemi Convid-19 ada *kisah dari dunia Islam* yg menarik utk dishare dalam WAG yg baik ini.

Wabah Penyakit dalam Sejarah Islam & Bagaimana Menyikapinya

Hari ini umat insan dihadapkan pada problem bumi ini, sebuah virus/wabah yg tak terlihat. 

Tapi menciptakan seisi bumi takut..
Yang menciptakan semua kekuatan, senjata, dan kesombongan bertekuk lutut, lumpuh, dihadapan kekuasaan Allah SWT..

Memang begitulah sunatullahnya, 
Allah SWT menghancurkan tingginya kesombongan dunia dengan sesuatu yang kecil

Agar runtuh dengan sehina-hinanya, menyerupai Namrud yg mati hina alasannya ialah seekor lalat. 

Tapi problem bumi ini ialah problem muslimin juga..
Bagaimana kita bersikap..?

Karena hari ini sebagian saudara kita menganggap remeh dengan pasrah saja

Indahnya agama ini, alasannya ialah semua problem sudah ada solusinya..

Dan Rasulullah SAW bersama para sahabatnya ialah orang-orang paling berjasa dalam hidup kita

Dalam kebingungan kita hari ini pun mereka semua hadir dengan petunjuknya.. 

Bukan hanya itu, tapi mereka juga hadir membawa kabar bangga untuk kita..

Kisah ini detail diceritakan dalam buku ihwal khalifah Umar bin Khattab ra karya Syaikh Ali Ash Shalabi..

Tahun 18 H..
Hari itu Khalifah Umar bin Khattab ra bersama para sahabatnya berjalan dari Madinah menuju negeri Syam.

Mereka berhenti didaerah perbatasan sebelum memasuki Syam alasannya ialah mendengar ada wabah Tha'un Amwas yang melanda negeri tersebut. 

Sebuah penyakit menular, benjolan diseluruh badan yg kesannya pecah dan mengakibatkan pendarahan.

Abu Ubaidah bin Al Jarrah, seorang yang dikagumi Umar ra, sang Gubernur Syam dikala itu tiba ke perbatasan untuk menemui rombongan.

Dialog yang hangat antar para sahabat, apakah mereka masuk atau pulang ke Madinah.. 
Umar yang cerdas meminta saran muhajirin, anshar, dan orang2 yg ikut Fathu Makkah. Mereka semua berbeda pendapat..

Bahkan Abu Ubaidah ra menginginkan mereka masuk, dan berkata mengapa engkau lari dari takdir Allah SWT?

Lalu Umar ra menyanggahnya dan bertanya. Jika kau punya kambing dan ada 2 lahan yg subur dan yg kering, kemana akan engkau arahkan kambingmu? Jika ke lahan kering itu ialah takdir Allah, dan jikalau ke lahan subur itu juga takdir Allah

Sesungguhnya dengan kami pulang, kita hanya berpindah dari takdir satu ke takdir yg lain.

Akhirnya perbedaan itu berakhir dikala Abdurrahman bin Auf ra mengucapkan hadist Rasulullah SAW:
"Jika kalian mendengar wabah melanda suatu negeri. Maka, jangan kalian memasukinya. Dan jikalau kalian berada didaerah itu janganlah kalian keluar untuk lari darinya". (HR. Bukhari & Muslim)
Akhirnya mereka pun pulang ke Madinah.. Umar ra merasa tidak kuasa meninggalkan sahabat yg dikaguminya, Abu Ubaidah ra.. Beliau pun menulis surat untuk mengajaknya ke Madinah. 

Namun ia ialah Abu Ubaidah ra, yang hidup bersama rakyatnya dan mati bersama rakyatnya.. 
Umar ra pun menangis membaca surat jawaban itu..

Dan bertambah tangisnya dikala mendengar Abu Ubaidah, Muadz bin Jabal, Suhail bin Amr, dan sahabat2 mulia lainnya radiyallahuanhum wafat alasannya ialah wabah Tha'un dinegeri Syam.

Total sekitar 20 ribu orang wafat, hampir separuh penduduk Syam dikala itu..

Pada akhirnya, wabah tersebut berhenti dikala sahabat Amr bin Ash ra memimpin Syam

Kecerdasan ia lah yang menyelamatkan Syam.
Hasil tadabbur ia dan kedekatan dengan alam ini..

Amr bin Ash berkata:
"Wahai sekalian manusia, penyakit ini menyebar layaknya kobaran api. Jaga jaraklah dan berpencarlah kalian dengan menempatkan diri di gunung-gunung.." 

Mereka pun berpencar dan menempati gunung2. 
Wabah pun berhenti layaknya api yang padam alasannya ialah tidak sanggup lagi menemukan materi yang dibakar..

Lalu, mencar ilmu dari bagaimana orang-orang terbaik itu bersikap.. 

Maka inilah panduan dan kabar bangga ditengah kesedihan ini untuk kita semua

Pertama, karantina
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW diatas, 
Maka itulah konsep karantina yang hari ini kita kenal.

Mengisolasi kawasan yang terkena wabah.. 
Seluruh negara menjalaninya.. 
Namun ada negara yang entah darimana mengambil petunjuknya,
Negara tsb malah menyuruh orang2 masuk alasannya ialah dalih ekonomi dan pariwisata.
Semoga Allah SWT melindungi semua penduduk negara tersebut

Kedua, bersabar

Karena Rasulullah SAW bersabda:
"Tha'un merupakan azab yang ditimpakan kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Kemudian Dia jadikan rahmat kepada kaum mukminin. Maka, tidaklah seorang hamba yang dilanda wabah kemudian ia menetap dikampungnya dengan penuh kesabaran dan mengetahui bahwa tidak akan menimpanya kecuali apa yang Allah SWT tetapkan, baginya pahala orang yang mati syahid". (HR. Bukhari dan Ahmad)
Masya Allah.. ternyata mati syahid lah jawaban itu.. sesuatu yang didambakan kaum muslimin. 
Maka, sabar dan tanamkanlah keyakinan itu. Jika takdir Allah menyapa kita, berharaplah syahid..

Ketiga, berbaik sangka dan berikhtiarlah

Karena Rasulullah SAW bersabda:
"Tidaklah Allah SWT menurunkan suatu penyakit kecuali Dia juga yang menurunkan penawarnya." (HR. Bukhari)

Umar bin Khattab berikhtiar menghindarinya serta Amr bin Ash berikhtiar menghapusnya.

Yang keempat, banyak berdoalah

Dan doa-doa keselamatan itu sudah kita lafadzkan di setiap pagi dan sore:

Bismillahilladzi laa yadhurru ma'asmihi, syaiun fil ardhi walaa fissamaai wa huwas samiiul 'aliim

(Dengan nama Allah yang apabila disebut, segala sesuatu dibumi dan langit tidak berbahaya. Dialah maha mendengar dan maha mengetahui)

"Barang siapa yang membaca dzikir tsb 3x dipagi dan petang. Maka tidak akan ada ancaman yg memudharatkannya" (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Yang terakhir, sebagaimana solusi dari Amr bin Ash untuk berpencar.. 

Menjaga jarak dr keramaian dan menahan diri untuk tetap di rumah
Cara inilah yang banyak ditiru dunia luar, mereka menyebutnya _social distancing_.. 

Semua solusi itu sudah ada, 
Solusi langit dan Bumi 

Solusi pertama dan terakhir, solusi Bumi
Ikhtiar dengan karantina & menjaga diri dari keramaian (social distancing).. 
Selama ini sudah dilakukan bahkan oleh orang2 didunia barat..

Namun mereka tidak punya solusi Langit..
Bersabar, keyakinan dan berbaik sangka akan ketetapan Allah, berdoa, dan bahkan kesepakatan akan gelar mati Syahid jikalau kita melaksanakan itu semua..

Semoga kita senantiasa dilindungi Allah SWT..
Dan bertemu kembali ditempat terbaik di SurgaNya..

Mari kita sikapi datangnya Pandemi Convid-19 ini secara rasional dan terukur, tidak abai tapi juga tidak lebay.

_*Jika bermanfaat silakan dishare gak perlu izin khusus*_

Related : Kultum Ramadhan: Menyikapi Wabah Virus Corona

0 Komentar untuk "Kultum Ramadhan: Menyikapi Wabah Virus Corona"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close