Kalimat Dzikir Yang Sungguh Istimewa

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji cuma milik Allah Subhanahu wa ta'ala shalawat dan salam atas junjungan kita nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam keluarga sobat dan pengikutnya yang senantiasa dirahmati Allah ta'ala.
Setiap orang muslim ditugaskan agar senantiasa berdzikir atau mengenang Allah subhanahu wa ta’ala

Dzikir memamerkan peluang terhadap seorang hamba untuk senantiasa mencicipi kemunculan Allah di setiap waktu.

Perintah untuk senantiasa mengenang Allah, antara lain terdapat dalam Firman Allah: QS. An-Nisa ayat 103,

“Maka apabila kau sudah mengakhiri shalat(mu), camkan Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kau sudah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu merupakan fardhu yang diputuskan waktunya atas orang-orang yang beriman”.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan terlalu banyak bacaan dzikir terhadap umatnya. Satu di antaranya merupakan empat kalimat dzikir yang dibilang Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam,  alasannya merupakan terdapat banyak keistimewaan   dibandingkan kalimat dzikir lainnya.

Hal ini dikenali menurut hadits terdiri dari percakapan antara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersama salah satu istri dia yakni Juwairiyah.

“Dari Juwairiyah (Ummul Mukminin Radhiyallahu`anha), Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam keluar dari sisinya pagi-pagi untuk shalat shubuh di masjid. Beliau kembali (ke kamar Juwairiyah) pada waktu dhuha, sementara ia masih duduk di sana. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya,

“Engkau masih duduk sebagaimana saat saya lewati tadi?” Juwairiyah menjawab, “Ya.”

Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Sungguh, saya sudah menyampaikan kepadamu empat kata sebanyak tiga kali, yang seandainya empat kata itu ditimbang dengan apa saja yang engkau baca sejak tadi tentu akan menyamainya, (empat kata itu) yakni: “Subhanallahi wa bihamdihi ‘adada khalqihi, wa ridhaka nafsihi, wa ziinata ‘Arsyihi, wa midada kalimatihi’,” (HR. Muslim).

Menilik makna yang dikandungnya, dzikir jelas-jelas memiliki keistimewaan. Dibuka dengan kalimat Subhanallahi wa bihamdihi (Maha Suci Allah dengan segala puji bagi-Nya) dilanjutkan dengan kalimat pertama, ‘adada khalqihi (sejumlah makhluk yang Allah ciptakan).

Sebagai makhluk, setiap orang pasti tidak akan pernah mengenali jumlah niscaya dari seluruh makhluk yang sudah Allah ciptakan. Mulai dari makhluk-Nya yang terkecil sampai yang terbesar. Namun mesti senantiasa diyakini bahwa semua makhluk merupakan ciptaan Allah dan percaya bahwa setiap makhluk yang Allah ciptakan pun beribadah pada-Nya.

Membaca kalimat dzikir ini, siapapun yang membacanya berharap akan mendapat pahala sebanyak jumlah makhluk yang Allah ciptakan.

Kedua, wa ridhaka nafsihi (serela diri-Nya). Orang yang beriman pasti mengenali bahwa sejatinya rahmat Allah tak terhingga banyaknya. Jika Allah berkehendak, pasti rahmat-Nya akan senantiasa tercurah pada hamba yang dikehendaki-Nya.

Ketiga, wa zinata ‘Arsyihi (seberat Arasy-Nya). Tak seorang pun tahu hakikat Arsy Allah. Namun logikanya, kalau kalimat kebanggaan diberikan seberat Arsy-Nya, pasti Allah akan dengan bahagia hati memamerkan ganjaran yang melampaui jumlah kebanggaan hamba-Nya.

Keempat, wa midada kalimatihi (sebanyak tinta (bagi) kalimat-Nya). Kalimat Allah pasti saja tak akan habis kalau dituliskan. Allah memiliki kehendak yang agung dan tak sanggup ditolak siapapun. “Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sangat habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, walaupun Kami datangkan perhiasan sebanyak itu (pula),” (QS. Al-Kahfi: 109).

Melalui hadits empat kalimat dzikir ini, sejatinya sanggup pula dimengerti bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ingin berpesan bahwa setiap istri atau ibu memiliki tugas-tugas istimewa di pagi hari. 

Seorang istri atau ibu pasti mesti merencanakan kebutuhan suami untuk bekerja, merencanakan kebutuhan bawah umur untuk sekolah, merencanakan sarapan, dan banyak sekali aktifitas rumah sehari-hari.

Dengan adanya banyak sekali aktifitas inilah Rasul mengingatkan, bahwa dengan melafazhkan empat kalimat dzikir tersebut, seorang istri atau ibu sanggup memiliki pahala yang istimewa. Pahala yang serupa dengan kalimat dzikir yang dibacakan sejak Subuh sampai tiba waktu Dhuha. 

Di segi lain, seorang istri atau ibu juga memiliki waktu cukup yang sanggup digunakan seoptimal mungkin untuk menjalankan kiprah lainnya

Demikian empat kalimat dzikir yang diajarkan Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam terhadap istri dia Juwairiyah yang yang memiliki spesialisasi dibanding dengan dzikir yang lain. Semoga berharga untuk kita semua, terimakasih sudah membaca goresan pena ini.

Related : Kalimat Dzikir Yang Sungguh Istimewa

0 Komentar untuk "Kalimat Dzikir Yang Sungguh Istimewa"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close