Pengertian Persepsi

Persepsi
Umumnya istilah persepsi dipakai dalam bidang psikologi. Secara terminology sebagaimana dinyatakan Purwodarminto (1990: 759), pengertian persepsi yakni tanggapan pribadi dari suatu serapan atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pengindraan. Sedangkan dalam kamus besar psikologi, persepsi diartikan sebagai suatu proses pengamatan seseorang terhadap lingkungan dengan memakai indra-indra yang dimiliki sehingga ia menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada dilingkungannya.






Menurut  Asrori (2009:214) pengertian persepsi yakni “proses individu dalam menginterprestasikan, mengorganisasikan dan memberi makna terhadap stimulus yang berasal dari lingkungan di mana individu itu berada yang merupakan hasil dari proses mencar ilmu dan pengalaman.” Dalam pengertian persepsi tersebut terdapat dua unsur penting yakni interprestasi dan pengorganisasian. Interprestasi merupakan upaya pemahaman dari individu terhadap informasi yang diperolehnya. Sedangkan perorganisasian yakni proses mengelola informasi tertentu biar mempunyai makna.

Persepsi merupakan suatu proses yang dipelajari melalui interaksi dengan lingkungan sekitar. Persepsi sesorang timbul semenjak kecil melalui interaksi dengan insan lain.  Sejalan dengan hal itu, Rahmat (1990:64) mendefiniskan pengertian persepsi sebagai: “pengalaman perihal objek, insiden atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan”. Kesamaan pendapat ini terlihat dari makna menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan yang mempunyai keterkaitan dengan proses untuk memberi arti.

Menurut Slameto (2010:102) pengertian persepsi yakni proses yang berkaitan dengan masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia, melalui persepsi insan terus menerus mengadakan kekerabatan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera pengelihat, pendengar, peraba, perasa, dan pencium.

Menurut Sarlito Wirawan Sarwono (1983: 89), pengertian Persepsi yakni kemampuan seseorang untuk mengorganisir suatu pengamatan, kemampuan tersebut antara  lain: kemampuan untuk membedakan, kema mpuan untuk mengelompokan, dan kemampuan untuk memfokuskan. Oleh karena  itu seseorang bisa saja memiliki  persepsi yang berbeda, walaupun objeknya sama. Hal tersebut dimungkinkan alasannya yakni adanya perbedaan dalam hal sistem nilai dan ciri kepribadian individu yang bersangkutan.

Pengertian Persepsi
Menurut Irwanto (1991:71) pengertian persepsi yakni proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, kekerabatan antar gejala, maupun peristiwa) hingga rangsang itu disadari dan dimengerti. Reaksi seseorang terhadap suatu objek sanggup diwujudkan dalam bentuk  sikap atau tingkah laris seseorang perihal apa yang dipersepsikan.

Menurut Robbins (1999:124) pengertian persepsi merupakan kesan yang diperoleh oleh individu melalui panca indera kemudian dianalisa (diorganisir), diintepretasi dan kemudian dievaluasi, sehingga individu tersebut memperoleh makna. Sedangkan berdasarkan Thoha (1999:123-1 24), pengertian persepsi  pada hakekatnya yakni proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami  setiap informasi perihal lingkungannya baik melalui penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. 

Eysenck dalam Asrori (2009:215) menyatakan bahwa persepsi tolong-menolong memerlukan proses mencar ilmu dan pengalaman. Hasil proses mencar ilmu dan interaksi seseorang akan menawarkan pengalaman bagi dirinya untuk sanggup membandingkan keadaan yang dihadapi.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas sanggup disimpulkan bahwa yang dimaksud persepsi yakni proses menerima, membedakan, dan memberi arti terhadap stimulus yang diterima alat indra, sehingga sanggup memberi kesimpulan dan menafsirkan terhadap objek tertentu yang diamatinya.

SYARAT TERJADINYA PERSEPSI.

Menurut Walgito (1989:54) ada tiga syarat terjadinya persepsi yaitu :
  1. Adanya objek yang dipersepsi.
  2. Adanya alat indra atau reseptor.
  3. Adanya perhatian.

Adanya objek atau insiden sosial yang menjadikan stimulus, dan stimulus mengenai alat indra (reseptor). Dalam hal ini objek yang diamati yakni sikap keterampilan guru dalam penggunaan media pembelajaran, di sini siswa diminta menawarkan suatu persepsi terhadapnya. Alat indra merupakan alat utama dalam individu mengadakan persepsi dan merupakan alat untuk mendapatkan stimulus, tetapi harus ada pula  syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat syaraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Adanya perhatian dari individu merupakan langkah pertama dalam mengadakan persepsi. Tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi. Individu harus mempunyai perhatian pada objek yang bersangkutan. Bila telah memperhatikannya, selanjutnya individu mempersepsikan apa yang diterimanya dengan alat indra.

Selanjutnya Walgito (1989:56) menambahkan bahwa persepsi dipengaruhi banyak faktor diantaranya faktor perhatian dari individu, yang merupakan aspek psikologis individu dalam mengadakan persepsi.

Menurut Parek (1984:14) persepsi dipengaruhi faktor interen yang berkaitan dengan diri sendiri (misalnya latar belakang pendidikan, perbedaan pengalaman, motivasi, kepribadian dan kebutuhan) dan faktor ekstern yang berkaitan dengan intensitas dan ukuran rangsang, gerakan, pengulangan dan sesuatu yang baru. Dengan demikian, membicarakan persepsi intinya berkenaan dengan proses perlakuan seseorang terhadap informasi perihal suatu objek yang masuk pada dirinya melalui pengamatan dengan mengunakan panca indra yang dimilikinya.

PROSES TERBENTUKNYA PERSEPSI.
Persepsi tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui suatu proses. Walgito (1989:54) menyatakan bahwa terbentuknya persepsi melalui suatu proses, dimana secara alur proses persepsi sanggup dikemukakan sebagai berikut: berawal dari objek yang menjadikan rangsangan dan rangsangan tesebut mengenai alat indra atau reseptor. Proses ini dinamakan proses kealaman (fisik). Kemudian rangsangan yang diterima oleh alat indra dilanjutkan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini dinamakan proses fisiologis. Selanjutnya terjadilah suatu proses di otak, sehingga individu sanggup menyadari apa yang ia terima dengan reseptor itu, sebagai suatu rangsangan yang diterimanya. Proses yang terjadi dalam otak/pusat kesadaran itulah dinamakan dengan proses psikologis. Dengan demikian taraf terakhir dari proses persepsi ialah individu menyadari perihal apa yang diterima melalui alat indra (reseptor).
Persepsi merupakan serpihan dari seluruh proses yang menghasilkan respon atau tanggapan yang dimana setelah rangsangan diterapkan keapada manusia. Subprosesnya yakni pengenalan,prasaan, dan penalaran. persepsi dan kognisi diharapkan dalam semua kegiatan psikologis. Rasa dan kecerdikan bukan merupakan serpihan yang perlu dari setiap situasi rangsangan-tanggapan, sekalipun kebanyakan tanggapan individu yang sadar dan  bebas terhadap satu rangsangan, dianggap dipengaruhi oleh kecerdikan atau emosi atau kedua-duanya.
Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponan utama berikut:
1.    Seleksi yakni proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya sanggup banyak atau sedikit.
2.    Interprestasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interprestasi dipengaruhi oleh banyak sekali faktor, menyerupai pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interprestasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkatagoriaan informasi yang kompleks menjadi sarjana.
3.    Interprestasi dan persepsi kemudian ditrjemahkan dalam bentuk tingkah laris sebagai rekasi (Depdikbud, 1985), dalam Soelaeman, 1987). Jadi, proses persepsi yakni melaksanakan seleksi, interprestasi, dan pembulatan terhadap informasi yang sampai.

JENIS JENIS PERSEPSI
Persepsi visual
Persepsi visual dari indera penglihatan yaitu mata. Persepsi ini yakni persepsi yang paling awal berkembang pada bayi dan memengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya. Persepsi visual yakni hasil dari apa yang kita lihat, baik sebelum kita melihat atau masih membayangkan serta sehabis melaksanakan pada objek yang dituju.
Persepsi auditoria atau pendengaran
Persepsi auditori merupakan persepsi yang didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga. Seseorang sanggup mempersepsikan sesuatu dari apa yang didengarnya.
Persepsi perabaan
Persepsi perabaan merupakan persepsi yang didapatkan dari indera perabaan yaitu kulit. Seseorang sanggup mempersepsikan sesuatu dari apa yang disentuhnya atau jawaban persentuhan sesuatu dengan kulitnya.
Persepsi penciuman
Persepsi penciuman merupakan persepsi yang  didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung. Seseorang sanggup mempersepsikan sesuatu dari apa yang cium.
Persepsi pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa merupakan jenis persepsi yang  didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah. Seseorang sanggup mempersepsikan sesuatu dari apa yang ecap atau rasakan.


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI SESEORANG

Miftah Toha (2003: 154) menyatakan bahwa  faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang yakni sebagai berikut :
a. Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka, keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan motivasi.

b. Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal gres dan familiar atau ketidak asingan suatu objek.

David Krech (1962) faktor yang mempengaruhi pembentukan persepsi seseorang adalah: 1)   Frame of Reference,  yaitu ke rangka pengetahuan yang  dimiliki yang dipengaruhi  dari pendidikan, bacaan, penilitian, dll.  2)    Frame of experience,  yaitu berdasarkan pengalam an yang telah dialaminya yang tidak terlepas dari keadaan lingkungan sekitarnya

Sedangkan berdasarkan Stephen P. Robins, (1996) terdapat 3 faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang, yaitu:

1. Individu yang bersangkutan (pemersepsi)
Apabila seseorang melihat sesuatu dan  berusaha memberikan  interpretasi perihal apa yang dilihatnya itu, ia akan dipengaruhi oleh karakterisktik individual yang dimilikinnya seperti  sikap, motif, kepentingan,  minat, pengalaman, pengetahuan, dan harapannya.

2.  Sasaran dari persepsi
Sasaran dari persepsi sanggup berupa orang, benda, ataupun peristiwa. Sifat-sifat itu biasanya kuat terhadap pe rsepsi orang yang melihatnya. Persepsi terhadap sasaran bukan merupakan sesuatu yang dilihat secara teori melainkan  dalam kaitannya dengan orang lain yang terlibat. Hal tersebut yang mengakibatkan seseorang cenderung mengelompokkan orang, benda, ataupun insiden sejenis dan memisahkannya dari kelompok lain yang tidak serupa.

3.  Situasi
Persepsi harus dilihat  secara kontekstual yang  berarti situasi dimana persepsi  tersebut timbul, harus mendapat perhatian. Situasi me rupakan faktor yang turut berperan dalam proses pem bentukan persepsi seseorang.

Menurut Bimo Walgito (2004: 70) faktor-faktor yang berperan dalam persepsi sanggup dikemukakan beberapa faktor, yaitu:
 a. Objek yang dipersepsi Objek menjadikan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus sanggup tiba dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga sanggup tiba dari dalam diri individu yang bersangkutan yang pribadi mengenai syaraf akseptor yang bekerja sebagai reseptor

b. Alat indera, syaraf dan susunan syaraf Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk mendapatkan stimulus, di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diharapkan motoris yang sanggup membentuk persepsi seseorang

c. Perhatian Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diharapkan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh kegiatan individu yang ditujukan kepada sesuatu sekumpulan objek

Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu berbeda satu sama lain dan akan kuat pada individu dalam mempersepsi suatu objek, stimulus, meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi seseorang atau kelompok sanggup jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama. Perbedaan persepsi sanggup ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan individu, perbedaanperbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. Pada dasarnya proses terbentuknya persepsi ini terjadi dalam diri seseorang, namun persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar, dan pengetahuannya





Sumber Bacaan

Asrori, Mohammad. 2009. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima

Irwanto, dkk. 1991. Psikologi Umum. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

_______. 2001. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito

Miftah Toha. (2003). Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Grafindo Persada.

Rahmat, Jallaludin. 1990. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Karya.

Robbins, Stephen P.,  1996. Perilaku Organisai : Konsep,  Kontroversi, aplikasi, edisi Bahasa Indonesia, Jakarta : PT. Prenhalindo,

Walgito, Bimo. 1989. Pengantar Psikologi Umum. Surabaya: Bina Ilmu.

Sarwono Wirawan, Sarlito DR., 1976. Pengantar Umum Psikologi, Jakarta : P T. Bulan Bintang,

Slameto. (2010).  Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :  Rineka Cipta



BACA INFORMASI PENTING LAINNYA

Related : Pengertian Persepsi

0 Komentar untuk "Pengertian Persepsi"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close