Macam-Macam Batik

PENGERTIAN BATIK

Batik ialah salah satu budaya bangsa Indonesia, karena semenjak zaman nenek moyang dulu kita sudah sanggup mengenal apa itu batik. hal ini dibuktikan dengan ditemukannya aneka macam macam motif batik pada keramik dan lain sebagainya. Indonesia kaya akan aneka macam macam-macam batik dengan teknik dan ragam hias yang beraneka ragam.

MACAM-MACAM BATIK


Jika dilihat dari ornamennya, batik daerah di Indonesia banyak yang bersumber dari ragam hias zaman prasejarah mirip motif geometris dan perlambangan. Macam-macam batik sanggup dilihat dari motif yang dipakai. mirip halnya budaya, ragam hias pada batik pun mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh lingkungannya.

Adapun motif-motif batik sanggup dikelompokkan ke dalam beberapa jenis, yaitu :
1. Motif Geometris dengan pola hias tumpal, meander dan pola pilin.
2. Motif flora, mirip dedaunan, tumbuhan menjalar dan lain sebagainya.
3. Motif fauna mirip kupu-kupu, burung dan lain sebagainya.
4. motif benda alam mirip bebatuan, awan dan lain sebagainya.

Sehubungan dengan itu ragam batik sanggup dikelompokan menjadi 2 kelompok, yang Pertama, Batik Keraton, yaitu batik yang tumbuh didaerah lingkungan istana, khususnya Jawa Tengah, Cirebonan mirip batik solo, batik jogja dan batik cirebon. Motif yang dihasilkan menurut berdasarkan filsafat kebudayaan yang mengacu pada nilai spiritual. Kedua batik pesisir yaitu batik yang tumbuh diluar batiik keraton dan mengalami perubahan yang berbeda dengan batik keraton.

Teknik Pembuatan Batik

Batik merupakan teknik rekalatar, yang pengerjaannya menggunakan semacam lilin yang disebut malam. Ada 3 macam teknik pembuatan Batik :

1. Batik Tulis
Cara pembuatan batik dengan melukiskan sebuah pola pada kain dengan menggunakan tangan, alat-alat yang dibutuhkan antara lain :
• Canting, fungsinya sebagai pena yang terbuat dari tembaga dengan menggunakan malam.
• Gawangan, berfungsi untuk membentangkan batik yang akan dilukis
• Wajan, kauli yang terbuat dari tanah liat atau logam untuk mencairkan malam.
• Anglo, perapian dari tanah liat, api dinyalakan dengan menggunakan arang.
• Tipas/ Tepas, gunanya untuk membesarkan api

2. Batik Cap
Batik cap ialah motif kain batik yang dihasilkan dari proses pencelupan semacam alat yang dibuat dari tembaga yang sudah dibuat sedemikian rupa pada kain. dalam proses ini yang perlu diperhatikan ialah sambungan pada tiap sisinya, hingga nantinya motif tidak terlihat terkotak-kotak.

3. Batik Printing
Teknik pembuatan batik yang prosesnya sama dengan pembuatan kain textil pada umumnya, yang membedakan yakni motifnya.

PERKEMBANGAN BATIK DI INDONESIA
Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta. Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu.

Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing. Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum perempuan dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik perempuan maupun pria.

Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu ialah hasil tenunan sendiri. Sedang bahan-bahan pewarna yang digunakan terdiri dari tumbuh-tumbuhan orisinil Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari : pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan materi sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur. Makara kerajinan batik ini di Indonesia telah dikenal semenjak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah selesai kurun ke-XVIII atau awal kurun ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis hingga awal kurun ke-XX dan batik cap dikenal gres setelah usai perang dunia kesatu atau sekitar tahun 1920. Kini batik sudah menjadi penggalan pakaian tradisional Indonesia.





BERBAGAI MACAM BATIK DI INDONESIA
Corak dan motif batik Indonesia sendiri sangat banyak, ada yang merupakan motif orisinil dari nenek moyang bangsa kita dan ada juga yang merupakan akulturasi dengan bangsa lain.


Di bawah ini merupakan macam-macam batik yang terdapat di Indonesia:




1. Batik Kraton
Batik Kraton awal mula dari semua jenis batik yang berkembang di Indonesia. Motifnya mengandung makna filosofi hidup.


Batik-batik ini dibuat oleh para putri kraton dan juga pembatik-pembatik andal yang hidup di lingkungan kraton.

Pada dasarnya motifnya terlarang untuk digunakan oleh orang biasa mirip motif Parang Barong, Parang Rusak termasuk Udan Liris, dan beberapa motif lainnya.


2. Batik Sudagaran
Motif larangan dari kalangan keraton merangsang seniman dari kaum saudagar untuk membuat motif gres yang sesuai selera masyarakat saudagar.

Mereka juga mengubah motif larangan sehingga motif tersebut sanggup digunakan masyarakat umum. Desain batik Sudagaran umumnya terkesan berani dalam pemilihan bentuk, stilisasi atas benda-benda alam atau satwa, maupun kombinasi warna yang didominasi warna soga dan biru tua.

Batik Sudagaran menyajikan kualitas dalam proses pengerjaan serta kerumitan dalam menyajikan ragam hias yang baru. Pencipta batik Sudagaran mengubah batik keraton dengan isen-isen yang rumit dan mengisinya dengan cecek (bintik) sehingga tercipta batik yang amat indah.


3. Batik Petani
Batik yang dibuat sebagai selingan kegiatan ibu rumah tangga di rumah di kala tidak pergi ke sawah atau ketika waktu senggang. Biasanya batik ini bergairah dan kagok serta tidak halus.
Motifnya turun temurun sesuai daerah masing-masing dan batik ini dikerjakan secara tidak profesional karena hanya sebagai sambilan. Untuk pewarnaan pun diikutkan ke saudagar.

4. Batik Belanda 
Warga keturunan Belanda banyak yang tertarik dengan batik Indonesia. Mereka membuat motif sendiri yang disukai bangsa Eropa.
Motifnya berupa bunga-bunga Eropa, mirip tulip dan motif tokoh-tokoh dongeng dongeng terkenal di sana.



5. Batik Jawa Hokokai
Pada masa penjajahan Jepang di pesisir Utara Jawa lahir ragam batik tulis yang disebut batik Hokokai. Motif mayoritas ialah bunga mirip bunga sakura dan krisan.

Hampir semua batik Jawa Hokokai menggunakan latar belakang (isen-isen) yang sangat detail mirip motif bendo dan kawung di penggalan tengah dan tepiannya masih diisi lagi, contohnya motif bunga padi.

Batik Indonesia Khususnya Di Daerah Jawa: Kata Hokokai berasal dari bahasa Jepang. Motif Hokokai didisain ketika Jepang menguasai Indonesia pada tahun 1940-an




Motif Kawung
Motif Kawung berpola bulatan mirip buah Kawung (sejenis kelapa atau kadang juga dianggap sebagai buah kolang-kaling) yang ditata rapi secara geometris. Kadang, motif ini juga diinterpretasikan sebagai gambar bunga lotus (teratai) dengan empat lembar daun bunga yang merekah. Lotus ialah bunga yang melambangkan umur panjang dan kesucian. Biasanya motif-motif Kawung diberi nama menurut besar-kecilnya bentuk bulat-lonjong yang terdapat dalam suatu motif tertentu. Misalnya : Kawung Picis ialah motif kawung yang tersusun oleh bentuk bulatan yang kecil. Picis ialah mata uang senilai sepuluh senyang bentuknya kecil. Sedangkan Kawung Bribil ialah motif-motif kawung yang tersusun oleh bentuk yang lebih besar daripada kawung Picis. Hal ini sesuai dengan nama bribil, mata uang yang bentuknya lebih besar daripada picis dan bernilai setengah sen. Sedangkan kawung yang bentuknya bulat-lonjong lebih besar daripada Kawung Bribil disebut Kawung Sen.



Setelah Perang Dunia II usai, Jepang takluk dan angkat kaki dari Indonesia, batik sebagai industri mengalami masa surut. Namun, motif-motif batik terus berkembang, mengikuti suasana. Ketika itu juga muncul istilah mirip batik nasional dan batik Jawa baru. Batik Jawa gres sanggup disebut sebagai evolusi dari batik Hokokai. Pada tahun 1950-an batik yang dihasilkan masih memperlihatkan efek batik Hokokai yaitu dalam pemilihan motif, tetapi isen-isen-nya tidak serapat batik Hokokai.




Batik Jawa Hokokai
Pada masa penjajahan Jepang di pesisir Utara Jawa lahir ragam batik tulis yang disebut batik Hokokai. Motif mayoritas ialah bunga mirip bunga sakura dan krisan. Hampir semua batik Jawa Hokokai menggunakan latar belakang (isen-isen) yang sangat detail mirip motif bendo dan kawung di penggalan tengah dan tepiannya masih diisi lagi, contohnya motif bunga padi.




Lasem Sekar Jagad


Kombinasi dari aneka macam macam bunga dan kupu-kupu. Batik dengan motif kombinasi ini dibuat di Lasem, sebuah kota kecil di Jawa Tengah.


CONTOH BATIK DI BERBAGAI DAERAH INDONESIA

1. Batik Yogyakarta
Batik Yogyakarta ialah salah satu dari batik Indonesia yang pada awalnya dibuat terbatas hanya untuk kalangan keluarga keraton saja. Warna batik tradisionalnya ialah biru-hitam, serta soga cokelat dan putih dari pewarna alam. Biru-hitam diambil dari daun tumbuhan indigofera yang disebut juga nila atau tom yang difermentasi. Sementara warna soga atau cokelat diambil dari adonan kulit pohon tinggi warna merah, kulit pohon jambal warna merah cokelat, dan kayu tegeran warna kuning.Sered atau pinggiran kain diusahakan tidak kemasukan soga atau pewarna. Oleh alasannya ialah itu, pinggiran batik Yogyakarta berwarna kain latar.Karakter motif batik Yogya ialah tegas, formal, sedikit kaku, dan patuh pada pakem. Konon, karakter ini berafiliasi dengan keraton Yogya yang anti-kolonial.


Ragam hias batik Yogyakarta ada yang geometris mirip lereng atau garis miring lerek, garis silang atau ceplok, kawung, anyaman, dan limaran. Ragam hias yang nongeometris mirip semen, lung-lungan, dan boketan. Ada juga ragam hias yang bersifat simbolis contohnya meru melambangkan gunung atau tanah (bumi), naga melambangkan air, burung melambangkan angin atau dunia atas, dan lain-lain. Ragam motif batik Yogyakarta sangat banyak dan semuanya sangat indah, mulai dari motif bunga, tumbuhan air, tumbuhan menjalar, satwa, dan lain-lain


Ada ratusan jenis batik Yogya di antaranya telah dipatenkan. Motif Batik Yogya tidak sembarang motif. Setiap motif yang tergores di atas batik sarat akan filosofi. Setiap motif yang tergores di atas batik sarat akan filosofi.Motif tersebut antara lainMotif bendo rusak barong, mempunyai filosofi Parang menggambarkan senjata, kekuasaan. Ksatria yang menggunakan batik ini sanggup berlipat kekuatannya.Sido Asih bermakna si pemakai selalu diliputi kasih sayang dalam berumah tangga. Truntum berarti cinta yang bersemi. Ratu Ratih dan Semen Roma melambangkan kesetiaan seorang isteri. Parang Kusumo, mempunyai arti bunga yang mekar, diharapkan pemakainya terlihat indah.Cuwiri, mempunyai filosofi pengharapan pemakainya terlihat pantas dan dihormati



2. Batik Solo
Solo ialah salah satu daerah yang harus disebut ketika kita membahas perihal batik. Batik Solo terkenal dengan corak dan pola tradisionalnya batik dalam proses cap maupun dalam batik tulisnya. Ragam motif batik asal Solo dipengaruhi dengan makna-makna simbolis yang berasal dari kebudayaan Hindu. Dari kesemuanya, secara umum corak batik Solo merupakan perpaduan dari bentuk-bentuk geometris yang berukuran kecil-kecil. Selain itu, ciri khas yang terdapat pada batik Solo ialah terletak dalam pewarnaannya.  Bahan-bahan yang dipergunakan untuk pewarnaan masih tetap banyak menggunakan bahan-bahan dalam negeri mirip soga Jawa yang sudah terkenal semenjak dari dahulu.

Warna soga (kecokelatan) menjadi ciri khas batik Solo, dan kemudian disebut sebagai batik Sogan ,ini mempunyai arti “kerendahan hati, bersahaja” menunjukan kedekatan dengan bumi, alam, yang secara sosial bermakna erat dengan rakyat. Batik Solo menguarkan aura megah dan kesan anggun. Tidak semata-mata karena paduan warna dan lekuk motifnya, melainkan makna yang terkandung di balik setiap motif itu. Dalam sejarah, hanya di wilayah Jawa, tepatnya di Solo dan Jogjakarta, batik masuk ke ranah kekuasaan. Motif-motif batik khusus dibuat untuk raja dan kalangan keraton.


Beberapa motif batik solo antara lain motif Wahyu Tumurun, artinya restu dari Tuhan Yang Maha Esa. Diharapkan berkat tiba sehingga pangkat naik, atasan mengatakan penghargaan, kehidupan membaik, dan rezeki pun melimpah. Motifnya terbilang simpel, mirip juga Sidomulyo. Sido dalam bahasa Jawa berarti ‘jadi’, sedangkan mulyo berarti mulia. Singkatnya, pola Sidomulyo mengandung impian untuk memperoleh kebahagiaan dan ketenteraman dari Tuhan. Untuk perkawinan, ada yang namanya motif Semen Rante. Dalam motif ini, gambar rantai dipadukan dengan bunga kantil. Bunga tersebut terkenal sebagai simbol panjang umur. Biasanya kain batik bermotif Semen Rante dijadikan bingkisan lamaran supaya kekerabatan kedua calon mempelai semakin erat.



3. Batik Pekalongan

Pekalongan ialah salah satu daerah produksi utama batik dengan desain utara Jawa pesisir. Walaupun Pekalongan bukan penghasil batik pesisir tertua, namun paling halus dan hingga kini penghasil batik utama. Ragam hias Hindu-Jawa menempel namun tidak mirip Solo-Yogya yang terikat peraturan-peraturan keraton. Pembatik santri di Pekalongan pun menerapkan seni hias dari nuansa Islam. Pengaruh dominannya tiba dari Cina dan Belanda, dan jawaban paparan dengan aneka macam budaya, sangat berbeda dengan batik di pedalaman Jawa. Warna lebih beraneka dan ragam hiasnya naturalistis. . Ada lebih dari 100 desain Batik yang sudah dikembangkan semenjak 1802, dan beberapa yang terkenal Batik Pekalongan antara lain batik Jlamprang diilhami India dan Arab, batik Encim dan Klangenan dipengaruhi peranakan Cina, batik Belanda, batik Pagi Sore, dan batik Hokokai yang tumbuh pesat semenjak pendudukan Jepang.


Warna cerah dan motif bermacam-macam membuat batik Pekalongan maju pesat. Berbeda dengan batik Solo dan Yogyakarta, batik Pekalongan terlihat lebih dinamis karena permainan motif yang lebih bebas. Media kainnya pun bermacam-macam. Tidak hanya katun dan kaos, sutera juga menjadi andalan batik Pekalongan ketika bersaing di luar negeri. Motif Jlamprang, Sekarjagat, atau motif khas lainnya, menjadi berkelas ketika dituangkan dalam materi baku sutera.



4. Batik Cirebon
Kota Cirebon dikenal dengan kerajinan batik tulisnya dengan salah satu motif yang paling dikenal ialah motif mega mendung. kain batik tulis ini sangat cocok digunakan sebagai suvernir maupun di pakai secara langsung sebagai busana

Batik Cirebon menampilkan 2 kategori motifnya yaitu: Menampilkan motif keratonan yang diambil dari ornamen-ornamen keraton baik dari unsur bangunan maupun benda-benda yang ada di sekitar keraton dan warnanya cenderung pada warna sogan dan babar mas. Selain keratonan, juga menampilkan motif pesisiran yang berisi tumbuhan dan fauna baik dari darat maupun maritim yang warnanya lebih terang, misal biru,merah, dll.Adapun Bahan yang digunakan ialah dari sutra, katun, katun primisima dan prima.


Motif batik Cirebon yang paling diingat orang sekaligus dijadikan lambang kota tersebut ialah motif awan Mega Mendung. Motif ini banyak dipengaruhi oleh budaya China. Garis-garis awan dalam motif mega mendung diinspirasi dari motif China. Meski demikian, mega mendung ala Cirebon tetap mempunyai ciri khas sendiri yakni bentuk garis-garis awan yang berbentuk lonjong, lancip dan segitiga yang berbeda dengan garis awan motif China yang umumnya berbentuk bulatan atau lingkaran. Sentuhan budaya China pada batik Cirebon itu pada hasilnya melahirkan motif batik gres khas Cirebon.


Mega mendung Cirebon sarat makna religius dan filosofi. Garis-garis gambarnya merupakan simbol perjalanan hidup manusia, dari lahir, anak-anak, remaja, cukup umur hingga menemui selesai hayatnya. Rangkaian kehidupan, dari lahir hingga temui kematian ini merupakan simbol kebesaran Sang Ilahi. Selain perjalanan manusia, corak mega mendung juga melukiskan kepemimpinan yang mengayomi dan juga perlambang keluasan serta kesuburan.


Selain motif Mega Mendung, Batik Cirebon juga mempunyai motif khas, yaitu motif Kompeni. Motif ini konon dulunya diciptakan oleh pengusaha Belanda di Cirebon pada ketika jaman penjajahan dulu.Adapun ciri motif kompeni ialah biasanya perihal kehidupan tentara kompeni jaman dulu dengan ciri khas membawa bedil/senapan, ada juga perihal kehidupan petani, pedagang. Intinya ciri motif batik kompeni ialah bercerita perihal kehidupan, baik jaman dulu waktu semasa penjajahan Belanda ataupun jaman sekarang.



5. Batik Indramayu
Batik Indramayu sering disebut juga dengan batik dermayon, mempunyai ciri khas motif berupa gambar datar tumbuhan dan fauna, dengan borgol dan banyak garis lengkung yang lancip (riritan), latar belakang putih dan warna gelap dan banyak titik-titik yang dibuat dengan teknik cocolan jarum, dan bentuk dari isen-isen (sawut) yang pendek dan kaku. Ragam hias batiknya dipengaruhi mata pencaharian penduduk kota ini yang merupakan nelayan. Selain itu, kebudayaan Cina, seni dan kepercayaan Hindu berperan dalam bentuk-bentuk yang tampak hingga sekarang. Sifatnya cenderung dinamis dan bermacam-macam. Tidak mengherankan, kebanyakan produk seni budaya merupakan penggalan akulturasi dan asimilasi atau perbauran budaya yang berlainan.

Beberapa rujukan motif batik dermayon antara lain : motif Banji Tepak salah satu yang dihasilkan di Indramayu. Secara umum, banji sendiri ialah simbol keadilan dan kemakmuran. Banji Tepak terdiri dari 38 submotif, di antaranya semen, kembang gempol, dan sawat suri. Tepak ialah kotak untuk menyimpan tambahan dan diletakkan di penggalan dalam tembok, di bawah ubin tepatnya, dalam kondisi terkunci. Motif Obar-abir berbentuk dasar segitiga. Terinspirasi kejadian ombak besar disertai angin kencang. Motif Etong, menggambarkan aneka macam satwa maritim yang dibawa pulang oleh setelah ikan maritim mirip ikan, udang, cumi, ubur-ubur dan kepiting. motif Kembang Gunda ialah tumbuhan yang tinggal di pesisir pantai dan sanggup menjadi lauk pecel. Motif Perang Teja, yang menggambarkan kisah peperangan rakyat Indramayu dengan serdadu Belanda sepanjang tepi kali Cimanuk. Motif Srintil. Srintil ialah sejenis burung yang hidup dan beterbangan di tempat pantai Indramayu. Sering kali burung Srintil tersangkut jala nelayan.


Ada lagi motif Jendral Pesta, dahulu dikenakan oleh Gubernur Hindia Belanda ketika menghadiri pesta penobatan Ratu Wilhelmina. Selain itu, ada motif Puyong. Puyong ialah burung berparuh besar dan berleher panjang yang bentuknya ibarat merpati. Burung ini hidup bebas di hutan, kebanyakan di Pulau Nila. Konon di pulau tersebut, para nelayan asal Paoman kerap bersembunyi.




6. Batik Madura
Ternyata, Pulau Madura tak hanya tersohor dengan karapan sapi dan garamnya. Wilayah yang termasuk Provinsi Jawa Timur ini juga terkenal sebagai penghasil batik. Bahkan, produk batiknya mempunyai ragam warna dan motif yang tidak kalah dengan produksi daerah lain. Maklum, batik Madura menggunakan pewarna alami sehingga warnanya cukup mencolok. Selain warna yang mencolok, mirip kuning, merah atau hijau, batik Madura juga mempunyai perbendaharaan motif yang beragam. Misalnya, pucuk tombak, belah ketupat, dan rajut. Bahkan, ada sejumlah motif mengangkat aneka tumbuhan dan fauna yang ada dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Madura.


Karakteristik Batik Madura ialah dalam warna dan desain. Seperti Batik dari pantai utara dari Jawa, Disain batik Madura mempunyai warna cerah dan lebih banyak kebebasan dalam aplikasi desain. Warna utama batik Madura umumnya merah, merah bau tanah atau jingga, biru tua, hijau tua, hitam dan putih. Di daerah Pamekasan, batik Madura kemudian juga mulai menggunakan warna mirip biru muda, cokelat muda mengikuti perkembangan zaman. . Selain warna yang mencolok, batik Madura juga mempunyai perbendaharaan motif yang beragam.Ragam hias batik madura bersifat naturalistis., apa yang dilihat di alam sekitar, itulah yang digambar. Contohnya, ayam bekisar, udang, kepiting maupun tumbuh-tumbuhan Ragam hias batik Madura juga tidak mengenal stilisasi. Semua bentuk diwujudkan secara utuh, tidak membentuk simbol-simbol tertentu. Coraknya biasanya digambarkan besar-besar sehingga motif yang kecil-kecil tidak menonjol. Ini erat hubungannya dengan sifat alamnya yang keras, dan tabiat orang Madura yang berani dan tegas.

Salah satu batik terkenal dari Madura ialah Batik Gentongan, yang mempunyai karakteristik tertentu dalam mewarnai, yang dihasilkan dari pengolahan yang berbeda dibandingkan dengan batik lainnya. Pada tahap pertama dari proses tersebut, kapas (mori) didicuci dan direndam dalam tong air yang dicampur dengan minyak khusus dari residu kayu. Pada langkah terakhir dari pengolahan kain diletakkan kembali ke dalam tong selama sedikitnya dua bulan untuk membuat imbas yang selalu infinit dan perbedaan warna.




7. Batik Tegal

Batik Tegalan didominasi warna coklat dan biru. Ciri khas lain batik Tegalan ialah berwarna-warni. Batik tulis Tegal atau Tegalan itu sanggup dikenali dari corak gambar atau motif rengrengan besar atau melebar. Motif ini tak dimiliki daerah lain sehingga tampak eksklusif. Motifnya banyak mangadaptasi dari aneka tumbuhan dan fauna disekitar kehidupan masyarakat di kota Tegal. Motif Grudo (Garuda) dengan warna terang yang mempertontonkan bentuk-bentuk sayap burung garuda dan motif Gribigan dengan bentuk khas anyaman bambu dalam warna agak gelap.


Dalam perkembangannya, batik Tegalan sanggup dibedakan dalam dua motif dasar, yakni motif klasik dan motif pengembangan. Motif klasik dibedakan lagi menjadi dua macam, yakni motif klasik irengan yang didominasi warna hitam, coklat dan biru serta motif klasik bangjo yang dipengaruhi tradisi Batik Lasem yang didominasi warna kuning, coklat, merah, hijau dan biru. Motif yang dikategorikan sebagai motif klasik irengan diantaranya motif gribikan, jahe-jahenan, kawung mlinjo, sidomukti ukel, udan liris, ukel wit-witan, kopi pecah, parang, bendo angkik, putihan, sawat candra atau sawat ireng, rujak sente, welut gumbel, kecubungan, buntat, kawung endog, manggaran, cempaka putih, cempaka mulya, ukel pyur, semut runtung, serta sidomukti putihan. Sedang motif yang termasuk motif klasik bangjo ialah motif wadas gempal, jamblangan, gribikan, kawungjenggot, cecek kawe, unian, sokaraja, blarakan, kopi pecah, gribikan, galaran, buntut bajing, semut runtung, beras mawur, tumbar bolong, dan tambangan.

Motif Pengembangan merupakan motif yang dipengaruhi tradisi batik lain dalam pembuatan Batik Tegalan. Meski demikian modifikasi Motif Pengembangan ini tidak mengubah karakteristik Batik Tegalan dengan warna-warna terang dan motif tumbuhan fauna yang banyak ditemui di Tegal. Motif Pengembangan ini diantaranya motif gedong kosong, manuk emprit, sotong, manuk surwiti, kipas-kipasan, juga kembang kertas.



8. Batik Banten

Motif batik banten yang paling terkenal dan menjadi ciri khas batik Banten adalaha Motif Datulaya. Datulaya berarti tempat tinggal pangeran. Dasarnya belah ketupat berbentuk bunga, dan lingkaran yang dibingkai sulur-sulur daun. Warna dasarnya biru, divariasikan dengan sulur daun bubuk dan dasar kainnya berwarna kuning.

Pangeran yang dimaksud ialah Sultan Hasanuddin. Motifnya diambil dari ruang keluarga kesultanan tersebut.Warna batik Banten sangat meriah. Itu merupakan hasil perpaduan warna-warna pastel yang ceria namun lembut. Warna ini konon sulit ditiru perajin batik dari daerah lain karena menggunakan air Banten orisinil yang kabarnya menguatkan warna.
Kombinasi warna ini juga dipengaruhi tanah. Ketika dicelup, warna-warna terang tadi bermetamorfosis nuansa pastel yang lebih kalem. Warna-warna tersebut mencerminkan karakter orang Banten yang bersemangat, ekspresif tetapi rendah hati.
Semangat kesultanan dan sejarah semakin terlihat pada nama-nama motif batik Banten kebanyakan. Ada Sabakingking (dari gelar Sultan Hasanuddin), Kawangsan (ada hubungannya dengan Pangeran Wangsa), Kapurban (ada kaitan dengan gelar Pangeran Purba), serta Mandalikan (berhubungan dengan Pangeran Mandalika). Ada lagi motif Srimanganti yaitu tempat raja bertatap muka dengan rakyat dan motif Surosowan, yaitu ibukota kesultanan Banten. Semuanya merupakan ragam hias dari karya seni kurun ke-17 yang dibangkitkan kembali



9. Batik Tuban
BATIK Tuban merupakan batik yang paling khas di Jawa Timur, Kenapa? karena proses pembatikannya dimulai dari materi kain yang digunakan untuk membatik dipintal langsung dari kapas. Makara gulungan kapas dipintal menjadi benang, kemudian ditenun, dan setelah jadi selembar kain kemudian dibatik. Batik ini kemudian disebut Batik Gedog.


Dalam buku Batik Fabled Cloth of Java karangan Inger McCabe Elliot tertulis, bergotong-royong batik Tuban mirip dengan batik Cirebon pada pertengahan kurun ke-19. Kemiripan ini terjadi pada penggunaan benang pintal dan penggunaan warna merah dan biru pada proses pencelupan. Namun, ketika Kota Cirebon mengalami perubahan dramatis dan diikuti dengan perubahan pada batiknya, batik Tuban tetap mirip semula.

Batik Tuban termasuk ke dalam batik pesisir. Kebanyakan orang menyebut motif dari Batik Tuban mirip dengan Batik Cirebon. Selain warna yang mencolok, Batik tuban mempunyai ciri khas motif batik pesisir yang didominasi oleh kebudayaan Jawa, Cina, dan Islam. . Misalnya, gambar-gambar burung pada motif batik tulis Tuban terpengaruh dari budaya tiongkok. Hal ini sanggup dilihat dari gambar burung yang dimotifkan pada batik tulis tersebut, burung Hong. Sedang pada motif bunga terperinci terlihat ialah motif-motif tradisional yang semenjak usang dibuat dihampir seluruh wilayah pulau Jawa. Sedangkan efek islam pada motif batik tulis tuban terlihat pada motif dengan nama yang religious mirip kijing miring.

Dalam hal tata warna, pada mulanya batik Tuban dibatasi pada warna biru indigo, merah mengkudu, hitam, dan putih serta kekuning-kuningan yang berasal dari akar mengkudu.Namun belakangan mulai muncul tata warna putihan, yaitu latar putih dengan corak hiasan berwarna biru bau tanah dan hitam; tata warna pipitan, yaitu latar putih corak berwarna merah atau biru tua, dan tata warna bangrod, yaitu latar putih dengan motif berwarna merah.

Batik tuban sering dikenal dengan istilah batik Gedog. Proses pembatikannya dimulai dari materi kain yang digunakan untuk membatik dipintal langsung dari kapas. Makara gulungan kapas dipintal menjadi benang, kemudian ditenun, dan setelah jadi selembar kain kemudian dibatik. Hal ini lah yang membuat batik Tuban menjadi batik yang paling khas di jawa timur.

Salah satu rujukan motif batik tuban ialah Motif kawung merupakan penggambaran dari daun kelapa yang bentuknya disusun silang, yang menjelaskan struktur dari jagad raya. Pusat persilangannya diartikan sebagai sumber energi. Apabila ditemukan motif memanjang yang letaknya sempurna di tengah kain, maka motif ini disebut dengan motif suluran dan masih masuk dalam keluarga motif kawung Cirebon, dan biasa disebut dengan motif dudo.



10. Batik Banyumas




Batik Banyumas mempunyai sejarah yang tak lepas dari efek budaya, mirip Yogyakarta dan Surakarta, maupun Pekalongan. Asal mula batik Banyumas memang belum sanggup dilacak. Namun dari informasi para sesepuh dan penggiat batik Banyumas, disebutkan batik Banyumas muncul, karena efek berdirinya kademangan-kademangan di daerah Banyumas dan para pengikut Pangeran Diponegoro yang mengungsi di daerah Banyumas. Batik Banyumas identik dengan motif Jonasan, yaitu kelompok motif non geometrik yang didominasi dengan warna-warna dasar kecoklatan dan hitam. Warna coklat karena soga, sementara warna hitam karena wedel. Motif-motif yang berkembang kini ini antara lain: Sekarsurya, Sidoluhung, Lumbon (Lumbu), Jahe Puger, Cempaka Mulya, Kawung Jenggot, Madu Bronto, Satria Busana, Pring Sedapur. Tentu saja, para penggiat batik Banyumas juga menghasilkan motif-motif lain dengan melaksanakan kombinasi, terobosan motif gres sehingga tercipta satu karakter seni lukis yang indah. Bahan batik Banyumas antara lain: mori sen, dobi, sutera, paris. Batik Banyumas dibedakan dari cara pembuatannya ada dua yaitu batik cap dan batik tulis. Batik cap sanggup diselesaikan dalam waktu tiga hari sementara batik tulis sanggup tiga hingga enam bulan, sehingga harganya pun jauh berbeda. Batik cap berkisar puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah, sedangkan batik tulis dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
11. Batik Purwokerto

12. Batik Betawi

Bukan cuma Solo, Yogyakarta atau Pekalongan yang punya batik, tapi Jakarta juga. Jakarta tempo dulu pernah diramaikan dengan tempat perjuangan pembuatan batik yang pemiliknya orang-orang Betawi asli.
Batik ini dibuat secara rumahan dan diwariskan secara turun-temurun. Daerah yang terkenal dengan perjuangan batiknya yaitu di Palmerah, Bendungan Hilir, Karet Tengsin, dan Kebon Kacang. Hasil dari pembatikan, menjadi barang-barang dagangan yang dijual di pasar-pasar.
Batik dari Jakarta atau Batik Betawi mempunyai warna-warna yang semarak sesuai dengan selera orang Betawi yang meriah. Warna-warnanya didominasi warna-warna cerah dengan sedikit corak, mirip biru terang, shocking pink , oranye, dan hijau.
Pengaruh kebudayaan China juga muncul melalui warna-warna merah, kuning terang dan ungu muda. Batik Betawi jarang menggunakan warna gelap karena menggambarkan kesedihan. Seiring dengan pertumbuhan kota, hasilnya pengrajin batik Betawi pun hilang dari Jakarta karena dianggap tidak cocok untuk lingkungan dan popularitasnya pun tenggelam. Belakangan ini hasilnya Batik Betawi muncul kembali dengan motif-motif yang gres namun tetap dengan ciri khas Betawi.
Motif khas Batik Betawi biasanya berbentuk ondel-ondel, nusa kelapa, alat musik tanjidor, menggembala kerbau, menumbuk padi, menjala ikan, pengantin Betawi, topeng Betawi, dan sebagainya. Setelah dikembangkan, muncul juga motif Islami mirip masjid, marunda dan lainnya.

13. Batik Kalimantan


Sebenernya ini bukan batik tapi coraknya sanggup dibilang mirip batik lah. Di Kalimantan ga ada batik, namanya Kain Sasirangan (Prosesnya Penyelupan kain ke adonan warna). Jelas itu tidak sama sekali dengan Batik yang notabene di canting yang terisi oleh lilin ..

14. Batik Papua

Batik Papua yang sanggup di temukan di pasaran, mirip motif Burung Cenderawasih, motif Komoro, motif Sentani, dan lainnya, dengan dasar warna yang cerah, mirip merah ataupun orange, ada juga motif yang di variasi dengan sentuhan garis - garis emas dan di juluki batik Prada.

Keunikan batik Papua membuatnya kini banyak dilirik pencinta batik lokal maupun international. Batik papua tak hanya melambangkan culture masyarakat yang ada di sekitar, tapi juga menorehkan unsur sejarah dan arkeolog di dalamnya.

Berikut ini ialah gambar - gambar batik Papua sesuai dengan nama dan motifnya :


Batik Komoro dengan motif gambar patung berdiri


Batik Asmat dengan motif gambar patung duduk


Batik Sentani, dengan motif gambar alur melingkar


Motif Cederawasih, dengan gambar yang di dominasi dengan burung cenderawasih


Batik khas daerah Papua, yang merupakan ciri khas culture kehidupan masyarakat di papua, ini layak untuk kita lestarikan karena merupakan aset nasional lainnya, bila tertarik untuk mempunyai batik - batik papua.

15. Batik Padang

Pemakaian batik tanah liek dahulu hanya digunakan untuk acara-acara adat. Dulu pemuka susila mirip datuak (penghulu atau kepala adat), bundo kanduang (pemimpin perempuan di Minang), raja-raja kecil di Sungai Pagu, Solok, Jambu Lipo, Punjung, Sawah Lunto, dan Sijujung menggunakan batik ini. Biasanya batik digunakan sebagai perlengkapan adat, sanggup berupa selendang atau saluak/peci. Para Datuak menggunakan selendang dengan melingkarkannya di leher, sedangkan untuk kaum perempuan melampirkan selendang itu di pundak dengan ujung kain pertama dililit dua kali di pundak kiri dan ujungnya disampirkan di asisten melalui penggalan belakang badan.

Batik Padang agak sulit ditemukan tetapi kini sudah mulai digiatkan kembali semoga batik ini gampang ditemukan dan dinikmati oleh orang. Salah satu yang berusaha menaikkan kembali batik Tanah Liek ialah Ranah Minang Inaaya yang mempunyai showroom batik Padang di Marapalam Padang.

Sentra Bisnis Batik Padang

Di Sumbar, pusat batik tanah liek ada di tiga daerah, yakni Padang dengan Batik Monalisa, di Dharmasraya dan Pesisir Selatan. Meski sama-sama batik tanah liek, namun motif di masing-masing daerah berbeda-beda sesuai topografi dan kekayaan alam masing-masing. Di Dharmasraya misalnya, selain motif dasar, juga ada pembaharuan motif mirip bunga sawit yang terinspirasi dari bunga sawit yang mekar di perkebunan sawit yang banyak terdapat di daerah ini

Warna Batik Padang
Batik Padang atau dalam bahasa Minangkabau disebut batik tanah liek (tanah liat) ialah jenis kain batik yang berasal dari Minangkabau. Dinamakan batik tanah liat karena batik ini menggunakan tanah liat dalam proses pewarnaannya.

Batik Ranah Minang punya ciri khas tersendiri jikalau dibandingkan dengan batik jawa, baik corak maun warna. Terutama, media pewarna dasar kain berupa tanah liat dengan cara merendam dasar kain yang belum dibubuhi motif batik ke dalam larutan tanah liat. Perendaman ini sanggup memakan waktu lebih dari satu hari untuk mendapatkan ketahanan warna tanah yang menyatu dengan kain. Setelah itu, kain dicuci higienis kemudian dibubuhi motif batik, mirip kaluak paku, itiak pulang patang, bendo rusak, maupun motif berupa kekayaan tumbuhan dan fauna alam Ranah Minang.

Warna Batik Padang kebanyakan hitam, kuning, merah, ungu. Keterbatasan warna di pasaran karena batik ini menggunakan tanah liat sebagai pewarna. Sesuai dengan usul pasar, warna batik tanah liat kini tidak hanya berwarna coklat. Batik ini pada hasilnya juga diwarnai menggunakan sumber-sumber pewarna alam lainnya. Sebut saja mirip kulit jengkol, kulit rambutan, gambir, kulit mahoni, dan lain-lain.

Bahan batik pun ada yang terbuat dari katun ataupun sutera sehingga cocok digunakan untuk baju, selendang, setelan sarung, dan lain-lain.

Motif Batik Padang

Motif Batik Padang antara lain motif kaluak paku, motif pucuk rebung, motif rangkiang, motif itiak pulang patang, motif bendo rusak, motif tumbuhan merambat atau akar berdaun, keluk daun pakis, dan lain-lain.

Pola Batik Padang mirip dengan Batik Banyumas, Indramayu, Solo, Yogya.

Di Padang, batiknya yang terkenal berjulukan batik tanah liek/tanah liat. Dinamakan demikian karena dalam proses pewarnaannya, batik ini dicelupkan ke dalam tanah liat. Namun, seiring dengan usul pasar, batik tanah liek ini tidak hanya berwarna cokelat saja. Batik ini pada hasilnya juga diwarnai menggunakan sumber-sumber pewarna alam lainnya. Sebut saja mirip kulit jengkol, kulit rambutan, gambir, kulit mahoni, dan lain-lain. Bahannya pun ada yang terbuat dari katun ataupun sutera. Motifnya juga bermacam-macam antara lain tumbuhan merambat atau akar berdaun, keluk daun pakis, pucuk rebung, dan lain-lain.
Ini ia beberapa motif dari batik Tanah Liek:
Warna batik Padang kebanyakan hitam, kuning, merah, ungu. Polanya Banyumasan, Indramayuan, Solo, Yogya.

16. Batik Aceh

Batik Aceh mengeluarkan warna-warna yang cenderung berani, merah, hijau, kuning, merah muda. Biasanya motif batik Aceh yang tertera pada kain melambangkan falsafah hidup masyarakatnya. Motif pintu misalnya, memperlihatkan ukuran tingi pintu yang rendah. Motif tolak angin menjadi perlambang banyaknya ventilasi udara di setiap rumah adat, motif ini mengandung arti bahwa masyarakat Aceh cenderung gampang mendapatkan perbedaan.
Motif bunga jeumpa-bunga kantil, diambil karena banyak terdapat di aceh. Kuatnya efek islam juga turut mewarnai motif-motif batik diantaranya ragam hias berbentuk sulur, melingkar, dan garis.

17. Batik Bengkulu


Motif batik khas Bengkulu, konon, merupakan sebuah adopsi adonan dari motif kaligrafi Jambi dengan Cirebon. Adopsi itu membentuk sebuah desain batik khas Bengkulu. Batik khas Bengkulu secara umum terdiri dari dua jenis. Pertama ialah batik Besurek dengan motif khasnya berupa goresan pena kaligrafi. Dan kedua ialah batik Pei Ka Ga Nga atau disebut juga dengan batik Ka Ga Nga yang mempunyai motif berupa goresan pena orisinil masyarakat Rejang Lebong. Beberapa motif dasar dari batik Besurek antara lain: motif kaligrafi (diambil dari huruf-huruf kaligrafi. Untuk batik Besurek modern, biasanya kaligrafinya tidak bermakna); motif bunga rafflesia; motif burung kuau (bergambar burung yang terbuat dari rangkaian huruf-huruf kaligrafi); motif relung paku; dan motif rembulan.
Berikut ini beberapa motif batik Besurek:


Kain Besurek mempunyai motif khas yang bernuansa kaligrafi Jambi dan Cirebon. Adopsi ini hasilnya membentuk sebuah desain batik khas Bengkulu. Batik Kanganga mempunyai motif khas yaitu berupa abjad orisinil Rejang.
Motif kain besurek yang bertuliskan abjad arab yang sanggup dibaca, kain ini sangat sakral, terutama pada pemakaian kain upacara susila pengantin dan untuk menutupi mayat. Kain jenis ini biasanya berbentuk kerudung perempuan calon pengantin yang digunakan untuk upacara ziarah ke makan para leluhur. Kain jenis ini dihentikan dipergunakan secara sembarangan.

18. Batik Bali

Di Bali, industri kerajinan batik dimulai sekitar dekade 1970-an. Industri tersebut dipelopori antara lain oleh Pande Ketut Krisna dari Banjar Tegeha, Desa Batubulan, Sukawati – Gianyar, dengan teknik tenun-cap menggunakan alat tenun manual yang dikenal dengan sebutan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Kerapnya orang Bali mengenakan batik untuk berupacara –sebagai materi kain maupun udeng (ikat kepala), mendorong industri batik di pulau ini terus berkembang dang maju. Kini di Bali telah tumbuh puluhan industri Batik yang menampilkan corak-corak khas Bali, juga corak-corak perpaduan Bali dengan luar Bali mirip Bali-Papua, Bali-Pekalongan, dan lain-lain.

19. Batik Lampung

Mungkin lebih banyak orang mengenal Lampung dari kain tenun tapis-nya. Tapi jangan salah, Lampung juga mempunyai batik dengan corak tersendiri. Batik ini lahir melalui proses panjang yang dilakukan oleh Andriand Damiri Sangadjie, seorang budayawan, bersama kawan-kawannya. Motif batik Lampung yang paling terkenal dan sering menjadi rebutan kolektor asing ialah motif bahtera dan “pohon kehidupan”.



20. Batik Toraja

Batik merupakan warisan seni dan budaya bangsa yang hingga ketika ini banyak diminati dari aneka macam kalangan dan tanpa batasan umur, batik juga telah menjadi ciri khas budaya bangsa yang tak kan lekang oleh waktu.
Lahirnya batik Toraja masih tergolong gres yaitu sekitar satu tahun yang lalu, meskipun demikian keindahan serta ciri khas pada batiknya tidak kalah dengan batik-batik yang ada di daerah lainnya. Dan ketika ini batik Toraja telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan, motif dan warna yang digunakanpun sangat bermacam-macam serta mengandung unsur-unsur budaya daerah yang mengembangkannya.
Batik Toraja mempunyai motif atau corak batik yang cukup bermacam-macam juga mengandung arti tertentu, mirip motif pare allo yang berarti matahari, motif pa'teddong yang berarti kepala kerbau juga menjadi lambang kebesaran di daerah Toraja, motif poya mundudan yang dalam bahasa Indonesia berarti burung blibis, Proses pembuatan batik Toraja hampir sama dengan pembuatan batik pada umumnya serta materi yang di gunakanpun sama dengan batik lainnya yaitu menggunakan malam atau lilin.

21. Batik Palembang



Batik Palembang menggunakan materi sutra, organdi, jumputan, katun, dan blongsong. Adapun motif batik Palembang di antaranya Kembang Jepri, Lasem, Sisik Ikan, Gribik, Encim, Kembang Bakung, Kerak Mutung, Sembagi dan Salahi. Untuk pewarnaan menggunakan warna cerah khas Melayu, mirip merah, kuning dan hijau terang. Memang tidak gampang untuk menemukan pebatik khas Palembang yang mau menggunakan media canting atau menulis kain sehingga jadi batik ketika ini. Pihak Kesultanan Palembang berupaya melestarikaan kekayaan seni dan budaya peninggalan nenek moyang mereka tersebut, tentunya dengan menggali dan mengumpulkan serta memproduksi kembali batik tulis.
YANG membedakan batik Palembang dengan batik Jawa yakni motifnya. Batik Palembang itu ada dua motif yang cukup dikenal. Yang pertama motif Lasem, yang hak paten motifnya sudah didapatkan pemerintah Palembang. Ciri-ciri motif ini ramai dengan simbol tumbuhan atau bunga. Lalu dihiasi pula dengan garis-garis simetris. Kemudian motif Bungo Teh, yakni kain yang dipenuhi oleh bungo teh.
Intinya batik Palembang itu tidak ada gambar binatang. Hal ini ada efek dari fatwa Islam yang melarang simbol binatang atau manusi dijadikan hiasan

22. Batik Jambi


Kain dasar batik Jambi diberi pewarna alami dari tumbuhan dan buah-buahan mirip getah kayu dan saga. Warna khas : merah, kuning, biru, hitam. Motif batik Jambi pada umumnya diambil dari alam, mirip tumbuhan, binatang dan acara sehari-hari warga Jambi.
Motifnya satu-satu atau biasa disebut ceplokan. Motif batik Jambi yang sangat terkenal ialah motif kapal sanggat, kuau berhias, durian pecah, merak ngeram, tampok manggis.
Berbeda dengan batik Jawa yang menggunakan potongan-potongan kain panjang, batik Jambi biasanya tiba dalam bentuk jubah longgar, sarung, atau sebagai selendang/syal. Warna khas yang biasa dijumpai pada batik Jambi ialah merah, biru, hitam, dan kuning. Motifnya pada umumnya diambil dari alam, mirip tumbuhan, hewan, dan acara sehari-hari warga Jambi. Motif batik Jambi yang terkenal antara lain ialah motif kapal sanggat, burung kuau, durian pecah, merak ngeram, dan tampok manggis. 

23. Batik Bojonegoro


Sejak usang Bojonegoro sangat kaya dengan motif batik. Beberapa motif di antaranya siap dipatenkan. Motif batik orisinil Bojonegoro, mengambil tema dari budaya lokal yang cukup pandai dan potensi Bojonegoro yang cukup terkenal. Di antaranya motif Mliwis Putih, Sapi, Jagung, Kahyangan Api, Tembakau, Minyak, Wayang Tengul, Padi dan motif batik Jati. Hingga ketika ini pasar produksi batik tersebut kini telah hingga di Singapura.

24. Batik Purbalingga


Sekilas memang mirip batik dari Banyumas, karena Purbalingga memang pernah saru karisidenan dengan Banyumas.
Buat yang ngga tahu di mana itu Purbalingga, Purbalingga terletak di provinsi Jawa Tengah. Disebelah selatan dan barat berbatasan dengan Kabupaten Banyumas (Purwokerto). Sebelah timur dengan Kabupaten Banjarnegara dan sebelah utara dengan Kabupaten Pemalang.

25. Batik Garut



26. Batik Riau

Di Riau, konon ada batik Selerang yang sempat begitu terkenal pada tahun 1990-an namun sayangnya kabarnya ketika ini sudah menghilang. Selain itu, ada pula yang namanya batik Tabir. Batik Tabir yang dibuat menurut sistem tulis dan tolek ini warna-warnanya terang dan cerah, mirip merah, kuning, hijau. Corak dan motifnya antara lain ialah bunga bintang, sosou, cempaka, dan kenduduk.


Di Riau ada batik Batik Selerang yang sayangnya kabarnya sudah menghilang dan Batik Tabir. Batik Tabir warnanya lebih terang dan cerah mirip merah, kuning, hijau. Corak dan motif batik Riau ialah bunga bintang, sosou, cempaka, kenduduk

27. Batik Semarang

Diproduksi para pengrajin di Kampung Batik, Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen, Semarang, batik Semarang juga mengatakan bermacam-macam motif yang khas dibanding motif-motif batik dari daerah Jawa Tengah lainnya. Pada umumnya batik Semarang berwarna dasar oranye kemerahan karena menerima efek dari China dan Eropa. Selain itu, motif dasar batik Semarang banyak dipengaruhi budaya China yang pada umumnya banyak menampilkan motif fauna yang lebih menonjol daripada flora. Misalnya merak, kupu-kupu, jago, cendrawasih, burung phoenix, dan sebagainya. Adapun motif Semarang yang menonjolkan ikon kota Semarang mirip Tugu Muda, Lawang Sewu, Burung Kuntul, Wisma Perdamaian, dan Gereja Blenduk.

Beberapa motif dari batik Semarang:


28. Batik Rembang

Batik yang sangat terkenal di Rembang ialah batik Lasem. Batik Lasem ini pasarannya pun sudah menembus pasar mancanegara. Berikut ini ialah motif-motif dari batik Lasem:

29. Batik Pacitan

Batik tulis khas pacitan tergolong jenis klasik mirip Motif Sidomulyo, Sekar Jagat, Semen Romodan Kembang-Kembang.

30. Batik Sidoarjo

Sidoarjo juga punya Kampoeng batik dengan nama Batik Jetis, Kampoeng ini memproduksi batik tulis dengan motif yang khas dari Sidoarjo. Motif kain batik asal Jetis didominasi tumbuhan dan fauna khas Sidoarjo yang mempunyai warna-warna cerah, merah, hijau, kuning, dan hitam. Motifnya juga motif kuno, tidak banyak perubahan dari motif yang dulu digunakan oleh para pendahulu. Ada abangan dan ijo-ijoan (gaya Madura), motif beras kutah, motif krubutan (campur-campur) kemudian ada motif burung merak, dan motif-motif lainnya.

31. Batik Banyuwangi


Tak banyak orang yang tahu, bahwa sejatinya Banyuwangi merupakan salah satu daerah asal batik di Nusantara. Banyak motif orisinil batik khas Bumi Blambangan. Namun hingga sekarang, gres 21 jenis motif batik orisinil Banyuwangi yang diakui secara nasional. Jenis-jenis batik Banyuwangi itu salah satunya antara lain: Gajah Oling; Kangkung Setingkes; Alas Kobong; Paras Gempal; Kopi Pecah, dan lain-lain.
Semua nama motif dari batik orisinil Bumi blambangan ini ternyata banyak dipengaruhi oleh kondisi alam. Misalnya, Batik Gajah Oling yang cukup dikenal itu, motifnya berupa binatang mirip belut yang ukurannya cukup besar. Motif Sembruk Cacing juga motifnya mirip cacing dan motif Gedegan juga kayak gedeg (anyaman bambu). Motif-motif batik yang ada ini merupakan cerminan kekayaan alam yang ada di Banyuwangi. Motif batik mirip di Banyuwangi ini tidak akan ditemui di daerah lain dan merupakan khas Banyuwangi.

32. Batik Mojokerto


Batik Mojokerto merupakan sebuah budaya kerajinan batik yang sejarahnya berkembang dengan masa kejayaan Kerajaan Majapahit. Keunikan batik Mojokerto ialah pada nama-nama coraknya yang sangat asing dan abnormal di pendengaran sebagian orang. Misalnya gedeg rubuh, matahari, mrico bolong, pring sedapur, grinsing, atau surya majapait. Batik Mojokerto kini mempunyai 6 motif yang telah dipatenkan, yakni pring sedapur, mrico bolong, sisik gringsing, koro re
nteng, rawan indek dan matahari.
Desain batik itu Mojokerto mengambil corak alam sekitar kehidupan manusia. Misalnya motif pring sedapur merupakan gambar rumpun bambu dengan daun-daun menjuntai. Ada burung merak bertengger. Warna dasarnya putih dengan batang bambu warna biru. Sedangkan daunnya warna biru dan hitam. Demikian pula motif gedeg rubuh, coraknya mirip mirip anyaman bambu yang miring. Kalau mrico bolong, motifnya berupa bulatan merica berlubang.

33. Batik Ponorogo

Batik Ponorogo terkenal dengan motif meraknya yang diilhami dari kesenian reog yang menjadi ikon di daerah ini. Hingga kini paling tidak sudah 25 corak batik Ponorogo diciptakan.Motif batik lainnya antara lain merak tarung, merak romantis, sekar jagad, dan batik reog.

34. Batik Tulungagung


Pesona batik Tulungagung terletak pada tingkat keberanian memadukan warna untuk menghasilkan batik dengan warna yang berbeda. Dari yang kebanyakan berwarna coklat maupun hitam, kini lebih berani dengan memainkan warna yang lebih cerah. Beberapa motif yang paling banyak dibuat di Tulungagung antara lain “buket ceprik gringsing”,”buket ceprik pacit ungker”, serta “lereng buket”. Ketiga motif tersebut merupakan satu di antara 86 motif yang dimiliki para perajin di Tulungagung.
Batik Tulungagung, Jawa Timur yang juga dikenal dengan Barong Gung, kini mulai dilirik pengusaha timur tengah. Adalah pengusaha asal Arab Saudi Talal Omar Al Yafee yang berniat memasarkan Barong Gung ke tanah kelahirannya.
35. Nusa Tenggara
Daerah Nusa Tenggara juga mempunyai batik dengan motif khasnya sendiri. Contohnya ialah batik Sasambo (Sasak Samawa Mbojo) yang dijadikan sebagai pakaian batik resmi lokal NTB. Di NTT, juga terdapat batik. Bahkan setiap pulaunya sanggup menghasilkan batik dengan keunikan masing-masing. Pulau Sumba contohnya batik tenunnya khas dengan motif hewan. Pulau Rote khas dengan motif daunnya.

36. Batik Sumedang atau Batik Kasumedangan


Dengan warna kain merah, motif batik Kasumedangan yaitu berpola ceplokan motif utama pada latar vertikal, horisontal atau polos, dan menemukan makna-makna simbolis dari motif-motif tersebut.

37. Batik Tasikmalaya : Batik Tasikan, Batik Karajinan (Wurug), Batik Sukaraja/Sukapura (Batik tulis khas tasikmalaya)





Warna dasar kain merah, kuning, ungu, biru, hijau, orange dan soga. Dan warnanya cerah namun tetap klasik dengan dominasi biru. Batik Sukapura : berciri khas warna merah, hitam, coklat.
Motifnya kental dengan nuansa Parahyangan mirip bunga anggrek dan burung, selain itu ada juga motif Merak-ngibing, Cala-culu, Pisang-bali, Sapujagat, Awi Ngarambat.

Batik Tasik mempunyai kekhususan tersendiri yaitu bermotif alam, flora, dan fauna. Batik Tasik hampir sama dengan Batik Garut hanya berbeda dari warna, Batik Tasik lebih terang warnanya.

38. Sulawesi

Sulawesi juga mempunyai motif batik yang beraneka ragama. Sebagai contoh, batik Sulawesi Selatan mempunyai motif-motif mirip Toraja, Bugis dan Makassar. Batik Sulawesi Selatan umumnya menggunakan teknik pembuatan yang sama dengan batik Jawa, namun tetap mempunyai kekhasan sendiri. Sedangkan di Sulawesi Tengah rata rata mendatangkan materi baku tekstil batik dari Jawa, namun pembuatan motifnya dilakukan oleh masyarakat pengrajin batik di Sulawesi Tengah tepatnya di kota Palu dan motifnya sesuai dengan ciri khas motif lokal Palu. Motif yang digunakan batik-batik di Sulawesi Tengah kebanyakan menggambarkan motif burung maleo, motif bunga merayap, motif resplang, motif ventilasi dan motif tabrakan rumah susila Kaili ataupun motif bunga dan buah cengkeh.

Related : Macam-Macam Batik

0 Komentar untuk "Macam-Macam Batik"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close