Kisah Jan Koum, Anak Miskin Yang Aplikasinya Dibeli Oleh Facebook Seharga 134,4 Triliyun

Kisah Jan Koum, Anak Miskin yang Aplikasinya Dibeli oleh Facebook Seharga 134,4 Triliyun. Banyak jalan menuju Roma. Begitu adagium yang memberi motivasi biar kita tidak mengalah dalam kehidupan. Kondisi apapun yang kita temui, harus tetap berani kita hadapi. Lari dari kenyataan "yang menyakitkan" bukanlah cara yang sempurna untuk menghadapi masalah. Tapi mencari cara, dan terus mencari solusi terbaik, ialah perjuangan terbaik. Tentu tak lupa dengan do'a dan menyerahkan semua hasil perjuangan atau endingnya proses yang sudah kita lakukan sebaik-baiknya kepada Sang Maha Kuasa.
Photo: Forbes.com
Dan diantara problem yang sering kita temui ialah kemiskinan. Kemiskinan tidaklah mengenakkan. Baik miskin harta, lebih-lebih miskin hati. Dan lebih parah lagi yang paket komplit, miskin harta sekaligus miskin hati. Bukankah kaya itu hakikatnya ialah kaya hati? Merasa cukup dengan nikmat Tuhan. Jika diberi lebih bersyukur, bila sedikit yang didapat tetap bersyukur dan bersabar. Karena harta yang cuma untuk kesenangan dunia tidak dibawa mati.

Namun ingat, bersyukur bukan berarti tidak mau berusaha. Bersyukur bukan berarti dilarang kaya. Bersyukur bukan berarti harus mendapatkan alasannya memang ditakdirkan miskin oleh Tuhan. Kaprikornus tak perlu usaha-usaha lagi. Karena memang sudah bawaan dari sana. Tidak. Sekali lagi tidak dan bukan begitu!

Jika berpikiran begitu, berarti beliau sudah mendahului Tuhan mengetahui taqir Tuhan. Mengetahui masa depan yang semaunya ialah diam-diam Tuhan dan hanya Dirinya yang tahu. Selama belum meninggal, orang tidak akan tahu beliau ditakdirkan miskin. Setelah meninggal, barulah tertangkap tangan takdir miskinnya. dan yang tahu justru orang lain yang masih hidup.

Karena semua masih bentuk rahasia, maka berusaha untuk mengubah "hidup kurang layak" harus diusahakan. Sekuat dan sebaik mungkin berusaha mengubah keadaan. Banyak legenda-legenda hidup yang sukses berusaha meskipun dulunya berangkat dari keluarga sederhana, bahkan miskin. Diantara misalnya ialah jan Koum.

Siapa Jan Koum?

Jika ditanya, kebanyakan orang kemungkinan besar tidak mengenal nama Jan Koum ini. Tapi bila ditanya tahu WhatsApp? Apa di smartphone atau android anda ada WhatsApp-nya? Kebanyakan akan menjawab, ya! Dari pelosok gunung hingga perkotaan sudah terbiasa memakai WhatsApp, tapi banyak yang tidak tahu, siapa yang menemukan atau siapa pendiri WhatsApp.

Jan Koum lahir pada 24 Februari 1976 ialah seorang inventor internet dan programmer komputer Amerika. Dia ialah CEO dan pendiri WhatsApp bersama dengan Brian Acton. Brian Acton lahir pada 17 Februari 1972 ialah seorang programmer komputer Amerika dan pengusaha internet.

Jan Koum masa kecil

Jan Koum termasuk di antara orang Amerika terkaya, meskipun beberapa tahun yang kemudian ia sangat miskin sehingga ia harus hidup dari kupon makanan. Terlahir dari keluarga sederhana di Ukraina, jan Koum bermigrasi ke Amerika Serikat dikala arif balig cukup akal bersama ibu dan neneknya.

Tahun-tahun pertamanya di negara gres itu sangat sulit; keluarga berjuang untuk memenuhi kebutuhan. Situasi mereka memburuk ketika ibunya sakit kanker dan hasilnya meninggal. Jiwa yang ulet, Jan Koum bekerja hingga sekolah menengah, dan menemukan pekerjaan di Yahoo sebagai insinyur infrastruktur, dikala masih kuliah.

Jan koum dan Brian Acton

Jan menjalin relasi dengan Brian Acton, karyawan Yahoo lainnya dengan siapa ia akan membentuk kerja sama jangka panjang di masa depan. Setelah bekerja di Yahoo selama beberapa tahun, baik Koum dan Acton meninggalkan pekerjaan untuk menjelajahi jalan gres di media sosial.

Kecintaan mereka terhadap media umum pada hasilnya menciptakan kedua laki-laki itu membentuk WhatsApp sebagai aplikasi perpesanan seluler yang kemudian menjadi platform perpesanan paling terkenal di dunia.

Pada tahun 1998, Jan dipekerjakan oleh Yahoo sebagai insinyur infrastruktur. Tidak usang kemudian beliau bertemu Acton dikala bekerja di usia muda sebagai penguji keamanan. Selama sembilan tahun berikutnya, mereka bekerja di Yahoo. Acton berinvestasi dalam booming dotcom dan kehilangan jutaan dalam gelembung dot-com tahun 2000.

Pada bulan September 2007 Koum dan Acton meninggalkan Yahoo dan mengambil cuti setahun, berkeliling Amerika Selatan dan bermain frisbee. Keduanya diterapkan, dan gagal, untuk bekerja di Facebook. Pada Januari 2009, Koum membeli sebuah iphone dan menyadari bahwa App Store yang dikala itu berusia tujuh bulan akan menelurkan seluruh industri aplikasi yang baru.

Dia mengunjungi temannya Alex Fishman dan berbicara perihal menyebarkan aplikasi. Koum segera menentukan nama WhatsApp alasannya kedengarannya menyerupai "ada apa," dan seminggu kemudian pada hari ulang tahunnya, 24 Februari 2009, ia memasukkan WhatsApp Inc. di California.

Dengan demikian, Jan dan brian Acton berhasil meluncurkan WhatsApp tanpa iklan dan tujuan utama mereka ialah kepuasan pelanggan. 

Jan Koum Kaya Mendadak

Sebenarnya bukan kaya mendadak. Karena prosesnya juga panjang. Tidak secepat menciptakan mie instan. Yang tinggal masak air hingga mendidih, kemudian masukkan mie, siapkan bumbu, angkat mie kemudian tiriskan, kemudian campur mie dengan bumbu, aduk-aduk jadi. Buatnya sanggup jadi 10-15 menit, makan habis ndak hingga lima menit! Ngaku aja deh ya! Itu kau banget! Aku juga kok. Yang lebih ekonomis waktu lagi, rendam mie dengan dalam wadah dengan air panas. Ndak ada wadah, bungkusnya pun jadi. Anak kos tuh!

Duh jadi ngomongin mie instan!


Pada Februari 2014 Aplikasi perpesanan seluler WhatsApp diakuisisi oleh Facebook Inc. seharga US $ 19 miliar (Sekitar 134,4 Triliyun). Dan dikala ini kekayaan higienis Jan Koum adalah US $ 10,2 miliar USD atau 140an triliyun.

Nah, dari sini sanggup kita jadikan sebagai motivasi perihal cerita sukses Jan Koum ini. Perantauan Ukraina yang meraih sukses di Amerika. Kehidupan keras yang serba kekurangan justru menciptakan semangat untuk berubah dan meriah hidup yang layak, bahkan lebih dari layak. Jika kelak kita sudah menyerupai itu, jangan lupa bersyukur. Ingat, "Banyak orang yang sukses diuji dengan kemiskinan, tapi banyak yang tumbang alias gagal ketika diuji Tuhan dengan kekayaan". 

Related : Kisah Jan Koum, Anak Miskin Yang Aplikasinya Dibeli Oleh Facebook Seharga 134,4 Triliyun

0 Komentar untuk "Kisah Jan Koum, Anak Miskin Yang Aplikasinya Dibeli Oleh Facebook Seharga 134,4 Triliyun"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close