MUHAMMADIYAH DIUSIK
Sudahilah kekonyolanmu wahai pemangku negeri. Jangan bentur-benturkan ummat dan ormas di negeri ini.
Jangan terus usik Muhammadiyah, alasannya ialah Muhammmadiyah dalam kondisi apapun akan tetap cinta dan mengabdi untuk NKRI. Zaman pra kemerdekaan, zaman kebangkitan nasioanal, zaman kemerdekaan, zaman orde lama, zaman orde baru, zaman reformasi sampai zaman peralihan ketika ini. Muhammadiyah selalu mewakafkan kader terbaiknya untuk bangsa ini. Lebay rasanya jikalau nama mereka disebutkan semua.
Tak cukup dengan kadernya, Muhammadiyah juga banyak berbuat lewat dakwah bilhalnya, lewat layanan kesehatan, lewat pendidikan, lewat pengajian, lewat pertanian juga tak ketinggalan. Saat pemerintah tak bisa menjangkau pedalaman Belitong dengan pendidikan dasarnya, Muhammadiyah hadir disana.
Saat rumah sakit belum ada disetiap penjuru negeri ini, PKO (kini PKU), sudah hadir lebih dulu. Saat negara ini besar hati dengan usaha RA Kartini, Muhammadiyah lebih dulu dengan Sekolah Keputrian Muhammadiyahnya.
Jangan tanya berapa langgar, surau, mushalla dan Masjid yang dibangun Muhammadiyah. Jangan tanyak berapa koran, majalah, buku, bulletin dan materi bacaan yang bisa diterbitkan Muhammadiyah. Bolehlah kita sebut Panji Mas, Suara Muhammadiyah, bahkan Harian Republika juga tidak lepas dari campur tangan Muhammadiyah.
Tentang dunia penyiaran, Radio Muhammadiyah juga sudah bercikal bakal semenjak 1978 ketika Muktamar di Surabaya. TV Muhammadiyah juga sudah dirintis semenjak jaman Pak Harmoko masih menjadi penguasa tunggal urusan penyiaran publik di Nusantara ini.
Bicara perihal penanganan peristiwa alam, tolong jangan banyak bicara itu pada belum dewasa MDCM milik Muhammdiyah, mereka ialah forum pertama yang mempunyai Tenda Darurat AUTO NGEMBANG begitu diletakkan di lapangan. MDMC Muhammadiyah selalu cepat di lapangan dan tak butuh dipublikasikan.
Mau diskusi perihal Batik, sebelum pemerintah menasionalkan batik pada tahun 1988 dengan aktivitas batik Tut Wuri Handayani Dan Batik Kopri di masa Suharto. Muhammadiyah sudah lebih dulu melakukannya, bahkan semenjak tahun 1912. KH Ahmad Dahlan sudah mengenalkan batik di acara-acara Muhammadiyah. Dengan berdagang batiklah, dia bersama aktifis Muhammadiyah lainnya sukses mengongkosi Dakwahnya. Iya alasannya ialah Muhammadiyah bergerak mandiri.
Jangan bicara perihal angka Guru, Dosen, Dokter, Perawat, Bidan, Perekam Medik sampai Muballig yang dilahirkan Muhammadiyah. Atau jangan-jangan ada yang mau bantu menghitung berapa pelajar, sarjana, santri yang dilahirkan Muhammadiyah.
Mungkin hanya tentara, polisi yang tak dimiliki Muhammadiyah, alasannya ialah itu memang hak proregatifnya Negara ini. Muhammadiyah tidak akan ikut cawe-cawe urusan ini, alasannya ialah Muhammadiyah sangat cinta dengan NKRI, tanpa harus diproklamirkan.
Oh, ya...
Bicara perihal undang-undang buatan Negara yang merugikan rakyat banyak loh yang dilawan oleh Muhammadiyah. Ijinkan kusebutkan diantaranya : (1) UU Migas dan Sumber Daya Air, (2) UU Devisa, (3) UU Penanaman Modal (4) UU Ketenagalistrikkan dan masih banyak lagi.
Mungkin ada yang masih ingat dengan Kasus Siyono di Klaten yang dituduh sebagai Teroris? Kalo masih ingat dengan itu, biar Anda juga tidak lupa dengan tugas Muhammadiyah dalam mengadvokasi.
Jangan lupakan juga gerakan Kepanduan Indonesia. Pramuka Indonesia gres ada pada tahun 1961, Hizbul Wathan sudah ada semenjak 1920.
Atau mau ngomongin perihal sepakbola? Jangan lupa bro, Ir. Suratin, sang pendiri PSSI itu ialah teman karibnya KH Ahmad Dahlan, berdua dia membeli lahan 2 hektar di Wirobrajan (UMY lama) untuk daerah latihan bola belum dewasa Muhammadiyah, sekaligus digunakan juga oleh PSSI, dan itulah lapangan pertama yang berstandar FIFA kala itu.
100%, Muhammadiyah mustahil sempurna, masih banyak kekurangan disana-sini. Biarlah proses yang mendewasakannya dan menyempurnakannya.
2 Milyar dana Kemenpora yang ditudahkan disalah gunakan sudah dikembalikan, jikalau memang itu salah silahkan usut. Usutlah berbarengan dengan dana serupa yang dikeluarkan untuk kegiatan sejenis. Muhammadiyah tidak akan mencari pertolongan aturan apalagi sok kebal aturan dengan cara mengembalikan dana 2 M itu. Muhammadiyah mengembalikannya hanya demi menjaga harga diri Muhammadiyah, toh dana itu memang atas inisiatif Kemenpora bukan Muhammadiyah.
Sebagai penutup, saya ingin titip pesan kepada pemangku negeri ini. Tolong urus donk dana BPJS yang masih menunggak untuk 32 Rumah Sakit Muhammadiyah di Jawa Tengah yang kata Pak Tafsir, ketua PWM Jateng sudah menyentuh angka 300 Milyar. Ini gres Jawa Tengah loh.... belum 33 Propinsi lainnya.
Untuk teman para aktifis dan simpatisan Muhammadiyah dan segala ortomnya. Jadikanlah ini pelajaran, jangan lagi bawa nafas politik dalam Muhammadiyah, alasannya ialah Muhammadiyah bukanlah kerikil loncatan untuk masuk gelanggang politik. Tidak usah lagi membiasakan diri bikin kegiatan yang selalu berharap dananya dari pihak lain, bisa jadi petaka di kemudian hari.
Tetaplah dalam garis Khittah Perjuangan Muhammadiyah. Jadilah dokter, jadilah insinyur, jadilah guru, jadilah dosen, jadilah tehnokrat, jadilah pengusaha, jadilah profesional-profesional sesuai minat dan keahlian kalian, tapi tetaplah kembali ke Muhammadiyah.
Ilmu Amaliah, Amal Ilmiah
Salam Sang Surya
Salam NKRI
Penulis: unknown (dengan sedikit perubahan)
Sumber: Group WhatsApp
Sudahilah kekonyolanmu wahai pemangku negeri. Jangan bentur-benturkan ummat dan ormas di negeri ini.
Jangan terus usik Muhammadiyah, alasannya ialah Muhammmadiyah dalam kondisi apapun akan tetap cinta dan mengabdi untuk NKRI. Zaman pra kemerdekaan, zaman kebangkitan nasioanal, zaman kemerdekaan, zaman orde lama, zaman orde baru, zaman reformasi sampai zaman peralihan ketika ini. Muhammadiyah selalu mewakafkan kader terbaiknya untuk bangsa ini. Lebay rasanya jikalau nama mereka disebutkan semua.
Tak cukup dengan kadernya, Muhammadiyah juga banyak berbuat lewat dakwah bilhalnya, lewat layanan kesehatan, lewat pendidikan, lewat pengajian, lewat pertanian juga tak ketinggalan. Saat pemerintah tak bisa menjangkau pedalaman Belitong dengan pendidikan dasarnya, Muhammadiyah hadir disana.
Saat rumah sakit belum ada disetiap penjuru negeri ini, PKO (kini PKU), sudah hadir lebih dulu. Saat negara ini besar hati dengan usaha RA Kartini, Muhammadiyah lebih dulu dengan Sekolah Keputrian Muhammadiyahnya.
Jangan tanya berapa langgar, surau, mushalla dan Masjid yang dibangun Muhammadiyah. Jangan tanyak berapa koran, majalah, buku, bulletin dan materi bacaan yang bisa diterbitkan Muhammadiyah. Bolehlah kita sebut Panji Mas, Suara Muhammadiyah, bahkan Harian Republika juga tidak lepas dari campur tangan Muhammadiyah.
Tentang dunia penyiaran, Radio Muhammadiyah juga sudah bercikal bakal semenjak 1978 ketika Muktamar di Surabaya. TV Muhammadiyah juga sudah dirintis semenjak jaman Pak Harmoko masih menjadi penguasa tunggal urusan penyiaran publik di Nusantara ini.
Bicara perihal penanganan peristiwa alam, tolong jangan banyak bicara itu pada belum dewasa MDCM milik Muhammdiyah, mereka ialah forum pertama yang mempunyai Tenda Darurat AUTO NGEMBANG begitu diletakkan di lapangan. MDMC Muhammadiyah selalu cepat di lapangan dan tak butuh dipublikasikan.
Mau diskusi perihal Batik, sebelum pemerintah menasionalkan batik pada tahun 1988 dengan aktivitas batik Tut Wuri Handayani Dan Batik Kopri di masa Suharto. Muhammadiyah sudah lebih dulu melakukannya, bahkan semenjak tahun 1912. KH Ahmad Dahlan sudah mengenalkan batik di acara-acara Muhammadiyah. Dengan berdagang batiklah, dia bersama aktifis Muhammadiyah lainnya sukses mengongkosi Dakwahnya. Iya alasannya ialah Muhammadiyah bergerak mandiri.
Jangan bicara perihal angka Guru, Dosen, Dokter, Perawat, Bidan, Perekam Medik sampai Muballig yang dilahirkan Muhammadiyah. Atau jangan-jangan ada yang mau bantu menghitung berapa pelajar, sarjana, santri yang dilahirkan Muhammadiyah.
Mungkin hanya tentara, polisi yang tak dimiliki Muhammadiyah, alasannya ialah itu memang hak proregatifnya Negara ini. Muhammadiyah tidak akan ikut cawe-cawe urusan ini, alasannya ialah Muhammadiyah sangat cinta dengan NKRI, tanpa harus diproklamirkan.
Oh, ya...
Bicara perihal undang-undang buatan Negara yang merugikan rakyat banyak loh yang dilawan oleh Muhammadiyah. Ijinkan kusebutkan diantaranya : (1) UU Migas dan Sumber Daya Air, (2) UU Devisa, (3) UU Penanaman Modal (4) UU Ketenagalistrikkan dan masih banyak lagi.
Mungkin ada yang masih ingat dengan Kasus Siyono di Klaten yang dituduh sebagai Teroris? Kalo masih ingat dengan itu, biar Anda juga tidak lupa dengan tugas Muhammadiyah dalam mengadvokasi.
Jangan lupakan juga gerakan Kepanduan Indonesia. Pramuka Indonesia gres ada pada tahun 1961, Hizbul Wathan sudah ada semenjak 1920.
Atau mau ngomongin perihal sepakbola? Jangan lupa bro, Ir. Suratin, sang pendiri PSSI itu ialah teman karibnya KH Ahmad Dahlan, berdua dia membeli lahan 2 hektar di Wirobrajan (UMY lama) untuk daerah latihan bola belum dewasa Muhammadiyah, sekaligus digunakan juga oleh PSSI, dan itulah lapangan pertama yang berstandar FIFA kala itu.
100%, Muhammadiyah mustahil sempurna, masih banyak kekurangan disana-sini. Biarlah proses yang mendewasakannya dan menyempurnakannya.
2 Milyar dana Kemenpora yang ditudahkan disalah gunakan sudah dikembalikan, jikalau memang itu salah silahkan usut. Usutlah berbarengan dengan dana serupa yang dikeluarkan untuk kegiatan sejenis. Muhammadiyah tidak akan mencari pertolongan aturan apalagi sok kebal aturan dengan cara mengembalikan dana 2 M itu. Muhammadiyah mengembalikannya hanya demi menjaga harga diri Muhammadiyah, toh dana itu memang atas inisiatif Kemenpora bukan Muhammadiyah.
Sebagai penutup, saya ingin titip pesan kepada pemangku negeri ini. Tolong urus donk dana BPJS yang masih menunggak untuk 32 Rumah Sakit Muhammadiyah di Jawa Tengah yang kata Pak Tafsir, ketua PWM Jateng sudah menyentuh angka 300 Milyar. Ini gres Jawa Tengah loh.... belum 33 Propinsi lainnya.
Untuk teman para aktifis dan simpatisan Muhammadiyah dan segala ortomnya. Jadikanlah ini pelajaran, jangan lagi bawa nafas politik dalam Muhammadiyah, alasannya ialah Muhammadiyah bukanlah kerikil loncatan untuk masuk gelanggang politik. Tidak usah lagi membiasakan diri bikin kegiatan yang selalu berharap dananya dari pihak lain, bisa jadi petaka di kemudian hari.
Tetaplah dalam garis Khittah Perjuangan Muhammadiyah. Jadilah dokter, jadilah insinyur, jadilah guru, jadilah dosen, jadilah tehnokrat, jadilah pengusaha, jadilah profesional-profesional sesuai minat dan keahlian kalian, tapi tetaplah kembali ke Muhammadiyah.
Ilmu Amaliah, Amal Ilmiah
Salam Sang Surya
Salam NKRI
Penulis: unknown (dengan sedikit perubahan)
Sumber: Group WhatsApp
0 Komentar untuk "Muhammadiyah Diusik"