Surat Al Maidah Ayat 51,52,53 Lengkap Artinya Dan Tafsir Ibnu Katsir

Surat Al Maidah Ayat 51-53 menjelaskan wacana larangan menegaskan orang Yahudi dan Kristen untuk dijadikan sebagi pemimpin umat Islam, apakah benar begitu? kalau benar apa alasannya? penjelasannya ada Al Alquran Tafsir Ibnu Katsir diterangkan secara rinci, untuk lebih jelasnya berikut dibawah ini bacaan Surat Al Maidah Ayat 51,52,53 Lengkap Artinya dan Tafsir Ibnu Katsir :

Surat Al Maidah Ayat 51,52,53 dan Artinya

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَتَّخِذُواْ ٱلۡيَهُودَ وَٱلنَّصَٰرَىٰٓ أَوۡلِيَآءَۘ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٖۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمۡ فَإِنَّهُۥ مِنۡهُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّٰلِمِينَ

51. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kau mengambil orang-orang Yahudi dan Kristen menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka yakni pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kau mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu tergolong golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi isyarat terhadap orang-orang yang zhalim." (Q.S 5:51)

فَتَرَى ٱلَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ يُسَٰرِعُونَ فِيهِمۡ يَقُولُونَ نَخۡشَىٰٓ أَن تُصِيبَنَا دَآئِرَةٞۚ فَعَسَى ٱللَّهُ أَن يَأۡتِيَ بِٱلۡفَتۡحِ أَوۡ أَمۡرٍ مِّنۡ عِندِهِۦ فَيُصۡبِحُواْ عَلَىٰ مَآ أَسَرُّواْ فِيٓ أَنفُسِهِمۡ نَٰدِمِينَ

52. Maka kau akan menyaksikan orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: "Kami takut akan mendapat bencana." Mudah-mudahan Allah akan menghadirkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka alasannya yakni itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.(Q.S. 5:52)

وَيَقُولُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَهَٰٓؤُلَآءِ ٱلَّذِينَ أَقۡسَمُواْ بِٱللَّهِ جَهۡدَ أَيۡمَٰنِهِمۡ إِنَّهُمۡ لَمَعَكُمۡۚ حَبِطَتۡ أَعۡمَٰلُهُمۡ فَأَصۡبَحُواْ خَٰسِرِينَ

53. Dan orang-orang yang beriman akan mengatakan: "Inikah orang-orang yang bersumpah sungguh-sungguh dengan nama Allah, gotong royong mereka sungguh-sungguh beserta kamu?" Rusak binasalah segala amal mereka, kemudian mereka menjadi orang-orang yang merugi.(Q.S. 5:53)

Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Maidah Ayat 51,52 dan 53

Tafsir Al Jalalin Surat AL Maidah Ayat 51-53

51. (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kau ambil orang-orang Yahudi dan Kristen menjadi pemimpin) menjadi ikutanmu dan kau cintai. (Sebagian mereka menjadi pemimpin bagi sebagian lainnya) alasannya yakni kesatuan mereka dalam kekafiran. (Siapa di antara kau mengambil mereka selaku pemimpin, maka dia tergolong di antara mereka) artinya tergolong golongan mereka. (Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang aniaya) alasannya yakni mengambil orang-orang kafir selaku pemimpin mereka.

052. (Maka kau lihat orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit) yakni lemah akidahnya menyerupai Abdullah bin Ubai gembong munafik itu (bersegera terhadap mereka) untuk mengambil mereka selaku pemimpin (seraya katanya) mengemukakan argumentasi dari perilaku mereka itu ("Kami takut akan mendapat giliran bencana.") misalnya giliran animo kemarau, kekalahan sedangkan urusan Muhammad tidak berketentuan sehingga tidak sanggup membela kami. Berfirman Allah swt.: (Semoga Allah menghadirkan kemenangan) terhadap rasul-Nya dengan menyebarkan agama-Nya (atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya) misalnya dengan membuka kedok orang-orang munafik dan menyingkapkan diam-diam mereka (sehingga mereka atas apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka) berupa keragu-raguan dan mengambil orang-orang kafir itu selaku pemimpin (menjadi menyesal.)

053. (Dan berkatalah) dibaca yaquulu marfu` selaku permulaan kata dengan memakai wawu atau tidak. Ada pula yang membaca yaquula manshub alasannya yakni diathafkan terhadap ya`tiya (orang-orang yang beriman) terhadap kawan-kawan mereka keheranan; yakni kalau topeng kedustaan mereka sudah disingkapkan ("Inikah orang-orang yang sudah bersumpah dengan nama Allah secara bersungguh-sungguh) artinya sebenar-benarnya bersumpah (bahwa sesungguhnya mereka beserta kamu.") dalam soal keagamaan. Firman Allah swt.: ("Gugurlah) rusaklah/binasalah (amal perbuatan mereka yang baik) (maka jadilah mereka orang-orang yang merugi.") baik di dunia dengan terbukanya diam-diam mereka maupun di alam abadi dengan munculnya azab dan siksa.

Potongan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3 Pustaka Imam Asy-Syafi' Halaman 106


Allah Tabaraka wa Ta'ala melarang hamba-hamba-Nya yang beriman mengangkat orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen selaku pemimpin mereka, alasannya yakni mereka itu yakni musuh-musuh Islam dan musuh para pemeluknya, agar Allah membinasakan mereka. Selanjutnya Allah mengumumkan bahwa sebagian mereka yakni pemimpin bagi sebagian yang lainnya. Dan sesudah itu Allah mengancam dan prospektif siksaan bagi orang yang melakukan hal tersebut. Allah SWT berfirman :

وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ

"Barang siapa di antara kalian mengambil mereka selaku pemimpin, maka sesungguhnya orang itu tergolong golongan mereka. (... Al-Maidah: 51) ....

Full Tafsir Ibnu Katsir rekompilasi ebook kampungsunnah.org tahun 2013


Allah Swt. melarang hamba-hamba-Nya yang mukmin mengangkat orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen selaku wali mereka, alasannya yakni mereka yakni musuh-musuh Islam dan para penganutnya; agar Allah melaknat mereka. Kemudian Allah mengumumkan bahwa sebagian dari mereka yakni wali bagi sebagian yang lain.

Selanjutnya Allah mengancam orang mukmin yang melaksanakan hal itu lewat firman-Nya:

وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ

Barang siapa di antara kalian mengambil mereka menjadi wali, maka sesungguhnya orang itu tergolong golongan mereka. (Al-Maidah: 51), hingga tamat ayat.

Ibnu Abi Hatim mengatakan, sudah menceritakan terhadap kami Kasir ibnu Syihab, sudah menceritakan terhadap kami Muhammad (Yakni Ibnu Sa'id ibnu Sabiq), sudah menceritakan terhadap kami Amr ibnu Abu Qais, dari Sammak ibnu Harb, dari Iyad, bahwa Umar pernah menyuruh Abu Musa Al Asyari untuk melaporkan kepadanya wacana semua yang diambil dan yang diberikannya (yakni pemasukan dan pengeluarannya) dalam suatu catatan lengkap. Dan tersebutlah bahwa yang menjadi sekretaris Abu Musa di saat itu yakni seorang Nasrani. Kemudian hal tersebut dilaporkan terhadap Khalifah Umar r.a. Maka Khalifah Umar merasa heran akan hal tersebut, kemudian ia berkata, "Sesungguhnya orang ini sungguh-sungguh pandai, apakah kau sanggup membacakan untuk kami suatu surat di dalam masjid yang tiba dari negeri Syam?" Abu Musa Al-Asy'ari menjawab, "Dia tidak sanggup melakukannya." Khalifah Umar bertanya, "Apakah dia sedang memiliki jinabah?" Abu Musa Al-Asy'ari berkata, "Tidak, namun dia yakni seorang Nasrani." Maka Khalifah Umar membentakku dan menghantam pahaku, kemudian berkata, "Pecatlah dia." Selanjutnya Khalifah Umar membacakan firman Allah Swt.: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil orang-orang Yahudi dan Kristen menjadi wali (kalian). (Al-Maidah: 51), hingga tamat ayat

Ibnu Abu Hatim mengatakan, sudah menceritakan terhadap kami Muhammad ibnul Hasan ibnu Muhammad ibnus Sabah, sudah mencerita­kan terhadap kami Usman ibnu Umar, sudah menceritakan terhadap kami Ibnu Aun, dari Muhammad ibnu Sirin yang menyampaikan bahwa Abdullah ibnu Atabah pernah berkata, "Hendaklah seseorang di antara kalian memelihara dirinya, jangan hingga menjadi seorang Yahudi atau seorang Nasrani, sedangkan dia tidak menyadarinya." Menurut Muhammad ibnu Sirin, yang dimaksud olehnya menurut praduga kami yakni firman Allah Swt. yang mengatakan: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil orang-orang Yahudi dan Kristen menjadi wali (kalian). (Al-Maidah : 51), hingga tamat ayat.

Dan sudah menceritakan terhadap kami Abu Sa'id Al-Asyaj, sudah menceritakan terhadap kami Ibnu Fudail, dari Asim, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, bahwa ia pernah ditanya tentang sembelihan orang-orang Kristen Arab. Maka ia menjawab, "Boleh dimakan."  Allah Swt. cuma berfirman: Barang siapa di antara kalian mengambil mereka menjadi wali, maka sesungguhnya orang itu tergolong golongan mereka. (Al-Maidah: 51)

Hal yang semisal sudah diriwayatkan dari Abuz Zanad.

Firman Allah Swt.:

{فَتَرَى الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ}

Maka kau akan menyaksikan orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya. (Al-Maidah: 52)

Yaitu keraguan, kebimbangan, dan kemunafikan.

{يُسَارِعُونَ فِيهِمْ}

bersegera mendekati mereka. (Al-Maidah: 52)

Maksudnya, mereka bersegera berteman dekat dengan orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen secara lahir batin.

{يَقُولُونَ نَخْشَى أَنْ تُصِيبَنَا دَائِرَةٌ}

seraya berkata, "Kami takut akan mendapat bencana." (Al-Maidah: 52)

Yakni mereka melaksanakan demikian dengan argumentasi bahwa mereka takut akan terjadi suatu perubahan, yakni orang-orang kafir beroleh kemenangan atas kaum muslim. Jika hal ini terjadi, bermakna mereka akan menemukan pinjaman dari orang-orang Yahudi dan Nasrani, meng­ingat orang-orang Yahudi dan Kristen memiliki imbas tersendiri  di kelompok orang-orang kafir, sehingga perilaku berteman dekat dengan mereka sanggup memamerkan faedah ini. Maka Allah Swt berfirman menjawab mereka:

{فَعَسَى اللَّهُ أَنْ يَأْتِيَ بِالْفَتْحِ}

Mudah-mudahan Allah akan memamerkan kemenangan (kepada Rasul-Nya). (Al-Maidah: 52)

Menurut As-Saddi, yang dimaksud dengan al-Fathu dalam ayat ini merupakan kemenangan atas kota Mekah. Sedangkan yang yang lain menyampaikan bahwa makna yang dimaksud merupakan kekuasaan peradilan dan keputusan.

{أَوْ أَمْرٍ مِنْ عِنْدِهِ}

atau sesuatu keputusan dari-Nya. (Al-Maidah: 52)

Menurut As-Saddi, makna yang dimaksud merupakan memungut jizyah atas orang-orang Yahudi dan Nasrani.

{فَيُصْبِحُوا}

Maka alasannya yakni itu mereka menjadi. (Al-Maidah: 52)

Yakni orang-orang yang menyebabkan orang-orang Yahudi dan Kristen selaku wali mereka dari kelompok kaum munafik.

{عَلَى مَا أَسَرُّوا فِي أَنْفُسِهِمْ نَادِمِينَ}

menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka (Al-Maidah: 52)

Yaitu meratapi perbuatan mereka yang berpihak terhadap orang-orang Yahudi dan Kristen itu. Dengan kata lain, mereka meratapi perbuatan yang mereka lakukan alasannya yakni bisnisnya itu tidak sanggup memamerkan hasil apa pun, tidak pula sanggup menolak hal yang mereka hindari, bahkan berpihak terhadap mereka merupakan penyebab utama dari kerusakan itu sendiri. Kini mereka keadaannya sudah dipermalukan dan Allah sudah menampakkan problem mereka di dunia ini terhadap hamba-hamba-Nya yang beriman, padahal sebelumnya mereka tersembunyi, kondisi dan prinsip mereka masih belum diketahui. Tetapi sesudah semua penyebab yang mempermalukan mereka sudah lengkap, maka terlihat jelaslah problem mereka di mata hamba-hamba Allah yang mukmin. Orang-orang mukmin merasa heran dengan perilaku mereka (kaum munafik itu), bagaimana mereka sanggup menampakkan diri bahwa mereka seakan-akan tergolong orang-orang mukmin, dan bahkan mereka berani bersumpah untuk itu, namun dalam waktu yang serupa mereka berpihak terhadap orang-orang Yahudi dan Nasrani? Dengan demikian, terlihat jelaslah kedustaan dan kebohongan mereka. Untuk itulah Allah menyebutkan dalam firman-Nya:

{وَيَقُولُ الَّذِينَ آمَنُوا أَهَؤُلاءِ الَّذِينَ أَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ إِنَّهُمْ لَمَعَكُمْ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَأَصْبَحُوا خَاسِرِينَ}

Dan orang-orang yang beriman akan mengatakan, "Inikah orang-orang yang bersumpah sungguh-sungguh dengan nama Allah, gotong royong mereka sungguh-sungguh beserta kalian?” Rusak binasalah segala amal mereka, kemudian mereka menjadi orang-orang yang merugi. (Al-Maidah: 53)

Para andal qiraah berlawanan pertimbangan sehubungan dengan abjad wawu dari ayat ini. Jumhur ulama menetapkan abjad wawu dalam firman-Nya:

وَيَقُولُ الَّذِينَ آمَنُوا

Dan orang-orang yang beriman akan mengatakan. (Al-Maidah: 53)

Kemudian sebagian dari mereka ada yang membaca rafa' dan menyampaikan selaku ibtida (permulaan kalimat). Sebagian dari mereka ada yang me-nasab-kannya alasannya yakni di-'ataf-kan terhadap firman-Nya:

{فَعَسَى اللَّهُ أَنْ يَأْتِيَ بِالْفَتْحِ أَوْ أَمْرٍ مِنْ عِنْدِهِ}

"Mudah-mudahan Allah akan menghadirkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. . (Al-Maidah: 53)

Dengan demikian, bermakna bentuk lengkapnya merupakan an-yaqula (dan semoga orang-orang yang beriman mengatakan).

Tetapi ulama Madinah membacanya dengan bacaan berikut:

{يَقُولُ الَّذِينَ آمَنُوا}

Orang-orang yang beriman akan mengatakan. (Al-Maidah: 53)

Yakni tanpa memakai abjad wawu. demikian pula yang tertera di dalam mushaf mereka, menurut Ibnu Jarir.

Ibnu Juraij menyampaikan dari Mujahid sehubungan dengan firman Allah Swt.: Mudah-mudahan Allah akan menghadirkan kemenangan terhadap (RasulNya), atau sesuatu keputusdan dari Sisi-Nya. (Al-Maidah: 52) Sebagai konsekuensinya disebutkan dalam firman-Nya: Orang-orang yang beriman akan mengatakan, "Inikah orang-orang yang bersumpah sungguh-sungguh dengan nama Allah, gotong royong mereka sungguh-sungguh beserta kalian?” Rusak binasalah segala amal mereka, kemudian mereka menjadi orang-orang yang merugi. (Al-Maidah: 53).

Yakni tanpa memakai wawu. Demikianlah menurut salinan yang ada di tangan kami. Tetapi barangkali ada kalimat yang digugurkan padanya, alasannya yakni menurut ungkapan Tafsir Ruhul Ma'ani disebutkan bahwa Ibnu Kasir, Nafi', dan Ibnu Amir membaca yaaulu tanpa memakai wawu dengan interpretasi selaku isti-naf bayani. Seakan-akan dibilang bahwa "lalu apakah yang dibilang oleh orang-orang mukmin di saat itu?".

Para ulama tafsir berlawanan pertimbangan tentang penyebab yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat yang mulia ini. As-Saddi menye­butkan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan dua orang lelaki. Salah seorang dari keduanya berkata terhadap yang lain sehabis Perang Uhud, "Adapun saya, sesungguhnya saya akan pergi terhadap si Yahudi itu, kemudian saya berlindung padanya dan ikut masuk agama Yahudi bersamanya, barangkali ia memiliki faedah bagiku kalau terjadi suatu problem atau suatu hal."Sedangkan yang yang lain menyatakan, "Adapun saya, sesungguhnya saya akan pergi terhadap si Fulan yang beragama Kristen di negeri Syam, kemudian saya berlindung padanya dan ikut masuk Kristen bersamanya." Maka Allah Swt. berfirman: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil orang-orang Yahudi dan Kristen menjadi wali (kalian). (Al-Maidah: 51). hingga beberapa ayat berikutnya.

Ikrimah menyampaikan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Lubabah ibnu Abdul Munzir di saat Rasulullah Saw. mengutusnya terhadap Bani Quraizah, kemudian mereka mengajukan pertanyaan kepadanya, "Apakah yang mau dijalankan olehnya terhadap kami?" Maka Abu Lubabah mengisya­ratkan dengan tangannya ke arah tenggorokannya, yang tujuannya bahwa Nabi Saw. akan menyembelih mereka. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir.

Menurut pertimbangan yang lain. ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abdullah ibnu Ubay ibnu Salul, menyerupai apa yang sudah disebutkan oleh Ibnu Jarir:

حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْب، حَدَّثَنَا ابْنُ إِدْرِيسَ قَالَ: سَمِعْتُ أَبِي، عَنْ عَطِيَّةَ بْنِ سَعْدٍ قَالَ: جَاءَ عُبَادَةُ بْنُ الصَّامِتِ، مِنْ بَنِي الْخَزْرَجِ، إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ لِي مَوَالِي مَنْ يَهُودٍ كَثِيرٌ عَدَدُهُمْ، وَإِنِّي أَبْرَأُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ مِنْ وَلَايَةِ يَهُودٍ، وَأَتَوَلَّى اللَّهَ وَرَسُولَهُ. فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أُبَيٍّ: إِنِّي رَجُلٌ أَخَافُ الدَّوَائِرَ، لَا أَبْرَأُ مِنْ وِلَايَةِ مَوَالِي. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ أُبَيٍّ: "يَا أَبَا الحُباب، مَا بَخِلْتَ بِهِ مِنْ وَلَايَةِ يَهُودَ عَلَى عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ فَهُوَ لَكَ دُونَهُ". قَالَ: قَدْ قَبِلْتُ! فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ [بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ] } إِلَى قَوْلِهِ: {فَتَرَى الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ}

bahwa sudah menceritakan terhadap kami Abu Kuraib, sudah menceritakan terhadap kami Ibnu Idris yang menyampaikan bahwa ia pernah mendengar ayahnya menceritakan hadis berikut dari Atiyyah ibnu Sa'd, bahwa Ubadah ibnus Samit dari Banil Haris ibnul Khazraj tiba terhadap Rasulullah Saw., kemudian berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya memiliki teman-teman setia dari kelompok orang-orang Yahudi yang jumlah mereka cukup banyak. Dan sesungguhnya saya kini menyatakan berlepas diri terhadap Allah dan Rasul-Nya dari mengambil orang-orang Yahudi selaku sobat setia saya, dan kini saya berpihak terhadap Allah dan Rasul-Nya." Abdullah ibnu Ubay ibnu Salul berkata, "Sesungguhnya saya yakni seseorang yang takut akan mendapat bencana. Karenanya saya tidak mau berlepas diri dari mereka yang sudah menjadi teman-teman setiaku." Maka Rasulullah Saw. bersabda terhadap Abdullah ibnu Ubay, "Hai Abul Hubab, apa yang engkau pikirkan, yakni tidak mau melepaskan diri dari berteman setia dengan orang-orang Yahudi, tidak menyerupai apa yang dijalankan oleh Ubadah ibnus Samit. Maka hal itu hanyalah untukmu, bukan untuk Ubadah." Abdullah ibnu Ubay berkata, "Saya terima." Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil orang-orang Yahudi dan Kristen menjadi wali (kalian). (Al-Maidah: 51), hingga dua ayat berikutnya.

ثُمَّ قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنَا هَنَّاد، حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ بُكَيْر، حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنِ الزُّهْرِيِّ قَالَ: لَمَّا انْهَزَمَ أَهْلُ بَدْرٍ قَالَ الْمُسْلِمُونَ لِأَوْلِيَائِهِمْ مِنْ يَهُودَ: آمِنُوا قَبْلَ أَنْ يُصِيبَكُمُ اللَّهُ بِيَوْمٍ مِثْلَ يَوْمِ بَدْرٍ! فَقَالَ مَالِكُ بْنُ الصَّيْفِ: أَغَرَّكُمْ أَنْ أَصَبْتُمْ رَهْطًا مِنْ قُرَيْشٍ لَا عِلْمَ لَهُمْ بِالْقِتَالِ!! أَمَا لَوْ أمْرَرْنا الْعَزِيمَةَ أَنْ نَسْتَجْمِعَ عَلَيْكُمْ، لَمْ يَكُنْ لَكُمْ يَدٌ بِقِتَالِنَا فَقَالَ عُبَادَةُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ أَوْلِيَائِي مِنَ الْيَهُودِ كَانَتْ شَدِيدَةً أَنْفُسُهُمْ، كَثِيرًا سِلَاحُهُمْ، شَدِيدَةً شَوْكَتُهُمْ، وَإِنِّي أَبْرَأُ إِلَى اللَّهِ [تَعَالَى] وَإِلَى رَسُولِهِ مِنْ وِلَايَةِ يَهُودَ، وَلَا مَوْلَى لِي إِلَّا اللَّهُ وَرَسُولُهُ. فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أُبَيٍّ: لَكِنِّي لَا أَبْرَأُ مِنْ وَلَاءِ يَهُودٍ أَنَا رَجُلٌ لَا بُدَّ لِي مِنْهُمْ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يَا أَبَا الْحُبَابِ أَرَأَيْتَ الَّذِي نَفَّسْتَ بِهِ مِنْ وَلَاءِ يَهُودَ عَلَى عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ، فَهُوَ لَكَ دُونَهُ؟ " فَقَالَ: إِذًا أقبلُ! قَالَ: فَأَنْزَلَ اللَّهُ: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ [بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ] } إِلَى قَوْلِهِ: {وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ}

Kemudian Ibnu Jarir mengatakan, sudah menceritakan terhadap kami Hannad, sudah menceritakan terhadap kami Yunus ibnu Bukair, sudah menceritakan terhadap kami Usman ibnu Abdur Rahman, dari Az-Zuhri yang menceritakan bahwa di saat kaum musyrik mengalami kekalahan dalam Perang Badar, kaum muslim berkata terhadap teman-teman mereka yang dari kelompok orang-orang Yahudi, "Masuk Islamlah kalian sebelum Allah menimpakan terhadap kalian suatu kejadian menyerupai yang terjadi dalam Perang Badar." Malik ibnus Saif berkata, "Kalian sudah teperdaya dengan kemenangan kalian atas segolongan orang-orang Quraisy yang tak punya pengalaman dalam peperangan. Jika kami bertekad mengumpulkan kekuatan untuk menyerang kalian, maka kalian tidak akan berdaya untuk memerangi kami." Maka Ubadah ibnus Samit berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguh­nya teman-teman sejawatku dari kelompok orang-orang Yahudi yakni orang-orang yang berjiwa keras, banyak memiliki senjata, dan kekuatan mereka cukup tangguh. Sesungguhnya saya kini berlepas diri terhadap Allah dan Rasul-Nya dari berteman dengan orang-orang Yahudi. Sekarang bagiku tidak ada pemimpin lagi kecuali Allah dan Rasul-Nya." Tetapi Abdullah ibnu Ubay berkata, "Tetapi saya tidak mau berlepas diri dari berteman sejawat dengan orang-orang Yahudi. Sesungguhnya saya yakni orang yang bergantung terhadap mereka." Maka Rasulullah Saw. bersabda, "Hai Abul Hubab, bagaimanakah kalau apa yang kau sayangkan, yakni berteman sejawat dengan orang-orang Yahudi terhadap Ubadah ibnus Samit, hal itu hanyalah untukmu, bukan untuk dia?" Abdullah ibnu Ubay menjawab, "Kalau begitu, saya bersedia menerima­nya." Maka Allah menurunkan firman-Nya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil orang-orang Yahudi dan Kristen menjadi wali (kalian). (Al-Maidah: 51) hingga dengan firman-Nya: Allah memelihara kau dari (gangguan) manusia. (Al-Maidah: 67)

Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, kabilah Yahudi yang mula-mula berani melanggar perjanjian antara mereka dan Rasulullah Saw. yakni Bani Qainuqa.

فَحَدَّثَنِي عَاصِمُ بْنُ عُمَرَ بْنِ قَتَادَةَ قَالَ: فَحَاصَرَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حتى نَزَلُوا عَلَى حُكْمِهِ، فَقَامَ إِلَيْهِ عَبْدُ اللَّهِ بن أبي بن سَلُولَ، حِينَ أَمْكَنَهُ اللَّهُ مِنْهُمْ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، أَحْسِنْ فِي مَوَالي. وَكَانُوا حُلَفَاءَ الْخَزْرَجِ، قَالَ: فَأَبْطَأَ عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، أَحْسِنْ فِي مَوَالِي. قَالَ: فَأَعْرَضَ عَنْهُ. فَأَدْخَلَ يَدَهُ فِي جَيْبِ دِرْعِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. "أَرْسِلْنِي". وَغَضِبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى رُئِي لِوَجْهِهِ ظُلَلًا ثُمَّ قَالَ: "وَيْحَكَ أَرْسِلْنِي". قَالَ: لَا وَاللَّهِ لَا أُرْسِلُكَ حَتَّى تُحْسِنَ فِي مَوَالي، أَرْبَعِمِائَةِ حَاسِرٍ، وَثَلَاثِمِائَةِ دَارِعٍ، قَدْ مَنَعُونِي مِنَ الْأَحْمَرِ وَالْأَسْوَدِ، تَحْصُدُهُمْ فِي غَدَاةٍ وَاحِدَةٍ؟! إِنِّي امْرُؤٌ أَخْشَى الدَّوَائِرَ، قَالَ: فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "هُم لَكَ."

Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, sudah menceritakan kepadanya Asim ibnu Umar ibnu Qatadah yang menyampaikan bahwa kemudian Rasulullah Saw. mengepung mereka hingga mereka mengalah dan mau tunduk di bawah hukumnya. Lalu bangkitlah Abdullah ibnu Ubay ibnu Salul terhadap Rasulullah, sesudah Allah memamerkan kemenangan kepadanya atas mereka. Kemudian Abdullah Ibnu Ubay ibnu Salul berkata, "Hai Muhammad, perlakukanlah teman-teman sejawatku itu dengan baik, alasannya yakni mereka yakni teman-teman sepakta orang-orang Khazraj." Rasulullah Saw. tidak melayaninya, dan Abdullah ibnu Ubay ibnu Salul berkata lagi, "Hai Muhammad, perlakukanlah teman-teman sejawatku ini dengan baik. Tetapi Rasulullah Saw. tidak mempedulikannya. Kemudian Abdullah ibnu Ubay memasukkan tangannya ke dalam kantong baju jubah Nabi Saw., dan Nabi Saw. bersabda kepadanya.”Lepaskanlah aku!" Bahkan Rasulullah Saw. murka sehingga kelihatan roman wajah dia memerah, kemudian bersabda lagi, "Celakalah kamu, lepaskan aku.  Abdullah ibnu Ubay berkata, "Tidak, demi Allah, sebelum engkau bersedia akan memperlakukan teman-teman sejawatku dengan perlakuan yang baik. Mereka terdiri atas empat ratus orang yang tidak memakai baju besi dan tiga ratus orang memakai baju besi, dulu mereka membelaku dari bahaya orang-orang yang berkulit merah dan berkulit hitam yang senantiasa mengancamku, sesungguhnya saya yakni orang yang takut akan tertimpa bencana." Maka Rasulullah Saw. bersabda, "Mereka kuserahkan kepadamu."

قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ: فَحَدَّثَنِي أَبُو إِسْحَاقَ بْنُ يَسار، عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الْوَلِيدِ بْنِ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ قَالَ: لَمَّا حَارَبَتْ بَنُو قَيْنُقَاع رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، تَشَبَّثَ بِأَمْرِهِمْ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أُبَيٍّ، وَقَامَ دُونَهُمْ، وَمَشَى عُبَادَةُ بْنُ الصَّامِتِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكَانَ أَحَدَ بَنِي عَوْف بْنِ الْخَزْرَجِ، لَهُ مِنْ حِلْفِهِمْ مِثْلَ الَّذِي لِعَبْدِ اللَّهِ بْنِ أُبَيٍّ، فَجَعَلَهُمْ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَبَرَّأَ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ حِلْفِهِمْ، وَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَتَبَرَّأُ إِلَى اللَّهِ وَإِلَى رَسُولِهِ مِنْ حِلْفِهِمْ، وَأَتَوَلَّى اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالْمُؤْمِنِينَ، وَأَبْرَأُ مِنْ حِلْفَ الْكُفَّارِ وَوَلَايَتِهِمْ. فَفِيهِ وَفِي عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أُبَيٍّ نَزَلَتِ الْآيَاتُ فِي الْمَائِدَةِ: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ} إِلَى قَوْلِهِ: {وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ}

Muhammad ibnu Ishaq berkata, sudah menceritakan kepadaku Abu Ishaq ibnu Yasar, dari Ubadah ibnul Walid ibnu Ubadah ibnus Samit yang menyampaikan bahwa di saat Bani Qainuqa' memerangi Rasulullah Saw., Abdullah ibnu Ubay berpihak dan membela mereka, sedangkan Ubadah ibnus Samit berpihak terhadap Rasulullah Saw. Dia yakni salah seorang dari kelompok Bani Auf ibnul Khazraj yang juga merupakan sobat sepakta Bani Qainuqa', sama dengan Abdullah ibnu Ubay. Ubadah ibnus Samit menyerahkan problem mereka terhadap Rasulullah Saw. dan berlepas diri terhadap Allah dan Rasul-Nya dari berteman dengan mereka. Lalu ia mengatakan, "Wahai Rasulullah, saya berlepas diri terhadap Allah dan Rasul-Nya dari berteman dengan mere­ka; dan kini saya berpihak terhadap Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin; saya pun menyatakan lepas dari perjanjian saya dengan orang-orang kafir dan tidak mau lagi berteman dengan mereka." Berkenaan dengan dia dan Abdullah ibnu Ubay ayat-ayat ini diturunkan,- yakni firman Allah Swt. yang ada di dalam surat Al-Maidah: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil orang-orang Yahudi dan Kristen menjadi wali (kalian); sebagian mereka yakni wali bagi sebagian yang lain. (Al-Maidah : 51) hingga dengan firman-Nya: Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang niscaya menang. (Al-Maidah: 56)

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ زَكَرِيَّا بْنِ أَبِي زَائِدَةَ، عَنْ محمد بن إِسْحَاقَ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَة، عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ قَالَ: دَخَلْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أُبَيٍّ نَعُودُهُ، فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "قَدْ كُنْتُ أَنْهَاكَ عَنْ حُبّ يَهُودَ". فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ: فَقَدْ أَبْغَضَهُمْ أَسْعَدُ بْنُ زُرَارَةَ، فَمَاتَ.

Imam Ahmad mengatakan, sudah menceritakan terhadap kami Qutaibah ibnu Sa'id, sudah menceritakan terhadap kami Yahya ibnu Zakaria ibnu Abu Zaidah, dari Muhammad ibnu Ishaq, dari Az-Zuhri, dari Urwah, dari Usamah ibnu Zaid yang menceritakan bahwa ia pernah bareng dengan Rasulullah Saw. menjenguk Abdullah ibnu Ubay yang sedang sakit. Maka Nabi Saw. bersabda kepadanya: Aku pernah melarangmu jangan berteman dengan orang-orang Yahudi. Tetapi Abdullah ibnu Ubay menjawab, "As'ad ibnu Zararah pernah tidak senang mereka, dan ternyata dia mati."

Hal yang serupa sudah diriwayatkan oleh Abu Daud lewat hadis Muhammad ibnu Ishaq.

Related : Surat Al Maidah Ayat 51,52,53 Lengkap Artinya Dan Tafsir Ibnu Katsir

0 Komentar untuk "Surat Al Maidah Ayat 51,52,53 Lengkap Artinya Dan Tafsir Ibnu Katsir"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close