Surah At Taubah Arab, Latin dan Terjemahan - Surah At Taubah tergolong kedalam kelompok surat-surat Madaniyyah dan merupakan surat ke 9 dari Al Alquran yang terdiri atas 129 ayat. Surat ini dinamakan At Taubah yang memiliki arti pengampunan berhubung kata At Taubah beberapa kali disebut dalam surat ini. Dinamakan juga dengan Baraah yang memiliki arti berlepas diri yang di sini tujuannya pernyataan pemutusan perhubungan, disebabkan pada biasanya pokok pembicaraannya wacana pernyataan pemutusan perjanjian hening dengan kaum musyrikin.
Berbeda dengan surat-surat AL Alquran yang lainnya, Surah At Taubah tidak diawali dengan basmalah, karena surat ini yakni pernyataan perang dengan arti bahwa segenap kaum muslimin dikerahkan untuk memerangi seluruh kaum musyrikin, sedangkan basmalah bernafaskan perdamaian dan cinta kasih Allah.
Pokok isi kandungan yang terdapat dalam Surah At Taubah diantaranya merupakan wacana keimanan,hukum-hukum, kisah-kisah, dan yang lain menyerupai sifat-sifat orang yang beriman dan tingkatan-tingkatan mereka. Teks bacaan lafadz Surah At Taubah Arab, Latin dan Terjemahan berikut dibawah ini :
Berbeda dengan surat-surat AL Alquran yang lainnya, Surah At Taubah tidak diawali dengan basmalah, karena surat ini yakni pernyataan perang dengan arti bahwa segenap kaum muslimin dikerahkan untuk memerangi seluruh kaum musyrikin, sedangkan basmalah bernafaskan perdamaian dan cinta kasih Allah.
Pokok isi kandungan yang terdapat dalam Surah At Taubah diantaranya merupakan wacana keimanan,hukum-hukum, kisah-kisah, dan yang lain menyerupai sifat-sifat orang yang beriman dan tingkatan-tingkatan mereka. Teks bacaan lafadz Surah At Taubah Arab, Latin dan Terjemahan berikut dibawah ini :
Surah At Taubah
Juz 10-11
Surat Ke 9 : 129 Ayat
Juz 10-11
Surat Ke 9 : 129 Ayat
بَرَآءَةٌ مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦٓ إِلَى ٱلَّذِينَ عَٰهَدتُّم مِّنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ
Baraa-atun minallahi wa rasuulihi ilaal-ladziina 'aahadtum minal musyrikiin(a)
1. "(Inilah pernyataan) pemutusan kekerabatan dari Allah dan RasulNya (yang dihadapkan) terhadap orang-orang musyrikin yang kau (kaum muslimin) sudah mengadakan perjanjian (dengan mereka)."
فَسِيحُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ أَرۡبَعَةَ أَشۡهُرٍ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّكُمۡ غَيۡرُ مُعۡجِزِي ٱللَّهِ وَأَنَّ ٱللَّهَ مُخۡزِي ٱلۡكَٰفِرِينَ
Fasiihuu fiil ardhi arba'ata asyhurin waa'lamuu annakum ghairu mu'jiziillahi wa annallaha mukhziil kaafiriin(a)
2. "Maka berjalanlah kau (kaum musyrikin) di wajah bumi selama empat bulan dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kau tidak akan sanggup melemahkan Allah, dan sesungguhnya Allah menghinakan orang-orang kafir [627]."
وَأَذَٰنٌ مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦٓ إِلَى ٱلنَّاسِ يَوۡمَ ٱلۡحَجِّ ٱلۡأَكۡبَرِ أَنَّ ٱللَّهَ بَرِيٓءٌ مِّنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ وَرَسُولُهُۥۚ فَإِن تُبۡتُمۡ فَهُوَ خَيۡرٌ لَّكُمۡۖ وَإِن تَوَلَّيۡتُمۡ فَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّكُمۡ غَيۡرُ مُعۡجِزِي ٱللَّهِۗ وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
Wa adzaanun minallahi wa rasuulihi ilannaasi yaumal hajjil akbari annallaha barii-un minal musyrikiina wa rasuuluhuu fa-in tubtum fahuwa khairun lakum wa in tawallaitum faa'lamuu annakum ghairu mu'jiziillahi wa basy-syiril-ladziina kafaruu bi'adzaabin aliim(in)
3. "Dan (inilah) sebuah permakluman dibandingkan dengan Allah dan Rasul-Nya terhadap umat insan pada hari haji akbar [628] bahwa sesungguhnya Allah dan RasulNya berlepas diri dari orang-orang musyrikin. Kemudian jikalau kau (kaum musyrikin) bertobat, maka bertaubat itu lebih baik bagimu; dan jikalau kau berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kau tidak sanggup melemahkan Allah. Dan beritakanlah terhadap orang-orang kafir (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih."
إِلَّا ٱلَّذِينَ عَٰهَدتُّم مِّنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ ثُمَّ لَمۡ يَنقُصُوكُمۡ شَيۡٔٗا وَلَمۡ يُظَٰهِرُواْ عَلَيۡكُمۡ أَحَدٗا فَأَتِمُّوٓاْ إِلَيۡهِمۡ عَهۡدَهُمۡ إِلَىٰ مُدَّتِهِمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَّقِينَ
Ilaal-ladziina 'aahadtum minal musyrikiina tsumma lam yanqushuukum syai-an walam yuzhaahiruu 'alaikum ahadan fa-atimmuu ilaihim 'ahdahum ila muddatihim innallaha yuhibbul muttaqiin(a)
4. "kecuali orang-orang musyrikin yang kau sudah mengadakan perjanjian (dengan mereka) dan mereka tidak menghemat sesuatu pun (dari isi perjanjian)mu dan tidak (pula) mereka menolong seseorang yang memusuhi kamu, maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya hingga batas waktunya [629]. Sesungguhnya Allah menggemari orang-orang yang bertaqwa."
فَإِذَا ٱنسَلَخَ ٱلۡأَشۡهُرُ ٱلۡحُرُمُ فَٱقۡتُلُواْ ٱلۡمُشۡرِكِينَ حَيۡثُ وَجَدتُّمُوهُمۡ وَخُذُوهُمۡ وَٱحۡصُرُوهُمۡ وَٱقۡعُدُواْ لَهُمۡ كُلَّ مَرۡصَدٖۚ فَإِن تَابُواْ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَوُاْ ٱلزَّكَوٰةَ فَخَلُّواْ سَبِيلَهُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Fa-idzaaansalakhal asyhurul hurumu faaqtuluul musyrikiina haitsu wa jadtumuuhum wa khudzuuhum waahshuruuhum waaq'uduu lahum kulla marshadin fa-in taabuu wa aqaamuush-shalaata wa aatawuuzzakaata fakhalluu sabiilahum innallaha ghafuurun rahiim(un)
5. Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu [630], maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kau temui mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka berilah keleluasaan terhadap mereka untuk berjalan [631]. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha Penyayang."
وَإِنۡ أَحَدٌ مِّنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ ٱسۡتَجَارَكَ فَأَجِرۡهُ حَتَّىٰ يَسۡمَعَ كَلَٰمَ ٱللَّهِ ثُمَّ أَبۡلِغۡهُ مَأۡمَنَهُۥۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ قَوۡمٌ لَّا يَعۡلَمُونَ
Wa in ahadun minal musyrikiinaas-tajaaraka fa-ajirhu hattaa yasma'a kalaamallahi tsumma ablighhu ma`manahu dzaalika bi-annahum qaumun laa ya'lamuun(a)
6. "Dan jikalau seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta dukungan kepadamu, maka lindungilah ia agar ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat yang kondusif baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui."
كَيۡفَ يَكُونُ لِلۡمُشۡرِكِينَ عَهۡدٌ عِندَ ٱللَّهِ وَعِندَ رَسُولِهِۦٓ إِلَّا ٱلَّذِينَ عَٰهَدتُّمۡ عِندَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِۖ فَمَا ٱسۡتَقَٰمُواْ لَكُمۡ فَٱسۡتَقِيمُواْ لَهُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَّقِينَ
Kaifa yakuunu lilmusyrikiina 'ahdun 'indallahi wa 'inda rasuulihi ilaal-ladziina 'aahadtum 'indal masjidil haraami famaaastaqaamuu lakum faastaqiimuu lahum innallaha yuhibbul muttaqiin(a)
7. "Bagaimana bisa ada perjanjian (aman) dari segi Allah dan RasulNya dengan orang-orang musyrikin, kecuali orang-orang yang kau sudah mengadakan perjanjian (dengan mereka) di bersahabat Masjidil haraam [632]? maka selama mereka berlaku lurus terhadapmu, hendaklah kau berlaku lurus (pula) terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menggemari orang-orang yang bertakwa."
كَيۡفَ وَإِن يَظۡهَرُواْ عَلَيۡكُمۡ لَا يَرۡقُبُواْ فِيكُمۡ إِلّٗا وَلَا ذِمَّةٗۚ يُرۡضُونَكُم بِأَفۡوَٰهِهِمۡ وَتَأۡبَىٰ قُلُوبُهُمۡ وَأَكۡثَرُهُمۡ فَٰسِقُونَ
Kaifa wa in yazhharuu 'alaikum laa yarqubuu fiikum illaa wa laa dzimmatan yurdhuunakum bi-afwaahihim wa ta`baa quluubuhum wa aktsaruhum faasiquun(a)
8. "Bagaimana bisa (ada perjanjian dari segi Allah dan RasulNya dengan orang-orang musyrikin), padahal jikalau mereka memperoleh kemenangan terhadap kamu, mereka tidak memelihara kekerabatan kekerabatan terhadap kau dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Mereka menggembirakan hatimu dengan mulutnya, sedang hatinya menolak. Dan pada biasanya mereka yakni orang-orang yang fasik (tidak menepati perjanjian)."
ٱشۡتَرَوۡاْ بَِٔايَٰتِ ٱللَّهِ ثَمَنٗا قَلِيلٗا فَصَدُّواْ عَن سَبِيلِهِۦٓۚ إِنَّهُمۡ سَآءَ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ
Asytarau bi-aayaatillahi tsamanan qaliilan fashadduu 'an sabiilihi innahum saa-a maa kaanuu ya'maluun(a)
9. "Mereka menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit, kemudian mereka membatasi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka laksanakan itu."
لَا يَرۡقُبُونَ فِي مُؤۡمِنٍ إِلّٗا وَلَا ذِمَّةٗۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُعۡتَدُونَ
Laa yarqubuuna fii mu`minin illaa wa laa dzimmatan wa uulaa-ika humul mu'taduun(a)
10. "Mereka tidak memelihara (hubungan) kerabat terhadap orang-orang mukmin dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Dan mereka itulah orang-orang yang melebihi batas."
فَإِن تَابُواْ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَوُاْ ٱلزَّكَوٰةَ فَإِخۡوَٰنُكُمۡ فِي ٱلدِّينِۗ وَنُفَصِّلُ ٱلۡأٓيَٰتِ لِقَوۡمٍ يَعۡلَمُونَ
Fa in taabuu wa aqaamuush-shalaata wa aatawuuzzakaata fa-ikhwaanukum fiiddiini wa nufash-shilul aayaati liqaumin ya'lamuun(a)
11. "Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) yakni saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menerangkan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui."
وَإِن نَّكَثُوٓاْ أَيۡمَٰنَهُم مِّنۢ بَعۡدِ عَهۡدِهِمۡ وَطَعَنُواْ فِي دِينِكُمۡ فَقَٰتِلُوٓاْ أَئِمَّةَ ٱلۡكُفۡرِ إِنَّهُمۡ لَآ أَيۡمَٰنَ لَهُمۡ لَعَلَّهُمۡ يَنتَهُونَ
Wa in nakatsuu aimaanahum min ba'di 'ahdihim wa tha'anuu fii diinikum faqaatiluu a-immatal kufri innahum laa aimaana lahum la'allahum yantahuun(a)
12. "Jika mereka menghancurkan sumpah (janji)nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu yakni orang-orang (yang tidak sanggup dipegang) janjinya, agar supaya mereka berhenti."
أَلَا تُقَٰتِلُونَ قَوۡمٗا نَّكَثُوٓاْ أَيۡمَٰنَهُمۡ وَهَمُّواْ بِإِخۡرَاجِ ٱلرَّسُولِ وَهُم بَدَءُوكُمۡ أَوَّلَ مَرَّةٍۚ أَتَخۡشَوۡنَهُمۡۚ فَٱللَّهُ أَحَقُّ أَن تَخۡشَوۡهُ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ
Alaa tuqaatiluuna qauman nakatsuu aimaanahum wa hammuu bi-ikhraajirrasuuli wa hum badauukum awwala marratin atakhsyaunahum fallahu ahaqqu an takhsyauhu in kuntum mu`miniin(a)
13. "Mengapakah kau tidak memerangi orang-orang yang menghancurkan sumpah (janjinya), padahal mereka sudah keras kemauannya untuk menghalau Rasul dan merekalah yang pertama mulai memerangi kamu? Mengapakah kau takut terhadap mereka padahal Allah-lah yang berhak untuk kau takuti, jikalau kau sungguh-sungguh orang yang beriman."
قَٰتِلُوهُمۡ يُعَذِّبۡهُمُ ٱللَّهُ بِأَيۡدِيكُمۡ وَيُخۡزِهِمۡ وَيَنصُرۡكُمۡ عَلَيۡهِمۡ وَيَشۡفِ صُدُورَ قَوۡمٍ مُّؤۡمِنِينَ
Qaatiluuhum yu'adz-dzibhumullahu bi-aidiikum wa yukhzihim wa yanshurkum 'alaihim wa yasyfi shuduura qaumin mu`miniin(a)
14. "Perangilah mereka, tentu Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kau terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman."
وَيُذۡهِبۡ غَيۡظَ قُلُوبِهِمۡۗ وَيَتُوبُ ٱللَّهُ عَلَىٰ مَن يَشَآءُۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Wa yudzhib ghaizha quluubihim wa yatuubullahu 'alaa man yasyaa-u wallahu 'aliimun hakiim(un)
15. "dan menetralisir panas hati orang-orang mukmin. Dan Allah menemukan taubat orang yang dikehendakiNya. Allah maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."
أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تُتۡرَكُواْ وَلَمَّا يَعۡلَمِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ جَٰهَدُواْ مِنكُمۡ وَلَمۡ يَتَّخِذُواْ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلَا رَسُولِهِۦ وَلَا ٱلۡمُؤۡمِنِينَ وَلِيجَةٗۚ وَٱللَّهُ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ
Am hasibtum an tutrakuu wa lammaa ya'lamillahul-ladziina jaahaduu minkum wa lam yattakhidzuu min duunillahi wa laa rasuulihii wa laal mu`miniina wa liijatan wallahu khabiirun bimaa ta'maluun(a)
16. "Apakah kau menerka bahwa kau akan dibiarkan, sedang Allah belum mengenali (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kau dan tidak mengambil menjadi teman dekat yang setia selain Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kau kerjakan."
مَا كَانَ لِلۡمُشۡرِكِينَ أَن يَعۡمُرُواْ مَسَٰجِدَ ٱللَّهِ شَٰهِدِينَ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِم بِٱلۡكُفۡرِۚ أُوْلَٰٓئِكَ حَبِطَتۡ أَعۡمَٰلُهُمۡ وَفِي ٱلنَّارِ هُمۡ خَٰلِدُونَ
Maa kaana lilmusyrikiina an ya'muruu masaajidallahi syaahidiina 'alaa anfusihim bil kufri uulaa-ika habithat a'maaluhum wa fiinnaari hum khaaliduun(a)
17. "Tidaklah layak orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjid-mesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang tidak bermanfaat pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka."
إِنَّمَا يَعۡمُرُ مَسَٰجِدَ ٱللَّهِ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَلَمۡ يَخۡشَ إِلَّا ٱللَّهَۖ فَعَسَىٰٓ أُوْلَٰٓئِكَ أَن يَكُونُواْ مِنَ ٱلۡمُهۡتَدِينَ
Innamaa ya`muru masaajidallahi man aamana billahi wal yaumil-aakhiri wa aqaamash-shalaata wa aatazzakaata wa lam yakhsyaa ilaallaha fa'asaa uulaa-ika an yakuunuu minal muhtadiin(a)
18. "Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah merupakan orang-orang yang beriman terhadap Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain terhadap Allah, maka merekalah orang-orang yang diperlukan tergolong kelompok orang-orang yang mendapat petunjuk."
أَجَعَلۡتُمۡ سِقَايَةَ ٱلۡحَآجِّ وَعِمَارَةَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ كَمَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَجَٰهَدَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِۚ لَا يَسۡتَوُۥنَ عِندَ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّٰلِمِينَ
Aja'altum siqaayatal haajji wa 'imaaratal masjidil haraami kaman aamana billahi wal yaumil-aakhiri wa jaahada fii sabiilillahi laa yastawuuna 'indallahi wallahu laa yahdiil qaumazh-zhaalimiin(a)
19. "Apakah (orang-orang) yang memberi minuman orang-orang yang melaksanakan haji dan mengelola Masjidilharam kau samakan dengan orang-orang yang beriman terhadap Allah dan hari kemudian serta bejihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di segi Allah; dan Allah tidak memberi isyarat terhadap kaum yang zalim [633]."
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَهَاجَرُواْ وَجَٰهَدُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ بِأَمۡوَٰلِهِمۡ وَأَنفُسِهِمۡ أَعۡظَمُ دَرَجَةً عِندَ ٱللَّهِۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡفَآئِزُونَ
Al-ladziina aamanuu wa haajaruu wa jaahaduu fii sabiilillahi bi-amwaalihim wa anfusihim a'zhamu darajatan 'indallahi wa uulaa-ika humul faa-izuun(a)
20. "orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, yakni lebih tinggi derajatnya di segi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan."
يُبَشِّرُهُمۡ رَبُّهُم بِرَحۡمَةٍ مِّنۡهُ وَرِضۡوَٰنٍ وَجَنَّٰتٍ لَّهُمۡ فِيهَا نَعِيمٌ مُّقِيمٌ
Yubasy-syiruhum rabbuhum birahmatin minhu wa ridhwaanin wa jannaatin lahum fiihaa na'iimun muqiim(un)
21. "Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan menampilkan rahmat dari padaNya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh didalamnya kesenangan yang kekal,"
خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًاۚ إِنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥٓ أَجۡرٌ عَظِيمٌ
Khaalidiina fiihaa abadan innallaha 'indahuu ajrun 'azhiim(un)
22. "mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di segi Allah-lah pahala yang besar."
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَتَّخِذُوٓاْ ءَابَآءَكُمۡ وَإِخۡوَٰنَكُمۡ أَوۡلِيَآءَ إِنِ ٱسۡتَحَبُّواْ ٱلۡكُفۡرَ عَلَى ٱلۡإِيمَٰنِۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمۡ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ
Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuu laa tattakhidzuu aabaa-akum wa ikhwaanakum auliyaa-a iniistahabbuul kufra 'alal-iimaani wa man yatawallahum minkum fa-uulaa-ika humuzh-zhaalimuun(a)
23. "Hai orang-orang beriman, janganlah kau jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jikalau mereka lebih memprioritaskan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kau yang membuat mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."
قُلۡ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمۡ وَأَبۡنَآؤُكُمۡ وَإِخۡوَٰنُكُمۡ وَأَزۡوَٰجُكُمۡ وَعَشِيرَتُكُمۡ وَأَمۡوَٰلٌ ٱقۡتَرَفۡتُمُوهَا وَتِجَٰرَةٌ تَخۡشَوۡنَ كَسَادَهَا وَمَسَٰكِنُ تَرۡضَوۡنَهَآ أَحَبَّ إِلَيۡكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٖ فِي سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّىٰ يَأۡتِيَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡفَٰسِقِينَ
Qul in kaana aabaa'ukum wa abnaa'ukum wa ikhwaanukum wa azwaajukum wa 'asyiiratukum wa amwaalun aqtaraftumuuhaa wa tijaaratun takhsyauna kasaadahaa wa masaakinu tardhaunahaa ahabba ilaikum minallahi wa rasuulihii wajihaadin fii sabiilihii fatarabbashuu hattaa ya`tiyallahu bi-amrihi wallahu laa yahdiil qaumal faasiqiin(a)
24. Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kau usahakan, perniagaan yang kau khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kau sukai, yakni lebih kau cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah hingga Allah menghadirkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi isyarat terhadap orang-orang yang fasik.
لَقَدۡ نَصَرَكُمُ ٱللَّهُ فِي مَوَاطِنَ كَثِيرَةٖ وَيَوۡمَ حُنَيۡنٍ إِذۡ أَعۡجَبَتۡكُمۡ كَثۡرَتُكُمۡ فَلَمۡ تُغۡنِ عَنكُمۡ شَيۡٔٗا وَضَاقَتۡ عَلَيۡكُمُ ٱلۡأَرۡضُ بِمَا رَحُبَتۡ ثُمَّ وَلَّيۡتُم مُّدۡبِرِينَ
Laqad nasharakumullahu fii mawaathina katsiiratin wa yauma hunainin idz a'jabatkum katsratukum falam tughni 'ankum syai-an wa dhaaqat 'alaikumul ardhu bimaa rahubat tsumma wallaitum mudbiriin(a)
25. "Sesungguhnya Allah sudah menolong kau (hai para mukminin) di medan pertempuran yang banyak, dan (ingatlah) pertempuran Hunain, yakni diwaktu kau menjadi congkak karena banyaknya jumlah (mu), maka jumlah yang banyak itu tidak memberi faedah kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu sudah terasa sempit olehmu, kemudian kau lari kebelakang dengan bercerai-berai."
ثُمَّ أَنزَلَ ٱللَّهُ سَكِينَتَهُۥ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ وَعَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ وَأَنزَلَ جُنُودٗا لَّمۡ تَرَوۡهَا وَعَذَّبَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْۚ وَذَٰلِكَ جَزَآءُ ٱلۡكَٰفِرِينَ
Tsumma anzalallahu sakiinatahu 'alaa rasuulihii wa 'alal mu`miniina wa anzala junuudan lam tarauhaa wa 'adz-dzabal-ladziina kafaruu wa dzaalika jazaa-ul kaafiriin(a)
26. "Kemudian Allah menurunkan ketenangan terhadap RasulNya dan terhadap orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala prajurit yang kau tiada melihatnya, dan Allah menimpakan kejadian terhadap orang-orang yang kafir, dan demikianlah pembalasan terhadap orang-orang yang kafir."
ثُمَّ يَتُوبُ ٱللَّهُ مِنۢ بَعۡدِ ذَٰلِكَ عَلَىٰ مَن يَشَآءُۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Tsumma yatuubullahu min ba'di dzaalika 'alaa man yasyaa-u wallahu ghafuurun rahiim(un)
27. "Sesudah itu Allah menemukan taubat dari orang-orang yang dikehendakiNya. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِنَّمَا ٱلۡمُشۡرِكُونَ نَجَسٌ فَلَا يَقۡرَبُواْ ٱلۡمَسۡجِدَ ٱلۡحَرَامَ بَعۡدَ عَامِهِمۡ هَٰذَاۚ وَإِنۡ خِفۡتُمۡ عَيۡلَةٗ فَسَوۡفَ يُغۡنِيكُمُ ٱللَّهُ مِن فَضۡلِهِۦٓ إِن شَآءَۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuu innamaal musyrikuuna najasun falaa yaqrabuul masjidal haraama ba'da 'aamihim haadzaa wa in khiftum 'ailatan fasaufa yughniikumullahu min fadhlihi in syaa-a innallaha 'aliimun hakiim(un)
28. "Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis [634], maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam [635] sesudah tahun ini [636]. Dan jikalau kau ketakutan menjadi miskin [637], maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jikalau Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."
قَٰتِلُواْ ٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَلَا بِٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَلَا يُحَرِّمُونَ مَا حَرَّمَ ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥ وَلَا يَدِينُونَ دِينَ ٱلۡحَقِّ مِنَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ حَتَّىٰ يُعۡطُواْ ٱلۡجِزۡيَةَ عَن يَدٍ وَهُمۡ صَٰغِرُونَ
Qaatiluul-ladziina laa yu`minuuna billahi wa laa bil yaumil-aakhiri wa laa yuharrimuuna maa harramallahu wa rasuuluhuu wa laa yadiinuuna diinal haqqi minal-ladziina uutuul kitaaba hattaa yu`thuul jizyata 'an yadin wa hum shaaghiruun(a)
29. "Perangilah orang-orang yang tidak beriman terhadap Allah dan tidak (pula) terhadap hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab terhadap mereka, hingga mereka mengeluarkan duit jizyah [638] dengan patuh sedang mereka dalam kondisi tunduk."
وَقَالَتِ ٱلۡيَهُودُ عُزَيۡرٌ ٱبۡنُ ٱللَّهِ وَقَالَتِ ٱلنَّصَٰرَى ٱلۡمَسِيحُ ٱبۡنُ ٱللَّهِۖ ذَٰلِكَ قَوۡلُهُم بِأَفۡوَٰهِهِمۡۖ يُضَٰهُِٔونَ قَوۡلَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِن قَبۡلُۚ قَٰتَلَهُمُ ٱللَّهُۖ أَنَّىٰ يُؤۡفَكُونَ
Wa qaalatil yahuudu 'uzairun abnullahi wa qaalatin-nashaaral masiihuubnullahi dzaalika qauluhum bi-afwaahihim yudhaahi-uuna qaulal-ladziina kafaruu min qablu qaatalahumullahu annaa yu'fakuun(a)
30. Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Kristen berkata: "Al Masih itu putera Allah." Demikianlah itu ucapan mereka dengan lisan mereka, mereka menggandakan perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka hingga berpaling?
ٱتَّخَذُوٓاْ أَحۡبَارَهُمۡ وَرُهۡبَٰنَهُمۡ أَرۡبَابٗا مِّن دُونِ ٱللَّهِ وَٱلۡمَسِيحَ ٱبۡنَ مَرۡيَمَ وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُوٓاْ إِلَٰهٗا وَٰحِدٗاۖ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۚ سُبۡحَٰنَهُۥ عَمَّا يُشۡرِكُونَ
Attakhadzuu ahbaarahum wa ruhbaanahum arbaaban min duunillahi wal masiihaabna maryama wa maa umiruu illaa liya'buduu ilaahan waahidan laa ilaaha illaa huwa subhaanahuu 'ammaa yusyrikuun(a)
31. "Mereka membuat orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka selaku dewa selain Allah [639] dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka cuma disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan."
يُرِيدُونَ أَن يُطۡفُِٔواْ نُورَ ٱللَّهِ بِأَفۡوَٰهِهِمۡ وَيَأۡبَى ٱللَّهُ إِلَّآ أَن يُتِمَّ نُورَهُۥ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡكَٰفِرُونَ
Yuriiduuna an yuthfi-uu nuurallahi bi-afwaahihim wa ya'ballahu illaa an yutimma nuurahuu wa lau karihal kaafiruun(a)
32. "Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan lisan (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak mengharapkan selain menyempurnakan cahayaNya, meskipun orang-orang yang kafir tidak menyukai."
هُوَ ٱلَّذِيٓ أَرۡسَلَ رَسُولَهُۥ بِٱلۡهُدَىٰ وَدِينِ ٱلۡحَقِّ لِيُظۡهِرَهُۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡمُشۡرِكُونَ
Huwal-ladzii arsala rasuulahuu bil hudaa wa diinil haqqi liyuzhhirahu 'aladdiini kullihi wa lau karihal musyrikuun(a)
33. "Dialah yang sudah menyuruh RasulNya (dengan membawa) isyarat (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, meskipun orang-orang musyrikin tidak menyukai."
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِنَّ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلۡأَحۡبَارِ وَٱلرُّهۡبَانِ لَيَأۡكُلُونَ أَمۡوَٰلَ ٱلنَّاسِ بِٱلۡبَٰطِلِ وَيَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِۗ وَٱلَّذِينَ يَكۡنِزُونَ ٱلذَّهَبَ وَٱلۡفِضَّةَ وَلَا يُنفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ فَبَشِّرۡهُم بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuu inna katsiiran minal ahbaari war ruhbaani laya`kuluuna amwaalannaasi bil baathili wa yashudduuna 'an sabiilillahi waal-ladziina yaknizuunadz-dzahaba wal fidh-dhata wa laa yunfiquunahaa fii sabiilillahi fabasy-syirhum bi'adzaabin aliim(in)
34. "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Kristen sungguh-sungguh mengkonsumsi harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah terhadap mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih,"
يَوۡمَ يُحۡمَىٰ عَلَيۡهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكۡوَىٰ بِهَا جِبَاهُهُمۡ وَجُنُوبُهُمۡ وَظُهُورُهُمۡۖ هَٰذَا مَا كَنَزۡتُمۡ لِأَنفُسِكُمۡ فَذُوقُواْ مَا كُنتُمۡ تَكۡنِزُونَ
Yauma yuhmaa 'alaihaa fii naari jahannama fa tukwaa bihaa jibaahuhum wa junuubuhum wa zhuhuuruhum haadzaa maa kanaztum anfusikum fadzuuquu maa kuntum taknizuun(a)
35. pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, kemudian dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) terhadap mereka: "Inilah harta bendamu yang kau simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah kini (akibat dari) apa yang kau simpan itu."
إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثۡنَا عَشَرَ شَهۡرٗا فِي كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوۡمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ مِنۡهَآ أَرۡبَعَةٌ حُرُمٞۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلۡقَيِّمُۚ فَلَا تَظۡلِمُواْ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمۡۚ وَقَٰتِلُواْ ٱلۡمُشۡرِكِينَ كَآفَّةٗ كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمۡ كَآفَّةٗۚ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلۡمُتَّقِينَ
Inna 'iddatasyyuhuuri 'indallahiitsnaa 'asyara syahran fii kitaabillahi yauma khalaqas-samaawaati wal ardha minhaa arba'atun hurumun dzaalikaddiinul qayyimu falaa tazhlimuu fiihinna anfusakum wa qaatiluul musyrikiina kaaffatan kamaa yuqaatiluunakum kaaffatan waa'lamuu annallaha ma'al muttaqiin(a)
36. "Sesungguhnya bilangan bulan pada segi Allah yakni dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia bikin langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram [640]. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kau menganiaya diri [641] kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu seluruhnya sebagaimana merekapun memerangi kau semuanya, dan ketahuilah sebetulnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa."
إِنَّمَا ٱلنَّسِيٓءُ زِيَادَةٌ فِي ٱلۡكُفۡرِۖ يُضَلُّ بِهِ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ يُحِلُّونَهُۥ عَامٗا وَيُحَرِّمُونَهُۥ عَامٗا لِّيُوَاطُِٔواْ عِدَّةَ مَا حَرَّمَ ٱللَّهُ فَيُحِلُّواْ مَا حَرَّمَ ٱللَّهُۚ زُيِّنَ لَهُمۡ سُوٓءُ أَعۡمَٰلِهِمۡۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡكَٰفِرِينَ
Innamaannasiyu ziyaadatun fiil kufri yudhallu bihil-ladziina kafaruu yuhilluunahuu 'aaman wa yuharrimuunahuu 'aaman liyuwaathi-uu 'iddata maa harramallahu fayuhilluu maa harramallahu zuyyina lahum suwu a'maalihim wallahu laa yahdiil qaumal kaafiriin(a)
37. "Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan haram itu [642] adalah memperbesar kekafiran. Disesatkan orang-orang yang kafir dengan mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada sebuah tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka sanggup mempersesuaikan dengan bilangan yang Allah mengharamkannya, maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. (Syaitan) membuat mereka menatap perbuatan mereka yang jelek itu. Dan Allah tidak memberi isyarat terhadap orang-orang yang kafir."
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَا لَكُمۡ إِذَا قِيلَ لَكُمُ ٱنفِرُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ ٱثَّاقَلۡتُمۡ إِلَى ٱلۡأَرۡضِۚ أَرَضِيتُم بِٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا مِنَ ٱلۡأٓخِرَةِۚ فَمَا مَتَٰعُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا فِي ٱلۡأٓخِرَةِ إِلَّا قَلِيلٌ
Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuu maa lakum idzaa qiila lakumuunfiruu fii sabiilillahiits-tsaaqaltum ilal ardhi aradhiitum bil hayaatiddunyaa minal-aakhirati famaa mataa'ul hayaatiddunyaa fii-aakhirati illaa qaliil(un)
38. Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dibilang kepadamu: "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" kau merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kau puas dengan kehidupan di dunia selaku ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit.
إِلَّا تَنفِرُواْ يُعَذِّبۡكُمۡ عَذَابًا أَلِيمٗا وَيَسۡتَبۡدِلۡ قَوۡمًا غَيۡرَكُمۡ وَلَا تَضُرُّوهُ شَيۡٔٗاۗ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٍ قَدِيرٌ
Illaa tanfiruu yu'adz-dzibkum 'adzaaban aliiman wa yastabdil qauman ghairakum wa laa tadhurruuhu syai-an wallahu 'alaa kulli syai-in qadiir(un)
39. "Jika kau tidak berangkat untuk berperang, tentu Allah menyiksa kau dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kau tidak akan sanggup memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
إِلَّا تَنصُرُوهُ فَقَدۡ نَصَرَهُ ٱللَّهُ إِذۡ أَخۡرَجَهُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ ثَانِيَ ٱثۡنَيۡنِ إِذۡ هُمَا فِي ٱلۡغَارِ إِذۡ يَقُولُ لِصَٰحِبِهِۦ لَا تَحۡزَنۡ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَنَاۖ فَأَنزَلَ ٱللَّهُ سَكِينَتَهُۥ عَلَيۡهِ وَأَيَّدَهُۥ بِجُنُودٖ لَّمۡ تَرَوۡهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ ٱلسُّفۡلَىٰۗ وَكَلِمَةُ ٱللَّهِ هِيَ ٱلۡعُلۡيَاۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Illaa tanshuruuhu faqad nasharahullahu idz akhrajahul-ladziina kafaruu tsaaniyaatsnaini idz humaa fiil ghaari idz yaquulu lishaahibihi laa tahzan innallaha ma'anaa fa-anzalallahu sakiinatahu 'alaihi wa ayyadahu bijunuudin lam tarauhaa wa ja'ala kalimatal-ladziina kafaruussuflaa wa kalimatullahi hiyal 'ulyaa wallahu 'aziizun hakiim(un)
40. Jikalau kau tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah sudah menolongnya (yaitu) dikala orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang dikala keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata terhadap temannya: "Janganlah kau berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan keterangan-Nya terhadap (Muhammad) dan membantunya dengan prajurit yang kau tidak melihatnya, dan Al-Quran membuat orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana [643].
ٱنفِرُواْ خِفَافٗا وَثِقَالٗا وَجَٰهِدُواْ بِأَمۡوَٰلِكُمۡ وَأَنفُسِكُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِۚ ذَٰلِكُمۡ خَيۡرٌ لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ
Anfiruu khifaafan wa tsiqaaalan wa jaahiduu bi-amwaalikum wa anfusikum fii sabiilillahi dzaalikum khairun lakum in kuntum ta'lamuun(a)
41. "Berangkatlah kau baik dalam kondisi merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kau dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu yakni lebih baik bagimu, jikalau kau mengetahui."
لَوۡ كَانَ عَرَضٗا قَرِيبٗا وَسَفَرٗا قَاصِدٗا لَّٱتَّبَعُوكَ وَلَٰكِنۢ بَعُدَتۡ عَلَيۡهِمُ ٱلشُّقَّةُۚ وَسَيَحۡلِفُونَ بِٱللَّهِ لَوِ ٱسۡتَطَعۡنَا لَخَرَجۡنَا مَعَكُمۡ يُهۡلِكُونَ أَنفُسَهُمۡ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ إِنَّهُمۡ لَكَٰذِبُونَ
Lau kaana 'aradhan qariiban wa safaran qaashidan laattaba'uuka wa laakin ba'udat 'alaihimusyyuqqatu wa sayahlifuuna billahi lawiistatha'naa lakharajnaa ma'akum yuhlikuuna anfusahum wallahu ya'lamu innahum lakaadzibuun(a)
42. "Kalau yang kau serukan terhadap mereka itu laba yang gampang diperoleh dan perjalanan yang tidak seberapa jauh, pastilah mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh mereka. Mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah: "Jikalau kami sanggup tentulah kami berangkat bersama-samamu." Mereka membinasakan diri mereka sendiri [644] dan Allah mengenali bahwa sesungguhnya mereka sungguh-sungguh orang-orang yang berdusta."
عَفَا ٱللَّهُ عَنكَ لِمَ أَذِنتَ لَهُمۡ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْ وَتَعۡلَمَ ٱلۡكَٰذِبِينَ
'Afaallahu 'anka lima adzinta lahum hattaa yatabayyana lakal-ladziina shadaquu wa ta'lamal kaadzibiin(a)
43. "Semoga Allah mema'afkanmu. Mengapa kau memberi izin terhadap mereka (untuk tidak pergi berperang), sebelum terperinci bagimu orang-orang yang benar (dalam keuzurannya) dan sebelum kau pahami orang-orang yang berdusta?"
لَا يَسۡتَٔۡذِنُكَ ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ أَن يُجَٰهِدُواْ بِأَمۡوَٰلِهِمۡ وَأَنفُسِهِمۡۗ وَٱللَّهُ عَلِيمُۢ بِٱلۡمُتَّقِينَ
Laa yasta`dzinukal-ladziina yu`minuuna billahi wal yaumil-aakhiri an yujaahiduu bi-amwaalihim wa anfusihim wallahu 'aliimun bil muttaqiin(a)
44. "Orang-orang yang beriman terhadap Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengenali orang-orang yang bertakwa."
إِنَّمَا يَسۡتَٔۡذِنُكَ ٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَٱرۡتَابَتۡ قُلُوبُهُمۡ فَهُمۡ فِي رَيۡبِهِمۡ يَتَرَدَّدُونَ
Innamaa yasta`dzinukal-ladziina laa yu`minuuna billahi wal yaumil-aakhiri waartaabat quluubuhum fahum fii raibihim yataraddaduun(a)
45. "Sesungguhnya yang mau meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman terhadap Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka senantiasa tidak yakin dalam keraguannya."
وَلَوۡ أَرَادُواْ ٱلۡخُرُوجَ لَأَعَدُّواْ لَهُۥ عُدَّةٗ وَلَٰكِن كَرِهَ ٱللَّهُ ٱنۢبِعَاثَهُمۡ فَثَبَّطَهُمۡ وَقِيلَ ٱقۡعُدُواْ مَعَ ٱلۡقَٰعِدِينَ
Wa lau araaduul khuruuja a'adduu lahuu 'uddatan wa laakin karihallahuunbi'aatsahum fatsabbathahum wa qiilaaq'uduu ma'al qaa'idiin(a)
46. Dan jikalau mereka mau berangkat, tentulah mereka merencanakan antisipasi untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menggemari keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan prospek mereka. dan dibilang terhadap mereka: "Tinggallah kau bareng orang-orang yang tinggal itu."
لَوۡ خَرَجُواْ فِيكُم مَّا زَادُوكُمۡ إِلَّا خَبَالٗا وَلَأَوۡضَعُواْ خِلَٰلَكُمۡ يَبۡغُونَكُمُ ٱلۡفِتۡنَةَ وَفِيكُمۡ سَمَّٰعُونَ لَهُمۡۗ وَٱللَّهُ عَلِيمُۢ بِٱلظَّٰلِمِينَ
Lau kharajuu fiikum maa zaaduukum illaa khabaaalan wa audha'uu khilaalakum yabghuunakumul fitnata wa fiikum sammaa'uuna lahum wallahu 'aliimun bizh-zhaalimiin(a)
47. "Jika mereka berangkat gotong royong kamu, tentu mereka tidak memperbesar kau selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan bergegas maju ke wajah di celah-celah barisanmu, untuk mengadakan kekacauan di antara kamu; sedang di antara kau ada orang-orang yang amat suka menyimak perkataan mereka. Dan Allah mengenali orang-orang yang zalim."
لَقَدِ ٱبۡتَغَوُاْ ٱلۡفِتۡنَةَ مِن قَبۡلُ وَقَلَّبُواْ لَكَ ٱلۡأُمُورَ حَتَّىٰ جَآءَ ٱلۡحَقُّ وَظَهَرَ أَمۡرُ ٱللَّهِ وَهُمۡ كَٰرِهُونَ
Laqadiibtaghawuul fitnata min qablu wa qallabuu lakal amuura hattaa jaa-al haqqu wa zhahara amrullahi wa hum kaarihuun(a)
48. "Sesungguhnya dari dahulupun mereka sudah mencari-cari kekacauan dan mereka mengendalikan pelbagai macam kecerdikan busuk untuk (merusakkan)mu, hingga datanglah kebenaran (pertolongan Allah) dan menanglah agama Allah, padahal mereka tidak menyukainya."
وَمِنۡهُم مَّن يَقُولُ ٱئۡذَن لِّي وَلَا تَفۡتِنِّيٓۚ أَلَا فِي ٱلۡفِتۡنَةِ سَقَطُواْۗ وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمُحِيطَةُۢ بِٱلۡكَٰفِرِينَ
Wa minhum man yaquuluu-adzan lii wa laa taftinnii alaa fiil fitnati saqathuu wa inna jahannama lamuhiithatun bil kaafiriin(a)
49. "Di antara mereka ada orang yang berkata: "Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang) dan janganlah kau membuat saya terjerumus dalam fitnah." Ketahuilah bahwa mereka sudah terjerumus ke dalam fitnah [645]. Dan sesungguhnya Jahannam itu sungguh-sungguh meliputi orang-orang yang kafir."
إِن تُصِبۡكَ حَسَنَةٞ تَسُؤۡهُمۡۖ وَإِن تُصِبۡكَ مُصِيبَةٌ يَقُولُواْ قَدۡ أَخَذۡنَآ أَمۡرَنَا مِن قَبۡلُ وَيَتَوَلَّواْ وَّهُمۡ فَرِحُونَ
In tushibka hasanatun tasu`hum wa-in tushibka mushiibatun yaquuluu qad akhadznaa amranaa min qablu wa yatawallau wa hum farihuun(a)
50. "Jika kau mendapat sebuah kebaikan, mereka menjadi tidak senang karenanya; dan jikalau kau ditimpa oleh sesuatu bencana, mereka berkata: "Sesungguhnya kami sebelumnya sudah memperhatikan kendala kami (tidak pergi perang)" dan mereka berpaling dengan rasa gembira."
Surah At Taubah Ayat 51
قُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوۡلَىٰنَاۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلۡيَتَوَكَّلِ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ
Qul lan yushiibanaa ilala maa kataballahu lanaa huwa maulaanaa wa 'alallahi falyatawakkalil mu`minuun(a)
51. Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang sudah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan cuma terhadap Allah orang-orang yang beriman mesti bertawakal."
قُلۡ هَلۡ تَرَبَّصُونَ بِنَآ إِلَّآ إِحۡدَى ٱلۡحُسۡنَيَيۡنِۖ وَنَحۡنُ نَتَرَبَّصُ بِكُمۡ أَن يُصِيبَكُمُ ٱللَّهُ بِعَذَابٍ مِّنۡ عِندِهِۦٓ أَوۡ بِأَيۡدِينَاۖ فَتَرَبَّصُوٓاْ إِنَّا مَعَكُم مُّتَرَبِّصُونَ
Qul hal tarabbashuuna binaa illaa ihdal husnayaini wa nahnu natarabbashu bikum an yushiibakumullahu bi'adzaabin min 'indihii au biaidiinaa fatarabbashuu innaa ma'akum mutarabbishuun(a)
52. Katakanlah: "tidak ada yang kau tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan [646]. Dan Kami menunggu-nunggu bagi kau bahwa Allah akan menimpakan kepadamu azab (yang besar) dari sisi-Nya. Sebab itu tunggulah, sesungguhnya kami menunggu-nunggu bersamamu."
قُلۡ أَنفِقُواْ طَوۡعًا أَوۡ كَرۡهٗا لَّن يُتَقَبَّلَ مِنكُمۡ إِنَّكُمۡ كُنتُمۡ قَوۡمٗا فَٰسِقِينَ
Qul anfiquu thau'an au karhan lan yutaqabbala minkum innakum kuntum qauman faasiqiin(a)
53. Katakanlah: "Nafkahkanlah hartamu, baik dengan sukarela ataupun dengan terpaksa, tetapi nafkah itu sekali-kali tidak akan diterima dari kamu. Sesungguhnya kau yakni orang-orang yang fasik."
وَمَا مَنَعَهُمۡ أَن تُقۡبَلَ مِنۡهُمۡ نَفَقَٰتُهُمۡ إِلَّآ أَنَّهُمۡ كَفَرُواْ بِٱللَّهِ وَبِرَسُولِهِۦ وَلَا يَأۡتُونَ ٱلصَّلَوٰةَ إِلَّا وَهُمۡ كُسَالَىٰ وَلَا يُنفِقُونَ إِلَّا وَهُمۡ كَٰرِهُونَ
Wa maa mana'ahum an tuqbala minhum nafaqaatuhum illaa annahum kafaruu billahi wa birasuulihii wa laa ya`tuunash-shalaata illaa wa hum kusaalaa wa laa yunfiquuna illaa wa hum kaarihuun(a)
54. "Dan tidak ada yang membatasi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir terhadap Allah dan RasulNya dan mereka tidak melaksanakan sembahyang, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan."
فَلَا تُعۡجِبۡكَ أَمۡوَٰلُهُمۡ وَلَآ أَوۡلَٰدُهُمۡۚ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُم بِهَا فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَتَزۡهَقَ أَنفُسُهُمۡ وَهُمۡ كَٰفِرُونَ
Falaa tu'jibka amwaaluhum wa laa aulaaduhum innamaa yuriidullahu liyu'adz-dzibahum bihaa fiil hayaatiddunyaa wa tazhaqa anfusuhum wa hum kaafiruun(a)
55. "Maka janganlah harta benda dan belum dewasa mereka menawan hatimu. Sesungguhnya Allah mengharapkan dengan (memberi) harta benda dan belum dewasa itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan terbang nyawa mereka, sedang mereka dalam kondisi kafir."
وَيَحۡلِفُونَ بِٱللَّهِ إِنَّهُمۡ لَمِنكُمۡ وَمَا هُم مِّنكُمۡ وَلَٰكِنَّهُمۡ قَوۡمٌ يَفۡرَقُونَ
Wa yahlifuuna billahi innahum laminkum wa maa hum minkum wa laakinnahum qaumun yafraquun(a)
56. "Dan mereka (orang-orang munafik) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa sesungguhnya mereka tergolong golonganmu; padahal mereka bukanlah dari golonganmu, akan tetapi mereka yakni orang-orang yang sungguh takut (kepadamu)."
لَوۡ يَجِدُونَ مَلۡجًَٔا أَوۡ مَغَٰرَٰتٍ أَوۡ مُدَّخَلٗا لَّوَلَّوۡاْ إِلَيۡهِ وَهُمۡ يَجۡمَحُونَ
Lau yajiduuna maljaan au maghaaraatin au muddakhalaa lawallau ilaihi wa hum yajmahuun(a)
57. "Jikalau mereka memperoleh tempat perlindunganmu atau gua-gua atau lobang-lobang (dalam tanah) tentu mereka pergi kepadanya dengan secepat-cepatnya."
وَمِنۡهُم مَّن يَلۡمِزُكَ فِي ٱلصَّدَقَٰتِ فَإِنۡ أُعۡطُواْ مِنۡهَا رَضُواْ وَإِن لَّمۡ يُعۡطَوۡاْ مِنۡهَآ إِذَا هُمۡ يَسۡخَطُونَ
Wa minhum man yalmizuka fiish-shadaqaati fa-in u'thuu minhaa radhuu wa in lam yu`thau minhaa idzaa hum yaskhathuun(a)
58. "Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu wacana (distribusi) zakat; jikalau mereka diberi sebahagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan jikalau mereka tidak diberi sebahagian dari padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah."
وَلَوۡ أَنَّهُمۡ رَضُواْ مَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥ وَقَالُواْ حَسۡبُنَا ٱللَّهُ سَيُؤۡتِينَا ٱللَّهُ مِن فَضۡلِهِۦ وَرَسُولُهُۥٓ إِنَّآ إِلَى ٱللَّهِ رَٰغِبُونَ
Wa lau annahum radhuu maa aataahumullahu wa rasuuluhuu wa qaaluuu hasbunaallahu sayu'tiinaallahu min fadhlihii wa rasuuluhu innaa ilallahi raaghibuun(a)
59. Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan RasulNya terhadap mereka, dan berkata: "Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan menampilkan sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami yakni orang-orang yang berharap terhadap Allah," (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka).
إِنَّمَا ٱلصَّدَقَٰتُ لِلۡفُقَرَآءِ وَٱلۡمَسَٰكِينِ وَٱلۡعَٰمِلِينَ عَلَيۡهَا وَٱلۡمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمۡ وَفِي ٱلرِّقَابِ وَٱلۡغَٰرِمِينَ وَفِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِيلِۖ فَرِيضَةٗ مِّنَ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Innamaash-shadaqaatu lilfuqaraa-i wal masaakiini wal 'aamiliina 'alaihaa wal mu'allafati quluubuhum wa fiirriqaabi wal ghaarimiina wa fii sabiilillahi wa-ibnissabiili fariidhatan minallahi wallahu 'aliimun hakiim(un)
60. "Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, selaku sebuah ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana [647]."
وَمِنۡهُمُ ٱلَّذِينَ يُؤۡذُونَ ٱلنَّبِيَّ وَيَقُولُونَ هُوَ أُذُنٞۚ قُلۡ أُذُنُ خَيۡرٖ لَّكُمۡ يُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ وَيُؤۡمِنُ لِلۡمُؤۡمِنِينَ وَرَحۡمَةٞ لِّلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡۚ وَٱلَّذِينَ يُؤۡذُونَ رَسُولَ ٱللَّهِ لَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Wa minhumul-ladziina yu`dzuunannabii-ya wa yaquuluuna huwa udzunun qul udzunu khairin lakum yu`minu billahi wa yu`minu lilmu`miniina wa rahmatul(n)-lil-ladziina aamanuu minkum waal-ladziina yu`dzuuna rasuulallahi lahum 'adzaabun aliim(un)
61. Di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang menyakiti Nabi dan mengatakan: "Nabi mempercayai semua apa yang didengarnya." Katakanlah: "Ia mempercayai semua yang bagus bagi kamu, ia beriman terhadap Allah, mempercayai orang-orang mukmin, dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang beriman di antara kamu." Dan orang-orang yang menyakiti Rasulullah itu, bagi mereka azab yang pedih.
يَحۡلِفُونَ بِٱللَّهِ لَكُمۡ لِيُرۡضُوكُمۡ وَٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَحَقُّ أَن يُرۡضُوهُ إِن كَانُواْ مُؤۡمِنِينَ
Yahlifuuna billahi lakum liyurdhuukum wallahu wa rasuuluhuu ahaqqu an yurdhuuhu in kaanuu mu`miniin(a)
62. "Mereka bersumpah terhadap kau dengan (nama) Allah untuk mencari keridhaanmu, padahal Allah dan Rasul-Nya itulah yang lebih patut mereka cari keridhaannya jikalau mereka yakni orang-orang yang mukmin."
أَلَمۡ يَعۡلَمُوٓاْ أَنَّهُۥ مَن يُحَادِدِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَأَنَّ لَهُۥ نَارَ جَهَنَّمَ خَٰلِدٗا فِيهَاۚ ذَٰلِكَ ٱلۡخِزۡيُ ٱلۡعَظِيمُ
Alam ya'lamuu annahuu man yuhaadidillaha wa rasuulahuu fa-anna lahuu naara jahannama khaalidan fiihaa dzaalikal khizyul 'azhiim(u)
63. "Tidaklah mereka (orang-orang munafik itu) mengenali sebetulnya barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya nerakan jahannamlah baginya, kekal mereka di dalamnya. Itu yakni kehinaan yang besar."
يَحۡذَرُ ٱلۡمُنَٰفِقُونَ أَن تُنَزَّلَ عَلَيۡهِمۡ سُورَةٌ تُنَبِّئُهُم بِمَا فِي قُلُوبِهِمۡۚ قُلِ ٱسۡتَهۡزِءُوٓاْ إِنَّ ٱللَّهَ مُخۡرِجٌ مَّا تَحۡذَرُونَ
Yahdzarul munaafiquuna an tunazzala 'alaihim suuratun tunabbi-uhum bimaa fii quluubihim quliistahzi-uu innallaha mukhrijun maa tahdzaruun(a)
64. "Orang-orang yang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menunjukan apa yang tersembunyi dalam hati mereka. Katakanlah terhadap mereka: "Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan rasul-Nya)." Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kau takuti itu."
وَلَئِن سَأَلۡتَهُمۡ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلۡعَبُۚ قُلۡ أَبِٱللَّهِ وَءَايَٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمۡ تَسۡتَهۡزِءُونَ
Wa la-in sa-altahum layaquulunna innamaa kunnaa nakhuudhu wa nal'abu qul abillahi wa aayaatihii wa rasuulihii kuntum tastahzi-uun(a)
65. Dan jikalau kau tanyakan terhadap mereka (tentang apa yang mereka laksanakan itu), tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja." Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kau senantiasa berolok-olok?"
لَا تَعۡتَذِرُواْ قَدۡ كَفَرۡتُم بَعۡدَ إِيمَٰنِكُمۡۚ إِن نَّعۡفُ عَن طَآئِفَةٍ مِّنكُمۡ نُعَذِّبۡ طَآئِفَةَۢ بِأَنَّهُمۡ كَانُواْ مُجۡرِمِينَ
Laa ta'tadziruu qad kafartum ba'da iimaanikum in na'fu 'an thaa-ifatin minkum nu'adz-dzib thaa-ifatan biannahum kaanuu mujrimiin(a)
66. "Tidak usah kau minta maaf, karena kau kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kau (lantaran mereka taubat), tentu Kami akan mengazab kelompok (yang lain) disebabkan mereka yakni orang-orang yang senantiasa berbuat dosa."
ٱلۡمُنَٰفِقُونَ وَٱلۡمُنَٰفِقَٰتُ بَعۡضُهُم مِّنۢ بَعۡضٖۚ يَأۡمُرُونَ بِٱلۡمُنكَرِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَقۡبِضُونَ أَيۡدِيَهُمۡۚ نَسُواْ ٱللَّهَ فَنَسِيَهُمۡۚ إِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ هُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ
Al-munaafiquuna wal munaafiqaatu ba'dhuhum min ba'dhin ya'muruuna bil munkari wa yanhauna 'anil ma'ruufi wa yaqbidhuuna aidiyahum nasuullaha fanasiyahum innal munaafiqiina humul faasiquun(a)
67. "Orang-orang munafik pria dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain yakni sama, mereka menyuruh bikin yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya[648]. Mereka sudah lupa terhadap Allah, maka Allah melalaikan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu yakni orang-orang yang fasik."
وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ وَٱلۡمُنَٰفِقَٰتِ وَٱلۡكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَاۚ هِيَ حَسۡبُهُمۡۚ وَلَعَنَهُمُ ٱللَّهُۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ مُّقِيمٌ
Wa 'adallahul munaafiqiina wal munaafiqaati wal kuffaara naara jahannama khaalidiina fiihaa hiya hasbuhum wa la'anahumullahu wa lahum 'adzaabun muqiim(un)
68. "Allah mengancam orang-orang munafik pria dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah mela'nati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal."
كَٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ كَانُوٓاْ أَشَدَّ مِنكُمۡ قُوَّةٗ وَأَكۡثَرَ أَمۡوَٰلٗا وَأَوۡلَٰدٗا فَٱسۡتَمۡتَعُواْ بِخَلَٰقِهِمۡ فَٱسۡتَمۡتَعۡتُم بِخَلَٰقِكُمۡ كَمَا ٱسۡتَمۡتَعَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُم بِخَلَٰقِهِمۡ وَخُضۡتُمۡ كَٱلَّذِي خَاضُوٓاْۚ أُوْلَٰٓئِكَ حَبِطَتۡ أَعۡمَٰلُهُمۡ فِي ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةِۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ
Kaal-ladziina min qablikum kaanuu asyadda minkum quwwatan wa aktsara amwaaalan wa aulaadan faastamta'uu bikhalaaqihim faastamta'tum bikhalaaqikum kamaaastamta'al-ladziina min qablikum bikhalaaqihim wa khudhtum kaal-ladzii khaadhuu uulaa-ika habithat a'maaluhum fiiddunyaa wal-aakhirati wa uulaa-ika humul khaasiruun(a)
69. "(keadaan kau hai orang-orang munafik dan musyrikin) yakni menyerupai kondisi orang-orang sebelum kamu, mereka lebih besar lengan berkuasa dibandingkan dengan kamu, dan lebih banyak harta dan anak-anaknya dari kamu. Maka mereka sudah menikmati cuilan mereka, dan kau sudah menikmati cuilan kau sebagaimana orang-orang yang sebelummu menikmati bagiannya, dan kau mempercakapkan (hal yang batil) sebagaimana mereka mempercakapkannya. Mereka itu amalannya menjadi tidak bermanfaat di dunia dan di akhirat; dan mereka itulah orang-orang yang merugi."
أَلَمۡ يَأۡتِهِمۡ نَبَأُ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ قَوۡمِ نُوحٖ وَعَادٖ وَثَمُودَ وَقَوۡمِ إِبۡرَٰهِيمَ وَأَصۡحَٰبِ مَدۡيَنَ وَٱلۡمُؤۡتَفِكَٰتِۚ أَتَتۡهُمۡ رُسُلُهُم بِٱلۡبَيِّنَٰتِۖ فَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيَظۡلِمَهُمۡ وَلَٰكِن كَانُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ يَظۡلِمُونَ
Alam ya`tihim naba-ul-ladziina min qablihim qaumi nuuhin wa 'aadin wa tsamuuda wa qaumi ibraahiima wa ashhaabi madyana wal mu'tafikaati atathum rusuluhum bil bayyinaati famaa kaanallahu liyazhlimahum wa laakin kaanuu anfusahum yazhlimuun(a)
70. "Belumkah tiba terhadap mereka gunjingan penting wacana orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, 'Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan dan negeri-negeri yang sudah musnah? [649]. Telah tiba terhadap mereka rasul-rasul dengan menjinjing keterangan yang nyata, maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri."
وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتُ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٖۚ يَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَيُطِيعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓۚ أُوْلَٰٓئِكَ سَيَرۡحَمُهُمُ ٱللَّهُۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Wal mu`minuuna wal mu`minaatu ba'dhuhum auliyaa-u ba'dhin ya`muruuna bil ma'ruufi wa yanhauna 'anil munkari wa yuqiimuunash-shalaata wa yu'tuunazzakaata wa yuthii'uunallaha wa rasuulahuu uulaa-ika sayarhamuhumullahu innallaha 'aziizun hakiim(un)
71. "Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, menghambat dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا وَمَسَٰكِنَ طَيِّبَةٗ فِي جَنَّٰتِ عَدۡنٖۚ وَرِضۡوَٰنٌ مِّنَ ٱللَّهِ أَكۡبَرُۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ
Wa 'adallahul mu`miniina wal mu`minaati jannaatin tajrii min tahtihaal anhaaru khaalidiina fiihaa wa masaakina thayyibatan fii jannaati 'adnin wa ridhwaanun minallahi akbaru dzaalika huwal fauzul 'azhiim(u)
72. "Allah prospektif terhadap orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan, (akan mendapat) nirwana yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang elok di nirwana 'Adn. Dan keridhaan Allah yakni lebih besar; itu yakni keberuntungan yang besar."
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِيُّ جَٰهِدِ ٱلۡكُفَّارَ وَٱلۡمُنَٰفِقِينَ وَٱغۡلُظۡ عَلَيۡهِمۡۚ وَمَأۡوَىٰهُمۡ جَهَنَّمُۖ وَبِئۡسَ ٱلۡمَصِيرُ
Yaa ayyuhaannabiyyu jaahidil kuffaara wal munaafiqiina waaghluzh 'alaihim wa ma`waahum jahannamu wa bi`sal mashiir(u)
73. "Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka merupakan jahannam. Dan itu yakni tempat kembali yang seburuk-buruknya."
يَحۡلِفُونَ بِٱللَّهِ مَا قَالُواْ وَلَقَدۡ قَالُواْ كَلِمَةَ ٱلۡكُفۡرِ وَكَفَرُواْ بَعۡدَ إِسۡلَٰمِهِمۡ وَهَمُّواْ بِمَا لَمۡ يَنَالُواْۚ وَمَا نَقَمُوٓاْ إِلَّآ أَنۡ أَغۡنَىٰهُمُ ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥ مِن فَضۡلِهِۦۚ فَإِن يَتُوبُواْ يَكُ خَيۡرٗا لَّهُمۡۖ وَإِن يَتَوَلَّوۡاْ يُعَذِّبۡهُمُ ٱللَّهُ عَذَابًا أَلِيمٗا فِي ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةِۚ وَمَا لَهُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ مِن وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
Yahlifuuna billahi maa qaaluuu wa laqad qaaluuu kalimatal kufri wa kafaruu ba'da islaamihim wa hammuu bimaa lam yanaaluuu wa maa naqamuu illaa an aghnaahumullahu wa rasuuluhuu min fadhlihii fa-in yatuubuu yaku khairan lahum wa-in yatawallau yu'adz-dzibhumullahu 'adzaaban aliiman fiiddunyaa wal-aakhirati wa maa lahum fiil ardhi min waliyyin wa laa nashiir(in)
74. "Mereka (orang-orang munafik itu) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa mereka tidak menyampaikan (sesuatu yang menyakitimu). Sesungguhnya mereka sudah mengucapkan perkataan kekafiran, dan sudah menjadi kafir sesudah Islam dan mengingini apa yang mereka tidak sanggup mencapainya [650], dan mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya), kecuali karena Allah dan Rasul-Nya sudah melimpahkan karunia-Nya terhadap mereka. Maka jikalau mereka bertaubat, itu yakni lebih baik bagi mereka, dan jikalau mereka berpaling, tentu Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di dunia dan akhirat; dan mereka sekali-kali tidaklah memiliki pelindung dan tidak (pula) penolong di wajah bumi."
وَمِنۡهُم مَّنۡ عَٰهَدَ ٱللَّهَ لَئِنۡ ءَاتَىٰنَا مِن فَضۡلِهِۦ لَنَصَّدَّقَنَّ وَلَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
Wa minhum man 'aahadallaha la-in aataanaa min fadhlihi lanash-shaddaqanna wa lanakuunanna minash-shaalihiin(a)
75. "Dan diantara mereka ada orang yang sudah berikrar terhadap Allah: "Sesungguhnya jikalau Allah menampilkan sebahagian karunia-Nya terhadap kami, pastilah kami akan berzakat dan pastilah kami tergolong orang-orang yang saleh."
فَلَمَّآ ءَاتَىٰهُم مِّن فَضۡلِهِۦ بَخِلُواْ بِهِۦ وَتَوَلَّواْ وَّهُم مُّعۡرِضُونَ
Falammaa aataahum min fadhlihii bakhiluu bihii wa tawallau wa hum mu'ridhuun(a)
76. "Maka sesudah Allah menampilkan terhadap mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang senantiasa membelakangi (kebenaran)."
فَأَعۡقَبَهُمۡ نِفَاقٗا فِي قُلُوبِهِمۡ إِلَىٰ يَوۡمِ يَلۡقَوۡنَهُۥ بِمَآ أَخۡلَفُواْ ٱللَّهَ مَا وَعَدُوهُ وَبِمَا كَانُواْ يَكۡذِبُونَ
Fa-a'qabahum nifaaqan fii quluubihim ilaa yaumi yalqaunahu bimaa akhlafuullaha maa wa 'aduuhu wa bimaa kaanuu yakdzibuun(a)
77. "Maka Allah membuat kemunafikan pada hati mereka hingga terhadap waktu mereka menemui Allah, karena mereka sudah memungkiri terhadap Allah apa yang sudah mereka ikrarkan kepada-Nya dan juga karena mereka senantiasa berdusta."
أَلَمۡ يَعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ يَعۡلَمُ سِرَّهُمۡ وَنَجۡوَىٰهُمۡ وَأَنَّ ٱللَّهَ عَلَّٰمُ ٱلۡغُيُوبِ
Alam ya'lamuu annallaha ya'lamu sirrahum wa najwaahum wa annallaha 'alaamul ghuyuub(i)
78. "Tidaklah mereka tahu sebetulnya Allah mengenali diam-diam dan bisikan mereka, dan sebetulnya Allah amat mengenali segala yang ghaib."
ٱلَّذِينَ يَلۡمِزُونَ ٱلۡمُطَّوِّعِينَ مِنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ فِي ٱلصَّدَقَٰتِ وَٱلَّذِينَ لَا يَجِدُونَ إِلَّا جُهۡدَهُمۡ فَيَسۡخَرُونَ مِنۡهُمۡ سَخِرَ ٱللَّهُ مِنۡهُمۡ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Al-ladziina yalmizuunal muth-thawwi'iina minal mu`miniina fiish-shadaqaati waal-ladziina laa yajiduuna illaa juhdahum fayaskharuuna minhum sakhirallahu minhum wa lahum 'adzaabun aliim(un)
79. "(Orang-orang munafik itu) yakni orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu mencibir mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih."
ٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ أَوۡ لَا تَسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ إِن تَسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ سَبۡعِينَ مَرَّةٗ فَلَن يَغۡفِرَ ٱللَّهُ لَهُمۡۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ كَفَرُواْ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡفَٰسِقِينَ
Astaghfir lahum au laa tastaghfir lahum in tastaghfir lahum sab'iina marratan falan yaghfirallahu lahum dzaalika bi-annahum kafaruu billahi wa rasuulihii wallahu laa yahdiil qaumal faasiqiin(a)
80. "Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kau mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja). Kendatipun kau memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, tetapi Allah sekali-kali tidak akan memberi ampunan terhadap mereka. Yang demikian itu yakni karena mereka kafir terhadap Allah dan Rasul-Nya. Dan Allah tidak memberi isyarat terhadap kaum yang fasik."
فَرِحَ ٱلۡمُخَلَّفُونَ بِمَقۡعَدِهِمۡ خِلَٰفَ رَسُولِ ٱللَّهِ وَكَرِهُوٓاْ أَن يُجَٰهِدُواْ بِأَمۡوَٰلِهِمۡ وَأَنفُسِهِمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَقَالُواْ لَا تَنفِرُواْ فِي ٱلۡحَرِّۗ قُلۡ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرّٗاۚ لَّوۡ كَانُواْ يَفۡقَهُونَ
Farihal mukhallafuuna bimaq'adihim khilaafa rasuulillahi wa karihuu an yujaahiduu bi-amwaalihim wa-anfusihim fii sabiilillahi wa qaaluuu laa tanfiruu fiil harri qul naaru jahannama asyaddu harran lau kaanuu yafqahuun(a)
81. Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut perang) itu, merasa besar hati dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak senang berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: "Janganlah kau berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini." Katakanlah: "Api neraka jahannam itu lebih sungguh panas(nya)" jikalau mereka mengetahui.
فَلۡيَضۡحَكُواْ قَلِيلٗا وَلۡيَبۡكُواْ كَثِيرٗا جَزَآءَۢ بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ
Falyadhhakuu qaliilaa wal yabkuu katsiiran jazaa-an bimaa kaanuu yaksibuun(a)
82. "Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, selaku pembalasan dari apa yang senantiasa mereka kerjakan."
فَإِن رَّجَعَكَ ٱللَّهُ إِلَىٰ طَآئِفَةٖ مِّنۡهُمۡ فَٱسۡتَٔۡذَنُوكَ لِلۡخُرُوجِ فَقُل لَّن تَخۡرُجُواْ مَعِيَ أَبَدٗا وَلَن تُقَٰتِلُواْ مَعِيَ عَدُوًّاۖ إِنَّكُمۡ رَضِيتُم بِٱلۡقُعُودِ أَوَّلَ مَرَّةٍ فَٱقۡعُدُواْ مَعَ ٱلۡخَٰلِفِينَ
Fa-in raja'akallahu ilaa thaa-ifatin minhum faasta'dzanuuka lilkhuruuji faqul lan takhrujuu ma'iya abadan wa lan tuqaatiluu ma'iya 'aduwwan innakum radhiitum bil qu'uudi awwala marratin faaq'uduu ma'al khaalifiin(a)
83. Maka jikalau Allah mengembalikanmu terhadap sebuah kelompok dari mereka, kemudian mereka minta izin kepadamu untuk keluar (pergi berperang), maka Katakanlah: "Kamu tidak boleh keluar bersamaku selama-lamanya dan tidak boleh memerangi musuh bersamaku. Sesungguhnya kau sudah rela tidak pergi berperang kali yang pertama. Karena itu duduklah bareng orang-orang yang tidak ikut berperang." [651],
وَلَا تُصَلِّ عَلَىٰٓ أَحَدٖ مِّنۡهُم مَّاتَ أَبَدٗا وَلَا تَقُمۡ عَلَىٰ قَبۡرِهِۦٓۖ إِنَّهُمۡ كَفَرُواْ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَمَاتُواْ وَهُمۡ فَٰسِقُونَ
Wa laa tushalli 'alaa ahadin minhum maata abadan wa laa taqum 'alaa qabrihi innahum kafaruu billahi wa rasuulihii wa maatuu wa hum faasiquun(a)
84. "Dan janganlah kau sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kau berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka sudah kafir terhadap Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam kondisi fasik."
وَلَا تُعۡجِبۡكَ أَمۡوَٰلُهُمۡ وَأَوۡلَٰدُهُمۡۚ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ أَن يُعَذِّبَهُم بِهَا فِي ٱلدُّنۡيَا وَتَزۡهَقَ أَنفُسُهُمۡ وَهُمۡ كَٰفِرُونَ
Wa laa tu'jibka amwaaluhum wa aulaaduhum innamaa yuriidullahu an yu'adz-dzibahum bihaa fiiddunyaa wa tazhaqa anfusuhum wa hum kaafiruun(a)
85. "Dan janganlah harta benda dan belum dewasa mereka menawan hatimu. Sesungguhnya Allah mengharapkan akan mengazab mereka di dunia dengan harta dan belum dewasa itu dan agar terbang nyawa mereka, dalam kondisi kafir."
وَإِذَآ أُنزِلَتۡ سُورَةٌ أَنۡ ءَامِنُواْ بِٱللَّهِ وَجَٰهِدُواْ مَعَ رَسُولِهِ ٱسۡتَٔۡذَنَكَ أُوْلُواْ ٱلطَّوۡلِ مِنۡهُمۡ وَقَالُواْ ذَرۡنَا نَكُن مَّعَ ٱلۡقَٰعِدِينَ
Wa idzaa unzilat suuratun an aaminuu billahi wa jaahiduu ma'a rasuulihiista`dzanaka uuluuth-thauli minhum wa qaaluuu dzarnaa nakun ma'al qaa'idiin(a)
86. Dan apabila diturunkan sebuah surat (yang menyuruh terhadap orang munafik itu): "Berimanlah kau terhadap Allah dan berjihadlah beserta Rasul-Nya", tentu orang-orang yang sanggup di antara mereka meminta izin kepadamu (untuk tidak berjihad) dan mereka berkata: "Biarkanlah kami berada bareng orang-orang yang duduk"[652].
رَضُواْ بِأَن يَكُونُواْ مَعَ ٱلۡخَوَالِفِ وَطُبِعَ عَلَىٰ قُلُوبِهِمۡ فَهُمۡ لَا يَفۡقَهُونَ
Radhuu bi-an yakuunuu ma'al khawaalifi wa thubi'a 'ala quluubihim fahum laa yafqahuun(a)
87. "Mereka rela berada bareng orang-orang yang tidak berperang [653], dan hati mereka sudah dikunci mati maka mereka tidak mengenali (kebahagiaan beriman dan berjihad)."
لَٰكِنِ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ جَٰهَدُواْ بِأَمۡوَٰلِهِمۡ وَأَنفُسِهِمۡۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلۡخَيۡرَٰتُۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ
Lakinirrasuulu waal-ladziina aamanuu ma'ahuu jaahaduu bi-amwaalihim wa anfusihim wa uulaa-ika lahumul khairaatu wa uulaa-ika humul muflihuun(a)
88. "Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bareng dia, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
أَعَدَّ ٱللَّهُ لَهُمۡ جَنَّٰتٍ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَاۚ ذَٰلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ
A'addallahu lahum jannaatin tajrii min tahtihaal anhaaru khaalidiina fiihaa dzaalikal fauzul 'azhiim(u)
89. "Allah sudah menawarkan bagi mereka syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar."
وَجَآءَ ٱلۡمُعَذِّرُونَ مِنَ ٱلۡأَعۡرَابِ لِيُؤۡذَنَ لَهُمۡ وَقَعَدَ ٱلَّذِينَ كَذَبُواْ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥۚ سَيُصِيبُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِنۡهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Wa jaa-al mu'adz-dziruuna minal a'raabi liyu`dzana lahum wa qa'adal-ladziina kadzabuullaha wa rasuulahuu sayushiibul-ladziina kafaruu minhum 'adzaabun aliim(un)
90. "Dan tiba (kepada Nabi) orang-orang yang mengemukakan 'uzur, yakni orang-orang Arab Baswi agar diberi izin bagi mereka (untuk tidak berjihad), sedang orang-orang yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya, duduk berdiam diri saja. Kelak orang-orang yang kafir di antara mereka itu akan ditimpa azab yang pedih."
لَّيۡسَ عَلَى ٱلضُّعَفَآءِ وَلَا عَلَى ٱلۡمَرۡضَىٰ وَلَا عَلَى ٱلَّذِينَ لَا يَجِدُونَ مَا يُنفِقُونَ حَرَجٌ إِذَا نَصَحُواْ لِلَّهِ وَرَسُولِهِۦۚ مَا عَلَى ٱلۡمُحۡسِنِينَ مِن سَبِيلٖۚ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Laisa 'aladh-dhu'afaa-i wa laa 'alal mardhaa wa laa 'alaal-ladziina laa yajiduuna maa yunfiquuna harajun idzaa nashahuu lillahi wa rasuulihii maa 'alal muhsiniina min sabiilin wallahu ghafuurun rahiim(un)
91. "Tiada dosa (lantaran tidak pergi berjihad) atas orang-orang yang lemah, orang-orang yang sakit dan atas orang-orang yang tidak memperoleh apa yang mau mereka nafkahkan, apabila mereka berlaku lapang dada terhadap Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada jalan sedikitpun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,"
وَلَا عَلَى ٱلَّذِينَ إِذَا مَآ أَتَوۡكَ لِتَحۡمِلَهُمۡ قُلۡتَ لَآ أَجِدُ مَآ أَحۡمِلُكُمۡ عَلَيۡهِ تَوَلَّواْ وَّأَعۡيُنُهُمۡ تَفِيضُ مِنَ ٱلدَّمۡعِ حَزَنًا أَلَّا يَجِدُواْ مَا يُنفِقُونَ
Wa laa 'alaal-ladziina idzaa maa atauka litahmilahum qulta laa ajidu maa ahmilukum 'alaihi tawallau wa a'yunuhum tafiidhu minaddam'i hazanan allaa yajiduu maa yunfiquun(a)
92. dan tiada (pula) berdosa atas orang-orang yang apabila mereka tiba kepadamu, agar kau memberi mereka kendaraan, kemudian kau berkata: "Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu." kemudian mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan, karena mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan [654].
إِنَّمَا ٱلسَّبِيلُ عَلَى ٱلَّذِينَ يَسۡتَٔۡذِنُونَكَ وَهُمۡ أَغۡنِيَآءُۚ رَضُواْ بِأَن يَكُونُواْ مَعَ ٱلۡخَوَالِفِ وَطَبَعَ ٱللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمۡ فَهُمۡ لَا يَعۡلَمُونَ
Innamaassabiilu 'alaal-ladziina yasta`dzinuunaka wa hum aghniyaa-u radhuu bi-an yakuunuu ma'al khawaalifi wa thaba'allahu 'alaa quluubihim fahum laa ya'lamuun(a)
93. "Sesungguhnya jalan (untuk menyalahkan) hanyalah terhadap orang-orang yang meminta izin kepadamu, padahal mereka itu orang-orang kaya. Mereka rela berada bareng orang-orang yang tidak ikut berperang dan Allah sudah mengunci mati hati mereka, maka mereka tidak mengenali (akibat perbuatan mereka)."
Surah At Taubah
Juz 11
يَعۡتَذِرُونَ إِلَيۡكُمۡ إِذَا رَجَعۡتُمۡ إِلَيۡهِمۡۚ قُل لَّا تَعۡتَذِرُواْ لَن نُّؤۡمِنَ لَكُمۡ قَدۡ نَبَّأَنَا ٱللَّهُ مِنۡ أَخۡبَارِكُمۡۚ وَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمۡ وَرَسُولُهُۥ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ
Ya'tadziruuna ilaikum idzaa raja'tum ilaihim qul laa ta'tadziruu lan nu`mina lakum qad nabbaanaallahu min akhbaarikum wa sayarallahu 'amalakum wa rasuuluhuu tsumma turadduuna ilaa 'aalimil ghaibi wasy-syahaadati fayunabbi-ukum bimaa kuntum ta'maluun(a)
94. Mereka (orang-orang munafik) mengemukakan 'uzurnya kepadamu, apabila kau sudah kembali terhadap mereka (dari medan perang). Katakanlah: "Janganlah kau mengemukakan 'uzur; kami tidak percaya lagi kepadamu, (karena) sesungguhnya Allah sudah memberitahu terhadap kami beritamu yang sebenarnya. Dan Allah serta Rasul-Nya akan menyaksikan pekerjaanmu, kemudian kau dikembalikan terhadap Yang mengenali yang ghaib dan yang nyata, kemudian Dia memberitahu kepadamu apa yang sudah kau kerjakan.
سَيَحۡلِفُونَ بِٱللَّهِ لَكُمۡ إِذَا ٱنقَلَبۡتُمۡ إِلَيۡهِمۡ لِتُعۡرِضُواْ عَنۡهُمۡۖ فَأَعۡرِضُواْ عَنۡهُمۡۖ إِنَّهُمۡ رِجۡسٞۖ وَمَأۡوَىٰهُمۡ جَهَنَّمُ جَزَآءَۢ بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ
Sayahlifuuna billahi lakum idzaaanqalabtum ilaihim litu'ridhuu 'anhum fa-a'ridhuu 'anhum innahum rijsun wa ma'waahum jahannamu jazaa-an bimaa kaanuu yaksibuun(a)
95. "Kelak mereka akan bersumpah kepadamu dengan nama Allah, apabila kau kembali terhadap mereka, agar kau berpaling dari mereka [655]. Maka berpalinglah dari mereka; karena sesungguhnya mereka itu yakni najis dan tempat mereka jahannam; selaku jawaban atas apa yang sudah mereka kerjakan."
يَحۡلِفُونَ لَكُمۡ لِتَرۡضَوۡاْ عَنۡهُمۡۖ فَإِن تَرۡضَوۡاْ عَنۡهُمۡ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يَرۡضَىٰ عَنِ ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡفَٰسِقِينَ
Yahlifuuna lakum litardhau 'anhum fa-in tardhau 'anhum fa-innallaha laa yardha 'anil qaumil faasiqiin(a)
96. "Mereka akan bersumpah kepadamu, agar kau ridha terhadap mereka. Tetapi jikalau sekiranya kau ridha terhadap mereka, sesungguhnya Allah tidak ridha terhadap orang-orang yang fasik itu."
ٱلۡأَعۡرَابُ أَشَدُّ كُفۡرٗا وَنِفَاقٗا وَأَجۡدَرُ أَلَّا يَعۡلَمُواْ حُدُودَ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ عَلَىٰ رَسُولِهِۦۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Al a'raabu asyaddu kufran wa nifaaqan wa-ajdaru alaa ya'lamuu huduuda maa anzalallahu 'alaa rasuulihii wallahu 'aliimun hakiim(un)
97. "Orang-orang Arab Badwi itu [656], lebih sungguh kekafiran dan kemunafikannya, dan lebih masuk akal tidak mengenali hukum-hukum yang diturunkan Allah terhadap Rasul-Nya. Dan Allah Maha mengenali lagi Maha Bijaksana."
وَمِنَ ٱلۡأَعۡرَابِ مَن يَتَّخِذُ مَا يُنفِقُ مَغۡرَمٗا وَيَتَرَبَّصُ بِكُمُ ٱلدَّوَآئِرَۚ عَلَيۡهِمۡ دَآئِرَةُ ٱلسَّوۡءِۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Wa minal a'raabi man yattakhidzu maa yunfiqu maghraman wa yatarabbashu bikumuddawaa-ira 'alaihim daa-iratussau-i wallahu samii'un 'aliim(un)
98. "Di antara orang-orang Arab Badwi itu ada orang yang menatap apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah), sebagi sebuah kerugian, dan dia menanti-nanti marabahaya menimpamu, merekalah yang mau ditimpa marabahaya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
وَمِنَ ٱلۡأَعۡرَابِ مَن يُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَيَتَّخِذُ مَا يُنفِقُ قُرُبَٰتٍ عِندَ ٱللَّهِ وَصَلَوَٰتِ ٱلرَّسُولِۚ أَلَآ إِنَّهَا قُرۡبَةٌ لَّهُمۡۚ سَيُدۡخِلُهُمُ ٱللَّهُ فِي رَحۡمَتِهِۦٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Wa minal a'raabi man yu`minu billahi wal yaumil-aakhiri wa yattakhidzu maa yunfiqu qurubaatin 'indallahi wa shalawaatir-rasuuli alaa innahaa qurbatun lahum sayudkhilu-humullahu fii rahmatihi innallaha ghafuurun rahiim(un)
99. "Di antara orang-orang Arab Badwi itu ada orang yang beriman terhadap Allah dan hari kemudian, dan menatap apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah) itu, selaku jalan untuk mendekatkannya terhadap Allah dan selaku jalan untuk memperoleh doa Rasul. Ketahuilah, sesungguhnya nafkah itu yakni sebuah jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah). Kelak Allah akan memasukan mereka kedalam rahmat (surga)Nya; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
وَٱلسَّٰبِقُونَ ٱلۡأَوَّلُونَ مِنَ ٱلۡمُهَٰجِرِينَ وَٱلۡأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحۡسَٰنٖ رَّضِيَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُواْ عَنۡهُ وَأَعَدَّ لَهُمۡ جَنَّٰتٍ تَجۡرِي تَحۡتَهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدٗاۚ ذَٰلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ
Wassaabiquunal awwaluuna minal muhaajiriina wal anshaari waal-ladziina-attaba'uuhum bi-ihsaanin radhiyallahu 'anhum wa radhuu 'anhu wa a'adda lahum jannaatin tajrii tahtahaal anhaaru khaalidiina fiihaa abadan dzaalikal fauzul 'azhiim(u)
100. "Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari kelompok muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha terhadap Allah dan Allah menawarkan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar."
Surah At Taubah Ayat 101
وَمِمَّنۡ حَوۡلَكُم مِّنَ ٱلۡأَعۡرَابِ مُنَٰفِقُونَۖ وَمِنۡ أَهۡلِ ٱلۡمَدِينَةِ مَرَدُواْ عَلَى ٱلنِّفَاقِ لَا تَعۡلَمُهُمۡۖ نَحۡنُ نَعۡلَمُهُمۡۚ سَنُعَذِّبُهُم مَّرَّتَيۡنِ ثُمَّ يُرَدُّونَ إِلَىٰ عَذَابٍ عَظِيمٍ
Wa mimman haulakum minal a'raabi munaafiquuna wa min ahlil madiinati maraduu 'alannifaaqi laa ta'lamuhum nahnu na'lamuhum sanu'adz-dzibuhum marrataini tsumma yuradduuna ilaa 'adzaabin 'azhiim(in)
101. "Di antara orang-orang Arab Badwi yang di sekelilingmu [657] itu, ada orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengenali mereka, (tetapi) Kamilah yang mengenali mereka. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan terhadap azab yang besar."
وَءَاخَرُونَ ٱعۡتَرَفُواْ بِذُنُوبِهِمۡ خَلَطُواْ عَمَلٗا صَٰلِحٗا وَءَاخَرَ سَيِّئًا عَسَى ٱللَّهُ أَن يَتُوبَ عَلَيۡهِمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Wa aakharuunaa'tarafuu bidzunuubihim khalathuu 'amalan shaalihan wa aakhara sayyi-an 'asallahu an yatuuba 'alaihim innallaha ghafuurun rahiim(un)
102. "Dan (ada pula) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampurbaurkan pekerjaan yang bagus dengan pekerjaan lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah menemukan taubat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha Penyayang."
خُذۡ مِنۡ أَمۡوَٰلِهِمۡ صَدَقَةٗ تُطَهِّرُهُمۡ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيۡهِمۡۖ إِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٞ لَّهُمۡۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Khudz min amwaalihim shadaqatan tuthahhiruhum wa tuzakkiihim bihaa wa shalli 'alaihim inna shalaataka sakanun lahum wallahu samii'un 'aliim(un)
103. "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kau membersihkan [658] dan mensucikan [659] mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kau itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
أَلَمۡ يَعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ هُوَ يَقۡبَلُ ٱلتَّوۡبَةَ عَنۡ عِبَادِهِۦ وَيَأۡخُذُ ٱلصَّدَقَٰتِ وَأَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ
Alam ya'lamuu annallaha huwa yaqbalut-taubata 'an 'ibaadihi wa ya'khudzush-shadaqaati wa annallaha huwattawwaabur-rahiim(u)
104. "Tidaklah mereka mengetahui, sebetulnya Allah menemukan taubat dari hamba-hamba-Nya dan menemukan zakat dan sebetulnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang?"
وَقُلِ ٱعۡمَلُواْ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمۡ وَرَسُولُهُۥ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ
Wa qulii'maluu fasayarallahu 'amalakum wa rasuuluhuu wal mu`minuuna wa saturadduuna ilaa 'aalimil ghaibi wasy-syahaadati fayunabbi-ukum bimaa kuntum ta'maluun(a)
105. Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan menyaksikan pekerjaanmu itu, dan kau akan dikembalikan terhadap (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, kemudian diberitakan-Nya terhadap kau apa yang sudah kau kerjakan."
وَءَاخَرُونَ مُرۡجَوۡنَ لِأَمۡرِ ٱللَّهِ إِمَّا يُعَذِّبُهُمۡ وَإِمَّا يَتُوبُ عَلَيۡهِمۡۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Wa aakharuuna murjauna amrillahi immaa yu'adz-dzibuhum wa immaa yatuubu 'alaihim wallahu 'aliimun hakiim(un)
106. "Dan ada (pula) orang-orang lain yang ditangguhkan hingga ada keputusan Allah; adakalanya Allah akan mengazab mereka dan adakalanya Allah akan menemukan taubat mereka. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."
وَٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُواْ مَسۡجِدٗا ضِرَارٗا وَكُفۡرٗا وَتَفۡرِيقَۢا بَيۡنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ وَإِرۡصَادٗا لِّمَنۡ حَارَبَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ مِن قَبۡلُۚ وَلَيَحۡلِفُنَّ إِنۡ أَرَدۡنَآ إِلَّا ٱلۡحُسۡنَىٰۖ وَٱللَّهُ يَشۡهَدُ إِنَّهُمۡ لَكَٰذِبُونَ
Waal-ladziina-attakhadzuu masjidan dhiraaran wa kufran wa tafriiqan bainal mu`miniina wa-irshaadan liman haaraballaha wa rasuulahuu min qablu wa layahlifunna in aradnaa ilaal husnaa wallahu yasyhadu innahum lakaadzibuun(a)
107. Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk membuat kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menanti kedatangan orang-orang yang sudah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu [660]. Mereka Sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak mengharapkan selain kebaikan." Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu yakni pendusta (dalam sumpahnya).
لَا تَقُمۡ فِيهِ أَبَدٗاۚ لَّمَسۡجِدٌ أُسِّسَ عَلَى ٱلتَّقۡوَىٰ مِنۡ أَوَّلِ يَوۡمٍ أَحَقُّ أَن تَقُومَ فِيهِۚ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُواْۚ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُطَّهِّرِينَ
Laa taqum fiihi abadan lamasjidun ussisa 'alattaqwa min awwali yaumin ahaqqu an taquuma fiihi fiihi rijaalun yuhibbuuna an yatathahharuu wallahu yuhibbul muth-thahhiriin(a)
108. "Janganlah kau bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguh- nya mesjid yang diresmikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama yakni lebih patut kau sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menggemari orang-orang yang bersih."
أَفَمَنۡ أَسَّسَ بُنۡيَٰنَهُۥ عَلَىٰ تَقۡوَىٰ مِنَ ٱللَّهِ وَرِضۡوَٰنٍ خَيۡرٌ أَم مَّنۡ أَسَّسَ بُنۡيَٰنَهُۥ عَلَىٰ شَفَا جُرُفٍ هَارٍ فَٱنۡهَارَ بِهِۦ فِي نَارِ جَهَنَّمَۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّٰلِمِينَ
Afaman assasa bunyaanahu 'alaa taqwaa minallahi wa ridhwaanin khairun am man assasa bunyaanahuu 'alaa syafaa jurufin haarin faanhaara bihii fii naari jahannama wallahu laa yahdiil qaumazh-zhaalimiin(a)
109. "Maka apakah orang-orang yang mendirikan mesjidnya di atas dasar taqwa terhadap Allah dan keridhaan-(Nya) itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, kemudian bangunannya itu jatuh gotong royong dengan dia ke dalam neraka Jahannam. Dan Allah tidak menampilkan isyarat terhadap orang- orang yang zalim."
لَا يَزَالُ بُنۡيَٰنُهُمُ ٱلَّذِي بَنَوۡاْ رِيبَةٗ فِي قُلُوبِهِمۡ إِلَّآ أَن تَقَطَّعَ قُلُوبُهُمۡۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Laa yazaalu bunyaanuhumul-ladzii banau riibatan fii quluubihim illaa an taqath-tha'a quluubuhum wallahu 'aliimun hakiim(un)
110. "Bangunan-bangunan yang mereka dirikan itu senantiasa menjadi pangkal keraguan dalam hati mereka, kecuali bila hati mereka itu sudah hancur [661]. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."
إِنَّ ٱللَّهَ ٱشۡتَرَىٰ مِنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ أَنفُسَهُمۡ وَأَمۡوَٰلَهُم بِأَنَّ لَهُمُ ٱلۡجَنَّةَۚ يُقَٰتِلُونَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ فَيَقۡتُلُونَ وَيُقۡتَلُونَۖ وَعۡدًا عَلَيۡهِ حَقّٗا فِي ٱلتَّوۡرَىٰةِ وَٱلۡإِنجِيلِ وَٱلۡقُرۡءَانِۚ وَمَنۡ أَوۡفَىٰ بِعَهۡدِهِۦ مِنَ ٱللَّهِۚ فَٱسۡتَبۡشِرُواْ بِبَيۡعِكُمُ ٱلَّذِي بَايَعۡتُم بِهِۦۚ وَذَٰلِكَ هُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ
Innallahaasytara minal mu`miniina anfusahum wa amwaalahum bianna lahumul jannata yuqaatiluuna fii sabiilillahi fayaqtuluuna wa yuqtaluuna wa'dan 'alaihi haqqan fiittauraati wal-injiili wal quraani wa man aufa bi'ahdihii minallahi faastabsyiruu bibai'ikumul-ladzii baaya'tum bihii wa dzaalika huwal fauzul 'azhiim(u)
111. "Sesungguhnya Allah sudah berbelanja dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan menampilkan nirwana untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; kemudian mereka membunuh atau terbunuh. (Itu sudah menjadi) perjanjian yang benar dari Allah di dalam Taurat, Alkitab dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) dibandingkan dengan Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang sudah kau laksanakan itu, dan itulah kemenangan yang besar."
ٱلتَّٰٓئِبُونَ ٱلۡعَٰبِدُونَ ٱلۡحَٰمِدُونَ ٱلسَّٰٓئِحُونَ ٱلرَّٰكِعُونَ ٱلسَّٰجِدُونَ ٱلۡأٓمِرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَٱلنَّاهُونَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَٱلۡحَٰفِظُونَ لِحُدُودِ ٱللَّهِۗ وَبَشِّرِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ
Attaa-ibuunal 'aabiduunal haamiduunassaa-ihuunar-raaki'uunas-saajiduuna-aamiruuna bil ma'ruufi wannaahuuna 'anil munkari wal haafizhuuna lihuduudillahi wa basy-syiril mu`miniin(a)
112. "Mereka itu yakni orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat [662], yang ruku', yang sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan menghambat berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu."
مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَن يَسۡتَغۡفِرُواْ لِلۡمُشۡرِكِينَ وَلَوۡ كَانُوٓاْ أُوْلِي قُرۡبَىٰ مِنۢ بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمۡ أَنَّهُمۡ أَصۡحَٰبُ ٱلۡجَحِيمِ
Maa kaana li-nnabiyyi waal-ladziina aamanuu an yastaghfiruu lilmusyrikiina wa lau kaanuu uulii qurbaa min ba'di maa tabayyana lahum annahum ashhaabul jahiim(i)
113. "Tiadalah selayaknya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, meskipun orang-orang musyrik itu yakni kaum kerabat (nya), sesudah terperinci bagi mereka, sebetulnya orang-orang musyrik itu yakni penghuni neraka jahanam."
وَمَا كَانَ ٱسۡتِغۡفَارُ إِبۡرَٰهِيمَ لِأَبِيهِ إِلَّا عَن مَّوۡعِدَةٍ وَعَدَهَآ إِيَّاهُ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُۥٓ أَنَّهُۥ عَدُوٌّ لِّلَّهِ تَبَرَّأَ مِنۡهُۚ إِنَّ إِبۡرَٰهِيمَ لَأَوَّٰهٌ حَلِيمٌ
Wa maa kaanaastighfaaru ibraahiima abiihi illaa 'an mau'idatin wa 'adahaa iyyaahu falammaa tabayyana lahuu annahuu 'aduwwul(n)-lillahi tabarra-a minhu inna ibraahiima awwaahun haliim(un)
114. "Dan usul ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lain hanyalah karena sebuah perjanjian yang sudah diikrarkannya terhadap bapaknya itu. Maka, tatkala terperinci bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu yakni musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim yakni seorang yang sungguh lembut hatinya lagi penyantun."
وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُضِلَّ قَوۡمَۢا بَعۡدَ إِذۡ هَدَىٰهُمۡ حَتَّىٰ يُبَيِّنَ لَهُم مَّا يَتَّقُونَۚ إِنَّ ٱللَّهَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٌ
Wa maa kaanallahu liyudhilla qauman ba'da idz hadaahum hattaa yubayyina lahum maa yattaquuna innallaha bikulli syai-in 'aliim(un)
115. Dan Allah sekali-kali tidak akan menyesatkan [663] suatu kaum, sesudah Allah memberi isyarat terhadap mereka sehingga dijelaskan-Nya terhadap mereka apa yang mesti mereka jauhi [664]. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
إِنَّ ٱللَّهَ لَهُۥ مُلۡكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۖ يُحۡيِۦ وَيُمِيتُۚ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ مِن وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
Innallaha lahuu mulkus-samaawaati wal ardhi yuhyii wa yumiitu wa maa lakum min duunillahi min waliyyin wa laa nashiir(in)
116. "Sesungguhnya kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menggugah dan mematikan. Dan sekali-kali tidak ada pelindung dan penolong bagimu selain Allah."
لَّقَد تَّابَ ٱللَّهُ عَلَى ٱلنَّبِيِّ وَٱلۡمُهَٰجِرِينَ وَٱلۡأَنصَارِ ٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُ فِي سَاعَةِ ٱلۡعُسۡرَةِ مِنۢ بَعۡدِ مَا كَادَ يَزِيغُ قُلُوبُ فَرِيقٍ مِّنۡهُمۡ ثُمَّ تَابَ عَلَيۡهِمۡۚ إِنَّهُۥ بِهِمۡ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Laqad taaballahu 'alannabiyyi wal muhaajiriina wal anshaaril-ladziina-attaba'uuhu fii saa'atil 'usrati min ba'di maa kaada yaziighu quluubu fariiqin minhum tsumma taaba 'alaihim innahu bihim rauufun rahiim(un)
117. "Sesungguhnya Allah sudah menemukan taubat Nabi, orang-orang muhajirin dan orang-orang anshar yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan, sesudah hati segolongan dari mereka nyaris berpaling, kemudian Allah menemukan taubat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang terhadap mereka,"
وَعَلَى ٱلثَّلَٰثَةِ ٱلَّذِينَ خُلِّفُواْ حَتَّىٰٓ إِذَا ضَاقَتۡ عَلَيۡهِمُ ٱلۡأَرۡضُ بِمَا رَحُبَتۡ وَضَاقَتۡ عَلَيۡهِمۡ أَنفُسُهُمۡ وَظَنُّوٓاْ أَن لَّا مَلۡجَأَ مِنَ ٱللَّهِ إِلَّآ إِلَيۡهِ ثُمَّ تَابَ عَلَيۡهِمۡ لِيَتُوبُوٓاْۚ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ
Wa 'alats-tsalaatsatil-ladziina khullifuu hattaa idzaa dhaaqat 'alaihimul ardhu bimaa rahubat wa dhaaqat 'alaihim anfusuhum wa zhannuu an laa maljaa minallahi illaa ilaihi tsumma taaba 'alaihim liyatuubuu innallaha huwattawwaabur-rahiim(u)
118. dan terhadap tiga orang [665] yang ditunda (penerimaan taubat) mereka, hingga apabila bumi sudah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa merekapun sudah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka sudah mengenali bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menemukan taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَكُونُواْ مَعَ ٱلصَّٰدِقِينَ
Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuuut-taquullaha wa kuunuu ma'ash-shaadiqiin(a)
119. "Hai orang-orang yang beriman bertakwalah terhadap Allah, dan hendaklah kau bareng orang-orang yang benar."
مَا كَانَ لِأَهۡلِ ٱلۡمَدِينَةِ وَمَنۡ حَوۡلَهُم مِّنَ ٱلۡأَعۡرَابِ أَن يَتَخَلَّفُواْ عَن رَّسُولِ ٱللَّهِ وَلَا يَرۡغَبُواْ بِأَنفُسِهِمۡ عَن نَّفۡسِهِۦۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ لَا يُصِيبُهُمۡ ظَمَأٌ وَلَا نَصَبٌ وَلَا مَخۡمَصَةٌ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا يَطَُٔونَ مَوۡطِئٗا يَغِيظُ ٱلۡكُفَّارَ وَلَا يَنَالُونَ مِنۡ عَدُوٍّ نَّيۡلًا إِلَّا كُتِبَ لَهُم بِهِۦ عَمَلٌ صَٰلِحٌۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجۡرَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ
Maa kaana ahlil madiinati wa man haulahum minal a'raabi an yatakhallafuu 'an rasuulillahi wa laa yarghabuu bi-anfusihim 'an nafsihii dzaalika bi-annahum laa yushiibuhum zhamaun wa laa nashabun wa laa makhmashatun fii sabiilillahi wa laa yatha-uuna mauthi-an yaghiizhul kuffaara wa laa yanaaluuna min 'aduwwin nailaa illaa kutiba lahum bihii 'amalun shaalihun innallaha laa yudhii'u ajral muhsiniin(a)
120. "Tidaklah selayaknya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badwi yang berdiam di sekeliling mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (berperang) dan tidak patut (pula) bagi mereka lebih mengasihi diri mereka dibandingkan dengan mengasihi diri Rasul. Yang demikian itu merupakan karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak sebuah tempat yang menggugah amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu kejadian terhadap musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu sebuah amal saleh. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik,"
وَلَا يُنفِقُونَ نَفَقَةٗ صَغِيرَةٗ وَلَا كَبِيرَةٗ وَلَا يَقۡطَعُونَ وَادِيًا إِلَّا كُتِبَ لَهُمۡ لِيَجۡزِيَهُمُ ٱللَّهُ أَحۡسَنَ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ
Wa laa yunfiquuna nafaqatan shaghiiratan wa laa kabiiratan wa laa yaqtha'uuna waadiyan illaa kutiba lahum liyajziyahumullahu ahsana maa kaanuu ya'maluun(a)
121. "dan mereka tiada menafkahkan sebuah nafkah yang kecil dan tidak (pula) yang besar dan tidak melintasi sebuah lembah, melainkan dituliskan bagi mereka (amal saleh pula) karena Allah akan memberi jawaban terhadap mereka yang lebih baik dari apa yang sudah mereka kerjakan."
وَمَا كَانَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةٗۚ فَلَوۡلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرۡقَةٖ مِّنۡهُمۡ طَآئِفَةٞ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوۡمَهُمۡ إِذَا رَجَعُوٓاْ إِلَيۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ يَحۡذَرُونَ
Wa maa kaanal mu`minuuna liyanfiruu kaaffatan falaulaa nafara min kulli firqatin minhum thaa-ifatun liyatafaqqahuu fiiddiini wa liyundziruu qaumahum idzaa raja'uu ilaihim la'allahum yahdzaruun(a)
122. "Tidak selayaknya bagi mukminin itu pergi seluruhnya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap kelompok di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam wawasan mereka wacana agama dan untuk memberi perayaan terhadap kaumnya apabila mereka sudah kembali kepadanya, agar mereka itu mampu mempertahankan dirinya."
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قَٰتِلُواْ ٱلَّذِينَ يَلُونَكُم مِّنَ ٱلۡكُفَّارِ وَلۡيَجِدُواْ فِيكُمۡ غِلۡظَةٗۚ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلۡمُتَّقِينَ
Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuu qaatiluul-ladziina yaluunakum minal kuffaari walyajiduu fiikum ghilzhatan waa'lamuu annallaha ma'al muttaqiin(a)
123. "Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekeliling kau itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, sebetulnya Allah bareng orang-orang yang bertaqwa."
وَإِذَا مَآ أُنزِلَتۡ سُورَةٌ فَمِنۡهُم مَّن يَقُولُ أَيُّكُمۡ زَادَتۡهُ هَٰذِهِۦٓ إِيمَٰنٗاۚ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ فَزَادَتۡهُمۡ إِيمَٰنٗا وَهُمۡ يَسۡتَبۡشِرُونَ
Wa-idzaa maa unzilat suuratun faminhum man yaquulu ayyukum zaadathu haadzihii iimaanan fa-ammaal-ladziina aamanuu fazaadathum iimaanan wa hum yastabsyiruun(a)
124. Dan apabila diturunkan sebuah surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata: "Siapakah di antara kau yang bertambah imannya dengan (turannya) surat ini?" Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini memperbesar imannya, dan mereka merasa gembira.
وَأَمَّا ٱلَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَتۡهُمۡ رِجۡسًا إِلَىٰ رِجۡسِهِمۡ وَمَاتُواْ وَهُمۡ كَٰفِرُونَ
Wa ammaal-ladziina fii quluubihim maradhun fazaadathum rijsan ilaa rijsihim wa maatuu wa hum kaafiruun(a)
125. "Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit [666], maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang sudah ada) dan mereka mati dalam kondisi kafir."
أَوَلَا يَرَوۡنَ أَنَّهُمۡ يُفۡتَنُونَ فِي كُلِّ عَامٍ مَّرَّةً أَوۡ مَرَّتَيۡنِ ثُمَّ لَا يَتُوبُونَ وَلَا هُمۡ يَذَّكَّرُونَ
Awalaa yarauna annahum yuftanuuna fii kulli 'aamin marratan au marrataini tsumma laa yatuubuuna wa laa hum yadz-dzakkaruun(a)
126. "Dan tidaklah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji [667] sekali atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran?"
وَإِذَا مَآ أُنزِلَتۡ سُورَةٌ نَّظَرَ بَعۡضُهُمۡ إِلَىٰ بَعۡضٍ هَلۡ يَرَىٰكُم مِّنۡ أَحَدٍ ثُمَّ ٱنصَرَفُواْۚ صَرَفَ ٱللَّهُ قُلُوبَهُم بِأَنَّهُمۡ قَوۡمٌ لَّا يَفۡقَهُونَ
Wa-idzaa maa unzilat suuratun nazhara ba'dhuhum ilaa ba'dhin hal yaraakum min ahadin tsummaansharafuu sharafallahu quluubahum bi-annahum qaumun laa yafqahuun(a)
127. "Dan apabila diturunkan satu surat, sebagian mereka menatap terhadap yang lain (sambil berkata): "Adakah seorang dari (orang-orang muslimin) yang menyaksikan kamu?" Sesudah itu merekapun pergi. Allah sudah memalingkan hati mereka disebabkan mereka yakni kaum yang tidak mengerti."
لَقَدۡ جَآءَكُمۡ رَسُولٌ مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ عَزِيزٌ عَلَيۡهِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِيصٌ عَلَيۡكُم بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Laqad jaa-akum rasuulun min anfusikum 'aziizun 'alaihi maa 'anittum hariishun 'alaikum bil mu`miniina rauufun rahiim(un)
128. "Sungguh sudah tiba kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sungguh menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin."
فَإِن تَوَلَّوۡاْ فَقُلۡ حَسۡبِيَ ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۖ عَلَيۡهِ تَوَكَّلۡتُۖ وَهُوَ رَبُّ ٱلۡعَرۡشِ ٱلۡعَظِيمِ
Fa-in tawallau faqul hasbiyallahu laa ilaaha illaa huwa 'alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul 'arsyil 'azhiim(i)
129. Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya saya bertawakkal dan Dia yakni Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung."
Penjelasan :
[627]. Sebelum turunnya ayat ini ada perjanjian hening antara Nabi Muhammad s.a.w. dengan orang-orang musyrikin. Di antara isi perjanjian itu yakni tidak ada pertempuran antara Nabi Muhammad s.a.w. dengan orang-orang musyrikin, dan bahwa kaum muslimin dibolehkan berhaji ke Makkah dan tawaf di Ka'bah. Allah SWT membatalkan perjanjian itu dan membolehkan terhadap kaum muslimin memerangi kembali. Maka turunlah ayat ini dan kaum musyrikin diberikan peluang empat bulan lamanya di tanah Arab untuk memperkuat diri.
[628]. Berbeda rekomendasi antara mufassirin (ahli tafsir) wacana yang dimaksud dengan haji akbar, ada yang menyampaikan hari Nahar, ada yang menyampaikan hari Arafah. Yang dimaksud dengan haji akbar di sini yakni haji yang terjadi pada tahun ke-9 hijrah.
[629]. Maksud yang diberi handal empat bulan itu ialah: mereka yang memungkiri perjanjian mereka dengan Nabi Muhammad SAW. Adapun mereka yang tidak memungkiri janjinya maka perjanjian itu diteruskan hingga selsai masa yang diputuskan dalam perjanjian itu. Sesudah selsai masa itu, maka tiada lagi perdamaian dengan orang-orang musyrikin.
[630]. Yang dimaksud dengan bulan Haram disini ialah: masa 4 bulan yang diberi handal terhadap kau musyrikin itu, yakni mulai tanggal 10 Zulhijjah (hari turunnya ayat ini) hingga dengan 10 Rabi'ul akhir.
[631]. Maksudnya: terjamin keamanan mereka.
[632]. Yang dimaksud dengan dekat Masjidilharam ialah: Al-Hudaibiyah, sebuah tempat yang terletak bersahabat Makkah di jalan ke Madinah. Pada tempat itu Nabi Muhammad SAW mengadakan perjanjian gencatan senjata dengan kaum musyrikin dalam masa 10 tahun.
[633]. Ayat ini diturunkan untuk membantah asumsi bahwa memberi minum para haji dan mengelola masjidilharam lebih utama dari beriman terhadap Allah serta berhijrah di jalan Allah.
[634]. Maksudnya: jiwa musyrikin itu dianggap kotor, karena menyekutukan Allah.
[635]. Maksudnya: tidak dibenarkan melaksanakan haji dan umrah. Menurut rekomendasi sebagian mufassirin yang lain, merupakan kaum musyrikin itu tidak boleh masuk tempat haram baik untuk kebutuhan haji dan umrah atau untuk kebutuhan yang lain.
[636]. Maksudnya sesudah tahun 9 hijrah.
[637]. Karena tidak membenarkan orang musyrikin melaksanakan haji dan umrah, karena pencaharian orang-orang muslim boleh jadi berkurang.
[638]. Jizyah merupakan pajak per kepala yang dipungut oleh pemerintah Islam dari orang-orang yang bukan Islam, selaku imbangan bagi keamanan diri mereka.
[639]. Maksudnya: mereka mematuhi ajaran-ajaran orang-orang alim dan rahib-rahib mereka dengan membabi buta, biarpun orang-orang alim dan rahib-rahib itu menyuruh bikin maksiat atau mengharamkan yang halal.
[640]. Maksudnya antara lain ialah: bulan haram (bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab), tanah haram (Mekah) dan Ihram.
[641]. Maksudnya janganlah kau menganiaya dirimu dengan melaksanakan perbuatan yang dilarang, menyerupai melanggar kehormatan bulan itu dengan mengadakan peperangan.
[642]. Muharram, Rajab, Zulqaedah dan Zulhijjah yakni bulan-bulan yang dihormati dan dalam bulan-bulan tersebut tidak boleh diadakan peperangan. Tetapi peraturan ini dilanggar oleh mereka dengan mengadakan pertempuran di bulan Muharram, dan membuat bulan Safar selaku bulan yang dihormati untuk pengganti bulan Muharram itu. Sekalipun bulangan bulan-bulan yang disucikan yaitu, empat bulan juga. Tetapi dengan perbuatan itu, tata tertib di Jazirah Arab menjadi berantakan dan kemudian lintas jual beli terganggu.
[643]. Maksudnya : orang-orang kafir sudah sepakat hendak membunuh Nabi SAW, maka Allah s.w.t. memberitahu maksud jahat orang-orang kafir itu terhadap Nabi SAW. Karena itu maka dia keluar dengan ditemani oleh Abu Bakar dari Mekah dalam perjalanannya ke Madinah dia bersembunyi di sebuah gua di bukit Tsur.
[644]. Maksudnya mereka akan binasa disebabkan sumpah mereka yang palsu.
[645]. Ada beberapa orang munafik yang tidak mau pergi berperang ke Tabuk (daerah kekuasaan Rumawi) dengan berargumentasi ketakutan akan terpengaruhi oleh wanita-wanita Romawi, berhubung dengan itu turunlah ayat ini untuk membukakan diam-diam mereka dan menerangkan bahwa keengganan mereka pergi berperang itu yakni karena kehabisan keyakinan mereka dan itu yakni sebuah fitnah.
[646]. Yaitu mendapat kemenangan atau mati syahid.
[647]. Yang berhak menemukan zakat ialah:1. Orang fakir: orang yang amat sengsara hidupnya, tak punya harta dan tenaga untuk menyanggupi penghidupannya.2. Orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam kondisi kekurangan.3. Pengurus zakat: orang yang diberi kiprah untuk menghimpun dan membagikan zakat.4. Muallaf: orang kafir yang ada prospek masuk Islam dan orang yang gres masuk Islam yang imannya masih lemah.5. Memerdekakan budak: meliputi juga untuk melepaskan muslim yang ditawan oleh orang-orang kafir.6. Orang berhutang: orang yang berhutang karena untuk kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, meskipun ia bisa membayarnya.7. Pada jalan Allah (sabilillah): yakni untuk kebutuhan pertahanan Islam dan kaum muslimin. Di antara mufasirin ada yang beropini bahwa fisabilillah itu meliputi juga kepentingan-kepentingan biasa menyerupai mendirikan sekolah, rumah sakit dan lain-lain.8. Orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya.
[648]. Maksudnya: berlaku kikir
[649]. 'Aad yakni kaum Nabi Hud, Tsamud merupakan kaum Nabi Shaleh; penduduk Madyan merupakan kaum Nabi Syu'aib, dan penduduk negeri yang sudah musnah yakni kaum Nabi Luth a.s.
[650]. Maksudnya: mereka ingin membunuh Nabi Muhammad s.a.w.
[651]. Setelah Nabi Muhammad SAW selesai dari pertempuran Tabuk dan kembali ke Madinah dan berjumpa segolongan orang-orang munafik yang tidak ikut perang, kemudian mereka minta izin kepadanya untuk ikut berperang, maka Nabi Muhammad s.a.w. dihentikan oleh Allah untuk mengabulkan usul mereka, karena mereka dari semula tidak mau ikut berperang.
[652]. Maksudnya: orang-orang yang tidak ikut berperang.
[653]. Maksudnya: wanita-wanita, anak-anak, orang-orang lemah, orang-orang yang sakit dan orang-orang yang sudah tua.
[655]. Maksudnya: tidak mencela mereka.
[656]. orang-orang Badwi merupakan orang-orang Arab yang berdiam di padang pasir yang hidupnya senantiasa berpindah-pindah.
[657]. Maksudnya: orang-orang Badwi yang berdiam di sekeliling Madinah.
[658]. Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan terhadap harta benda
[659]. Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta benda mereka.
[660]. Yang dimaksudkan dengan orang yang sudah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dulu merupakan seorang pendeta Kristen berjulukan Abu 'Amir, yang mereka tunggu-tunggu kedatangannya dari Syiria untuk bersembahyang di masjid yang mereka dirikan itu, serta menjinjing prajurit Romawi yang mau memerangi kaum muslimin. Akan tetapi kedatangan Abu 'Amir ini tidak jadi karena ia mati di Syiria. Dan masjid yang diresmikan kaum munafik itu diruntuhkan atas perintah Rasulullah s.a.w. berkenaan dengan wahyu yang diterimanya sesudah kembali dari perang Tabuk.
[661]. Maksudnya: Bila perasaan mereka sudah lenyap. Ada pula yang menafsirkan bila mereka tidak sanggup taubat lagi.
[662]. Maksudnya: melawat untuk mencari ilmu wawasan atau berjihad. Ada pula yang menafsirkan dengan orang yang berpuasa.
[663]. Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau mengerti petunjuk-petunjuk Allah. Dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan tidak mau mengerti apa sebabnya Allah membuat nyamuk selaku perumpamaan, maka mereka itu menjadi sesat.
[664]. Maksudnya: seseorang hamba tidak akan diazab oleh Allah semata-mata karena kesesatannya, kecuali jikalau hamba itu melanggar perintah-perintah yang sudah dijelaskan.
[665]. Yaitu Ka'ab bin Malik, Hilal bin Umayyah dan Mararah bin Rabi'. Mereka disalahkan karena tidak ikut berperang.
[666]. Maksudnya penyakin bathiniyah menyerupai kekafiran, kemunafikan, keragua-raguan dan sebagainya.
[667]. Yang dimaksud dengan cobaan disini ialah: musibah-musibah yang menimpa mereka menyerupai terbukanya diam-diam kecerdikan busuk mereka, pengkhianatan mereka dan sifat mereka menyalahi janji.
Didalam Surah At Taubah terkandung pernyataan pembatalan perjanjian hening pleh Nabi Muhammad s.a.w. dengan kaum musyrikin, karena mereka tidak menyanggupi syarat-syarat perjanjian hening pada perjanjian Hudaibiyyah. Selanjutnya Surat At Taubah mengandung aturan pertempuran dan perdamaian, aturan kenegaraan, kondisi Nabi Muhammad s.a.w. di waktu hijrah, dan keharusan menafkahkan harta dan orang-orang yang berhak menerimanya.
Sumber Referensi Terjemahan :
Departemen Agama RI
0 Komentar untuk "Surah At Taubah Arab, Latin Dan Terjemahan"