Ada dua perumpamaan yang sering terdengar yakni Grafis dan Desain Grafis. Secara harafiah, Grafis artinya gambar, atau lebih lengkapnya seni menghasilkan gambar, tergolong di dalamnya melukis dan memotret. Sedangkan Desain Grafis dalam perkembangannya belakangan ini, disebut juga Desain Komunikasi Visual.
la merupakan ilmu dan kemampuan yang menanggulangi perancangan media komunikasi untuk menyam¬paikan pesan dari suatu individu atau golongan terhadap individu atau golongan yang lain. Pesan komunikasi yang disampaikan sanggup berupa gagasan, pemberitahuan mengenai produk atau jasa, atau bahkan wangsit yang belum terealisasikan ke dalam suatu bentuk visual. Visualisasi pesan itulah yang dinyatakan dalam bentuk Grafis.
Perancangan Desain Grafis
Seorang desainer grafis tidak identik selaku tukang gambar atau pelukis grafis. Ada tahapan atau jenjang di dalam proses terciptanya suatu produk desain.
Dari beberapa definisi ilmiah, sanggup diambil kesimpulan bahwa suatu karya rancangan grafis merupakan citra visual suatu pesan yang ingin disampaikan lewat media cetak, media elektronik (slide show, web page, TV). Oleh karenanya, tingkatan paling tinggi dari profesi desainer grafis merupakan seorang Visual Communicator.
Dialah yang menghasilkan konsep apa yang akan dibuat. Setelah beliau mendapatkan ide, berikutnya dikehendaki seorang Visualiser alias orang yang dapat memvisualkan, menggambarkan suatu wangsit yang sebelumnya masih ada dalam angan-angan. Visualisasi tersebut berupa rouge (dibaca raff) atau sket garang dari apa yang ditangkapnya. Biasanya seseorang yang memiliki kesanggupan tinggi di dalam menggambar ilustrasi diposisikan pada posisi ini.
Seorang Copy Writter dikehendaki untuk mendesain kata-kata yang efektif. Kalau Anda masih terngiang:... pakai hitam? ... siapa takut? Ini merupakan salah satu karya sukses dari seorang Copy Writter. Konsep sudah ada, citra visual secara garang sudah ada, kata-kata sudah ada, kini tugas seorang pekerja grafts yang akan menjalankan gambarnya. Menyusun typography, menata layout atau tata letak gambar, mengontrol tumpang-tindihnya elemen gambar dan sebagainya dan yang terakhir merupakan merencanakan karya tersebut untuk diserahkan ke bab percetakan.
Berbeda dengan karya pada seni murni, maka rancangan grafis dibentuk menurut sasaran yang akan dicapai. Oleh karenanya, prinsip dasarnya rancangan yang akan dibentuk itu mesti sanggup dimengerti oleh akseptor pesan, dan berikutnya menghipnotis sasaran agar melaksanakan sebagaimana apa yang ingin diraih oleh pemberi pesan. Pada rancangan grafis, prinsip komunikatif tingkat prioritasnya di atas prinsip artistik.
Desain grafis yang memiliki nilai artistik tinggi tak punya nilai komunikatif, cuma akan berfungsi selaku pembungkus pisang goreng atau penghuni tong sampah.
Desainer merupakan perancang. Ia mendesain sesuatu yang sebelumnya belum ada menjadi ada. Jika seorang desainer mengulang apa yang sudah pernah dituangkan dalam karya sebelumnya, is belum layak disebut selaku seorang desainer. Mungkin is gres sebatas pekerja grafts saja.
Di dalam menjalankan profesinya, seorang desainer menyerupai dengan seorang arsitek. Ia mesti menghasilkan rancangan yang didasarkan atas wawasan dari komponen-komponen yang akan digunakan. Tanpa dibekali wawasan itu, mungkin rancangannya cuma terbatas rancangan saja yang tidak sanggup direalisasikan.
Komponen yang mesti dikuasai oleh seorang desainer grafts, termasuk komunikasi visual, typography, ilmu mengenai warna, anatomi, dan risikonya penggunaan bahasa. Dulu desainer grafts, karyanya cuma berbahasa Indonesia saja. Di zaman dunia global, bahasa yang dipakai juga bahasa global, menyerupai Inggris, Mandarin, Jepang, atau apa saja.
Dengan demikian, seorang desainer grafis sama sekali tak punya argumentasi untuk menghasilkan elemen yang serupa pada karya yang satu dengan yang lainnya, alasannya merupakan tujuan dan penyampaian pesannya tidak akan pernah sama. Seandainya pun pesan yang serupa akan diulang, periode waktunya berbeda. Dulu audiennya belum tahu, kini sudah pernah tahu.
la merupakan ilmu dan kemampuan yang menanggulangi perancangan media komunikasi untuk menyam¬paikan pesan dari suatu individu atau golongan terhadap individu atau golongan yang lain. Pesan komunikasi yang disampaikan sanggup berupa gagasan, pemberitahuan mengenai produk atau jasa, atau bahkan wangsit yang belum terealisasikan ke dalam suatu bentuk visual. Visualisasi pesan itulah yang dinyatakan dalam bentuk Grafis.
Perancangan Desain Grafis
Seorang desainer grafis tidak identik selaku tukang gambar atau pelukis grafis. Ada tahapan atau jenjang di dalam proses terciptanya suatu produk desain.
Dari beberapa definisi ilmiah, sanggup diambil kesimpulan bahwa suatu karya rancangan grafis merupakan citra visual suatu pesan yang ingin disampaikan lewat media cetak, media elektronik (slide show, web page, TV). Oleh karenanya, tingkatan paling tinggi dari profesi desainer grafis merupakan seorang Visual Communicator.
Dialah yang menghasilkan konsep apa yang akan dibuat. Setelah beliau mendapatkan ide, berikutnya dikehendaki seorang Visualiser alias orang yang dapat memvisualkan, menggambarkan suatu wangsit yang sebelumnya masih ada dalam angan-angan. Visualisasi tersebut berupa rouge (dibaca raff) atau sket garang dari apa yang ditangkapnya. Biasanya seseorang yang memiliki kesanggupan tinggi di dalam menggambar ilustrasi diposisikan pada posisi ini.
Seorang Copy Writter dikehendaki untuk mendesain kata-kata yang efektif. Kalau Anda masih terngiang:... pakai hitam? ... siapa takut? Ini merupakan salah satu karya sukses dari seorang Copy Writter. Konsep sudah ada, citra visual secara garang sudah ada, kata-kata sudah ada, kini tugas seorang pekerja grafts yang akan menjalankan gambarnya. Menyusun typography, menata layout atau tata letak gambar, mengontrol tumpang-tindihnya elemen gambar dan sebagainya dan yang terakhir merupakan merencanakan karya tersebut untuk diserahkan ke bab percetakan.
Berbeda dengan karya pada seni murni, maka rancangan grafis dibentuk menurut sasaran yang akan dicapai. Oleh karenanya, prinsip dasarnya rancangan yang akan dibentuk itu mesti sanggup dimengerti oleh akseptor pesan, dan berikutnya menghipnotis sasaran agar melaksanakan sebagaimana apa yang ingin diraih oleh pemberi pesan. Pada rancangan grafis, prinsip komunikatif tingkat prioritasnya di atas prinsip artistik.
Desain grafis yang memiliki nilai artistik tinggi tak punya nilai komunikatif, cuma akan berfungsi selaku pembungkus pisang goreng atau penghuni tong sampah.
Desainer merupakan perancang. Ia mendesain sesuatu yang sebelumnya belum ada menjadi ada. Jika seorang desainer mengulang apa yang sudah pernah dituangkan dalam karya sebelumnya, is belum layak disebut selaku seorang desainer. Mungkin is gres sebatas pekerja grafts saja.
Di dalam menjalankan profesinya, seorang desainer menyerupai dengan seorang arsitek. Ia mesti menghasilkan rancangan yang didasarkan atas wawasan dari komponen-komponen yang akan digunakan. Tanpa dibekali wawasan itu, mungkin rancangannya cuma terbatas rancangan saja yang tidak sanggup direalisasikan.
Komponen yang mesti dikuasai oleh seorang desainer grafts, termasuk komunikasi visual, typography, ilmu mengenai warna, anatomi, dan risikonya penggunaan bahasa. Dulu desainer grafts, karyanya cuma berbahasa Indonesia saja. Di zaman dunia global, bahasa yang dipakai juga bahasa global, menyerupai Inggris, Mandarin, Jepang, atau apa saja.
Dengan demikian, seorang desainer grafis sama sekali tak punya argumentasi untuk menghasilkan elemen yang serupa pada karya yang satu dengan yang lainnya, alasannya merupakan tujuan dan penyampaian pesannya tidak akan pernah sama. Seandainya pun pesan yang serupa akan diulang, periode waktunya berbeda. Dulu audiennya belum tahu, kini sudah pernah tahu.
0 Komentar untuk "Grafis Dan Desain Grafis"