Hari Kebangkitan Nasional 2011

Hari ini, seratus tiga tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 20 Mei 1908, sekelompok kaum muda yang pandai dan peduli kepada nasib bangsa mendirikan organisasi Boedi Oetomo. Perkumpulan yang dimotori oleh Dr. Soetomo, Dr. Wahidin Soedirohoesodo, Dr. Goenawan dan Soewardi Soerjoningrat ini, kelak menjadi wangsit bangkitnya kesadaran wacana pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa untuk melawan penjajahan yang selama berabad-abad mencengkeram tanah air Indonesia.

Tanggal 20 Mei kemudian ditetapkan dan diperingati selaku Hari Kebangkitan Nasional. Karena pada tanggal itulah terjadi titik balik usaha bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan, dari semula perlawanan setempat bersenjata berganti menjadi perlawanan nasional-organisasional. Perjuangan lewat organisasi kebangsaan merupakan cara gres untuk melawan penjajah.

Sebelumnya, usaha bersenjata yang ditangani secara sporadis di banyak sekali daerah tanah air, belum bisa menghalau penjajah dari bumi Indonesia. Kurangnya entitas persatuan-kesatuan bangsa, dan belum terorganisasinya kelompok-kelompok usaha di saat itu, menghasilkan banyak sekali bentuk perlawanan mudah dipatahkan.

Bangkitnya kesadaran atas kesatuan kebangsaan dan nasionalisme yang dirintis oleh Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908, kemudian menjadi wangsit bagi hadirnya organisasi usaha lainnya, di antaranya Jong Ambon (1909), Jong Java dan Jong Celebes (1917), Jong Sumatera dan Jong Minahasa (1918). Pada tahun 1911 juga berdiri organisasi Sarikat Islam, disusul Muhammadiyah pada tahun 1912, Nahdlatul Ulama 1926, dan Partai Nasional Indonesia 1927.Bangkitnya kesadaran atas kesatuan kebangsaan dan nasionalisme yang dirintis oleh Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908, kemudian menjadi wangsit bagi hadirnya organisasi usaha lainnya, di antaranya Jong Ambon (1909), Jong Java dan Jong Celebes (1917), Jong Sumatera dan Jong Minahasa (1918). Pada tahun 1911 juga berdiri organisasi Sarikat Islam, disusul Muhammadiyah pada tahun 1912, Nahdlatul Ulama 1926, dan Partai Nasional Indonesia 1927.

Fenomena hadirnya nasionalisme tersebut terjadi alasannya merupakan didorong oleh aspek sejarah, yang secara ideologis merupakan kristalisasi kesadaran berbangsa dan bernegara. Pada mulanya nasionalisme berkembang dan meningkat di saat ada kesempatan pembuka jalan bagi pembentukan suatu negara dan bangsa.

Nasionalisme inilah yang sebetulnya secara efektif mentransformasikan komunitas tradisional menjadi suatu komunitas terbaru berupa negara-bangsa atau nation state. Kendati memiliki tujuan institusional yang berbeda-beda, akan tapi semua organisasi kebangsaan memiliki ciri yang sungguh menonjol yaitu sama-sama bertekad meraih Indonesia merdeka.

Perjuangan yang panjang itu, karenanya meraih puncaknya pada proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Itulah titik kulminasi dari usaha bangsa untuk membentuk negara yang merdeka, bersatu dan berdaulat. Proklamasi kemerdekaan sekaligus menandai rubuhnya imperialisme dan kolonialisme digantikan oleh tata cara pemerintahan nasional terbuat atas prakarsa dan keperluan bangsa sendiri.

Negara Kesatuan Republik Indonesia sukses ditegakkan, akan tapi bukan memiliki arti usaha selaku negara bangsa sudah usai. Justru di saat menjadi bangsa merdeka itulah usaha yang sebetulnya yaitu upaya mengisi kemerdekaan sedang dimulai. Selama 66 tahun merdeka, seiring pergeseran pemerintahan, dinamika dalam upaya mengisi kemerdekaan terus berlangsung.

Berbagai permasalahan tiba silih-berganti, di mana semua membutuhkan perjuangan dan keterlibatan segenap anak bangsa untuk mengatasinya. Namun kita sadar dan yakin, bahwa nilai-nilai kebangsaan dan semangat persatuan dan kesatuan yang sudah diwariskan oleh para pendahulu kita akan tetap menjadi teladan dalam mengarungi perjalanan bangsa Indonesia hari ini dan esok.