Saling mengingatkan dalam hal kebaikan merupakan keharusan sesama muslim.
Dalam Islam, mengingatkan orang lain secara ekspresi semacam itu biasa disebut dengan nasihat, wasiat, tausiyah, mau’izah, dan tazkirah (peringatan). Istilah biasanya merupakan ceramah.
Kegiatan menyodorkan taushiyah demikian disebut tabligh (menyampaikan), sehinga perumpamaan Tablig Akbar itu tujuannya merupakan program ceramah yang dibungkus secara semarak dan didatangi oleh banyak jamaah.
Semua acara itu merupakan bab dari dakwah, yakni dakwah billisan (secara lisan), alasannya merupakan cuma berupa ceramah, sedangkan dakwah bukan cuma lewat lisan.
Para penceramah agama itu biasa disebut mubaligh (juru tablig) atau Da'i (juru dakwah). Kesalahan dan kealpaan sanggup terjadi pada siapa saja, baik mubaligh atau jamaah.
Oleh alasannya merupakan itu, keharusan berdakwah bukan cuma bagi orang yang sanggup ceramah saja, melainkan bagi seluruh umat Islam, “sampaikan dariku meski cuma satu ayat”, begitu arti sabda nabi terkait dengan keharusan dakwah.
Terus bagaimana caranya?
Mengingatkan kerabat yang berbuat salah atau lupa tidak mesti dengan berceramah, terlebih terhadap ustadz yang berceramah, cukup sampaikan seperlunya.
Dari keharusan dakwah itulah lahir perumpamaan saling berwasiat atau saling menasihati.
Allah Swt. memastikan perintah tersebut, salah satunya surat al-‘Ashr: “Demi masa, bergotong-royong insan dalam kondisi merugi, kecuali orang-orang yang beriman, bersedekah soleh, dan saling menasihati dengan kebenaran dan saling menasihati dengan kesabaran” (Q.S. al’A£r/103:1-3).
Apa yang disampaikan dalam memberi hikmah atau tausiyah?
Materi pertama yag mesti disampaikan dalam berdakwah merupakan undangan untuk menyembah Tuhan Yang Esa, yakni Allah Swt..
Perhatikan hikmah Luqman terhadap anaknya pada firman Allah dalam Q.S.Luqman/31:13-14 berikut:
Artinya:
Dan (ingatlah) saat Luqman berkata terhadap anaknya, di waktu beliau memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kau mempersekutukan Allah, bergotong-royong mempersekutukan (Allah) merupakan betul-betul kezaliman yang besar” . Dan Kami perintahkan terhadap insan (berbuat baik) terhadap kedua orangtuanya; ibunya sudah mengandungnya dalam kondisi lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan terhadap kedua orangtuamu, cuma kepada-Ku lah kembalimu” (Q.S.Luqman/31:13-14).
0 Komentar untuk "Perintah Allah Untuk Saling Menasehati"