Empat Dimensi Dalam Diri Manusia

Manusia hakikatnya merupakan makhluk yang mempunyai multi Empat Dimensi Dalam Diri Manusia

Manusia hakikatnya merupakan makhluk yang mempunyai multi-dimensi yang memiliki arti terdapat beberapa dimensi dalam setiap diri manusia. 

Dalam ungkapan Homo Socius yang diungkapkan oleh Aristoteles yang artinya insan merupakan makhluk sosial ini menandakan bahwa insan mempunyai dimensi sosial dalam dirinya. 

Akan tetapi dalam tiap diri insan tidak cuma terdapat dimensi sosial saja, melainkan terdapat tiga dimensi lagi selain dimensi sosial yang membentuk diri manusia, yakni dimensi fisik, mental dan spiritual.

Dimensi fisik dalam diri insan tidak perlu disangsikan lagi, insan mempunyai wujud yang nyata, sanggup dilihat dan disentuh secara fisik. 

Dimensi sosial pada insan menyerupai yang sudah dibilang oleh Aristoteles, insan memerlukan orang lain.

Kita sanggup menyaksikan pada kenyataan bahwa dimanapun insan berada maka disitulah terdapat suatu komunitas, insan tidak sanggup hidup seorang diri seumur hidupnya.

Dimensi mental pada insan sanggup kita lihat pada kebiasaan insan yang tidak pernah berhenti belajar.

Belajar disini bukan dalam arti yang sempit menyerupai pelajaran sekolah ataupun kuliah, akan tetapi dalam arti yang lebih luas yakni insan meningkat dengan berguru dari pengalaman hidup dirinya sendiri maupun orang lain.

Belajar dari kesalahan hidup, bahkan main game pun sanggup dibilang berguru alasannya merupakan insan tersebut mendapat pengalaman gres dan mendapatkan kompentensi yang baru.

Dimensi yang terakhir yakni dimensi spiritual, makna atau arti spiritual disini tidak terbatas cuma pada keagamaan. 

Kalau kita lihat dari asal katanya, spiritual berasal dari bahasa Latin Spiritus, yang memiliki arti nafas atau roh. 

Jadi spiritual memiliki arti yang ada keterkaitannya dengan kerohanian atau kejiwaan. Sebagai manusia, kita tidak sanggup menyaksikan ataupun menjamah roh atau jiwa kita, terperinci alasannya merupakan bukan merupakan dimensi fisik. 

Akan tetapi kita tahu dan sanggup mencicipi keberadaannya, yakni hati nurani, yang selama ini diandalkan selaku bunyi Tuhan, roh kudus atau ada juga yang mempercayainya selaku sumber kebenaran sejati.

Masing-masing dari ke-empat dimensi insan diatas baik secara eksklusif maupun tidak eksklusif sanggup mempengaruhi kesehatan kita 

Oleh alasannya merupakan itu kita mesti selalu mempertahankan serta membuatkan ke-empat dimensi tersebut. Sebagai contoh, kelalaian mempertahankan dimensi fisik menyerupai tidak berolahraga secara berkala dan pola makan yang tidak terorganisir sanggup menghasilkan kita terkena penyakit. 

Kelalaian dalam dimensi mental, menyerupai tidak pernah melatih otak kita untuk terus aktif dan berpikir akan memperlemah memori atau daya ingat kita. 

Begitu juga dengan dimensi sosial dan spiritual yang secara tidak eksklusif memamerkan imbas buruk pada kesehatan.

Oleh alasannya merupakan itu, kita mesti tekun melatih dan mengembangkan, serta menyeimbangkan antara ke-empat dimensi tersebut. 

Terlalu konsentrasi pada salah satu dimensi juga akan mempunyai pengaruh kurang baik bagi kesehatan dimensi yang lain. 

Lalu bagaimana cara melatih, membuatkan serta menyeimbangkan ke-empat dimensi tersebut? 

Masing-masing dimensi mempunyai bab penting yang perlu kita perhatikan, yakni nutrisi, latihan, istirahat serta pantangan.

Nutrisi merupakan materi keperluan dasar dan wajib bagi semua dimensi. 

Latihan juga merupakan keperluan yang sungguh penting, walaupun mempunyai cukup nutrisi akan tetapi kelemahan latihan, juga tidak akan menghasilkan dimensi-dimensi tersebut bertumbuh dan meningkat dengan baik. 

Istirahat juga tidak kalah pentingnya, terlampau banyak latihan tetapi kurang istirahat juga tidak sanggup menghasilkan dimensi kita bertumbuh dengan baik. 

Yang terakhir merupakan pantangan yang mesti dikesampingkan mudah-mudahan dimensi-dimensi tersebut sanggup terhindar dari kerusakan.

1. Dimensi fisik:

Nutrisi: air, protein, vitamin, lemak, karbohidrat, serta mineral. Latihan: olahraga, makan dan minum. Istirahat: relaksasi. Pantangan: latihan yang terlalu berlebihan, makan secara berlebihan, alkohol, rokok serta racun.

2. Dimensi sosial:

Nutrisi: kasih sayang, perhatian, rasa percaya, ketulusan, dsb. Latihan: komunikasi (mendengarkan, bercerita, dsb), kontak fisik (pelukan, sentuhan, dsb). Istirahat: menyendiri atau keheningan. Pantangan: gosip, hawa nafsu, cemburu, pengkhiatanan, melanggar janji, dsb.

3. Dimensi mental:

Nutrisi: pengetahuan, informasi, ide, dsb. Latihan: berpikir, belajar, bertukar-pikiran, meng-analisa. Istirahat: tidur. Pantangan: asumsi negatif dan malas.

4. Dimensi spiritual:

Nutrisi: doa, kebijaksanaan, sabda Tuhan. Latihan: berdoa, memaafkan, mempraktekan ritual, berharap, tertawa. Istirahat: bermeditasi. Pantangan: balas dendam, kebencian, dosa, ateis (tidak yakin terhadap Tuhan).

Marilah kita selalu menjaga, memelihara, membuatkan serta menyeimbangkan ke-empat dimensi yang ada pada diri kita sehingga kita sungguh-sungguh menjadi insan yang sesungguhnya, menghargai apa yang sudah Tuhan percayakan terhadap kita yakni ke-empat dimensi kita.

Related : Empat Dimensi Dalam Diri Manusia

0 Komentar untuk "Empat Dimensi Dalam Diri Manusia"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close