Guru Mengajar Dengan Hati, Bukan Dengan Uang

 Tapi menjadi hidup kita lebih memiliki arti dan berkah  Guru Mengajar Dengan Hati, Bukan Dengan Uang


Saya sering sampaikan ke teman-teman guru disekolah. Bahwa sekolah kita ini, bukan memunculkan kita orang kaya raya. Tapi menjadi hidup kita lebih memiliki arti dan berkah. Kalau ingin jadi orang kaya bukan disini tempatnya. Ini daerah para pecari kebahagiaan dunia dan akhirat.

Kita ini guru, guru yang menyambung risalah kenabian. Kita mengajar disekolah dakwah. Guru bukan cuma sekedar mengajar, tiap bulan ambil honor pulang. Itu bukan tipe guru sekolah dakwah. Kalau cuma senang sanggup honor besar. Sungguh kebahagia yang semu. Bahagia dalam keberkahan dan senang akrab dengan Allah. Itu senang yang hakiki.

Anda ikhlas mengajar demi dakwah dan alasannya Allah. Allah akan menempatkan di daerah yang layak. Layak di dunia juga layak di akhirat. Bukankah semua guru yang beriman percaya terhadap Allah bikin hari akhirat. Surga jawaban yang layak juga diimpikan oleh orang mukmin manapun selama hidup di dunia. Salah satu jalannya yakni menjadi ummat terbaik, menjadi guru. Tentu Mengajar kebaikan dan ilmu.

Siapapun yang ingin mengajar di sekolah Islam, yang ada misi dakwahnya. Jelas "Uang Bukan segalanya". Kalau duit menjadi orientasi mengajar anda lebih baik, jangan jadi guru disekolah kami. Anda cari akhirat, dunia niscaya ikut. Pengalaman aku selama ini, sanggup curhat dari 40 lebih guru di SDIT Muhammadiyah. Mereka mendapatkan keluarga gres disini. 

Kebersamaan yang mengikat hati sesama. Itulah Ukhuwah yang diajar Nabi dalam Sunnah. Bukan cuma itu, mereka sanggup secercah cahaya yang belum pernah didapatkan ditempat lain. Beginilah dakwah Islam sebenarnya, tidak ada paksaan. bening menyerupai empun. Mengalir ke hati. Cahayanya lembut menyerupai cahaya bulan. Cahaya yang tidak menyakiti dan menyilaukan. Itulah "Hidayah".

Saat hati telah saling menyatu. Orientasi mengajar yakni dakwah dan ibadah, maka Uang tidak akan hal yang penting. Bahkan keberkahan tiba tanpa terduga. Untuk apa honor banyak, namun kesempitan hidup terasa. Hutang dimana-mana. Lebih parah lagi siksaan kubur pedih tiada tara. Maka patut sekolah dakwah akan menjadi rumah kebahagiaan yang hakiki.

Sangat pantas, jika ada guru yang berpisah dengan sekolah ini. Baik yang mesti pindah alasannya aspek keluarga dan lulus PNS. aku sungguh percaya perpisahan akan menjadi perpisahan layaknya ibu dan anak. Kisah bahagia, haru, sedih, lucu bareng disekolah tidak mudah dilupakan. Seluruh siswa menilai bahwa ibunya ingin pergi meninggalkan mereka. Padahal mereka masih kepingin dibuka matanya untuk menyaksikan keindahan Ilmu dalam Islam. Mereka masih rindu saran indah dari gurunya. Mereka rindu dengan senyum dan kasih sayang gurunya. Jujur mereka belum mengetahui kenapa mereka ditinggalkan.

Sekali lagi aku ingin ungkapkan melalui gesekan ini. Mengajar bukan aspek uang. Mengajar itu yakni keberkahan. Jangan ikut mengajar disekolah kami jika orientasinya "Uang". Belum melakukan pekerjaan masih mau ngelamar jadi guru, telah tanya gaji. Itu sebuah kesalahan besar. Kami membangun sekolah ini atas nama dakwah dan ukhwah. Anda akan sanggup lebih dari duit yang dikejar oleh banyak orang diluar sana. SDIT Muhammadiyah itu motto gurunya mengajar dengan hati bukan mengajar dengan uang. Camkan itu!.

Penulis: Rizki dasilva

Related : Guru Mengajar Dengan Hati, Bukan Dengan Uang

0 Komentar untuk "Guru Mengajar Dengan Hati, Bukan Dengan Uang"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close