Di dalam barisan, kita setara, seirama dalam satu langkah. Tidak ada yang lebih hebat. Apa yang kita jalankan merupakan ikhtiar bersama. Korlap, tim ini tim itu, cuma soal posisi demi tercapainya misi bersama.
Di masa lalu, apa yang sudah kita jalankan yakni gerakan moral. Mengajak para pemimpin untuk lebih ulet meletakkan perhatian pada rakyat. Karena mandat mereka yakni memimpin untuk merealisasikan kemakmuran segenap tumpah darah anak bangsa.
Tuntutan kita, teriakan kita, tidak selamanya benar. Tapi satu hal, bahwa apapun yang pernah kita gerakkan bukan agresi titipan para kanda, juga musuh politik pemerintah.
Amanah paling besar yang mesti kita emban sehabis semua aksi-aksi itu, merupakan mendidik diri menjadi langsung yang baik, sesuai dengan prospek dan permintaan kita terhadap para pemimpin.
Idealis bukan milik aktivis, bukan milik mahasiswa dan kelompok-kelompok lainnya. Idealis yakni milik siapapun yang berlangsung di atas nilai kebenaran dan jujur dalam tiap tindakan.
Manusia bukan malaikat yang terbebas dari dosa. Sebagai hamba, setidaknya kita bukan orang yang meletakkan racun di dalam kopi teman; bukan orang yang membunuh teman dekat dan sehabis itu memeluk anak-anaknya sembari menangis tersedu-sedu.
Kita niscaya berbeda. Dan itu sunnatullah.
Datanglah dengan cinta. Bersatulah untuk saling menguatkan. Bila tidak bisa, undur diri dan minta maaf. Jangan menuang racun sembari tersenyum. Karena kejahatan paling besar bukanlah dikala engkau memutuskan menjadi musuh. Tapi kejelekan paling hakiki yakni mengaku teman dekat tetapi berkhianat.
Penulis: Muhajir Juli
0 Komentar untuk "Manusia Bukan Malaikat Yang Terbebas Dari Dosa"