Sejarah perjalanan bangsa, hingga meraih titik klimaks, yaitu kemerdekaan, tidak sanggup menafikan keterlibatan kaum wanita. Sederetan orang-orang berjasa dalam konteks itu, yang kemudian disebut pahlawan, merupakan kaum wanita. Di Aceh, usaha dan kejuangan kaum perempuan dikala itu menjadi catatan tersendiri dan terdapat dalam kajian-kajian akademik hingga hari ini.
Tidak cuma sejarawan dalam negeri, bahkan banyak pula dari luar negeri. Cut Nyak Dhien, Cut Nyak Meutia, Keumalahayati, Po Cut Baren, dan lain-lain, merupakan formasi pejuang-pejuang dari kaum perempuan yang sudah teruji. Demikian pula dalam konteks kekuasaan politik, diantara sederetan sultan dikala itu juga dipegang kaum wanita, yaitu Ratu Safiatuddin, Naqiatuddin, dan Nurul Alam.
Meskipun hidup mereka rampung dengan penderitaan-penderitaan, yaitu ditembusi oleh timah-timah panas para penjajah dan cuak, mereka sukses menjadi yang disebut "berjuang hingga titik darah penghabisan". Dalam konteks ini senantiasa terjadi pergelutan antara cinta dan keangkuhan-keangkuhan.
0 Komentar untuk "Sejarah Dan Kaum Wanita"