Sore tadi, bersua dengan akhi fillah Dr. TeukuZulkhairi, MA., di warung kopi yang berdinding pribadi dengan kantor kami, Qatar Charity Indonesia (QCI) Cabang Aceh.
Sudah cukup usang berbilang masa kami tidak berjumpa. Kini, cendikiawan muda Aceh ini sudah menjangkau gelar akademik tertinggi, doktoral, dalam usia muda: 35 tahun.
Di di saat bersamaan, Allah sudah menganugerahinya 4 putra dan 2 putri dari sang istri yang pernah menjadi peserta beasiswa mahasiswa QCI Aceh pada tahun 2008 lalu.
Pertemuan kami tadi tidak berjalan lama. Sebab ia pun sudah ada janji untuk mengirimkan karya terbarunya terhadap beberapa pemesan.
Dalam perjumpaan singkat itu, sempat terbahas beberapa hal yang hendak dilakukannya dalam waktu dekat. Terutama berhubungan dengan pemanfaatan sosial media.
Buku ini memang belum saya baca. Namun saya meyakini akan mendatangkan manfaat. Sebab, tokoh yang diangkat memiliki narasi besar perihal wasathiyyatul islam (moderatisme islam).
Soal harga, buku yang masih hangat dari dapur percetakan ini relatif murah meriah; Rp 50.000. Tak seberapa dibandingkan ongkos sekali kongkow-kongkow di cafe... ππ€ππΎ
Sebagai penutup, karya ini mengingatkan saya dengan upaya merekam jejak para ulama dan mujahid Aceh yang dijalankan almarhum Prof. A. Hasjmy (foto terakhir).
Btw, special thanks buat phang VerriBuchari atas jepretannya (foto 1)... π€πΏπ
Penulis: Teuku Zulkhairi
0 Komentar untuk "Merekam Jejak"