Ôn Murông (Daun Kelor)

Kabarnya, inilah daun yang diolah oleh Ibunda Malin Kundang tatkala mendengar kabar anaknya yg sudah kaya akan pulang kampung.

Ibunya yang sudah renta renta tinggal sendirian. Dalam kemiskinan yang menyedihkan. Sekian usang Malin Kundang pergi merantau tak ada kabar.

Hingga sebuah dikala Ibundanya yg sdh lemah mendengar kabar anaknya sudah berhasil akan pulang kampung.

Bergegas ibunya memetik daun kelor utk dimasak. Dalam kemiskinan dan kemelaratan ibunya tetap ingin memuliakan anaknya yg semata wayang.

Apalagi, ayah Malin Kundang juga sudah meninggal sejak dia kecil.

Ibundanya bergegas menenteng panci berisi nasi, ikan asin dan sayur daun kelor menjumpai Malin Kundang yg pulang kampung dg status sbg orang kaya, orang berada. Istrinya cantik, hartanya banyak pengikutnya senantiasa mengikutinya.

Rupanya Malin Kundang pulang kampung bukan krn rindu pd ibu yang sudah melahirkannya ke dunia ini. Ia ke kampung halamannya cuma utk kebutuhan bisnis.

Malin Kundang merasa aib punya ibu yg renta renta dan miskin. Ia aib pd istrinya, pada pengikutnya.

Ia mendorong ibunya sehingga terjatuh. Sayur daun kelor ini pun tumpah. Padahal, dulu dengan sayur inilah dia dibesarkan oleh ibunya menjadi anak muda yg gagah perkasa.

Malin Kundang bodoh. Padahal sayur yang diolah ibunya yakni yg paling yummy di dunia. Jangan menerka masakan org2 kampung tidak bernilai.

Ibunda Malin Kundang mengolah makanan daun ini krn tahu keuntungannya yg banyak. Meningkatkan imunitas badan dll. Rasanya juga enak.

Si Malin Kundang jadinya jadi batu. Ibunya murka. Jangan sakiti ibumu demi mbong di depan istrimu, di depan pengikutmu. Kamu akan jadi anak yg durhaka apabila ibumu menangis tersakiti.

Sekian

Penulis: Teuku Zulkhairi