Menggapai Kebahagiaan Dengan Perahu Ilmu

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji cuma milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga, dan para sahabatnya, serta pengikutnya yang senantiasa dirahmati dan Istiqomah.

Sesungguhnya ilmu itu akan mengangkat derajat pemiliknya di dunia dan akherat. Bukan lantaran kekuasaan, harta, dan bukan pula selainnya. Dan ilmu juga itu memperbesar kemuliaan bahkan sanggup mengangkat derajat seorang hamba sahaya menjadi mulia.

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan takdir dan hikmah-Nya sudah bikin dunia dan seisinya ini selaku wilayah persinggahan sementara bagi manusia. Agar mereka mampir sebentar, untuk mengambil perbekalan ilmu dan amal menuju kebahagiaan alam abadi yang abadi abadi. 

Oleh lantaran itu tidaklah Allah menawarkan bumi beserta akomodasi yang lengkap ini, melainkan selaku fasilitas pendukung ibadah. Begitu pula Allah bikin insan selaku khalifah dengan tujuan untuk memakmurkan bumi ini dengan peribadatan cuma kepada-Nya semata.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

"Ingatlah di saat Tuhanmu berfirman terhadap para malaikat : " Sesungguhnya Aku hendak menyebabkan seorang kholifah di tampang bumi". Mereka berkata : "Mengapa Engkau hendak menyebabkan kholifah di tampang bumi, orang yang hendak bikin kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan engkau? Tuhan berfirman : "Sesungguhnya Aku mengenali apa yang kau tidak ketahui." (Al Baqarah : 30-32)

Peristiwa diciptakannya insan ialah insiden besar dan menampung pesan yang tersirat yang sungguh agung. Di dalam ayat tersebut terkandung padanya beberapa faedah ilmu.

Pertama, Bahwasanya Allah Ta'ala menolak pernyataan para malaikat : 

"Bagaimana Dia (Allah) menyebabkan insan di tampang bumi, padahal kami lebih taat dibandingkan mereka? Maka Allah menjawab "Sesungguhnya Aku lebih mengenali apa-apa yang kalian tidak ketahui." Allah menjawab pertanyaan mereka sesungguhnya Dia lebih mengenali inti permasalahan dan hakekat (diciptakannya manusia). 

Dan Dia maha Mengetahui lagi maha Bijaksana. Sesungguhnya terang bagi Allah bahwa khalifah yang diciptakanNya yakni dari kelompok makhluk yang baik, para rasul, para nabi, hamba-hamba-Nya yang sholeh, orang-¬orang yang mati syahid, orang-orang yang jujur, ulama serta generasi orang yang memiliki ilmu dan akidah yang lebih baik dari para malaikat.

Begitu pula terang bagi Allah bahwa iblis yakni makhluk yang paling jelek di alam ini.

Sehingga Allah mengusirnya dari syurga. Sedangkan para malaikat tak punya wawasan mengenai kendala tersebut (yaitu mengenai penciptaan dan menetapnya nabi Adam di tampang bumi dengan keputusan Allah Subhanahu wa Ta'ala)
.
Kedua, sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala ingin menampakkan keunggulan Adam akan ilmu dan membedakan dengan mereka (para malaikat) dengan ilmu, maka Allah mengajarkannya seluruh nama-nama. Allah mengajukan pertanyaan terhadap para malaikat : "Kabarkan kepadaku nama-nama mereka bila kalian memang benar".(A1 Baqarah: 31). 

Disebutkan dalam tafsir Ibnu Katsir, bahwa mereka (para malaikat) menyampaikan : 

"Tidaklah Allah bikin seorang makhluk pun yang lebih mulia dibandingkan dengan kami. Mereka mengira sesungguhnya mereka lebih baik dan utama dibandingkan kholifah yang Allah jadikan di tampang bumi. Tatkala Allah menguji mereka dengan ilmu yang diajarkan terhadap kholifah ini, maka mereka mengakui kehabisan terhadap apa-apa yang mereka tidak ketahui, mereka menyampaikan :

"Maha Suci Engkau, tidak ada wawasan bagi kami kecuali apa yang Engkau ajarkan terhadap kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". (Al Baqarah : 32).

Maka di saat itu nampaklah dihadapan mereka keunggulan nabi Adam dengan kekhususan berupa ilmu.

Ketiga, bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta'ala tatkala memberitahu terhadap para malaikat mengenai keunggulan nabi Adam berupa ilmu, dan lemahnya mereka untuk mengenali apa yang diajarkan-Nya, maka Allah berfirman terhadap mereka : 

"Bukankah Aku sudah menyampaikan terhadap kalian sesungguhnya Aku Maha Mengetahui diam-diam langit dan bumi dan Aku mengenali yang kalian tampakkan dan yang kalian sembunyikan". (AI Baqarah : 33).

Kemudian Allah mengajarkan mereka mengenai ilmu. Ilmu Allah termasuk segala yang nampak maupun yang tersembunyi, serta diam-diam di langit dan di bumi. Allah mengenalkan terhadap mereka mengenai sifat ilmu dan keunggulan nabi-Nya

Keempat, Bahwasanya Allah menganugerahkan pada diri Adam berupa sifat-sifat tepat yang lebih utama dari makhluk selainnya. Allah hendak menampakkan terhadap para malaikat mengenai keunggulan dan kemuliaan Adam. Sehingga jelaslah bagi malaikat mengenai keunggulan nabi Adam dari sisi ilmu. 

Hal ini menampilkan bahwa ilmu sungguh mulia di sisi manusia. (AI Ilmu Syarfuhu wa fadluhu 30-¬32)

Sesungguhnya ilmu itu akan mengangkat derajat pemiliknya di dunia dan akherat. Bukan lantaran kekuasaan, harta, dan bukan pula selainnya. Dan ilmu juga itu memperbesar kemuliaan bahkan sanggup mengangkat derajat seorang hamba sahaya menjadi mulia. 

Sebagaimana diriwayatkan di dalam Shohih Muslim (817) dari hadits Zuhri, dari Abi Tufail sesungguhnya Nafi' ibnu Abdil Harits mengunjungi Umar ibnul Khoththob di 'Usfan yang mana Umar mengangkatnya (sebagai bupati) untuk penduduk Mekkah- Maka berkata umar : 

"Siapa yang engkau angkat menjadi bupati di negeri ini? dia (Nafi') menjawab: "Aku sudah mengangkat Ibnu Abza untuk mereka." Lantas Umar berkata "Siapa Ibnu Abza? Kemudian dijawab:

"Dia yakni seorang budak." Umar berkata :"(Kenapa) engkau mengangkat seorang budak? Dijawab: "Karena dia seorang yang jago membaca Al Qur'an dan 'alim dalam ilmu waris. Maka Umar berkata: Ketahuilah sesungguhnya Nabi kalian Shallallahu'alaihi wasallam sudah bersabda: 

"Sesungguhnya Allah akan mengangkat dengan Kitab ini (AI Qur'an) sekelompok kaum dan merendahkan yang selainnya."

Berkata Al Hasan ibnu Ali terhadap anaknya dan saudaranya :"Pelajarilah ilmu, lantaran sanggup jadi (pada di saat ini) kalian yakni kaum yang kecil, tetapi besok kalian akan menjadi pembesar kaum. Maka barang siapa yang tidak menghafal, hendaklah dia menulis." (Al Madkhal ila As Sunan Al Kubro (632).


Berkata Urwah bin Az Zubair terhadap anaknya : "Mari, belajarlah ilmu kepadaku. Karena sesungguhnya sanggup jadi (suatu saat) kalian menjadi pemimpin suatu kaum. Dulu saya yakni seorang yang kecil dan tidak seorangpun yang memandangku. Tatkala saya beranjak cukup umur (dengan memiliki ilmu) maka orang-orang mulai mengajukan pertanyaan kepadaku. 

Dan tidak ada sesuatu yang paling berat bagi seseorang di saat ditanya mengenai kendala agamanya melainkan dia dalam kondisi terbelakang (tidak berilmu)." (Bayanul Ilmi wa Fadlihi oleh Al Imam Ibnu Abdil Bar).

Diriwayatkan dar Lukman bahwa dia berkata terhadap anaknya : "Wahai anakku, duduklah bareng para ulama, dan dekatilah mereka dengan kedua lututmu (bergaul dengan mereka). Sesungguhnya Allah akan menggugah hati dengan pesan yang tersirat sebagaimana menggugah (menyuburkan) bumi yang kering dengan siraman hujan." (A1 Madkhal ila As Sunan All Kubro )

Berkata Sufyan AtsTsaury : "Barangsiapa yang menghendaki dunia dan akherat maka hendaklah dia menuntut ilmu."

An Nadhor bin Syumail berkata : "Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan di dunia dan Akherat hendaklah dia pelajari ilmu. Cukuplah bagi seseorang suatu kebahagiaan, tatkala diandalkan mengenai kendala agama Allah, dan menjadi (perantara dakwah) antara Allah dan Hamba-Nya."

Sufyan bin Uyainah menyampaikan : "Manusia yang paling tinggi kedudukannya disisi Allah yakni orang yang menjadi (perantara dakwah) antara Allah dan hamba-Nya. Mereka itu yakni para nabi dan ulama.

Masih banyak lagi perkataan para ulama yang membuktikan bahwa ilmu akan meninggikan derajat orang-orang yang menempuh jalan untuk menimbanya. Namun sebaliknya, bagi orang¬orang yang meremehkan ilmu, maka Allah akan merendahkan kedudukannya di dunia dan akherat. 

Sesungguhnya orang yang mencicipi tetesan ilmu, maka dia sudah menggapai kebahagiaan yang hakiki. Karena ilmu ialah anugerah yang sungguh utama dan mulia. Barangsiapa yang luput dari mencicipi lezatnya ilmu maka tidak akan berharga apa yang diperoleh dari selainnya. Bahkan hal tersebut sanggup menggiring seseorang terhadap kebinasaan dan kehinaan.

Seseorang yang menimba ilmu agama Allah bagaikan seorang nahkoda yang berlayar dengan perahu menuju pulau abadi. Dalam menempuh perjalanannya, mau tidak mau mesti berhadapan dengan aneka macam rintangan yang menghadang, apakah berupa angin yang bergemuruh, ataukah ombak yang menggulung tinggi sehingga sanggup menghempaskan perahu dengan dahsyat. 

Namun seiring dengan itu, sang nahkoda yakni seorang yang bermental baja dan sudah membekali dirinya dengan ilmu, Sehingga dia menghadapi aneka macam rintangan itu dengan sabar dan hati yang tegar, tidak tergoyahkan sedikitpun meskipun ombak menerjang. Akan tetapi keinginannya tidak pemah pupus untuk melanjutkan perjalanan menuju pulau awet tersebut. 

Demikianlah bagi siapa pun yang ingin mendapat kebahagiaan di dunia dan akherat, maka hendaklah dia berlayar dengan perahu ilmu.

Diriwayatkan dari Al Imam Ahmad clan Tirmidzi dari hadits Abu Kabsyah Al Annamaari, dia berkata :Telah bersabda Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam : "Sesungguhnya di dunia ini terdapat empat golongan :

"(Pertama) seorang hamba yang Allah menampilkan harta dan ilmu kepadanya. Sedangkan dia takut terhadap Allah dalam harta tersebut, sehingga dia menyambung tali silaturahmi, dan dia mengenali kewajibannya terhadap harta tersebut. Maka orang menyerupai ini menemukan kedudukan yang sungguh mulia di sisi Allah.

(Kedua), seorang yang diberi ilmu dan tak punya harta, sedangkan dia menyampaikan : "Seandainya saya memiliki harta maka saya akan bersedekah menyerupai amalannya fulan, meskipun dia cuma bertujuan saja, maka kedua-duanya menemukan pahala yang sama.

(Ketiga), Seorang yang diberi harta dan tidak diberi ilmu maka dia bakhil dalam hartanya dan dia tidak takut terhadap Rabbnya, tidak menyambung tali silaturahmi serta tidak mengerjakan kewajibannya terhadap harta tersebut. Maka orang ini kedudukannya lebih hina di sisi Allah.

(Keempat), Seseorang yang tidakdiberi harta dan tidak pula menemukan ilmu, kemudian menyampaikan : "Kalau saya punya harta maka saya akan bersedekah menyerupai amalan fulan (yang ketiga). Walaupun cuma dengan niat maka kedua-duanya menemukan dosa yang sama." (Hadits Shohih, dishohihkan oleh At-Tirmidzi, Al Hakim dan selainnya).

Dalam Hadits diatas Nabi Shallallahu'alaihi wasallam menyebutkan orang-orang yang senang dalam dua kategori, dan menyebabkan ilmu dan amal - dengan aneka macam kewajibannya- selaku alasannya diperolehnya kebahagiaan. Sedangkan orang-orang yang celaka, dia bagi dalam dua kategori, dan menyebabkan kebodohan dan pengaruhnya selaku alasannya kebinasaan.

Dalam Shohih Muslim diriwayatkan dari Abi Hurairoh radliyallahu'anhu dari Nabi Shallallahu'alaihi wasallam sesungguhnya dia bersabda:

"Jika seorang anak Adam wafat maka terputus amalannya kecuali tiga kendala ; shodaqoh jariyah (mengalir pahalanya), ilmu yang berharga dan anak sholeh yang mendo'akan orang tuanya."

Hadits diatas menampilkan mengenai keunggulan dan kemuliaan ilmu, serta besarnya pahala yang hendak dicapai dengan ilmu tersebut. Karena pahalanya tetap akan mengalir terhadap orang yang wafat selama dia masih menemukan faedah dengannya. Maka seperti dia masih tetap hidup dan belum terputus amalannya meskipun nyawa tidak lagi dikandung badan. 

Oleh lantaran itu seorang cerdas yang berdakwah dan meningkatkan kebaikan, jiwanya akan tetap hidup meskipun dia wafat. Amal kebajikan seorang yang cerdas ini akan senantiasa dikenang oleh orang banyak dan jejaknya akan dijadikan panutan bagi orang-orang yang masih hidup.

Oleh lantaran kita memohon terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala biar menyebabkan kita tergolong golongan orang-orang yang mendapat kebahagiaan dunia dan akherat serta menganugerahkan terhadap kita ilmu yang berharga dan memalingkan dari kebodohan diri-diri kita. Wallahul Muwaffiq ila sabilish Showab.

Related : Menggapai Kebahagiaan Dengan Perahu Ilmu

0 Komentar untuk "Menggapai Kebahagiaan Dengan Perahu Ilmu"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close