Hukum Ruqyah Dalam Islam Dan Dalilnya

 Shalawat dan salam atas Rasulillah Shallallahu  Hukum Ruqyah dalam Islam dan Dalilnya
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji cuma milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga, dan para sahabatnya, serta pengikutnya yang senantiasa dirahmati dan Istiqomah.

Pengertian Ruqyah 

Ruqyah Merupakan Suatu tata cara penyembuhan yang ditangani oleh orang yang sedang mengalami sakit, yang disebabkan lantaran banyak sekali macam penyebab menyerupai tersengatan hewan berbisa,  terkena Racun, Terkena sihir, Terkena gangguan jin, asing dan lain sebagainya yang berhubungan dengan kondisi kesehatan.

Pengertian Ruqyah Menurut Syariat

Ruqyah merupakan Suatu Bacaan Do'a Yang Berasal dari Ayat Al-Quran dalam meminta dukungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk pengobatan atau pencegahan suatu kejadian dan penyakit. 

Menurut Ibnul Qayyim Al Jauziyah

Terapi ruqyah merupakan terapi dengan melafatkan doa baik Al Qur’an maupun As Sunnah dalam menyembuhkan penyakit (Agil, 1994 : 41). Beliau juga menyampaikan bahwa ruqyah tidak cuma dipakai untuk menghalau gangguan jin  tetapi juga selaku bentuk terapi fisik dan gangguan jiwa.

Ruqyah juga salah satu tata cara yang sering dipakai oleh Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassallam disamping ada tata cara pembekaman, pemanasan, makanan, minuman, parfum dan sebagainya (Agil, 1994 : 2-22)

Ruqyah sanggup Dilakukan oleh Siapa Saja

Sebagian orang menilai bahwa ruqyah cuma bisa ditangani oleh orang tertentu saja menyerupai ustadz atau kyai. Sehingga di saat seseorang merasa memerlukan ruqyah, dia senantiasa mencari dukungan ustadz atau kyai tersebut. Padahal, ruqyah bukan cuma khusus bisa ditangani oleh orang-orang tertentu. Akan tetapi, bisa ditangani oleh siapa pun dengan melakukan ruqyah mandiri.

Hakikat ruqyah 

Hakekatnya merupakan berdoa terhadap Allah Ta’ala. Sehingga kapan pun seorang muslim tertimpa petaka dengan jatuh sakit, hendaknya dia meruqyah diri sendiri kemudian menempuh kerja keras yang lain menyerupai berobat ke dokter. Sehingga ruqyah sebetulnya merupakan kerja keras pertama yang mesti ditempuh oleh seorang muslim di saat jatuh sakit, sebelum menempuh kerja keras atau sebab-sebab kesembuhan lainnya.

Bahkan, meminta untuk diruqyah oleh orang lain (ustadz, kyai, atau yang lain) bisa jadi meminimalisir ketauhidan dan perilaku tawakkal seseorang. 

Dalil-dalil  Ruqyah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, menerangkan bahwa di antara umat beliau, ada orang-orang yang masuk nirwana tanpa hisab dan tanpa adzab di neraka. Siapakah mereka? Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan,

عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ « عُرِضَتْ عَلَىَّ الأُمَمُ فَرَأَيْتُ النَّبِىَّ وَمَعَهُ الرُّهَيْطُ وَالنَّبِىَّ وَمَعَهُ الرَّجُلُ وَالرَّجُلاَنِ وَالنَّبِىَّ لَيْسَ مَعَهُ أَحَدٌ إِذْ رُفِعَ لِى سَوَادٌ عَظِيمٌ فَظَنَنْتُ أَنَّهُمْ أُمَّتِى فَقِيلَ لِى هَذَا مُوسَى وَقَوْمُهُ فَنَظَرْتُ فَإِذَا سَوَادٌ عَظِيمٌ فَقِيلَ لِى هَذِهِ أُمَّتُكَ وَمَعَهُمْ سَبْعُونَ أَلْفًا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلاَ عَذَابٍ ». ثُمَّ نَهَضَ فَدَخَلَ مَنْزِلَهُ فَخَاضَ النَّاسُ فِى أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلاَ عَذَابٍ فَقَالَ بَعْضُهُمْ فَلَعَلَّهُمُ الَّذِينَ صَحِبُوا رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَقَالَ بَعْضُهُمْ فَلَعَلَّهُمُ الَّذِينَ وُلِدُوا فِى الإِسْلاَمِ وَلَمْ يُشْرِكُوا بِاللَّهِ. وَذَكَرُوا أَشْيَاءَ فَخَرَجَ عَلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ « مَا الَّذِى تَخُوضُونَ فِيهِ ». فَأَخْبَرُوهُ فَقَالَ « هُمُ الَّذِينَ لاَ يَرْقُونَ وَلاَ يَسْتَرْقُونَ وَلاَ يَتَطَيَّرُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ »

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Telah ditampakkan kepadaku umat-umat. Aku menyaksikan seorang Nabi yang bersamanya beberapa orang dan seorang Nabi yang bersamanya satu dan dua orang, serta seorang Nabi yang tidak ada seorang pun bersamanya. Tiba-tiba ditampakkan kepadaku suatu jumlah yang banyak. Aku pun menduga bahwa mereka merupakan umatku. Tetapi dibilang kepadaku, ‘Ini merupakan Musa bareng kaumnya’. Lalu, tiba-tiba saya menyaksikan lagi suatu jumlah yang besar pula. Maka dibilang kepadaku, ‘Ini merupakan umatmu, dan bareng mereka ada 70.000 orang yang masuk nirwana tanpa hisab dan tanpa adzab.’”

Kemudian dia shallallahu ‘alaihi wa sallam bangun dan bergegas masuk ke dalam rumahnya. Maka orang-orang pun mulai membicarakan siapakah mereka itu. Di antara mereka ada yang berkata, “Mungkin saja mereka merupakan orang-orang yang menjadi teman dekat Rasulullah.” Ada lagi yang berkata, “Mungkin saja mereka merupakan orang-orang yang dilahirkan dalam lingkungan Islam, sehingga mereka tidak pernah berbuat syirik sedikit pun terhadap Allah.”

Mereka juga menyebutkan lagi beberapa problem (kemungkinan) yang lain. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar, mereka mengumumkan hal tersebut terhadap beliau. Maka dia bersabda, “Mereka itu merupakan orang-orang yang tidak meminta ruqyah, tidak meminta agar lukanya ditempel dengan besi yang dipanaskan (baca: pengobatan dengan “kay”), dan tidak melakukan tathayyur, dan mereka pun bertawakkal terhadap Rabb mereka.” (HR. Bukhari no. 5705, 5752 dan Muslim no. 220)

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullahu Ta’ala menjelaskan,

وذلك لأن هؤلاء دخلوا الجنة بغير حساب، لكمال توحيدهم، ولهذا نفى عنهم الاسترقاء، وهو سؤال الناس أن يرقوهم
“Hal itu lantaran mereka masuk nirwana tanpa hisab disebabkan oleh kesempurnaan tauhid yang mereka miliki. Sehingga mereka tidak pernah melakukan istirqa’, yakni meminta untuk diruqyah oleh orang lain.” 

Meminta untuk diruqyah oleh orang lain sanggup meminimalisir kesempurnaan tauhid seseorang, lantaran pada diri orang yang meminta diruqyah, terdapat kecondongan dan penyandaran hati terhadap selain Allah Ta’ala. 

Ketika meminta untuk diruqyah, hatinya condong lebih condong terhadap seseorang yang dia mintai tolong tersebut (kyai atau ustadz) atau terhadap ruqyah itu sendiri, dan bukan bersandar terhadap Allah Ta’ala. 

Di antara indikasinya, hati seseorang merasa “lebih mantap” di saat diruqyah oleh kyai fulan. Apalagi jika diikuti keyakinan-keyakinan berlebihan terhadap sosok peruqyah tersebut, misalnya ruqyah yang ditangani kyai fulan “pasti” mujarab atau “pasti” berhasil.

Syaikh Shalih bin ‘Abdul ‘Aziz Alu Syaikh hafidzahullahu Ta’ala berkata di saat menerangkan makna hadits di atas,

لأن الطالب للرقية يكون في قلبه ميل للراقي ، حتى يرفع ما به من جهة السبب . وهذا النفي الوارد في قوله : « لا يسترقون » ؛ لأن الناس في شأن الرقية تتعلق قلوبهم بها جدا أكثر من تعلقهم بالطب ونحوه

“Karena seseorang yang meminta ruqyah akan mengakibatkan ketergantungan hati terhadap peruqyah. Sampai-sampai dia mengangkat derajatnya lebih dari sekedar fasilitas (maksudnya, dia menduga bahwa peruqyah merupakan penyebab kesembuhan itu sendiri, pen.). Inilah maksud menafikan dalam hadits “tidak minta diruqyah”. Terkait dengan ruqyah, insan bisa jadi lebih bergantung terhadap ruqyah ketimbang pengobatan kedokteran atau sejenisnya.” 

Akan tetapi, jika terdapat keperluan (al-haajah) untuk meminta diruqyah, hal ini tidaklah mengapa. Dengan aksentuasi bahwa dia senantiasa memperhatikan kondisi hatinya, jangan hingga bergantung terhadap ruqyah atau si peruqyah itu sendiri, dan kosong (lalai) dari bergantung dan bertawakkal terhadap Allah Ta’ala. Karena besar lengan berkuasa atau tidaknya ruqyah merupakan kekuasaan Allah Ta’ala, bukan tergantung pada ruqyah itu sendiri atau siapa yang meruqyah.

Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin Baaz rahimahullahu Ta’ala menjelaskan,

وهذا الحديث يدل على أن ترك الطلب أفضل وهكذا ترك الكي أفضل لكن عند الحاجة إليهما لا بأس بالاسترقاء والكي؛ لأن النبي عليه السلام أمر عائشة أن تسترقي من مرض أصابها وأمر أم أولاد جعفر بن أبي طالب رضي الله عنه وهي أسماء بنت عميس رضي الله عنها أن تسترقي لهم، فدل ذلك على أنه لا حرج في ذلك عند الحاجة إلى الاسترقاء

“Hadits ini menampilkan bahwa tidak meminta-minta itu lebih utama, demikian juga dengan meninggalkan kay. Akan tetapi, di saat keduanya dibutuhkan, tidak mengapa meminta ruqyah dan melakukan kay. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendelegasikan ‘Aisyah untuk meminta ruqyah di saat dia jatuh sakit. Dan Nabi juga mendelegasikan ibu dari belum dewasa Ja’far bin Abi Thalib, yakni Asma’ binti ‘Umais radhiyallahu ‘anha, untuk memintakan ruqyah bagi mereka. Hal ini semua menunjukkan, bahwa tidak mengapa meminta ruqyah di saat betul-betul dibutuhkan.”

Allah berfirman dalam QS Al Isro ayat 82 :

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا

“Dan Kami turunkan Al Qur’an yakni suatu bentuk penawar dan rahmat bagi orang yang beriman dan Al Alquran iu janganlan memperbesar kerugian bagi orang zalim.” sedangkan Rasulullah bersabda :

“Dan bacakan ruqyah-ruqyah kalian kepadaku selama tidak mengandung syirik.”

Dalam syariat Islam, ruqyah dibedakan menjadi 2 jenis merupakan :

1. Ruqyah syar’iyah

Adalah bentuk pengobatan yakni dengan melantunkan ayat-ayat Al Qur’an yang diberikan terhadap pasien. Hal ini berniat untuk meminta dukungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala lewat dzikir dan do’a penyembuhan penyakit.

2. Ruqyah Syirkiyah

Adalah bentuk pengobtan yang tidak diusulkan dalam Islam yakni dengan mantra-mantra oleh para dukun.

Sedangkann ketentuan ruqyah dalam Islam merupakan sebagau berikut :
  1. Bacaan atau do’a ruqyah mesti bersumber dari Al Qur’an
  2. Bacaan yang diapakai pada di saat ruqyah mesti menggunakan bahasa Arab kecuali yang tidak bisa
  3. Ruqyah mesti memiliki tujuan terang serta tidak meminta terhadap selain Allah Subhanahu Wa Ta'ala
  4. Tidak mengandung Unsur celaan atau kalimat yang diharamkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala
  5. Tidak Dengan Menggunakan Suatu kriteria tertentu misalnya mesti ditangani di kawasan tertentu, dalam kondisi suci dan lain sebagainya
  6. Proses yang ditangani mesti sesuai dengan nilai-nilai syariah misalnya pasien perempuan mesti tetap menutup aurat dan alangkah lebih baik jika yang meruqyah merupakan seorang perempuan juga. Apabila yang menajdi peruqyah merupakan laki-laki, maka mesti ada mahran dari pasiehn perempuan tersebut. Peruqyah lelaki juga sungguh disarankan untuk menggunakan sarung tangan tebal selaku mediator pada di saat menjamah badan pasien wanita.

Bacaan Do'a dalam Ruqyah

Berikut Ini merupakan beberapa bacaan ayat Al-Qur’an yang lazim dibaca dalam ruqyah berikut ini:
  1. Al-Fatihah ayat 1-7 (Ummul Qur’an)
  2. Al-Baqarah ayat 1-5 (Al-Qur’an selaku isyarat orang bertaqwa), 8-10 (gangguan jin munafik yang membantah, 102 (gangguan pemisah suami istri), 163-164 (kekuasaan Allah pada penciptaan langit dan bumi, 255 (ayat kursi), 256-257 (Allah melindungi orang beriman), 285-286 (doa dijauhkan dari beban berat).
  3. Ali Imran ayat 1-10 (Allah menurunkan Al-Qur’an dan kita sebelumnya), 18-19 (agama yang diridhoi Allah cuma agama Islam)
  4. An-Nisa ayat 56 (gangguan jin kafir)
  5. Al-Maidah ayat 72-76 (gangguan sihir)
  6. Al-A’raf ayat 117-122 (gangguan sihir)
  7. Yunus ayat 81-82 (gangguan sihir)
  8. Taha ayat 69 (gangguan sihir)
  9. Al-Mu’minun 115-118 (Allah Maha Tinggi dan Raja yang sebenarnya)
  10. An-Naml ayat 30-31 (surat Nabi Sulaiman terhadap Ratu Bilqis)
  11. As-Shaffat ayat 1-10 (siksaan bagi syaitan dari segala penjuru oleh api)
  12. Ad-Dukhan ayat 43-45 (pohon zaqqum mendidih untuk kuliner orang berdosa
  13. Al-Ahqaf ayat 29-32 (peringatan agar bangsa jin beriman terhadap Allah)
  14. Ar-Rahman ayat 33-36 (ancaman bangsa jin untuk ingkar pada lezat Allah)
  15. Al-Hasr ayat 21-24 (keangungan Allah)
  16. Al-Jinn ayat 1-9 (gangguan jin kanuragan/tenaga dalam)

Perlu untuk dikenang bahwa :

Dibaca secara berurutan
  • Harus diulang utamanya yang terkait dengan gangguan jin atau berekasi di saat ayat tertentu dibacakan
  • Boleh menggunakan ayat lain yang terkait asalkan sesuai dengan jenis gangguan jin yang dihadapi

Penyebab Seseorang Harus Diruqyah

Manusia sejatinya diciptakan sesuai dengan Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia, Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam. Namun ada beberapa orang yang mengalami sakit lantaran gangguan sihir atau jin yang mesti mendapat ruqyah untuk mendapat Jiwa Tenang Dalam Islam yang sesungguhnya. 

Berikut merupakan beberapa penyebab seseorang  mesti melakukan ruqyah diantaranya :

1. Memiliki Jimat 

Tamimah merupakan sesuatu yang djahit dan digantungkan dengan kepercayaan sanggup menolak munculnya penyakit. “Barangsiapa yang menggantungkan sesuatu, sungguh ia sudah menyekutukan Allah (HR. Ahmad)

2. Adanya Khodam dari Malaikat

Khodam merupakan pembantu yang sanggup mempertahankan dan melindungi dengan mengadakan ritual tertentu. Namun, khodam malaikat merupakan suatu kebohongan (As-Saba’: 40-41)

3. Dapat Melihat bangsa jin

Melihat jin merupakan salah satu gangguan jin yang pada dasarya insan biasa tidak sanggup menyaksikan jin kecuali didalamnya sudah ada atau atas dasar santunan jin.

4. Dapat Kerjasama dengan bangsa jin

Mukjizat untuk memerintah dan menguasai bangsa jin merupakan mukjizat yang diberikan oleh Allah terhadap Nabi dan Rasul utamanya Nabi Sulaiman. Sebab tidak ada jin yang memberi tanpa meminta imbalan (Al-An’am:128). Dan meminta proteksi bangsa jin memperbesar dosa dna kesalahan (Al-Jin:6)

Manfaat Ruqyah dalam Islam

Ruqyah ternyata tidak cuma bermitra dengan hal-hal yang berbau agama, tetapi hal ini juga sanggup mempengaruhi kesehatan manusia. 

Berikut merupakan manfaar ruqyah dalam Islam baik itu untuk sisi agama maupun bagi kesehatan kita :

1. Dapat menghalau gangguan setan dan sihir

Abdul Khalik Al-Attar menerangkan dalam buku yang ditulisnya bahwa faedah ruqyah merupakan menolong untuk menangkal atau menolak seseorang dari gangguan setan dan sihir jahat. 

Metode ruqyah yang ditangani merupakan :
  1. Metode Istinthaq merupakan dengan mengajak bicara setan atau jin yang berada dalam badan pasien
  2. Metode Istilham yakni dengan memohon isyarat Allah Subhanahu Wa Ta'ala lewat mimpi agar imbas sihir yang menimpa seseorang sanggup hilang
  3. Metode Tah shin yakni pengobatan yang ditangani dengan membacakan ayat suci Al Qur’an, dzikir ataupun ibadah khusus lainnya.
  4. Metode dengan obat-obatan merupakan tata cara dengan menggunakan banyak sekali macam obat atau ramuan yang Islam perbolehkan misalnya kurma ajwah
  5. Hijmah atau tata cara penyembuhan respon sihir dengan berbekam atau berhijamah pada anggota badan yang terkena sihir

Menurut Imam Ibnu Qayyim, obat yang paling ampuh dalam melawan sihir respon imbas JIN merupakan pengobatan dengan zikir, do’a serta bacaan ayat suci Al Qur’an. Pada hakekatnya, apabila jiwa seseroang sudah dipenuhi dengan zikir, wirid dan mensucikan diri dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta'ala maka sihir akan terhalang.

Sedangkan menurut Imam Nawawi, ruqyah dengan membaca bacaan ayat suci Al Alquran diiringi dengan do’a-do’a yang diajarkan oleh Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassallam merupakan bukan hal yang dihentikan bahkan disunnahkan.

2. Dapat Mengobati penyakit fisik dan non fisik

Selain ruqyah sanggup secara ampuh bisa menghalau gangguan jin dan sihir, ruqah juga sanggup mengobati penyakit fisik dan non fisik. 

Berikut merupakan beberapa pertimbangan dari dokter yang menggunakan terapi ruqyah pada pasien menyerupai berikut :
  1. Dokter Dossey dari Universitas Texas mengungkapkan bahwa do’a-do;a ayang diberikan terhadap pasien diandalkan bisa menolong menertibkan sel-sel kanker, sel-sel darah merah, enzim, basil serta jamur di dalam badan manusia
  2. Dokter Dadang Hawari di San Fransisco sukses melakukan suatu observasi terapi pada 393 pasien jantung dengan do’a-do’a yang terbukti bisa menyingkir dari adanya komplikasi sedangkan pasien yang tidak meminum air tanpa adanya do’a-do’a condong mendapat komplikasi
  3. Spesialis kedokteran jiwa klinik Prorevital yakni dr. H. Tb. Erwin Kusuma Sp. Kj mengungkapkan bahwa air yang sudah dibacakan do’a-do’a terbukti merubah struktur molekulnya sehingga bisa dijadikan selaku bentuk penyembuhan
  4. Dokter Ermoto dari Jepang juga meneliti perihal kandungan air yang sudah dibacakan bacaan do’a-do’a dimana bacaan tersebut merubah molekul di dalam air yang sanggup mengembangkan daya kesehatan seseorang.

Demikian Hukum Rukiah Dalil-dalilnya dan faedah ruqyah dalam Islam. Selain percaya akan adanya faedah ruqyah, kita juga layak meyakini dan mengerti Rukun Iman , Rukun Islam,  dan  Fungsi Iman Kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar kita sanggup menjangkau Sukses di Dunia dan Akhirat. Terimakasih sudah membaca mudah-mudahan sanggup memperbesar pengetahuan kita.

Related : Hukum Ruqyah Dalam Islam Dan Dalilnya

0 Komentar untuk "Hukum Ruqyah Dalam Islam Dan Dalilnya"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)
close
close