Pendidikan Budi Pekerti Upaya Mendidik Manusia Seutuhnya_Tak bisa dipungkiri, perkembangan teknologi memengaruhi segala aspek kehidupan, termasuk salah satunya aspek di bidang pendidikan. Dimana perkembangan pendidikan yang ada bisa mengubah pola pikir dari yang tradisional menjadi modern serta semakin maju.Namun, adanya perubahan pola pikir tersebut, terkadang bisa memicu terjadinya pergeseran tujuan pendidikan yang sesungguhnya. Padahal intinya tujuan pendidikan yakni membangun abjad bangsa yang konkret melalui pendidikan kecerdikan pekerti. Kaprikornus bisa dibilang, pendidikan kecerdikan pekerti merupakan upaya mendidik insan seutuhnya, yang tidak hanya pintar dalam hal akademis, namun juga punya abjad yang baik.
A. Pengertian Pendidikan
Perlu diketahui, pendidikan bisa diartikan sebagai suatu perjuangan untuk mewujudkan program berguru atau pembelajaran yang baik, dengan tujuan supaya anak didik bisa memaksimalkan potensi diri, mempunyai kepandaian/kecerdasan, serta bisa mempunyai kepribadian yang konkret atau berakhlak mulia.
Dan bila ditilik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah pendidikan berasal dari kata “didik” kemudian mendapat imbuhan “pe” dan akhiran “an” dimana kata tersebut mempunyai arti, cara untuk mendidik.
Kesimpulannya, pendidikan bisa membentuk sikap/perilaku penerima didik menjadi lebih dewasa, bertanggungjawab, mempunyai kecerdikan pekerti, serta mempunyai kemampuan akademis yang mumpuni, untuk dijadikan bekal bagi masa depannya.
B. Tujuan Pendidikan
Pendidikan bertujuan untuk membuat individu yang berkualitas dan mempunyai abjad konkret sehingga mempunyai pandangan luas ke depan untuk meraih cita-citanya dan bisa mengikuti keadaan dengan banyak sekali lingkungan. Apabila tujuan pendidikan sanggup tercapai, maka akan menghasilkan insan seutuhnya yang berkarakter positif.
C. Pengertian Pendidikan Budi Pekerti
Pendidikan kecerdikan pekerti merupakan suatu konsep pendidikan yang berkaitan dengan sikap konkret melalui kebiasaan. Artinya setiap individu diajarkan sikap yang baik dari hal-hal sederhana, sehingga akan menjadi kebiasaan dalam perilakunya sehari-hari.
Apabila sikap tersebut menjadi kebiasaan, maka setiap individu dengan sendirinya akan melaksanakan hal-hal tersebut tanpa perlu diperintah lagi. Misalnya: cara berbicara, cara berpakaian, cara makan dan minum, cara menghormati orang yang lebih tua, dan sebagainya yang sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Hal-hal demikian perlu ditanamkan semenjak dini, supaya menjadi kebiasaan yang positif.
Penanaman pendidikan kecerdikan pekerti akan menjadi kebiasaan melalui pelatihan-pelatihan secara pribadi dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan kecerdikan pekerti tersebut menyangkut tiga konsep utama yakni: karakter, kecerdikan pekerti, serta perilaku.
D. Maksud Pendidikan Budi Pekerti
Pendidikan kecerdikan pekerti itu sendiri, dimaksudkan untuk memperlihatkan pendidikan yang dihubungkan dengan tingkatan perkembangan anak sampai dewasa. Dalam hal ini, penerima didik diperlukan bisa menyadari, melakukan, dan mencicipi hal-hal yang sanggup membawa dampak positif.
Adanya kesadaran wacana pentingnya pendidikan kecerdikan pekerti, akan mendorong jiwa seseorang untuk melaksanakan hal-hal baik dalam kehidupannya sehari-hari dan mencicipi manfaat konkret dari tindakannya tersebut.
E. Konsep Pendidikan Budi Pekerti
Konsep pendidikan kecerdikan pekerti dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara yang mengemukakan bahwa pendidikan merupakan upaya memajukan kecerdikan pekerti (kekuatan batin serta karakter), pikiran (intelektual), dan badan (fisik) anak.
Ki Hajar Dewantara memandang bahwa pendidikan merupakan konsep yang berkesinambungan antar banyak sekali elemen. Proses pendidikan akan berkaitan dengan nilai, norma, keterampilan, dan keahlian dari setiap individu.
Pendidik tidak sanggup hanya mengajarkan keterampilan saja, akan tetapi pembelajaran yang diberikan harus mengandung nilai dan norma yang sanggup meningkatkan keterampilan dan keahlian penerima didiknya.
F. Keberhasilan Pendidikan Budi Pekerti
Keberhasilan pendidikan kecerdikan pekerti ini perlu melibatkan banyak sekali pihak, khususnya antara pendidik dan penerima didik.
Agar pendidikan kecerdikan pekerti berhasil membentuk insan seutuhnya, seorang pendidik harus bisa mengetahui talenta dan potensi yang dimiliki penerima didik.
Hal tersebut bertujuan supaya pendidik sanggup membantu berbagi talenta dan potensi yang dimiliki penerima didik sehingga mempu menjadi pribadi yang berkarakter positif.
Setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembangkan terus menerus. Seorang anak mempunyai jiwa dan raga yang mempunyai unsur cipta, rasa, dan karna, serta nilai moralitas dan religius.
Semua unsur yang dimiliki dalam badan ini, tidak sanggup dipisahkan dan menjadi satu kesatuan yang terpadu. Hal ini memperlihatkan bahwa pengajaran pendidikan tidak sanggup dilakukan pada unsur/elemen tertentu saja, namun pada semua elemen, sehingga bisa menghasilkan individu berkarakter konkret yang seutuhnya.
Pendidik berperan mengubah dan mengarahkan sikap penerima didik ke arah yang positif. Pedoman yang dipakai oleh pendidik dalam pendidikan kecerdikan pekerti mencakup enam pilar utama, yaitu: tanggung jawab, sanggup dipercaya, peduli, hormat, sportif, dan menjadi warga negara yang baik. Pilar inilah yang memperlihatkan bahwa pendidikan kecerdikan pekerti berbeda dengan pendidikan biasa yang hanya mengejar nilai akademis semata.
G. Berlangsungnya Pendidikan Budi Pekerti
Pendidikan kecerdikan pekerti tidak hanya dilaksanakan dalam satu tempat, namun dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Dalam lingkungan keluarga, setiap individu sanggup diajarkan dan berguru wacana nilai-nilai moral dalam lingkup yang kecil. Sebagai contoh, nilai moral wacana bagaimana berbakti kepada orang tua, cara berdoa, makan, minum, menghormati orang yang lebih tua, dan sebagainya.
Sedangkan pendidikan kecerdikan pekerti yang dilaksanakan di sekolah berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang harus dimiliki penerima didik dan diterapkan/dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, nilai kecerdikan pekerti sanggup dipraktikan dalam sikap disiplin mengikuti proses pembelajaran di sekolah, menghormati guru, mencintai teman, menjaga kebersihan lingkungan sekolah, dan lain sebagainya.
Sementara dalam lingkungan masyarakat, penerima didik sanggup mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh di sekolah dalam kehidupan bermasyarakat. Setiap siikap penerima didik ketika terjun ke masyarakat akan menjadi sentra perhatian khalayak umum. Oleh alasannya itu, sebagai penerima didik yang telah dibekali ilmu pengetahuan maupun nilai-nilai moral harus mempunyai sikap yang baik dalam masyarakat.
Pendidikan kecerdikan pekerti sebagai upaya mendidik insan seutuhnya, menandakan bahwa pendidikan tidak hanya mengejar intelektual semata. Namun, lebih diarahkan kepada pembentukan moral penerima didik yang harus diperkuat.
Dalam hal ini, harus sanggup dibedakan bahwa pendidikan bukan sekedar pengajaran saja. Jika pengajaran hanya mencakup santunan ilmu pengetahuan saja, namun pendidikan berkaitan memperlihatkan dengan ilmu pengetahuan dan pembentukan moral individu.
Nah, demikianlah definisi wacana pendidikan kecerdikan pekerti sebagai upaya mendidik insan seutuhnya. Semoga klarifikasi di atas, sanggup memperlihatkan citra wacana pentingnya makna pendidikan dalam pembentukan abjad setiap individu.
Pendidikan Budi Pekerti Upaya Mendidik Manusia Seutuhnya
Perlu diketahui, pendidikan bisa diartikan sebagai suatu perjuangan untuk mewujudkan program berguru atau pembelajaran yang baik, dengan tujuan supaya anak didik bisa memaksimalkan potensi diri, mempunyai kepandaian/kecerdasan, serta bisa mempunyai kepribadian yang konkret atau berakhlak mulia.
Dan bila ditilik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah pendidikan berasal dari kata “didik” kemudian mendapat imbuhan “pe” dan akhiran “an” dimana kata tersebut mempunyai arti, cara untuk mendidik.
Kesimpulannya, pendidikan bisa membentuk sikap/perilaku penerima didik menjadi lebih dewasa, bertanggungjawab, mempunyai kecerdikan pekerti, serta mempunyai kemampuan akademis yang mumpuni, untuk dijadikan bekal bagi masa depannya.
B. Tujuan Pendidikan
Pendidikan bertujuan untuk membuat individu yang berkualitas dan mempunyai abjad konkret sehingga mempunyai pandangan luas ke depan untuk meraih cita-citanya dan bisa mengikuti keadaan dengan banyak sekali lingkungan. Apabila tujuan pendidikan sanggup tercapai, maka akan menghasilkan insan seutuhnya yang berkarakter positif.
C. Pengertian Pendidikan Budi Pekerti
Pendidikan kecerdikan pekerti merupakan suatu konsep pendidikan yang berkaitan dengan sikap konkret melalui kebiasaan. Artinya setiap individu diajarkan sikap yang baik dari hal-hal sederhana, sehingga akan menjadi kebiasaan dalam perilakunya sehari-hari.
Apabila sikap tersebut menjadi kebiasaan, maka setiap individu dengan sendirinya akan melaksanakan hal-hal tersebut tanpa perlu diperintah lagi. Misalnya: cara berbicara, cara berpakaian, cara makan dan minum, cara menghormati orang yang lebih tua, dan sebagainya yang sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Hal-hal demikian perlu ditanamkan semenjak dini, supaya menjadi kebiasaan yang positif.
Penanaman pendidikan kecerdikan pekerti akan menjadi kebiasaan melalui pelatihan-pelatihan secara pribadi dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan kecerdikan pekerti tersebut menyangkut tiga konsep utama yakni: karakter, kecerdikan pekerti, serta perilaku.
D. Maksud Pendidikan Budi Pekerti
Pendidikan kecerdikan pekerti itu sendiri, dimaksudkan untuk memperlihatkan pendidikan yang dihubungkan dengan tingkatan perkembangan anak sampai dewasa. Dalam hal ini, penerima didik diperlukan bisa menyadari, melakukan, dan mencicipi hal-hal yang sanggup membawa dampak positif.
Adanya kesadaran wacana pentingnya pendidikan kecerdikan pekerti, akan mendorong jiwa seseorang untuk melaksanakan hal-hal baik dalam kehidupannya sehari-hari dan mencicipi manfaat konkret dari tindakannya tersebut.
E. Konsep Pendidikan Budi Pekerti
Konsep pendidikan kecerdikan pekerti dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara yang mengemukakan bahwa pendidikan merupakan upaya memajukan kecerdikan pekerti (kekuatan batin serta karakter), pikiran (intelektual), dan badan (fisik) anak.
Ki Hajar Dewantara memandang bahwa pendidikan merupakan konsep yang berkesinambungan antar banyak sekali elemen. Proses pendidikan akan berkaitan dengan nilai, norma, keterampilan, dan keahlian dari setiap individu.
Pendidik tidak sanggup hanya mengajarkan keterampilan saja, akan tetapi pembelajaran yang diberikan harus mengandung nilai dan norma yang sanggup meningkatkan keterampilan dan keahlian penerima didiknya.
F. Keberhasilan Pendidikan Budi Pekerti
Agar pendidikan kecerdikan pekerti berhasil membentuk insan seutuhnya, seorang pendidik harus bisa mengetahui talenta dan potensi yang dimiliki penerima didik.
Hal tersebut bertujuan supaya pendidik sanggup membantu berbagi talenta dan potensi yang dimiliki penerima didik sehingga mempu menjadi pribadi yang berkarakter positif.
Setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembangkan terus menerus. Seorang anak mempunyai jiwa dan raga yang mempunyai unsur cipta, rasa, dan karna, serta nilai moralitas dan religius.
Semua unsur yang dimiliki dalam badan ini, tidak sanggup dipisahkan dan menjadi satu kesatuan yang terpadu. Hal ini memperlihatkan bahwa pengajaran pendidikan tidak sanggup dilakukan pada unsur/elemen tertentu saja, namun pada semua elemen, sehingga bisa menghasilkan individu berkarakter konkret yang seutuhnya.
Pendidik berperan mengubah dan mengarahkan sikap penerima didik ke arah yang positif. Pedoman yang dipakai oleh pendidik dalam pendidikan kecerdikan pekerti mencakup enam pilar utama, yaitu: tanggung jawab, sanggup dipercaya, peduli, hormat, sportif, dan menjadi warga negara yang baik. Pilar inilah yang memperlihatkan bahwa pendidikan kecerdikan pekerti berbeda dengan pendidikan biasa yang hanya mengejar nilai akademis semata.
G. Berlangsungnya Pendidikan Budi Pekerti
Pendidikan kecerdikan pekerti tidak hanya dilaksanakan dalam satu tempat, namun dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Dalam lingkungan keluarga, setiap individu sanggup diajarkan dan berguru wacana nilai-nilai moral dalam lingkup yang kecil. Sebagai contoh, nilai moral wacana bagaimana berbakti kepada orang tua, cara berdoa, makan, minum, menghormati orang yang lebih tua, dan sebagainya.
Sedangkan pendidikan kecerdikan pekerti yang dilaksanakan di sekolah berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang harus dimiliki penerima didik dan diterapkan/dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, nilai kecerdikan pekerti sanggup dipraktikan dalam sikap disiplin mengikuti proses pembelajaran di sekolah, menghormati guru, mencintai teman, menjaga kebersihan lingkungan sekolah, dan lain sebagainya.
Sementara dalam lingkungan masyarakat, penerima didik sanggup mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh di sekolah dalam kehidupan bermasyarakat. Setiap siikap penerima didik ketika terjun ke masyarakat akan menjadi sentra perhatian khalayak umum. Oleh alasannya itu, sebagai penerima didik yang telah dibekali ilmu pengetahuan maupun nilai-nilai moral harus mempunyai sikap yang baik dalam masyarakat.
Pendidikan kecerdikan pekerti sebagai upaya mendidik insan seutuhnya, menandakan bahwa pendidikan tidak hanya mengejar intelektual semata. Namun, lebih diarahkan kepada pembentukan moral penerima didik yang harus diperkuat.
Dalam hal ini, harus sanggup dibedakan bahwa pendidikan bukan sekedar pengajaran saja. Jika pengajaran hanya mencakup santunan ilmu pengetahuan saja, namun pendidikan berkaitan memperlihatkan dengan ilmu pengetahuan dan pembentukan moral individu.
Nah, demikianlah definisi wacana pendidikan kecerdikan pekerti sebagai upaya mendidik insan seutuhnya. Semoga klarifikasi di atas, sanggup memperlihatkan citra wacana pentingnya makna pendidikan dalam pembentukan abjad setiap individu.
0 Komentar untuk "Pendidikan Kecerdikan Pekerti Upaya Mendidik Insan Seutuhnya"