 |
| INDONESIA MERAIH DUA EMAS, DUA PERAK, DAN ENAM PERUNGGU BIMC TAHUN 2020 |
Siswa SD (SD) Indonesia kembali mengharumkan nama bangsa dalam kompetisi matematika internasional. Sebanyak 12 siswa SD yang mewakili Indonesia membawa pulang dua emas, dua perak, dan enam perunggu dalam ajang Bulgaria International Mathematics Competition (BIMC) Tahun 2020.
"Artinya kita dihentikan pesimis. Anak-anak ini sudah mengambarkan bahwa kita juga bisa bersaing di kancah internasional," disampaikan Direktur Pembinaan Sekolah Dasar, Khamim, ketika menyambut kedatangan delegasi BIMC di bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Sabtu (7/7).
Untuk kategori tim/kelompok, delegasi Indonesia berhasil meraih satu emas (champion), dua perak, dan dua perunggu. Sedangkan untuk kategori individu, Indonesia memperoleh satu emas atas nama Felicia Grace Angelyn Ferdianto dari SD Cahaya Nur, Kudus. Satu medali perak atas nama Yedija Nicholas Kurniawidi dari SD Karangturi, Semarang.
Empat medali perunggu diraih oleh Ahmad Fikri Azhari (SD Muhammadiyah Plus, Batam); Mafazi Ikhwan Dhandi Hibatullah (SDS Al Furqon, Jember); Matthew Allan (SDS Nasrani 10 Penabur, Jakarta); dan Ryan Suwandi (SDS Tzu Chi, Jakarta). Dan lima orang siswa lainnya mendapat penghargaan merit (harapan) dalam kompetisi yang diikuti 28 negara tersebut.
Khamim menjelaskan bahwa delegasi BIMC terdiri dari para siswa berprestasi yang merupakan juara dari OSN tahun 2020. "Pembekalan delegasi dilakukan dalam dua tahapan; pada bulan Mei dan Juni," ujar Khamim, Direktur Pembinaan SD.
Yedija (12) mengungkapkan rasa bahagia dan bangganya bisa mempersembahkan medali perak dalam kategori individu. Menurutnya medali emas yang diraih timnya merupakan bentuk kolaborasi yang baik bersama tiga orang anggota kelompok lainnya. "Dari kecil saya memang suka matematika. Serunya matematika itu tantangannya memecahkan soal, mencari caranya," kata siswa yang dipanggil Jade ini sambil tersenyum.
Peraih medali emas individu, Felicia (12) mengungkapkan kegembiraan sekaligus keterkejutannya meraih emas di ajang bergengsi tersebut. Meski BIMC bukanlah kompetisi internasional pertamanya, siswi yang juga gemar melukis dan membaca komik ini tidak menerka ia akan mendapat medali emas.
Ibunda Felicia, Lisa Triana mengungkapkan bahwa putrinya memang menggemari matematika semenjak kecil. Bakat dan minat Felicia ditemukan semenjak TK ketika memenangkan lomba di tingkat kabupaten. Pembinaan dan pengembangan diri anaknya diubahsuaikan dengan keinginan si buah hati. "Dia cita-citanya jadi guru. Saya fasilitasi saja. Yang penting ia jikalau nanti jadi guru ya mengajar dengan hati," tutur Lisa.
"Artinya kita dihentikan pesimis. Anak-anak ini sudah mengambarkan bahwa kita juga bisa bersaing di kancah internasional," disampaikan Direktur Pembinaan Sekolah Dasar, Khamim, ketika menyambut kedatangan delegasi BIMC di bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Sabtu (7/7).
Untuk kategori tim/kelompok, delegasi Indonesia berhasil meraih satu emas (champion), dua perak, dan dua perunggu. Sedangkan untuk kategori individu, Indonesia memperoleh satu emas atas nama Felicia Grace Angelyn Ferdianto dari SD Cahaya Nur, Kudus. Satu medali perak atas nama Yedija Nicholas Kurniawidi dari SD Karangturi, Semarang.
Empat medali perunggu diraih oleh Ahmad Fikri Azhari (SD Muhammadiyah Plus, Batam); Mafazi Ikhwan Dhandi Hibatullah (SDS Al Furqon, Jember); Matthew Allan (SDS Nasrani 10 Penabur, Jakarta); dan Ryan Suwandi (SDS Tzu Chi, Jakarta). Dan lima orang siswa lainnya mendapat penghargaan merit (harapan) dalam kompetisi yang diikuti 28 negara tersebut.
Khamim menjelaskan bahwa delegasi BIMC terdiri dari para siswa berprestasi yang merupakan juara dari OSN tahun 2020. "Pembekalan delegasi dilakukan dalam dua tahapan; pada bulan Mei dan Juni," ujar Khamim, Direktur Pembinaan SD.
Yedija (12) mengungkapkan rasa bahagia dan bangganya bisa mempersembahkan medali perak dalam kategori individu. Menurutnya medali emas yang diraih timnya merupakan bentuk kolaborasi yang baik bersama tiga orang anggota kelompok lainnya. "Dari kecil saya memang suka matematika. Serunya matematika itu tantangannya memecahkan soal, mencari caranya," kata siswa yang dipanggil Jade ini sambil tersenyum.
Peraih medali emas individu, Felicia (12) mengungkapkan kegembiraan sekaligus keterkejutannya meraih emas di ajang bergengsi tersebut. Meski BIMC bukanlah kompetisi internasional pertamanya, siswi yang juga gemar melukis dan membaca komik ini tidak menerka ia akan mendapat medali emas.
Ibunda Felicia, Lisa Triana mengungkapkan bahwa putrinya memang menggemari matematika semenjak kecil. Bakat dan minat Felicia ditemukan semenjak TK ketika memenangkan lomba di tingkat kabupaten. Pembinaan dan pengembangan diri anaknya diubahsuaikan dengan keinginan si buah hati. "Dia cita-citanya jadi guru. Saya fasilitasi saja. Yang penting ia jikalau nanti jadi guru ya mengajar dengan hati," tutur Lisa.
Pembinaan Berkelanjutan
Ibnu Hadi (37), Dosen Universitas Negeri Jakarta yang menjadi salah satu pendamping delegasi BIMC memberikan perlunya training yang berkelanjutan. Menurut Ibnu, kualitas siswa Indonesia yang berkompetisi di ajang internasional tidak kalah dengan siswa di negara-negara maju lainnya. "Tantangan bagi guru untuk bisa memancing potensi siswa yang selama ini terpendam," ungkap Ibnu.
Penerapan kurikulum 2013 dan adaptasi mengerjakan soal-soal daypikir tingkat tinggi dirasa sudah sempurna dan perlu dijaga konsistensinya. "Yang penting kita kontinu dan terus dievaluasi. Kita harus mencari pembanding di negara lain, jikalau bisa sama, atau bahkan bisa lebih. Kuncinya memang di guru," terang Ibnu.
Dengan lebih dari 148 ribu sekolah dan lebih dari 25,5 juta siswa Sekolah Dasar, Kemendikbud berkomitmen untuk terus melaksanakan pemerataan kualitas pendidikan. Direktur Pembinaan SD mengungkapkan training dilakukan secara berjenjang dan berkelanjutan bagi para siswa berprestasi. Para juara yang telah mengharumkan nama bangsa di kancah internasional ini akan diberikan Beasiswa Bakat Prestasi.
"Juara OSN tahun 2020 nanti akan diikutsertakan pada kompetisi internasional di tahun 2019. Ini bekerjsama training berkelanjutan dan memperlihatkan apresiasi kepada siswa kita," kata Khamim
Penerapan kurikulum 2013 dan adaptasi mengerjakan soal-soal daypikir tingkat tinggi dirasa sudah sempurna dan perlu dijaga konsistensinya. "Yang penting kita kontinu dan terus dievaluasi. Kita harus mencari pembanding di negara lain, jikalau bisa sama, atau bahkan bisa lebih. Kuncinya memang di guru," terang Ibnu.
Dengan lebih dari 148 ribu sekolah dan lebih dari 25,5 juta siswa Sekolah Dasar, Kemendikbud berkomitmen untuk terus melaksanakan pemerataan kualitas pendidikan. Direktur Pembinaan SD mengungkapkan training dilakukan secara berjenjang dan berkelanjutan bagi para siswa berprestasi. Para juara yang telah mengharumkan nama bangsa di kancah internasional ini akan diberikan Beasiswa Bakat Prestasi.
"Juara OSN tahun 2020 nanti akan diikutsertakan pada kompetisi internasional di tahun 2019. Ini bekerjsama training berkelanjutan dan memperlihatkan apresiasi kepada siswa kita," kata Khamim
0 Komentar untuk "Indonesia Meraih Dua Emas, Dua Perak, Dan Enam Perunggu Bimc Tahun 2020 (Bulgaria International Mathematics Competition)"