Langkah-langkah Pembelajaran Bahasa menggunakan Laboratorium Bahasa |
Langkah-langkah Pembelajaran Bahasa menggunakan Laboratorium Bahasa. Agar laboratorium bahasa tidak sekadar sebagai alat untuk memutar rekaman suara atau video, kegiatan pembelajaran perlu dirancang sedemikian rupa sehingga pembelajaran yang berdasarkan prinsip-prinsip pengajaran bahasa komunikatif (Communicative Language Teaching/CLT) dapat diciptakan (Richards, 2006). Pembelajaran komunikatif dapat berjalan apabila ada tugas dengan tujuan komunikasi tertentu yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Prinsip-prinsip pembelajaran CLT seperti diuraikan pada Bab II harus diterapkan.
Laboratorium bahasa merupakan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan tidak hanya keterampilan menyimak, tetapi juga berbicara, membaca, dan menulis. Untuk pengembangan keterampilan menyimak, dilihat dari segi satuan kebahasaan (linguistic unit), keragaman jenis latihan berkisar dari yang paling kecil, yaitu bunyi bahasa individual (individual speech sound), sampai yang paling besar, yaitu wacana (discourse). Di antara keduanya terdapat kata, frasa, klausa, dan kalimat dengan berbagai ragam bentuk dan maknanya. Menyimak dalam konteks ini hendaknya dipahami sebagai menyimak untuk memperoleh pengetahuan kebahasaan yang akan digunakan untuk kegiatan pemakaian bahasa produktif yang komunikatif. Dengan demikian, menyimak bukan sebagai tujuan, melainkan sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan competence peserta didik untuk kemudian meningkatkan performance mereka.
Ada berbagai macam jenis latihan, antara lain latihan untuk identifikasi, reproduksi, dan pemahaman (Rost, 2011).
1. Identifikasi
Latihan untuk identifikasi adalah latihan bagi peserta didik dalam mengenali bunyi bahasa atau ujaran tertentu. Peserta didik mendengarkan bunyi yang ada di rekaman atau melihat tayangan video dan diminta memberikan respons secara tertulis atau lisan. Biasanya peserta didik hanya memilih satu di antara pilihan yang disediakan.
2. Reproduksi
Latihan reproduksi adalah latihan yang meminta peserta didik untuk menirukan bunyi yang ada di dalamrekaman atau tayangan video. Respons yang diminta bisa lisan atau tertulis. Kadang-kadang latihan reproduksi meminta peserta didik untuk mereproduksi dengan melakukan modifikasi. Ini disajikan dengan contoh lengkap di dalam rekaman, yang diikuti dengan petunjuk (clue) tertentu, dan peserta didik diminta untuk menghasilkan ujaran, bisa lisan atau tertulis, dengan pola yang sama seperti contoh yang disediakan.
3. Pemahaman
Latihan untuk pemahaman adalah latihan yang meminta peserta didik untuk merespons ujaran di dalamrekaman atau video baik secara tulis maupun lisan, dengan tekanan pada pemahaman peserta didik terhadap ujaran yang diperdengarkan atau ditayangkan.
Masing-masing jenis latihan memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Tingkat kesulitan yang tinggi biasanya juga menuntut penguasaan kemampuan yang ada di bawahnya. Misalnya, kemampuan memahami suatu ujaran menuntut kemampuan untuk mengidentifikasi ujaran tersebut.
Jika dilihat dari peran guru dan peserta didik dalam pembelajaran, latihan/tugas dapat dibedakan menjadi teacher-led tasks dan student-centred tasks (Nunan, 2004).
1. Teacher-led tasks
Latihan ini adalah latihan yang dikendalikan sepenuhnya oleh guru. Peserta didik mengerjakan tugas semata-mata berdasarkan perintah guru. Dalam mengerjakan latihan jenis ini peserta didik tidak memiliki kebebasan dalam mengekspresikan gagasan-gagasannya secara bebas. Respons peserta didik biasanya telah disediakan oleh guru, dan peserta didik menyelesaikan tugas dengan kecepatan yang sama.
2. Student-centred tasks
Latihan ini adalah latihan yang memungkinkan peserta didik untuk melakukan aktivitas sesuai dengan minatnya. Instruksi dari guru hanya bersifat sebagai umpan, sedangkan kegiatan selebihnya bergantung sepenuhnya pada keinginan peserta didik. Latihan jenis ini memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kreativitas berbahasanya dan bekerja sesuai dengan kecepatan masing-masing.
Kedua jenis latihan tersebut memiliki manfaatnya masing-masing. Guru harus memilih jenis latihan yang cocok dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik peserta didik.
Laboratorium bahasa tidak hanya digunakan untuk mengembangkan keterampilan menyimak, tetapi juga untuk mengembangkan keterampilan berbahasa lainnya, yaitu berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing). Berikut ini disajikan beberapa contoh kegiatan dalam sebuah laboratorium bahasa yang dapat dikategorikan ke dalam kegiatan pre-communicative dan communicative:
1. Pengulangan (repetition)
Kegiatan ini termasuk kegiatan pre-communicative untuk melatihkan ungkapan yang akan digunakan dalam kegiatan komunikatif. Peserta didik menyimak kata, frasa, atau kalimat yang diperdengarkan. Peserta didik diminta untuk mengulanginya. Kemudian, kata, frasa, atau kalimat tadi diperdengarkan lagi sampai peserta didik tidak memiliki kesulitan dengannya lagi.
2. Tubian (drill)
Kegiatan ini juga termasuk kegiatan pre-communicative untuk menjadikan peserta didik memahami pola tertentu yang akan digunakan dalam kegiatan komunikatif. Peserta didik memproduksi kalimat atau memberikan respons berdasarkan isyarat (cue) tertentu yang diperdengarkan.
3. Berbicara
Kegiatan ini termasuk kegiatan communicative. Peserta didik dapat merekam percakapan atau pembicaraannya sendiri, dan kemudian mendiskusikannya dengan teman.
4. Kerja berpasangan
Kegiatan ini termasuk kegiatan communicative. Kegiatan ini dapat dilakukan peserta didik dengan membuat simulasi percakapan, misalnya percakapan telepon. Percakapan ini dapat direkam dan kemudian digunakan sebagai bahan diskusi.
5. Kerja kelompok kecil
Kegiatan ini termasuk kegiatan communicative. Kegiatan ini misalnya dalam bentuk diskusi, debat, dan role play yang melibatkan beberapa peserta didik. Kegiatan ini bisa dilanjutkan dengan penyampaian laporan secara tertulis dan atau lisan.
6. Menyimak
Kegiatan ini termasuk kegiatan communicative. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan di dalam laboratorium bahasa. Yang perlu diingat adalah bahwa kegiatan menyimak memiliki jenis yang beragam, seperti note-taking, dikte, dan menjawab pertanyaan pemahaman.
7. Membaca
Peserta didik dapat membaca teks dan berdiskusi dengan teman atau menyampaikan hasil kegiatan membaca dalam bahasa target.
8. Menulis
Kegiatan menulis melalui menyimak dapat dilakukan dengan memberikan informasi lisan kepada peserta didik dan menyuruhnya membuat tulisan berdasarkan informasi tersebut. Pekerjaan tertulis peserta didik tidak harus berupa teks cerita tetapi dapat berupa diagram, gambar, atau peta sesuai dengan kompetensi yang hendak dikembangkan.
Kegiatan-kegiatan pembelajaran yang disebutkan di atas hanyalah beberapa contoh yang dapat dilakukan di laboratorium bahasa. Agar laboratorium bahasa dapat dimanfaatkan secara maksimal, kegiatan-kegiatan tersebut perlu direncanakan dengan baik. Kegiatan yang dikerjakan di laboratorium bahasa hendaknya memenuhi setidak-tidaknya dua kriteria, yaitu:
1. Kegiatan tersebut memiliki tujuan yang menuntut penggunaan bahasa yang dipelajari. Misalnya, peserta didik menulis dan merekam cerita mengenai liburan mereka. Mereka kemudian mendengarkan cerita tersebut dan mengevaluasinya. Tujuannya adalah peserta didik menceritakan sesuatu yang mungkin menarik bagi teman-temannya. Fokusnya pada cerita, bukan pada bahasanya.
2. Kegiatan tersebut hendaknya melibatkan peserta didik sedemikian rupa sehingga secara intrinsik mereka termotivasi dan memiliki keinginan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa mereka melalui fasilitas yang tersedia di dalam laboratorium bahasa. Dengan merekam, misalnya, peserta didik berusaha untuk menampilkan lafal yang sebaik-baiknya.
Lalu bagaimana Langkah-langkah Pembelajaran Bahasa menggunakan Laboratorium Bahasa ? Berikut ini Langkah-langkah Pembelajaran Bahasa di Laboratorium Bahasa adalah sebagai berikut:
1. Pemetaan Kompetensi Inti (KI) & Kompetensi Dasar (KD)
Bersama sesama guru mata pelajaran bahasa (Bahasa Indonesia, Daerah, Inggris, Asing lainnya) melalui MGMP sekolah/kelompok kerja/kabupaten, guru mencermati KI & KD mata pelajaran yang terdapat pada Permendikbud No. 24 Tahun 2020 dan
memetakan KI & KD mana yang tepat disajikan dalam pembelajaran di laboratorium bahasa.
Kegiatan memetakan KI & KD dapat dilakukan bersamaan dengan penyusunan silabus atau setelah silabus tersusun. Pemetaan dapat didasarkan pada jenis kompetensi yang ditargetkan atau didasarkan pada ketersediaan media/software di laboratorium bahasa.
Jika didasarkan pada jenis kompetensi yang ditargetkan, terlebih dahulu guru menentukan KD mana yang dapat lebih efektif diraih peserta didik melalui pembelajaran di laboratorium bahasa, kemudian mentukan media/software yang sesuai dengan KD yang ditargetkan. Jika didasarkan pada ketersediaan media/ software di laboratorium bahasa, guru terlebih dahulu mendata dan membuka/mempelajari dahulu media/software yang tersedia, kemudian menentukan KD mana yang sesuai dengan media/software yang ada.Hasil pemetaan tersebut dituangkan dalam silabus dan RPP guru.
2. Analisis media
Setelah tahap pemetaan KI & KD, langkah berikutnya yang harus dilakukan guru sebelum melaksanakan pembelajaran di laboratorium bahasa adalah menganalisis/mencermati media atau software yang akan digunakan pada kegiatan pembelajaran. Hal pertama yang perlu dicermati adalah apakah isi media tersebut sesuai dengan KD yang ditargetkan. Hal kedua adalah kebenaran isi media, misalnya apakah informasi tentang fungsi dan struktur teks serta unsur kebahasaan sudah benar.
Hal ketiga adalah keruntutan penyajian materi pada media tersebut, dalam hal apakah penyajian sudah sesuai dengan sintaks tahapan pendekatan atau model pembelajaran yang digunakan sesuai Permendikbud No.22 Tahun 2020 tentang Standar Proses. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antar matapelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (inquiry/discovery learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
3. Penyusunan Skenario Pembelajaran Bahasa di Laboratorium Bahasa
Pelaksanaan pembelajaran di laboratorium bahasa sebenarnya sama persis dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas yaitu mengikuti tahapan pendahuluan, inti, dan pentup. Perbedaanya adalah bahwa pada pembelajaran di laboratorium bahasa media utama yang digunakan adalah media elektronik (audio, visual, audio visual dan atau multimedia) yang telah ditata sedemikian rupa di satu ruang tertentu. Sebelum melaksanakan pembelajaran di laboratorium bahasa, guru perlu menyiapkan skenario pembelajaran. Skenario pembelajaran ini berisi penjelasan rinci tahapan/ langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan beserta lampiran Lembar Kerja (LK) bagi peserta didik jika memang diperlukan.
Skenario pembelajaran disusun dengan mempertimbangkan tahapan pembelajaran sesuai pendekatan yang digunakan. Misal, jika pembelajaran berbasis pendekatan saintifik, isi media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran di laboratorium bahasa hendaknya memenuhi tahapan mengamati, menanya, mencoba, menalar, mengomunikasikan, dan mencipta. Jika media yang dipilih sudah memenuhi 5 tahapan tersebut, guru tidak perlu menambahkan kegiatan tambahan pada saat pembelajaran. Namun, jika isi media yang akan digunakan belum memenuhi kelima tahapan tersebut, guru harus merancang kegiatan tambahan sebelum, selama dan atau sesudah peserta didik menggunakan/mengoperasikan media/software tertentu dalam kegiatan pembelajaran di laboratorium bahasa. Demikian juga jika guru menggunakan pendekatan yang lain, maka harus dipastikan bahwa media yang dipilih memenuhi tahapan yang disyaratkan pendekatan tersebut. Jika tidak memenuhi, maka guru perlu merancang kegiatan atau penugasan tambahan.
Jika pembelajaran didasarkan pada pendekatan pembelajaran komunikatif, ada 3 tahap yang harus dilakukan. Tahap tersebut umum disebut sebagai 3 P yakni presentasi, praktik, dan produksi.
o Pada tahap presentaasi, guru menyajikan contoh-contoh penggunaan bahasa dalam konteksnya masing-masing. Dalam pembelajaran dengan menggunakan laboratorium bahasa, fungsi guru dalam menyajikan contoh ini bisa digantikan dengan materi yang telah diprogram dalam computer. Tugas utama guru adalah menyiapkan materi dan mendampingi peserta didik dalam menggunakannya.
o Pada tahap praktik, peserta didik menirukan apa yang telah dicontohkan sampai mampu melakukannya dengan benar. Misalnya, berlatih melafalkan kata.
o Pada tahap produksi, peserta didik berlatih membuat kalimat mereka sendiri sesuai dengan materi yang baru saja mereka pelajari dalam kegiatan komunikatif seperti bermain peran.
Berikut ini contoh kegiatan pembelajaran dengana menggunakan Laboratorium Bahasa
Skenario
Kegiatan Pembelajaran di Laboratorium Bahasa
Mapel : Bahasa Inggris
Kelas : VII
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat:
1. mengidentifikasi ungkapan & respon permintaan maaf yang berterima.
2. menentukan ungkapan permintaan maaf dan atau respon yang tepat berdasarkan situasi yang disediakan.
3. menjawab pertanyaan tentang konteks situasi (who,when,where), dan makna tindak tutur berdasarkan teks transaksional lisan yang melibatkan tindak tutur meminta maaf.
Kegiatan Pembelajaran
A. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1) Guru memberi salam (greeting);
2) Guru memeriksa kehadiran peserta didik;
3) Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
4) Guru memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional;
5) Guru mengajukan pertanyaan tentang kaitan antara pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
6) Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;
7) Guru memberikan small chat atau pengarahan singkat tentang kegiatan inti (prosedur dan tata tertib/sikap yang harus dibangun saat kegiatan inti/ pemanfaatan software)
B. Kegiatan Inti (60 menit)
(Menggunakan software yang tersedia di laboratorium bahasa atau CD/media pembelajaran yang dikembangkan oleh guru)
Peserta didik mengoperasikan media/software secara individual, sementara guru berperan sebagai fasilitator untuk memberikan bantuan jika peserta didik mengalami kesulitan teknis berkaitan dengan cara mengoperasikan komputer/software dan memonitor kegiatan peserta didik untuk mendapatkan data tentang kemajuan belajar mereka dan sikap yang ditargetkan dapat terbentuk (KI 1&2).
Materi yang digunakan sudah dirancang disesuaiikan dengan tahapan pendekatan pembelajaran komunikatif yang terdiri dari 3 tahap berikut ini:
1. Tahap Presentasi, yaitu tahap ketika eserta didik menonton video dan menemukan contoh-contoh penggunaan bahasa dalam konteks yang berterima dalam video yang tersedia di booth mreka.
2. Tahap Praktik,yaitu tahap ketika peserta didik menirukan ungkapan-ungkapan yang ada di video dengan pelafalan yang tepat.
3. Tahap Produksi, yaitu tahap ketika peserta didik membuat ungkapan sendiri sesuai situasi yang diberikan dalam bentuk bermain peran.
C. Kegiatan Penutup (10 menit)
1) Peserta didik dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran dan manfaat-manfaatnya.
2) Peserta didik dan guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
3) Peserta didik menerima tugas mandiri untuk menuliskan ungkapan permintaan maaf dan responya sebagai tindak lanjut kegiatan pembelajaran.
4) Peserta didik memperhatikan informasi tentang rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
5) Peserta didik dan guru mengucapkkan salam penutup.
0 Komentar untuk "LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN BAHASA MENGGUNAKAN LABORATORIUM BAHASA "